OLEH :
NAMA
: NI PUTU NITASARI
NIM
: P07120013003
PRODI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
A. PENGERTIAN
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009).
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Purba, dkk.
2008).
Menarik diri adalah reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik
maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau menghindari sumber
stresor. Misalnya menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dll. Sedangkan
reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan. Menarik diri adalah usaha
menghindari interaksi individu dengan orang lain. Individu merasa ia
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi
perasaan,
pikiran,
prestasi,
atau
kegagalannya.
Orang
lain
yang
Respon adaptif
Respon maladaptive
Solitut
Kesepian
Manipulasi
Otonomi
Menarik diri
Impulsif
Kebersamaan
Ketergantungan
Narkisme
Saling ketergantungan
Gambar.1.1 Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).
3. Ketergantungan (Dependent)
Suatu keadaa individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang lain.
dimana
individu
tidak
mampu
merencanakan
sesuatu.
Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit
atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.
b.
Faktor Psikologis
Pada klien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan
pengalaman negatif klien terhadap gambaran diri, ketidakjelasan atau
berlebihnya peran yang dimiliki, kegagalan dalam mencapai harapan
atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya penghargaan baik dari
diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat menyebabkan gangguan
dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya menjadi masalah
isolasi sosial.
c.
rendah,
riwayat
penolakan
lingkungan
pada
usia
sikap
mengancam,
merendahkan
dan
bersamaan
yang
membuat
bingung
dan
kecemasannya
meningkat.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat
penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan
dalam keluarga, kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan klien, konflik antar masyarakat.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan klien yang
menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan
data hasil observasi.
1. Data subjektif:
Klien mengungkapkan tentang :
a.
Perasaan sepi
b.
c.
d.
Ketidakmampun berkonsentrasi
e.
Perasaan ditolak
f.
2. Data Objektif:
a.
Banyak diam
b.
c.
Menyendiri
d.
e.
Tampak sedih
f.
g.
D. POHON MASALAH
Resiko gangguan sensori persepsi halusinas------- effect
Isolasi sosial
E. PENATALAKSANAAN
Menurut Dalami (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit
skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa
dilakukan adalah :
I. Penatalaksanaan Medis
1.
a. Depresi mayor
1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada
perhatian lagi terhadap dunia sekelilingnya, kehilangan berat badan
yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.
2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan
respon membaik pada ECT.
3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan
antidepresan atau klien tidak dapat menerima antidepresan.
b. Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau
terapi lain berbahaya bagi klien.
c. Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi
bermanfaat pada skizofrenia yang sudah lama tidak kambuh.
a
Psikofarmako
Psikofarmako adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya
untuk mengurangi/menghilangkan gejala gangguan jiwa. Berdasarkan
khasiat obat yang tergolong dalam pengobatan psikofarmako antara lain:
1) Olanzapine 10 mg 1x1
Indikasi : obat gangguan saraf, emosi dan mental
Kontra Indikasi : Pasien tua yang sudah mengalami demensia
dan alzheimer
2) Rispendal 2 mg 3 x 1
Indikasi :terapi skizopernia akut dan kronik
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap risperidon
3) Iglodep 50 mg 1x 1
Indikasi : gejala depresi dengan atau tanpa maniak
Kontraindikasi :Penggunaan bersamaan dengan MAOI
4) TXP 2mg 1x 1
Indikasi :Antipsikotik
Kontraindikasi : pasien dengan dekompisasi jantung
II Penatalaksanaan Keperawatan
1.
Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian
penting dalam proses terapeutik, tujuannya untuk memberikan rasa aman
dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati,
menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat berbicara
mengenai masalahnya, bersikap ramah, sopan dan jujur kepada klien.
2.
Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional
dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik. Jenis
jenis terapi modalitas antara lain :
a) Terapi individual
b) Terapi lingkungan ( milleau terapi )
c) Terapi Biologi atau terapi somatic
d) Terapi kognitif
e) Terapi keluarga
f) Terapi kelompok
g) Terapi Perilaku
h) Terapi bermain
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu :
a) Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
orientasi
dengan
karakteristik:
mengalami
pasien dengan
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian
wawancara,
observasi, serta pemeriksaan fisik kepada klien dan keluarga. Data yang harus
dikaji adalah ; identitas klien, alasan masuk rumah sakit, faktor predisposisi,
fisik, psikolososial (berupa genogram, konsep diri, hubungan sosial, spiritual),
status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah
psikososial dan lingkungan, tingkat pengetahuan, dan aspek medis. Tanda dan
gejala isolasi sosial dapat ditemukan dengan wawancara, melelui
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain?
bentuk
2. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
3. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
4. Kontak mata kurang.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala Isolasi
sosial yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala
isolasi sosial, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah :
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Resiko perubahan sensori persepsi
d. Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada
orang lain
e. Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
No.
Dx Kep
Isolasi
Tujuan
TUM : Pasien dapat
Sosial
beerinteraksi
dengan
Kriteria Evaluasi
1. Setelah 1x interaksi klien SP I p
menunjukkan tanda-tanda
orang lain.
percaya
TUK :
perawat:
1. Pasien
dapat
kepada/terhadap
membina hubungan
b. Mau berkenalan
saling percaya.
2. Pasien
mampu
menyebutkan
penyebab menarik
diri
3. Klien
d. Bersedia menceritakan
perasaan
e. Bersedia
mengungkapkan
mampu
menyebutkan
keuntungan
berhubungan sosial
masalahnya
Intervensi
Rasional
dengan
pasien
Diketahuinya
sosial
tentang
penyebab
dapat dihubungkan
dengan
presipitasi
dengan
pasien
akan
faktor
yang
dapat
cara
dan
kerugian
menarik diri
sehingga
ada
keingina
untuk
berinteraksi
menyebutkan
satu penyebab
mengetahui
1. Untuk
satu orang.
3. Bantu pasien memasukkan kegiatan
b. Orang lain
c. lingkungan
kegiatan
pasien
2. Untuk
mengetahui
cara interaksi
oasien
3.
Untuk
membiasakan
pasien untuk
berinteraksi
dengan orang
lain
3. Setelah
1x
interaksi SP III p
dengan
klien
dapat
meneybutkan keuntungan
berhubungan
sosial,
misalnya:
memasukkan
a. Banyak teman
dalam
1. Untuk
mengetahui
kegiatan
pasien
2. Untuk
melatih
b. Tidak kesepian
mental pasien
c. Bisa diskusi
berbicara
d. Saling menolong
Dan kerugian menarik diri,
dengan orang
banayak
3. Untuk
membiasakan
misalnya:
pasien untuk
e. Sendiri
berinteraksi
f. Kesepian
dengan orang
melaksanakan
hubungan
sosial
bertahap dengan:
secara
lain
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
5. Setalah 5x interaksi klien
dapat
menjelaskan
perasaannya
setelah
berhubungan
sosial
dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
6.1 Setelah
1x
pertemuan
keluarga
dapat
menjelaskan tentang:
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda
dan
gejala
menarrik diri
c. Penyebab dan akibat
menarik diri
d. Cara
merawat
klien
menarik diri
6.2 Setelah
2x
pertemuan
keluarga
dapat
mempraktekan
merawat
klien
cara
menarik
diri
akibat
D. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan point-point yang ada pada
intervensi keperawatan. Implementasi dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari
tindakan yang dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi
adalah hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan
perbandingan perilakunya dengan kepribadian yang sehat.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:
S
dilaksanakan
O
: respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A
: analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masih tetap atau masuk giliran baru.
: Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon pasien.
Adapun hasil yang diharapkan yaitu :
1.
Pasien mengungkapkan
2.
perasaannya
terhadap
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Wiwing.
2013.
Laporan
Pendahuluan
Isolasi
Sosial.