PENGERTIAN
Ulkus dekubitus berasal dari bahasa latin decumbere, yang artinya
berbaring. Ulkus dekubitus merupakan luka yang terjadi karena tekanan atau
iritasi kronis, biasanya pada kulit punggung pasien yang selalu berbaring di
tempat tidur atau yang sulit bangkit dari ranjang perawatan dalam waktu yang
lama. Ulkus dekubitus adalah suatu keadaan kerusakan jaringan setempat
yang disebabkan oleh iskemia pada kulit (kutis dan subkutis) akibat tekanan
dari luar yang berlebiahan.
B. ETIOLOGI
Ulkus dekubitus disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik, yaitu:
1. Faktor Intrinsik
a. Tekanan
b. Gesekan dan pergeseran
c. Kelembaban
d. Kebersihan tempat tidur, pakaian dan peralatan medis
2. Faktor Intrinsik
a. Usia
b. Penurunan sensori persepsi
c. Penurunan kesdaran
d. Malnutrisi
e. Mobilisasi dan aktifitas
f. Merokok
g. Temperatur kulit
h. Kemampuan sistem kardiovaskuler menurun
i. Anemia
j. Hipoalbumin
k. Penyakit yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah
C. KLASIFIKASI
1. Stadium I
Ulserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada
kulit. Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini
biasanya reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.
2. Stadium II
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan
adiposa terlihat eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam
10-15 hari.
3. Stadium III
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah
mulai terganggu dengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang
struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
4. Stadium IV
Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi.
Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.
D. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya ulkus dekubitus terjadi akibat adanya faktor ekstrinsik
dan intrinsik. Faktor ekstrinsik, tekanan dari luar yang menimbulkan iskemik
setempat. Dalam keadaan normal, tekanan intrakapiler arteriol adalah 32
mmHg dan tekanan ini dapat mencapai 60 mmHg. Efek destruksi jaringan
yang berkaitan dengan keadaan iskemik dapat terjadi dengan tekanan jaringan
kapiler 32-60 mmHg yang disebut tekanan suprakapiler. Jika tekanan
suprakapiler tercapai akan terjadi aliran darah, kapiler yang disusul dengan
iskemik setempat. Substansi H yang mirip dengan histamin dilepaskan oleh
sel yang iskemik dan akumulasi metabolik, kalium, ADP dan asam laktat
diduga sebagai faktor yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
Reaksi kompresi sirkulasi akan tampak sebagai hiperemia dan reaksi
tersebut masih efektif bila tekanan dihilangkan sebelum periode kritis terjadi
yaitu 1-2 jam. Pada tahap awal ini, epidermis tidak didapatkan tanda-tanda
nekrosis karena sel epidermis memiliki kemampuan untuk bertahan hidup
pada kadaan tanpa oksigen dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu,
perubahan patologis akibat tekanan eksternal tersebut terjadi lebih berat pada
lapisan otot daripada lapisan kulit dan subkutan.
Gesekan menyebabkan kerusakan pada lapisan superfisial kulit dan
memperburuk efek tekanan serta merupakan komponen penting dari
mekanisme cedera. Tekanan, gaya geser menyebabkan oklusi mikrosirkulasi
dan mengakibatkan iskemi, yang mengarah ke peradangan dan anoksia.
Jaringan anoksia menyebabkan kematian sel, nekrosis dan ulserasi.
Lingkungan yang lembab akibat inkontinensia urin, keringat atau
drainase luaka yang berlebihan dapat menyebabkan maserasi kulit yang
meningkatkan resiko pembentulan ulkus lima kali lipat.
G. KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Keterlibatan jaringan tulang dan sendi
3. Septikemia
4. Anemia
5. Hiperbilirubin
6. Kematian
H. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
a. Umum
Edukasi tentang dekubitus kepada penderita dan keluarga.
Pemeliharaan keadaan umum dan hygiene penderita.
b. Khusus :
Mengurangi/menghindari tekanan luar yang berlebihan daerah
tubuh tertentu dengan cara perubahan posisi tiap 2 jam di tempat
bahan
kompres danhidroterapi)
d. Menurunkan dan mengatasi infeksi.
Melakukan pemeriksaan kultur dan tes resisiten antibiotik.
Antibiotik sistemik dapat diberikan bila penderita mengalami sepsis.
Ulkus yang terinfeksi harus dibersihkan beberapa kali sehari dengan
larutan antiseptik seperti larutan H 2O2 30%, providon iodin 1%,
ZnSO4 0,5%. Radiasi ultraviolet (terutama UVB) mempunyai efek
bakterisidal.
e. Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan
epitelisasi.
Hal ini dapat dicapai dengan pemberian antara lain :
Bahan-bahan topikal misalnya : salep asam salisilat 2%, preparat
seng (ZnO,ZnSO4).
Oksigen hiperbarik, selain mempunyai efek bakteriostatik
terhadap sejumlah bakteri, juga mempunyai efek proliferatif
epitel, menambah jaringan granulasi dan memperbaiki keadaan
vaskular.
peningkatan vaskularisasi.
Terapi ultrasonik; sampai saat ini masih terus diselidiki
PROGNOSIS
Prognosis dari ulkus dekubitus tergantung dari penyebabnya. Pada
pasien dengan paraplegia, sekitar 50-70% pasien dengan ukus dekubitus
sembuh secarakonservatif. Namun pada pasien dengan perawatan yang lama
dan memiliki banyak masalah kesehatan, prognosisnya buruk, dan komplikasi
seperti sepsis, osteomyeolitis, amyoloidosis, anemia dan malignansi dapat
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2012. Buku Ajar Kulit dan Kelamin. Jakarta : EGC
JNPK_KR.2012. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pendland, SusanL.,dkk. 2011. Skin and soft Tissue Infection. Chicago :
McGrawHill Company