PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Offshore)
tidak
kalah
dengan
perusahaan
yang
mempunyai jenis kapal tipe lain, seperti AHTS (Anchor Handling Tug
Supply).
Salah satu mesin bantu yang penting dalam olah gerak kapal
dikapal CB BAYCORP KELANG adalah Bow Thruster
Bow thruster merupakan sebuah pesawat bantu ketika olah
gerak
1. Tujuan penulisan
menunjang
bow thruster
KELANG.
teratur
agar
dapat
mengurangi
masalah
yang
2. Manfaat penulisan
pelaksanaan
perawatan
sesuai
PMS
(Planned
C.
Ruang Lingkup
D. Metode Penyajian
a. Studi Lapangan
1) Pengalaman dan pengamatan Penulis selama bekerja di
atas kapal CB Baycorp Kelang
2) Diskusi dengan sesama Pasis diklat pelaut -I Teknika
terkait permasalahan tentang bow thruster.
3) Penulis melakukan penelitian langsung selama berada di
atas kapal CB Baycorp Kelang
b. Studi Pustaka
1) Data instruction book manual Scanding Petters Hydrolic
Bow Thruster.
2) Buku-buku yang tersedia di perpustakaan di BP3IP yang
dapat menunjang kelengkapan penulisan makalah ini.
BAB II
FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta
1. Objek Penelitian
kapal
CB
BAYCORP
KELANG
ini
sangat
a.
Bow Thruster
Type
: S-80-150
Manufacture
Built
: 2008
Horse Power
: 92
b.
Electro Motor
Manufacture
Type
Serial
: C7C066
Pole
:4
HP
: 125
Kwh
: 380 415
Hz
: 50
Ampere
: 168 154
Voltage
: 420
IP
: 54
c. Hydraulic Pump
Type
: T6EC 062-B20-1R-00-C1
Model
: 83303210
Serial No
Oil pressure
: 200 Bar
Oil Flow
: 380 L/Minute
d. Hydraulic Motor
Type
: SAI
Model
: S-3-550
Hydraulic Motor terpasang sejajar dengan poros balingbaling bow thruster, berguna untuk merubah tekanan minyak
hidrolik menjadi daya putar yang disalurkan ke poros dan
baling-baling bow thruster.
e. Solenoid valve
Tipe
: 3D06-35-B01-14D1-GOQQ 10
agar
: BOWMAN GL140X2
Manufacture
: Centrifugal impeller.
Model No
: 74101.0
Voltage
: 220 250
Hz
: 50
Ampere
: 4.0
HP
: 1
IP
: 55 HDM
KW
: 2401
C/A
: 89267W
Sea
chest
strainer
sekaligus
berguna
untuk
pada
berhubungan
lambung
langsung
bagian
dengan
sisi
bawah
luar
kapal
kapal,
dan
untuk
Tangki
penampung
minyak
hidrolik
dipasang
i.
control
panel
box
merupakan
pusat
terdapat
kontaktor
utama,
relay-relay,
dan
j.
: 2 Units
Make / Type
Generators
: 2 x 85 KW
10
mudah
untuk
dipahami
cara
pengoperasian
dan
kapal
selalu
dijadikan
alasan
yang
biasa
agar
tercipta
proses
manajemen
yang
berkesinambungan.
Pada pelaksanaannya perawatan bow thruster yang
berkesinambungan tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini di
sebabkan karena masa kontrak ABK di atas kapal hanya 3
(tiga) bulan dan sering terjadinya pergantian ABK baru yang
tidak berpengalaman dibidang Offshore khususnya Crew
Boat.
11
di
bawah
60oC
kondisi
tersebut
mengakibatkan
B. Permasalahan
12
1. Identifikasi Permasalahan
hidrolik
sangat
berperan
penting
untuk
bekerja,
dan
dapat
juga
mengakibatkan
13
karena
tidak
menutup
kemungkinan
terjadi
Berkala
Peralatan
Bow
Thruster
Untuk
14
Menunjang
Operasional
pada
Kapal
CB
BAYCORP
perwira
mesin
harus
memahami
prosedur
memahami
dapat
prosedur
segera
pengoperasian
mengetahui
apabila
dan
terjadi
15
motor
thruster.
d. Ada benda yang menghambat putaran baling-baling
berupa tali yang membelit pada bagian poros sehingga
mengakibatkan putaran baling-baling menjadi berat atau
lambat.
