Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Neonatus merupakan bayi yang berumur 0-28 hari. Masa ini merupakan masa transisi
dimana bayi memulai kehidupan diluar rahim ibunya. Begitu banyak perubahan yang dialami
sampai dari organ fisik maupun fungsi tubuhnya. Mengingat begitu besar perubahan yang
terjadi maka tak dapat diingkari begitu banyak juga permasalahan yang timbul karena hal
tersebut. Diantaranya adalah perubahan patologis yang memberikan pengaruh buruk terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Salah satunya adalah terjadinya ikterus atau yang lebih
dikenal dengan bayi kuning. Ikterus neonatorum merupakan penyakit yang disebabkan oleh
penimbunan bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit,mukosa,dan sklera berubah warna
menjadi kuning. Ikterus ini banyak terjadi pada bayi baru lahir terutama pada bayi prematur
dan BBLR. Hal ini disebabkan karena organ hati yang berfungsi sebagai pemecah bilirubin
belum terbentuk sempurna atau belum berfungsi sempurna layaknya bayi cukup bulan. 1
Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian neonatus,
ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka
kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi kurang bulan. Di
Jakarta dilaporkan 32,19% menderita ikterus. Ikterus ini pada sebagian lagi mungkin bersifat
patologik yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian,
karenanya setiap bayi dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama apabila ikterus
ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari 5
mg/dl dalam 24 jam. Proses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih
dari 1 minggu serta bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl juga merupakan keadaan yang
menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologik. Dalam keadaan tersebut
penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus dapat
dihindarkan.

Anda mungkin juga menyukai