Anda di halaman 1dari 170

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

UNTUK MENUNJANG
PEMBANGUNAN JALAN
2010

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N
B AD AN

P E N E L I T I AN

DA N

U M U M

P E N G E M B AN G AN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN


Jl.A.H Nasution No.264 P.O BOX 2 Bandung 40294 Indonesia Telp (022) 7802251 Fax (022)
7802726 email: pusjatan@pusjatan.pu.go.id

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
Adalah salah satu kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi, macam dan sifat tanah yang


berada di bawah permukaan.
Kegiatan ini sebagai penunjang dalam pembuatan

suatu bangunan, (gedung, bendung atau jalan dan


jembatan).
Data hasil penyelidikan geoteknik dapat digunakan
untuk perencanaan awal, perencanaan detil dan
pelaksanaan maupun pemeliharaan

Tahapan Penyelidikan
Tahap awal (Feasibility study)
Kegiatan geoteknik dilakukan secara global, yaitu untuk
mengetahui garis besar keadaan, sifat dan macam tanah
daerah yang akan dilewati pembangunan jalan.
b. Tahap perencanaan pembangunan
Penyelidikan geoteknik dilakukan secara mendetil dan
terinci, sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas
mengenai keadaan, sifat dan susunan perlapisan tanah.
c. Tahap pelaksanaan pembangunan
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk tujuan
pengendalian mutu, (bahan timbunan, kontrol kepadatan
lapangan dan pemasangan instrumen geoteknik.
a.

Tahapan Penyelidikan

Pada prinsipnya penyelidikan geoteknik harus


mendapatkan data bawah permukaan yang lengkap.

Tahapan penyelidikan meliputi :


a. Studi meja (desk studi)
Pengumpulan data dasar yang ada seperti : peta
geologi, peta topografi, foto udara, hasil
penyelidikan yang telah dilakukan
b. Rekonesan (Survei Pendahuluan)
Untuk mengenal keadaan medan dan melakukan
pemetaan geologi. Menentukan dengan tepat macam
penyelidikan, alat yang digunakan, biaya, serta
pencapaian lokasi

c. Pelaksanaan penyelidikan
Melakukan penyelidikan lapangan dan pemeriksaan
laboratorium, sehingga dapat menghasilkan data
yang diperlukan baik untuk perencanaan maupun
pelaksanaan konstruksi.
d. Pengolahan data
Merupakan interpretasi perlapisan tanah, stratigrafi,
penentuan daya dukung tanah, penurunan
konstruksi, macam pondasi atau konstruksi.

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

PENYELIDIKAN LAPANGAN
DAN
PENGUJIAN LABORATORIUM

TANAH
Definisi :
Tanah merupakan produk pelapukan batuan
yang menutupi permukaan bumi.
Tanah adalah campuran partikel-partikel yang
terdiri dari salah satu atau seluruhnya dari
jenis berangkal, kerikil ,pasir, lanau, lempung.

Jenis dan Ukuran Butir Tanah


Jenis Tanah
a. Berangkal (Boulders)
b. Kerakal (Cobbles)
c.
d.
e.
f.

Kerikil (Gravel)
Pasir (Sand)
Lanau (Silt)
Lempung (Clay)

Ukuran butir (mm)


300
150 300
5,0 - 150
0,074 5,0
0,002 0,074
0,002

Sifat Tanah
Tanah berbutir kasar (berangkal, kerikil pasir)
disebut juga tanah non kohesif bersifat;
a. Lepas
b. Sedang (agak padat)
c. Padat
Tanah berbutir halus disebut tanah kohesif (lanau,
lempung bersifat;
a. Lunak
b. Sedang (agak keras)
c. Keras

Penggunaan tanah dalam bidang


teknik sipil
A. Tanah pendukung pondasi
Tanah mendukung beban yang dilimpahkan
oleh bangunan yang berada diatasnya
B. Material bahan jalan
Tanah yang digunakan untuk material
bahan jalan (tanah timbunan badan
jalan)

Fungsi tanah dalam pekerjaan jalan


Sebagai bahan jalan (material timbunan)
Sebagai pendukung pondasi (penahan beban
bangunan)

PENYELIDIKAN TANAH
DI LAPANGAN

Penyelidikan Tanah di Lapangan

Pemboran tangan
Pemboran mesin
Pengambilan contoh tanah
Penyondiran
Pengujian SPT (uji penetrasi
standar)
Pendugaan Geofisik (geolistrik
seismik)

PENYELIDIKAN TANAH
DENGAN ALAT
BOR TANGAN

Pemboran Tangan
Maksud
Membuat lubang bor dimana alat
pemutarnya
digerakkan menggunakan tenaga manual.
Tujuan
Untuk memperoleh data tanah yang berada di
bawah permukaan meliputi : susunan lapisan,
jenis lapisan dan sifat sifat tanah, serta
mendapatkan contoh tanah.

Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan
Cocok untuk lapisan tanah lempung atau
lanau
yang lunak sapai kenyal
Dapat mengambil contoh tanah pada lapisan
yang dangkal.
Dapat melakukan SPT (uji penetrasi standar)
Mobilisasi alat mudah karena ringan
b. Kekurangan
Kedalaman pemboran terbatas (8-10 m)
Tidak dapat menembus lapisan keras

PERALATAN
Batang bor dimana pada ujungnya dapat
dipasang matabor.
Alat pemutar berbentuk T yang dapat
disambung dengan batang bor.
Mata bor dengan tipe : mata bor iwan, spiral
dan helical
Klem (claim shell)
Casing dan tripod (jika diperlukan)
Perlengkapan lainnya seperti kunci kunci.

Mata bor tangan

Alat pemboran tangan

Mata bor tangan

Iwan

besar

Spiral

Iwan

kecil

Helical

CARA MELAKUKAN
Bersihkan dan ratakan permukaan tanah yang akan
diselidiki.
Pasang matabor pada stang (batang bor) bagian bawah
dan pasang alat pemutar T pada bagian atas stang.
Tempatkan mata bor pada tanah yang akan diselidiki.
Putar alat pemutar hingga matabor masuk ke dalam
tanah.
Bila matabor telah penuh dengan tanah, maka angkatlah
stang dan bersihkan matabor dari gumpalan tanah.
Ulangi pemboran hingga mencapai kedalaman yang
diinginkan.
Catat jenis tanah setiap kedalaman lapisan.

Pekerjaan bor tangan

Pembersihan mata bor terhadap tanah yang


menempel

Hasil pemboran tangan tangan

Perlu diperhatikan :

Kestabilan lubang bor


Deskripsi tanah
Batas lapisan dan muka air tanah
Nomor contoh
Menggambar profil tanah

PENYELIDIKAN TANAH
DENGAN ALAT
BOR MESIN

Pemboran Mesin
Maksud
Membuat lubang bor dimana alat
pemutarnya
digerakkan menggunakan tenaga mesin.
Tujuan
Untuk memperoleh data tanah yang berada di
bawah permukaan meliputi : susunan lapisan,
jenis lapisan dan sifat sifat tanah, serta
mendapatkan contoh tanah.

Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan

Dapat melakukan pemboran yang lebih dalam


Cocok untuk semua jenis tanah dan batuan
Dapat menembus lapisan tanah keras
Dapat mengambil contoh tanah pada lapisan
yang lebih dalam
Dapat melakukan SPT (uji penetrasi standar)
b. Kekurangan
Mobilisasi alat memerlukan waktu karena
berat

Peralatan bor mesin


Mesin bor sebagi pemutar batang bor

Batang bor (stang) dimana pada ujungnya


dapat dipasang matabor.
Mata bor dengan tipe : mata bor intan
(diamond bit), matabor baja (steel bit),
matabor trikon (threecone bit)
Klem (claim shell)
Casing dan tripod (jika diperlukan)
Mesin pompa air hisap dan tekan
Perlengkapan lainnya seperti kunci kunci.

Alat bor mesin

Mata bor intan

Peralatan pemboran mesin

Cara melakukan
Bersihkan dan ratakan permukaan tanah yang akan
diselidiki.
Tempatkan mesin bor di atas tanah hingga
kedudukannya mantap
Pasang matabor pada stang (batang bor) bagian
bawah dan masukan ke dalam lubang spindel.
Tempatkan mata bor pada tanah yang akan diselidiki.
Putar stang dengan mesin pemutar hingga matabor
masuk ke dalam tanah.
Bila pemboran menggunakan cara basah, maka
gunakan air melalui lubang stang.
Lakukan cara pemboran sampai kedalaman yang
dikehendaki. .
Catat jenis tanah setiap kedalaman lapisan.

Peralatan
Pelaksanaan pemboran mesin

Pemboran mesin di lapangan

Bagian-bagian peralatan

Pemboran mesin di lapangan

Hasil Pemboran

Hasil
Bor
Mesin

Hasil Pemboran untuk fondasi


jembatan (Serayu Bms)

Perlu diperhatikan :
Kestabilan lubang bor
Deskripsi tanah
batas lapisan dan muka air tanah
Nomor contoh
Menggambar profil tanah

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Melakukan pengambilan contoh tanah dengan
menggunakan tabung contoh dari dalam
lubang bor.
Tujuan
Untuk memperoleh contoh tanah dari tiap
lapisan guna pemeriksaan di laboratorium.

Pengambilan contoh tanah


Kegiatan ini merupakan pengambilan contoh
tanah baik contoh tanah tidak terganggu
maupun contoh terganggu di lapangan.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan bersamaan
dengan pemboran tangan atau mesin.
Contoh anah yang diambil selanjutnya dibawa
ke labororium untuk pengujian sifat fisik dan
sifat teknik.

Macam Contoh Tanah

Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed


sample) dengan menggunakan tabung contoh
Contoh tanah terganggu (disturbed sample)
dengan menggunakan alat penggali, hasil
pemboran atau hasil SPT

Definisi

Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed


sample) adalah contoh tanah yang
dipertahankan kadar airnya.
Contoh terganggu (disturbed sample) adalah
contoh tanah yang tidak dipertahankan kadar
airnya

PERALATAN
Tabung contoh berdinding tipis
Batang bor (stang) dimana pada ujungnya
dapat dipasang tabung.
Alat penumbuk atau martil
Batang penumbuk
Casing dan tripod (jika diperlukan)

CARA MELAKUKAN

Bersihkan tanah dasar lubang bor,yang akan diambil


Pasang tabung pada stang (batang bor) bagian
bawah.
Masukan tabung ke dalam lubang sampai
muka tanah yang akan diambil
Tekan atau tumbuk stang hingga tabung berisi
penuh dengan tanah.
Putar stang dengan pelahan agar tanah dalam
tabung dan tanah sekelilingnya terpisah.
Angkat stang dan lepaskan tabung lalu bersihkan.

