UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
MATAKULIAH ENDAPAN MINERAL
MAKALAH
OLEH :
HAMRIN ILHAMI
AGUNG PERDANA
ANUGERAH CHRISTANTO
SIDIK PERMANA
ALDINU AKBAR
D611 11 266
D611 12 278
D611 12 269
D611 12 267
D611 12 274
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan logam dasar pada akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal
ini diiringi oleh perkembangan kebutuhan dunia industri yang semakin pesat di
masa sekarang ini. Kebutuhan masyarakat akan keperluan barangbarang pribadi
serta bertambahnya jumlah penduduk yang semakin besar menjadi pemicu
persoalan ini. Selain itu, semakin meningkatnya harga pasar logam dunia, memicu
negara-negara saling mencari potensi endapan logam sebagai penambah devisa
negara. Sehingga, tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya logam dasar menjadi
salah satu komoditas yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern
pada masa-masa kini.
Salah satu sumber penghasil logam dasar adalah endapan hidrotermal.
Endapan ini dapat memiliki cadangan besar yang memiliki andil besar dalam
menyediakan cadangan logam di dunia. Tipe endapan ini dapat mengandung
endapan logam dalam jumlah besar dalam bentuk bijih maupun inklusi dalam
mineral lain. Disamping itu, endapan epitermal merupakan salah satu sumber
utama bijih emas. Kebanyakan endapan epitermal umumnya memiliki kadar emas
dari 1 hingga 3.5 g/t (Corbett, 2001). Endapan ini dapat menghasilkan kadar yang
cukup besar dengan berbagai macam logam lain yang dapat terakumulasi dalam
suatu lokasi konsentrasi yang sama. Pada endapan Mineral Hill di Kanada dan
Lihir di Papua New Guinea, emas epitermal dapat mencapai kadar 100 g/t
(Corbett, 2002).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
Sebagai bahan infromasi dan pedoman bagi Mahasiswa teknik Pertambangan
dalam mewujudkan pembangunan di nusantara pada sektor pertambangan.
Sebagai referensi bagi para pelaku tambang.
Untuk mengetahui sistem hidrothermal beserta sirkulasi hidrotermal
berdasarkan cara alirannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidrothermal
Hidrothermal adalah larutansisa magma yang bersifat "aqueous"
sebagaihasildifferensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akanlogam-logam yang
relatifringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukane
ndapan-endapan bijih.
Proses Hidrothermal yaitu air panas yang naik akibat proses magmatik
ataupun dari proses lainnya seperti air meteorik atau yang terbebaskan pada suatu
proses malihan. Air panas tersebut dapat melarutkan unsur logam dari batuan yang
dilaluinya, kemudian diendapkan di suatu tempat pada temperatur yang lebih
rendah, sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses ini.
Sirkulasi hidrotermal dalam arti yang paling umum adalah sirkulasi air
panas, sedangkan Yunani yang berarti air dan "termos 'berarti hydros' panas '.
sirkulasi hidrotermal terjadi paling sering di sekitar sumber panas di dalam kerak
bumi. Hal ini umumnya terjadi di dekat gunung berapi aktivitas, tetapi dapat
terjadi pada kerak dalam berhubungan dengan intrusi granit , atau sebagai hasil
dari orogeny atau metamorfosis .
Selain itu dapat juga menghasilkan ubahan pada batuan yang dialirinya.
Larutan hidrotermal mempunyai peranan penting dalam pembentukan cebakan
mineral yang berharga, dengan membentuk urat-urat dan alterasi batuan. Cebakan
mineral berharga hasil larutan hidrotermal lebih banyak dijumpai dari pada tipe
lainnya. Komposisi utama dari larutan hidrotermal adalah air.
Gambar 1 Hidrotermal
Proses Hidrothermal
pada
prinsip
geokimia
yang
bisa
dijadikan
aplikasi
disini
tertransportkan, dan terpisahpisah. Momen sebuah sekuen seperti ini suatu waktu
dapat di observasi di suatu tempat di sekitar fomarole.
Dalam bentuk bagaimana logam berada, apakah dalam gas temperatur
tinggi. Kemungkinan tertinggi adalah klorida. Sejak semua kandungan dapat
terbentuk dengan pemilahan dari gas magmatik. Klorida dari sekian banyak logam
berat adalah volatile. Dalm berbagai kombinasi, logam munkin berada dalam
magma yang membeku (oksida, sulfida, sulfat, dan silikat), klorin atau klorida
hidrogen dalam keadaaan uap dapat membentuk kandungan volatile yang mampu
menajan logam dalam gas dalam bermacammacam konsentrasi. Ini dapat
dibuktikan dengan menghitung tekanan uap dari logam kloroda dalam persamaan
reaksi
PbS + 2HCl --> PbCl2(g) + H2S
Perhitungannya adalah berbanding lurus. Mungkin kebanyakan endapan
memiliki sejarah yang panjang . logamnya berasal dari bawaan gas yang menjadi
bagian dari suatu larutan dan terbawa dalm bentuk ini ke temperature yang lebih
rendah atau pada suatu wilayah dimana larutan tercampur dengan larutan yang
berasal dari sumber yang berbeda. Pada perhitungan, menunjukan bahwa volatile
dapat menjadi factor utama dalam keadaan temperature tinggi , uap mengisi
ingklusi dalam batuan beku.