Dari penjelasan diatas maka Perwira mesin harus
mengetahui prosedur pengoperasian dan perawatan bow
thruster, sehingga tenaga bow thruster bisa optimal pada
saat kapal melakukan olah gerak
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Menurut
Kodefikasi
Rozaimi
Manajemen
Yatim
dalam
Perawatan
bukunya
Internasional
yang
berjudul
(ISM
Code)
mengalami
gangguan-gangguan
bahkan
mungkin
akan
17
teori-teori
mengenai
manajemen
perawatan
yang
1. Perawatan Insidentil
2. Perawatan Berencana
a. Perawatan korektif
Perawatan korektif adalah perawatan yang ditujukan
untuk memperbaiki kerusakan yang sudah diperkirakan, tetapi
bukan untuk mencegah karena tidak ditujukan untuk alat-alat
yang kritis atau yang penting bagi keselamatan atau
penghematan. Strategi ini membutuhkan perhitungan atau
18
b. Perawatan Pencegahan.
Perawatan
pencegahan
adalah
perawatan
yang
3. Perawatan Berkala
4. Perawatan
Berdasarkan
Pantauan
Kondisi
(Pemeliharaan
Prediktif)
Pada Sub bab ini akan diuraikan tentang penyebab dari dua
permasalahan yang dominan, terjadinya permasalahan tersebut pada
saat kondisi penulis bekerja dikapal CB BAYCORP KELANG :
19
minyak
hidrolik
menjadi
panas
dan
jangka
waktu
yang
lama
akan
mengakibatkan
20
tidak
maksimal.
Minyak
hidrolik
menjadi
panas
dan
tidak
berfungsi.
21
awak
perawatan
peralatan-peralatan
dantanggung
kapal
bahkan
yang
jawab
juga
ada
dituntut
perbaikan
sesuai
masing-masing.
mampu
terhadap
dengan
bidang
Sudah
banyak
Akan
tetapi
jika
perawatannya
tdak
ketidak
pedulian
komponen-komponen
kegiatan
kapal
perwira
bow
selalu
mesin
thruster
dijadikan
untuk
tersebut.
alasan
merawat
Kepadatan
yang
biasa
22
mencatatnya
melaksanakan
kedalam
kegiatan
log
book,
tetapi
tanpa
Hal
inilah
yang
tersebut.
analisis
sebagai
perawatan
berkala
sistem
dari
pompa
pendingin.
Setelah
dilakukan
23
pendinginan
tidak
sempurna
terhadap
pengurangan
panas.
Kondisi
hal
ini
tersebut
24
kapal
mengetahui
harus
mempunyai
prosedur-prosedur
ketrampilan
kerja
yang
dan
sesuai
memudahkan
untuk
awak
kapal
dalam
KELANG
diperlukan
tahap-tahap
untuk
sumber
tenaga
bow
thruster
dengan
25
prosedur
setelah
mualim
jaga
mendapat
dari
anjungan,
dengan
mengikuti
petunjuk
thruster
contohnya
apabila
bow
thruster
dari
panel
utama
yang
ada
diruang
bow
26
dan
pengecekan
sebelum
bow
thruster
a) Merencanakan
jadwal
pekerjaan/perawatan
rutin
lain
untuk
melanjutkan
perawatan
repair/maintenance.
b) Pelaksanaan pekerjaan realitas seperti diatas dengan
mengadakan
pengontrolan
intensif,untuk
berikutnya
serta
sebagai
bukti
dengan
ketentuan
yang
ada
berdasarkan
Komponen
yang
berhubungan
dengan
sistem
pendingin, yaitu :
27
sekali.
sebelum
bow
thruster
harus
dibersihkan.
Pembersihan
cooler
minyak
penampungan
hidrolik
harus
dijaga
didalam
tangki
dalam
kondisi
28
4) Saringan
minyak
hidrolik
utama
harus
bila
dianggap perlu
5) Pemeriksaan
terhadap
pipa-pipa
dan
dalam
kebocoran,
maka
pemeriksaan
harus
ditemukan
segera
dilakukan
yang
berhubungan
dengan
motor
keadaan
penuh
untuk
menghindari
29
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam menyikapi kinerja untuk perawatan berkala sistem bow
thruster maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
31
mengadakan
dengan
briefing
Engineer
antara
tentang
Technical
perawatan
dan
32
DAFTAR PUSTAKA
Danuasmoro
Goenawan
(2003),
Manajemen
Perawatan,
Jakarta,
Jusak J.H (2007), Manajemen Perawatan dan Perbaikan Kapal, ATT II,
Jakarta.
33