Pengambilan contoh dengan tabung

Tabung contoh
berdinding tipis
(Shelby tube)

Tabung contoh

Piston tube

Perawatan contoh

Untuk menjaga kehilangan kadar air, korek tanah


bagian atas dan bawah tabung lalu diisi parafin cair.
Tutup kedua ujungnya dengan penutup karet lalu beri
label nomor contoh, nomor titik bor dan kedalaman
Simpan ditempat yang teduh dan terlindung sinar
matahari
Agar tabung tidak terganggu, masukan tabung
dalam kotak contoh.
Untuk contoh tanah terganggu, masukan dalam
rol kantong plastik dan simpan dalam kotak
core sesuai susunan kedalamannya

Pemeliharaan contoh tanah

Tabung contoh berisi tanah

Tabung dalam kotak contoh

Pemeliharaan contoh tanah

Tanah dalam core box

PENGUJIAN SPT
(Standard Penetration Test)
SNI No 03 4153 - 1993

Peralatan SPT

PENDAHULUAN
Penyelidikan tanah dengan pengujian SPT
dilakukan biasanya bersama-sama dengan
pemboran tangan atau mesin. Besarnya nilai
SPT dinyatakan dalam jumlah tumbukan N.
Hasil penyelidikan ini dapat berguna untuk
menentukan kekuatan tanah pendukung
pondasi.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Melakukan penetrasi tabung belah (split spoon)
sedalam 30 cm dengan menjatuhkan
penumbuk berat 63,5 kg pada tinggi jatuh 76,2 cm.
Tujuan
Untuk memperoleh besarnya kekuatan tanah
berupa perlawanan tumbukan yang dinyatakan
dengan nilai N.

PERALATAN
Tabung SPT (Split spoon) yang dapat dibelah.
Batang / stang dimana pada ujungnya dapat
dipasang tabung SPT.
Alat penumbuk besi berat 63,5 kg lengkap
dengan rantai penggantungnya.
Batang peluncur lengkap dengan kepala
penumbuk.
Casing dan tripod (jika diperlukan)
Perlengkapan lainnya seperti kunci kunci.

Peralatan SPT

Tabung
belah SPT

Penumbuk
SPT, berat
63,5 kg

Cara melakukan SPT (manual)

Cara melakukan SPT

Penumbuk siap
untuk dijatuhkan

Peralatan SPT

Penumbuk SPT
dan kesing

Tabung belah SPT


(Split spoon)

Kelebihan dan kekurangan


a. Kelebihan
Cocok untuk tanah berbutir kasar
Dapat dengan cepat mengetahui kepadatan
lapisan tanah
Dapat menentukan tingkat kepadatan dan
konsistensi dari jumlah tumbukan.
b. Kekurangan
Untuk tanah lempung cara ini kurang dapat
dipercaya

Cara melakukan
a.
b.
c.

d,
e.

Bersihkan dasar lubang bor (muka tanah yang


akan di uji)
Pasang tabung SPT (split spoon) pada ujung
stang .
Turunkan stang yang bertabung SPT ke dalam
lubang hingga ujung tabung menyentuh
permukaan tanah
Sambung stang bagian atas dengan batang
peluncur
Pasang penumbuk seberat 63,5 kg pada batang
peluncur

Cara melakukan (lanjutan)

f. Beri tanda ukuran pada stang 3 x 15 cm


g. Tarik penumbuk mencapai ketinggian 76,2 cm dan
jatuhkan secara bebas. (gunakan tambang manila)
h. Catat jumlah tumbukan setiap tabung split spoon
masuk 15 cm
i. Lakukan cara tersebut sampai 3 kali pengujian

Perhitungan
Tabung SPT masuk 15 cm pertama, jumlah
tumbukan dinyatakan N1.
Tabung SPT masuk 15 cm kedua, jumlah
tumbukan dinyatakan N2.
Tabung SPT masuk 15 cm ketiga, jumlah
tumbukan dinyatakan N3.
Nilai SPT N adalah N2 + N3

Catatan
Nilai N1 diabaikan karena pada permukaan tanah
dianggap masih terdapat hancuran/kotoran tanah
sewaktu pemboran
Pengujian SPT biasanya dilakukan setiap interval
1,5 m kedalaman.
Pengujian SPT diberhentikan apabila 4 kali
berturut turut telah mencapai N = 60. atau
sebelum tabung SPT masuk 45 cm telah
mencapai N = 60

Hasil Pemboran

Profil Bor

Korelasi hasil uji penetrasi standar


dengan konsistensi
TANAH PASIR

TANAH LEMPUNG

Nilai SPT (N)

Konsistensi

Nilai SPT (N)