Kompleksitas
Logam
Dalam
Larutan
Hidrotermal
untuk
mengevaluasi
transport
dari
cairan
magma.
Untuk
Alterasi
Sericitic
menunjukkan
kondisi
low
pH
(acidic).
Perubahan terdiri dari kuarsa + sericite disebut phyllic alterasi. Alterasi ini
terkait deposit phophyry tembaga yang mungkin berisi cukup halus, pyrite yang
disebarkan secara langsung terkait dengan peristiwa perubahan.
c. Potassic:(Biotite, K-feldspar, Adularia)
Alterasi Potassic relatif terjadi pada high temperatureyang merupakan
hasil pengayaan Potassium. Bentuk alterasi ini bisa terbentuk sebelum kristalisasi
magma selesai, biasanya berbentuk kusutan dan agak terputus-putus oleh pola
vein. Alterasi Potassic bisa terjadi lingkungan plutonic dalam, dimana orthoclase
akan terbentuk, atau daerah dangkal, lingkungan vulkanik dimana adularia
terbentuk.
d. Albitic:(Albite)
Perubahan Albitic membentuk albite atau sodic plagioclase. Hal ini
mengindikasikan keberadaan pengayaan Na. Tipe alterasi ini juga terjadi pada
high temperature. Kadang-kadang white mica paragonite (Na-rich) bisa terbentuk
juga.
e. Silicification (Silikifikasi):(Quartz)
Silicification merupakan proses penambahan silica (SiO2) sekunder.
Silicification salah satu tipe alterasi yang paling umum terjadi dan dijumpai dalam
bentuk yang berbeda-beda. Salah satu bentuk yang paling sering dijumpai adalah
silica flooding, merupakan hasil pergantian batuan dengan microcrystalline
quartz (chalcedony). Porositas besar dari batuan akan memfasilitasi proses ini.
Selain itu bentuk dari silicfication adalah pembentukan rekahan dekat spasi dalam
jaringan atau stockworks yang berisi quartz. Silica flooding dan atau stockworks
kadang-kadang hadir dalam wallrock sepanjang batas quartz vein (urat kuarsa).
Silicification dapat terjadi melalui berbagai temperature.
f. Silication: (Silicate Minerals +/- Quartz)
Silication terminolig umum untuk penambahan silica dengan bentuk
berbagai mineral silika. Hal ini berasosiasi dengan kuarsa. Seperti pembentukan
biotite atau garnet atau tourmaline. Silication bisa terjadi pada daerah berbagai
temperatur. Contoh klasik pergantian limestone (calcium carbonate) dengan
mineral silicate berbentuk sebuah skarn, yang biasanya terjadi pada kontak
intrusi batuan beku. Sebuah subset khusus dari silication dikenal greisenization.
Bentuk dari tipe batuan ini disebut greisen, yang mana batuan terdiri dari
parallel veins dari quartz + muscovite + mineral lain (seringnya tourmaline).
Parallel veins merupakan bentuk pada zona atap dari sebuah plutonik. Dengan
veining yang intensif (banyak), beberapa wallrocks bisa tergantikan sepenuhnya
oleh mineral baru yang sama dengan pada sebuah vein.
g. Carbonatization (Karbonatisasi): (Carbonate Minerals)
Carbonitization terminologi umum untuk penambahan beberapa mineral
karbonat. Umumnya calcite, ankerite, and dolomite. Carbonatization biasanya
juga berasosiasi dengan penambahan mineral lain seperti talc, chlorite, sericite
dan albite. Alterasi Carbonate bisa berbentuk pola zonal sekeliling deposit ore
dengan kaya besi.
h. Alunitic: (Alunite)
Alterasi Alunitic terkait erat dengan lingkungan sumber mata air panas.
Alunite merupakan sebuah mineral potassium aluminum sulfate yang cederung
alterasi
argillic
adalah
bleaching
out
(pemutihan)
feldspar.