Konsistensi

04

sangat lepas

0 1

sangat lunak

5 10

lepas

2- 4

Lunak

11 25

agak padat

58

teguh

25 50

Padat

9 15

kenyal

> 50

sangat padat

16 -3 0

keras

> 30

sangat keras

PENYELIDIKAN TANAH
DENGAN ALAT SONDIR

PENDAHULUAN

Penyelidikan tanah dengan alat sondir bersifat


mekanik atau hidrolik
Besarnya tahanan tanah terhadap konus dapat dibaca
pada manometer.
Hasil penyelidikan ini dapat berguna untuk menentukan
kekuatan tanah pendukung pondasi.
Alat sondir disebut (Dutch cone penetrometer)
merupakan alat penetrometer yang banyak
digunakan di Indonesia
SNI No 03 2827 - 1992

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Melakukan penyelidikan tanah dengan cara
penetrasi konus ke dalam tanah secara
hidrolis.
Tujuan
Untuk memperoleh besarnya kekuatan tanah
berupa perlawanan konus (qc), perlawanan
geser (fs), dan angka banding geser (Rf).

PERALATAN

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Mesin sondir ringan atau sondir berat


Satu set stang sondir lengkap (stang luar dan
stang dalam), biasanya 30 - 40 meter, panjang
masing-masing 1,0 meter
Manometer 2 buah masing- masing kapasitas :
- Sondir ringan : 0-50 dan 0- 250 kg/cm 2
- Sondir berat : 0-60 dan 0- 600 kg/cm 2
Dua buah paten konus dan dua buah bikonus
Satu set angker (minimal 4 buah)
Peralatan kecil (kunci pipa, kunci plunyer,druk
hamer,kunci manometer, obeng , waterpass, dll)

Sondir ringan

Sondir elektrik

Sondir berat

Sondir hidrolik

Konus , stang, manometer dan angker

Alat sondir

Peralatan

Stang luar

Stang dalam

Angkur

Peralatan

Paten konus

Bikonus

Peralatan sondir

CARA MELAKUKAN

Bersihkan dan ratakan permukaan tanah yang


akan diselidiki
Pasang keempat angkernya dengankuat
Tempatkan mesin sondir dengan posisi tegak
Pasang stang yang ujungnya telah berkonus
Masukan stang ke dalam tanah dengan menekan
stang luar dengan cara memutar engkol.
Tekan stang dalam dengan memutar engkol untuk
memasukan ujung konus.

CARA MELAKUKAN (lanjutan)

Penekanan pertama, ujung konus masuk ke dalam


tanah 4 cm, dan bacalah manometer sebabagai nilai
perlawanan konus (qc = nilai konus)

Lanjutkan penekanan konus dan mantel (bikonus)


sedalam 4 cm lagi dan bacalah manometer sebagai
nilai perlawanan konus dan hambatan lekatnya.

Pengukuran kekuatan tanah biasanya setiap interval


kedalaman 20 cm

Kegunaan

a.
b.

Dapat digunakan langsung di lapangan dengan


cara menekan alat konus secara statis
Untuk menentukan besarnya kekuatan, tebal
lapisan dan kedalaman lapisan tanah keras

Kelebihan dan Kekurangan


a, Kelebihan
Memperoleh kekuatan tanah secara langsung
Dapat dengan cepat dan tepat menentukan
lapisan tanah keras
Dapat memperkirakan perbedaan lapisan
Dapat memperkirakan jenis lapisan tanah dengan
cara korelasi
Dengan rumus empiris digunakan untuk
menghitung daya dukung tanah.
Cukup tepat untuk jenis tanah berbutir halus.
Mudah untuk mobilisasi, karena relatif ringan

b. Kekurangan

Tidak tepat untuk jenis tanah berbutir kasar,


terutama yang mengandung kerakal atau batuan
Tidak dapat menentukan jenis tanah secara
langsung.
Jika penempatan alat tidak cukup vertikal, alat konus
tidak bekerja dengan baik, stang dalam macet, akan
menghasilkan data yang kurang baik terutama untuk
tanah lembek.

Prosedur
a.

Persiapan
Ratakan permukaan tanah yang akan diselidiki
Pasang angker serta dudukan mesin sondir
pada tanah yang telah diratakan.
Tempatkan mesin di atas permukaan tanah dan
pastikan berdiri tegak.
Periksa plunyer tempat pengisian oli tidak terjadi
gelembung udara dengan car menarik pegas

b. Cara melakukan
Tekan stang bagian luar dengan memutar
engkol untuk memasukan stang kedalam
tanah yang akan disondir. Terlebih dahulu
masukan trekker pada tempatnya.
Cabut trekker dan tekan stang dalam
dengan memutar engkol untuk memasukan
ujung konus. Penekanan pertama, ujung
konus masuk ke dalam tanah sedalam 4 cm,
dan bacalah manometer sebagai nilai
perlawanan ujung (Ns = nilai konus)

Pada penekanan berikutnya lanjutkan penekanan


untuk memasukan konus dan mantel (bikonus)
sedalam 4 cm lagi dan bacalah manometer sebagai
nilai perlawanan ujung dan hambatan lekatnya.
Tekan stang luar sampai kedalaman baru, setiap
penekanan stang biasanya dimasukan 20 cm ke
dalam tanah dan pembacaan manometer. Kegiatan
ini dilakukan sampai kedalaman yang dikehendaki
atau mencapai tanah keras.
Untuk sondir ringan bila tanah telah mencapai nilai
sondir 150 kg/cm2 maka dianggap telah mencapai
lapisan keras,maka pekerjaan dihentikan.

PATENT CONUS

DOUBLE CONUS

PERALATAN SONDIR

Contoh hasil lapangan


Kedala
man D
(m)

Perlawa
nan
konus
(kg/cm2)
PK

Jumlah
Hambat
perlawa an lekat
nan
(kg/cm2)
(kg/cm2)
HL =
JP
JP - PK

HL x
20/10
(kg/cm)

Jumlah
komulatif
lekat
(kg/cm)
JHL

Hambatan
setempat
(kg/cm)
HS =
HL / 10

0,00

0,20

11

11,5

0,5

0,05

0,40

10

13

0,3

0,60

14

12

19

0,6

0,80

12

20

16

35

0,8

1,00

11

10

45

0,5

1,20

47

0,1

1,40

13,5

6,5

13

60

0,65

1,60

9.5

14,5

10

70

0,5

PERHITUNGAN

Hambatan lekat HL = JP PK
Hambatan lekat sedalam 20 cm (HL20)= HL x 20/10
Jumlah komulatif lekat JHL = Jumlah dari setiap
kedalaman
Hambatan setempat HS = HL / 10

Gambarkan hasil perhitungan menjadi grafik sondir

Perhitungan hasil lapangan

Perhitungan hasil lapangan

Perhitungan hasil lapangan

Perhitungan hasil lapangan

Grafik Sondir

Hambatan setempat (Local friction)

Hasil sondir dan pemboran tanagan

Stratigrafi hasil penyelidikan tanah

Penampang penyondiran dan fondasi tiang

Penyondiran

Penyondiran pada
oprit jembatan
Penyondiran di sungai
menggunakan perahu

Sondir berat dengan pemberat karung berisi pasir

Pemberat karung pasir

Penyondiran

Penafsiran hasil sondir


Nilai sondir
kg/cm2
<6
6 10
10 30

30 60
60 150

150 300

Nilai friction
ratio
0,15 - 0,40
0,20
0,20 0,60
0,10
0,10 0,40
0,40 0,80
0,80 2,0
1,0
1,0 3,0
1,0
1,0 3,0
> 3,0
1,0 2,0

Deskripsi perkiraan

Lempunng lunak,humus
Pasir lepas lanauan, pasir sangat lepas
Lempung lunak, lempung lanauan lunak
Kerikil lepas
Pasir lepas
Lempung, lempung lanauan teguh
Lempung agak kenyal
Pasir lanauan atau pasir agak padat
Lempung atau lempung lanauan kenyal
Kerikil pasiran lepas
Pasir padat,pasir lanauan,lempung keras
, kerikil lempungan
Lempung kerikilan kenyal sampai keras
Pasir padat, pasir kerikilan padat, pasir
lanauan padat.

Korelasi hasil sondir dengan konsistensi


Nilai sondir qc (kg/cm2)

Konsistensi

0 - 4

sangat lunak

5 - 10

Lunak

11 - 20

Teguh

21 - 80

Kenyal

81 - 150

Keras

> 150

sangat keras

Perbandingan antara luas konus dengan luas


mantelnya pada bikonus
Diameter konus Dc = 3,57 cm
Diameter mantel Dc = 3,57 cm dan panjang 9,8 cm
A konus = D2 = x 3,14x (3,57) 2
A mantel = D x 9,8 = 3,14x (3,57) x 9,8
10,004
1
1
Perbandingan = ------------- = ----------- = ----------109,85
10,98
10

PENGUJIAN TANAH
DI
LABORATORIUM

FASE TANAH

Susunan tanah:
Pori:
Air
Udara
Butir tanah

UDARA
Pori

AIR

BUTIR TANAH

Butir

Persamaan Umum (1)

Hubungan antara berat isi, kadar air, angka pori dsb. :


Kadar air:

Berat isi:

e Sr w e Sr
w

G w
G

w (G e Sr) w ( G wG) w G (1 w)

1 e
1 e
1 e

Persamaan Umum (3)


Nilai berat isi, kadar air, dan berat jenis ditentukan
melalui pengujian di laboratorium.
Dengan mengetahui nilai-nilai tersebut dapat dihitung
nilai angka pori, berat isi kering dan derajat kejenuhan.
Angka Pori:

Berat Isi Kering:

Porositas:

w G (1 w)

d
1 w

e
n
1 e

ISTILAH DAN DEFINISI


Parameter

Simbul

Definisi

Satuan

Kadar air

Perbandingan antara berat air


dan berat tanah

Berat isi tanah

Perbandingan antara berat dan


volume tanah

g/cm3

Berat jenis

Gs

Perbandingan antara berat isi


tanah dan berat isi air

Batas cair

LL

Kadar air pada 25 pukulan


percobaan Atterberg

Batas Plastis

PL

Kadar air ini tanah mencapai


kira-kira 3,2 mm mulai retak.