Subkategory spesial dari alterasi argillic adalah advanced argillic. Kategori ini
terdiri dari kaolinite + quartz + hematite + limonite. feldspars tercuci and
teralterasi menjadi sericite. Keberadaan alterasi ini menunjukkan kondisi low pH
(highly acidic). Pada higher temperatures, mineral pyrophyllite (white mica)
terbentuk pada dalam kaolinite.
j. Zeolitic: (Zeolite Minerals)
Alterasi Zeolitic sering berasosiasi dengan lingkungan vulkanik tetapi bisa
terjadi pada jarak yang jauh dari lingkungan ini. Pada lingkunagan vulkanik,
mineral zeolite menggantikan matriks glass (kaca). Mineral Zeolite merupakan
mineral low temperature, jadi mineral ini terbentuk selama tahap redanya aktifitas
vulkanik pada daerah dekat permukaan.
k. Serpentinization and Talc Alteration: (Serpentine, Talc)
Serpentinization membentuk serpentine, yang softness, waxy, kehijauan,
dan massive. Tipe alterasi ini hanya ditemukan ketika batuan asal adalah batuan
mafic atau ultramafic. Tipe batuan ini relatif memiliki kandungan besi dan
magnesium yang banyak. Serpentine merupakan mineral low temperature. Talc
bawah permukaan bumi. Sistem ini mengandung dua komponen utama, yaitu
sumber panas dan fase fluida. Sirkulasi fluida hidrotermal menyebabkan
himpunan mineral pada batuan dinding menjadi tidak stabil dan cenderung
menyesuaikan kesetimbangan baru dengan membentuk himpunan mineral yang
sesuai dengan kondisi yang baru yang dikenal sebagai alterasi ubahan
hidrotermal. Endapan mineral hidrotermal dapat terbentuk karena sirkulasi fluida
hidrotermal yang melindi (leaching), mentranspor, dan mengendapkan mineralmineral baru sebagai respon terhadap perubahan fisik maupun kimiawi (Pirajno,
1992, dalamSutarto, 2004).
dasar laut dan terpanaskan di dalamnya dimana debit air ini muncul kembali ke
antar muka batuan di samudra karena debit air yang lebih rendah disana. Sumber
air panas yang berasal dari urat ridge aktif yang merupakan batuan basalt yang
baru terbentuk dan untuk yang temperature paling tinggi berada di ruang utama
magma. Sumber air panas yang berasal dari urat ridge pasif yang merupakan
batuan basalt yang sudah lama terbentuk. Urat hidrotermal berlokasi diatas dasar
lautan dimana percampuran fluida hidrotermal ke dalam samudra. Sirkulasi
hidrotermal tidak terbatas kepada lingkungan ridge samudra. Sumber air panas
untuk peledakan hidrotermal, geyser, dan air panas merupakan air tanah yang
dikonveksikan panas kebawah dan lateral ke urat air panas. Sel konveksi sirkulasi
hidrotermal berada dimana saja di tempat yang tidak terduga seperti intrusi
magma dan urat gunung api aktif yang berkontak langsung dengan air tanah.
Hidrotermal juga terpangaruh pada transportasi dan sirkulasi air dalam lapisan
kulit dalam. Umumnya dari daerah batu panas ke daerah batu yang dingin.
Penyebab konveksi hal ini dapat:
Intrusi magma ke kerak
Radioaktif panas yang dihasilkan oleh massa didinginkan dari granit
Panas dari mantel
Hydraulic kepala dari pegunungan, misalnya, Great Artesian Cekungan
Dewatering dari batuan metamorf yang membebaskan air
Dewatering terkubur sedimen
Sirkulasi hidrotermal, khususnya di lapisan kulit dalam adalah penyebab
utama dari mineral pembentukan deposit dan landasan teori yang paling di genesis
bijih.
Selama
awal
1900-an,
berbagai
ahli
geologi
bekerja
untuk
larutan
hidrotermal,
sedangkan
pengkonsentrasian
secara
mekanis
2. TEMBAGA
permukaan yang sangat kuat dan membentuk titisan hampir sfera apabila
dituangkan atas suatu permukaan.
3. PERAK
4. BARIT
Gambar 8 Barite
Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk Kristal tabular, tidak berwarna
atau putih apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat
adanya kontaminasi. Kumpulan Kristal dapat membentuk kenampakan seperti
kipas, roset (desert roses). Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massif,
ataupun bernentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 3,5, berat jenis
4,48, cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah, membentuk
belahan prismatic, transparan atau translusen dengan luster vitreus, cerat putih,
sulit terbakar dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi member nyala kuning
hijau.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai
hasil differensiasi magma. sirkulasi hidrotermal yang paling sering kita dapatkan
ialah di sekitar sumber panas bumi di dalam lapisan kulit, yang mana biasanya
terjadi di sekitar gunung berapi aktif . Hidrotermal resevoir diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu : 1. Entalpi rendah, mempunyai batas suhu <125C dengan
rapat daya spekulatif 10 MW/km2 dan konversi energi 10%. 2. Entalpi sedang,
mempunyai kisaran suhu 125C - 225C dengan rapat daya spekulatif 12,5
MW/km2 dan konversi energi 10%. 3. Entalpi tinggi, mempunyai batas suhu
>225C dengan rapat daya spekulatif 15 MW/km2 dan konversi energi 15%.
Daftar Pustaka
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrothermal_synthesis
http://tolulima.blogspot.com/2012/12/makalah-geothermal.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrothermal_circulation
http://tigakali-enam.blogspot.com/2011/10/fase-hidrothermal.html