PI

PI = LL PL

Angka pori

Perbandingan antara isi pori


dan isi butiran seluruh tanah

Kepadatan

Perbandingan antara berat dan


volume tanah hasil pemadatan

Indeks Plastisitas

g/cm3

PENGUJIAN KADAR AIR TANAH


(SNI 03-1965-1990)

1. Definisi
Kadar air adalah perbandingan antara berat air
dan berat tanah yang dinyatakan dalam persen.
Berat air
Kadar air w = --------------- x 100 %
Berat tanah
2. Metode ini dilakukan untuk tanah dan batuan

Cara melakukan

Simpan tanah basah


pada cawan

Timbang cawan +
tanah basah (W1)

Kadar air (w)


W1 W2
= --------------- x
100%
W2 - W3
Brt tanah kering
= ---------------------Berat air
W3 = berat cawan

Masukan ke dalam
oven 24 jam

Timbang cawan +
tanah kering (W2)

Kegunaan nilai kadar air tanah

menentukan nilai batas cair (LL) dan batas plastis


(LL) pada pengujian batas Atterberg
. penentuan kadar air optimum pada uji pemadatan
pengendalian mutu untuk pemadatan lapangan
menghitung berat isi kering pada uji kepadatan
lapangan dengan alat sandcone

PENGUJIAN BERAT ISI TANAH


(SNI 03-3637-1994)

1. Definisi
Berat isi adalah perbandingan antara berat dan
isi (volume) yang dinyatakan gram/cm 3
Berat
Berat iai adalah = ------- (gr/cm3)
Isi
2. Metode ini dilakukan untuk tanah berbutir halus
dengan menggunakan cetakan benda uji

Cara melakukan

Masukan tanah ke
dalam catakan

Ratakan permukaan
dg pisau

Cetakan berisi tanah


basah

Timbang cetakan
berisi tanah (W2)

Berat isi tanah


(W2
W1)
=
--------------V
W1 = berat
cetakan
V. = Volume
cetakan

Kegunaan nilai berta isi tanah

. penentuan berat isi kering pada uji pemadatan lab


pengendalian mutu untuk pemadatan lapangan
menghitung berat isi kering pada uji kepadatan
lapangan dengan alat sandcone
penentuan berat tanah timbunan untuk
perencanaan tinggi timbunan.

PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH


(DENGAN PIKNOMETER)
SNI 03-1964-1990
a. Definisi
Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat
isi tanah dengan berat isi air pada isi yang sama dalam
suhu tertentu
b. Metode
Menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran
lewat saringan No 4 dengan menggunakan piknometer

Alat Pengujian Berat Jenis

W2 W1
( W4 W ) ( W3 W2 )

Cara melakukan

Hancurkan tanah
lalu saring

Didihkan tanah
dalam piknometer

Timbang piknometer
berisi tanah

Timbang piknometer
berisi tanah

berat jenis tanah Gs


:
W2 W1
=- ---------------------(W4-W) - (W3-W2)

Pengujian berat jenis tanah

Kegunaan nilai berta jenis tanah

. penentuan nilai persentase butiran pada uji

hidrometer

penentuan nilai angka pori pada uji konsolidasi

PENGUJIAN BATAS BATAS ATTERBERG

Tanah yang berbutir halus (lanau dan lempung)


dicampur air hingga mencapai keadaan cair
Jika campuran ini dibiarkan sedikit demi sedikit
mengering
Tanah ini akan mengalami suatu proses yaitu
tanah basah, agak kering dan kering

Istilah dan Definisi


1. Batas Cair, LL (Liquid Limit):
adalah kadar air pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis. Kadar air pada 25 pukulan
mangkok kuningan
2. Batas Plastis, PL (Plastic Limit):
adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Kadar air ini tanah mencapai kira-kira 3,2 mm mulai
retak.
6. Indeks Plastisitas
PI = LL - PL

Cara melakukan
SNI 03-19671990

Masukan tanah ke
mangkok

Alur membagi dua


bagian

Buat alur pada


tengahnya

Uji kadar airnya

Pengujian batas cair (Metode A)


Nilai batas cair LL = 110%

Kegunaan nilai batas-batas Atterberg


1.

Merupakan gambaran secara garis besar


mengenai sifat-sifat tanah (gunakan grafik
Casangrande)
2 Tanah yang mempunyai nilai batas cair ( LL)
tinggi, biasanya bersifat teknik yang buruk, yaitu
kekuatan rendah dan pemampatan tinggi dan sulit
dipadatkan sebagai bahan timbunan badan jalan
3

Indeks plastisitas (PI) dipakai sebagai salah satu


syarat yang harus untuk matarial jalan
4. Untuk klasifikasi tanah

Pengujian Batas Plastis (SNI)

Definisi
Batas plastis (PL) adalah kadar air minimum dimana
suatu tanah masih dalam keadaan plastis.
Cara melakukan .
Letakan benda uji di atas pelat kaca, beri air lalu aduk
hingga rata
Buatlah bola-bola tanah seberat 8 gram, kemudian
geleng dengan telapak tangan, kecepatan 80-90
gelengan permenit
Penggelengan hingga tanah berbetuk batabg
diameter 3,2 mm.

Alat
Pengujian Batas Plastis (4)

Cara melakukan

Buat bola tanah

Geleng
s/d.diameter
batang (3,2 mm)

Masukan tanah dalam


cawan

Uji kadar airnya

Grafik Plastisitas

ANALISA SARINGAN

Pengujian Analisa Saringan (1)


Tujuan : Untuk penentukan persentase ukuran butir t
tanah berbutir kasar
Cara menentukan persentase butiran:
Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian
saringan dengan ukuran lubang tertentu, mulai dari
yang kasar sampai halus.
Dengan demikian butiran tanah terpisah menjadi
beberapa bagian dengan batas-batas ukuran yang
diketahui.

Alat Pengujian Analisa Saringan (2)

Pengujian Analisa Saringan (3)

Berat Tanah kering yang diuji, W = 450 gram


Nomor Diameter Berat
ayakan lubang
tanah
ayakan
tertahan
di atas
ayakan
(c)
(b)
(a)

% Berat
tanah
tertahan di
atas
ayakan
(d) =

%Kumulatif
Dari tanah
Yang
Tertahan
(e)= Komula

% Tanah
Yang Lolos
Tiap
ayakan
(f)=100-e

c/Wx100%

tif dari d

10

2,000

100

16

1,180

9,90

2,20

2,20

97,80

30

0,600

24,66

5,48

7,68

92,30

40

0,425

17,60

3,91

11,59

88,41

60

0,250

23,90

5,31

16,90

83,10

100

0,150

35,10

7,80

24,70

75,30

200

0,075

59,85

13,30

38,00

62,00

278,99

62,00

100,00

0,000

Pan

Grafik Pembagian Butir

PENGUJIAN HIDROMETER

Untuk menentukan persentase ukuran butir


tanah berbutir halus yang lolos saringan
No. 200

Pengujian Analisa Hidrometer


Cara menentukan persentase butiran:
Untuk butir yang lebih kecil daripada pasir halus
atau lolos saringan No 200 (0.074mm) dipakai cara
pengendapan (sedimentation)
Tanah dicampur dengan air (biasanya sebanyak
1000cc)
dan
diaduk
kemudain
dibiarkan
berdirisupaya butir-butir mengendap.

Alat Pengujian Analisa Saringan dan Hidrometer

Cara melakukan

Masukan ke mangkok
pengaduk

Aduk tanah hingga rata

Masukan hidrometer
ke tabung gelas

Masukan tanah ke
tabung gelas

Baca hidrometer
dalam tabung gelas

Kegunaan hasil analisis saringan dan


hidrometer
- Digunakan untuk klasifikasi tanah
- Pada tanah berbutir kasar (kepasiran) digunakan
untuk
sifat-sifat keteknikan (permeabilitas,daya
dukung dan kompatibilitas)
- Untuk menentukan gradasi baik (well graded),
gradasi buruk (poor graded)

Grafik Pembagian butir

Penentuan Diameter yng lolos

Perhitungan
Tanah A
(D30)2
(3,5)2
Cc = --------------- = ------------- = 1,62 (1<Cc<3) ok
D10 x D60 0,47 x 16
Cu = D10 x D60 = 0,47 x 16 = 7,52 (Cu>4) ok
Kerikil bergradasi baik (GW)

Evaluasi
Tanah A
Terdiri dari 100% material kasar (76 % ukuran kerikil
dan 24% ukuran pasir)
Klasifikasi : GW (Kerikil pasiran bergradasi baik)
Tanah B
Terdiri dari 97% material kasar (2 % ukuran kerikil
dan 95% ukuran pasir) dan 3% ukuran halus
Klasifikasi SP (pasir seragam sedikit lanau)

KUAT TEKAN BEBAS


(UNCONFINED COMPRESSIVE TEST)

SNI 03- 3637-1994

1. Maksud dan Tujuan


a. Maksud : Kekuatan tekan bebas adalah besarnya
beban aksial per satuan luas pada saat benda uji
mengalami keruntuhan atau pada saat regangan
aksial mencapai 20%.
b. Tujuan : Untuk mendapatkan besarnya kekuatan
tekan bebas contoh tanah dan batuan yang
bersifat kohesif, baik contoh ali maupun buatan.

Definisi
Nilai kuat tekan bebas (qu) adalah kekuatan
maksimum tanah untuk menahan beban aksial
setelah mengalami keruntuhan.
Tanah dinyatakan runtuh apabila tanah sudak
tidak mampu lagi menahan beban atau pada
regangan 20%

2. Peralatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mesin kuat tekan bebas (ucs)


Alat pengeluar contoh (ekstruder)
Cetakan benda uji silinder tinggi 2 kali
diameter.
Pisau tajam dan pisau kawat
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
Stopwatch

Peralatan

3. Benda Uji
a.
b.
c.

Benda uji berbentuk silinder


Diameter minimal 3,3 cm. Biasanya digunakan
benda uji diameter 6,8 cm dan tinggi 13,6 cm.
Untuk diameter 3,3 cm maksimum butiran 1/10
diameternya, sedangkan untuk diameter 6,8 cm
maksimum 1/6 diameternya

Pemberian beban

4. Cara Pengujian
1.
2.
3.
4.

5.

Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram


Letakan benda uji pada mesin tekan bebas secara
sentris. Pelat atas menyentuh permukaan benda uji.
Atur kedudukan jarum arloji tegangan dan arloji
regangan pada angka nol.
Pembacaan beban dilakukan pada regangan 0,5 %,
1 %, 2 % dan seterusnya dengan kecepatan
regangan sebesar - 2% per menit biasanya
digunakan 1% per menit.
Percobaan ini dilakukan sampai benda uji
mengalami keruntuhan atau jika regangan telah
mencapai 20%.

Pemasangan benda uji

5. Perhitungan
a.

Besarnya regangan aksial dihitung dengan rumus

L
= -------Lo
= regangan aksial (%)
L = perobahan tinggi benda uji (cm)
Lo = tinggi benda uji semula
b.

Luas penampang benda uji

Ao
A = -------1
Ao = luas penampang semula (cm2)

c.

Hitung tegangan normal:


= P/A (kg/cm2)
P=nx
n = pembacaan arloji tegangan
= Kalibrasi cincin uji

Sensitifitas
qu
St = -------qu
qu = nilai kuat tekan bebas tanah asli
qu = nilai kuat tekan bebas tanah buatan
Kohesi tanah lunak c = qu/2

Grafik hubungan regangan - tegangan

Hasil pembacaan

Tegangan
kg/cm2

Regangan
%

Korelas sifat-sifat tanah dengan harga


qu (nilai kuat tekan bebas )
Nilai qu (kg/cm2)

Sifat tanah

< 0,25
o,25 - 0,5
0,5 - 1,0
1,0 - 2,0
2,0 - 4,0
> 4,0

Sangat lunak
Lunak
Teguh
Kenyal
Keras
Sangat keras

TERIMAKASIH

APLIKASI HASIL PENYELIDIKAN


1. Daya dukung tanah berdasarkan nilai sondir (qc)
a. Pondasi langsung atau sumuran
qc
qa = --------- untuk lebar pondasi B 1,2 M
15
qc B+0,305
qa = ----- (------------ )2 untuk lebar pondasi B>1,2 M
25
B
qa = daya dukung tanah yang diizinkan (t/m2)
qa = nilai sondir pada dasar pondasi (t/m2)
B = lebar dasar pondasi
Penurunan pondasi sebesar s = 2,5 cm

b. Pondasi tiang

qc. Ab
fc.O
Pa = ----------- + ----------Fk1
Fk2
Pa = daya dukung yang diizinkan (ton)
qc = nilai sondir (ton/m2)
fc = nilai hambatan lekat (t/m)
Ab = luas penampang bawah (m2)
O = keliling tiang (m)
Fk1 dan Fk2 = faktor keamanan

2. Daya dukung tanah berdasarkan SPT (N)


a. Pondasi langsung atau sumuran
N
qa = ------. Kd untuk lebar pondasi B 1,2 M
5
N B+0,305
qa = ----- (------------ )2 Kd untuk lebar pondasi B>1,2 M
8,2
B
qa = daya dukung tanah yang diizinkan (t/m2)
N = nilai SPT terkoreksi pada dasar pondasi (blow/feet)
B = lebar dasar pondasi
Kd = faktor kedalaman = 1+ 1,33 (D/B) 1,33
Penurunan pondasi sebesar s = 2,5 cm

b. Pondasi tiang
40.N.Ab
1/5.Nr.As
Pa = ------------- + -------------Fk1
Fk2
Pa = daya dukung yang diizinkan (ton)
N = nilai SPT terkoreksi
Nr = nilai SPT terkoreksi rata-rata
Ab = luas penampang bawah (m2)
As = luas keliling tiang (m2)
Fk1 dan Fk2 = faktor keamanan

3. Daya dukung tanah berdasarkan parameter c


dan
a. Daya dukung tanah dasar
Qu = (c.Nc + .Df.Nq +0,5.B.N)
Qu = daya dukung tanah (ton/m 2)
c = kohesi tanah (ton/m2)
= berat isi tanah (ton/m3)
Df = kedalaman pondasi (m)
B = lebar pondasi (m)
Nc, Nq, N = faktor daya dukung

b. Tinggi kritis timbunan


c.Nc
Hc = --------t.Fk

Hc = tinggi timbunan kritis (m)


c = kohesi tanah (ton/m2)
t = berat isi tanah timbunan
(ton/m3)
Nc = faktor daya dukung
Fk = faktor keamanan

Hc

4. Penurunan timbuan
a. Besarnya penurunan timbunan
Cc.H
Po + P
Sc = ---------- Log ----------1+ eo
Po
Sc = penurunan konsolidasi
primer (m)
Cc = indeks kompresibilitas
H = tebal lapisan tanah
terkonsolidasi (m)
eo = angka pori tanah
Po = tekanan overburdan (ton/m2)
P = tekanan tanah akibat
beban timbunan(ton/m2)

b. Lamanya penurunan timbunan


Tv. (Hd) 2
t = --------------Cv
t = lamanya penurunan (th)
Tv = faktor waktu
Hd = jarak tempuh air (m)
Cv = faktor konsolidasi (m2/th)

5. Kemantapan lereng
c.L + (.L u.L) tan
Fk = --------------------------------- W.sin
Fk = faktor keamanan
c = kohesi tanah efektif (ton/m 2)
L = panjang segmen bidang
gelincir (m)
= tegangan tanah (ton/m2)
u = tegangan air pori (ton/m 2)
W = berat tanah diatas bid
gelincir (ton)
= sudut geser dalam
= sudt garis jari-jari lingkaran

Anda mungkin juga menyukai