BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Polipropilena
kelakuan
polimer
III-2
elektron
III-3
3.2
Persediaan
III-4
2.
mentah ampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk dapat: Menurut
Sofjan Assauri (2004:170) :
1.
2.
3.
harus dikembaliakan.
Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
4.
5.
arus produksi.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
6.
III-5
persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan
timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi
karena
menangguhkan
pembelian
(jika
kebutuhannya
tidak
III-6
3. Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah
menjadi pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak
penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya
tersebut antara lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan
penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan
bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
Pengendalian persediaan adalah aktivitas mempertahankan jumlah
persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian
persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa,
pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan
karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak
memerlukan persediaan.
Berikut ini adalah penjelasan tentang pentingnya mengelola persediaan
bagi suatu perusahaan
1. Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
2. Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
3. Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi
keuangan.
Adapun persediaan itu sendiri terbagi dua, berikut ini adalah jenis-jenis
persediaan.
1.
2.
III-7
b.
Biaya transportasi
c.
d.
e.
Safety Stock
Safety stock (juga disebut buffer stock) adalah istilah yang digunakan oleh
III-8
1.
2.
Lead time. Ada berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi,
leadtime transportasi, leadtime inspeksi, dan atau leadtime yang lain
bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk
dipesan
hingga
dideliver
kepada
yang
memesan,
waktu
yang
III-9
III-10
Keunggulan
MRP
diantaranya
Memberikan
kemampuan
untuk
III-11
III-12
Periode
3
Gross requirements
Scheduled receipts
Project on hand
Net requirements
Planned order receipts
Planned order realeases
Sampai saat ini ada sepuluh teknik lot sizing yang menggunakan
pendekatan level by level yang dapat digunakan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.6
III-13
Teknik LUC ini dan ketiga teknik berikutnya mempunyai kesamaan tertentu,
yaitu ukuran kuantitas pemesanan dan interval pemesanannya bervariasi. Pada
teknik LUC ini ukuran kuantitas pemesanan ditentukan dengan cara coba-coba,
yaitu dengan jalan mempertanyakan apakah ukuran lot disuatu periode sebaiknya
sama dengan ukuran bersihnya atau bagaimana kalau ditambah dengan periodeperiode berikutnya. Keputusan ditentukan berdasarkan ongkos per unit (ongkos
pengadaan per unit ditambah ongkos simpan per unit) terkecil dari setiap bakal
ukuran lot yang akan dipilih.
Jika suatu order tiba atau datang pada awal periode pertama dan mampu
memenuhi kebutuhan sampai akhir periode T, maka :
Total Biaya per unit = (Biaya Order + Biaya Holding sampai akhir periode T)
/ kumulatif demand sampai akhir periode T
3.7
ongkos simpan (ongkos total) setiap ukuran kuantitas pemesanan yang ada pada
suatu horizon perencanaan dapat diminimasi jika besar ongkos-ongkos tersebut
sama atau hampir sama. Sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah suatu
faktor tang disebut Economic Part Periode (EPP). Pemilihan ukuran lot ditentukan
dengan jalan membandingkan ongkos part period yang ditimbulkan oleh setiap
ukuran lot tersebut dengan EPP, yang paling dekat atau sama dengan EPP dipilih
sebagai ukuran lot yang akan dilaksanakan. Part period adalah satu unit yang
disimpan dalam persediaan dalam satu periode. EPP dapat didefinisikan sebagai
kuantitas suatu item persediaan yang bila disimpan didalam persediaan selama
satu periode, akan menghasilkan ongkos pengadaan yang sama dengan ongkos
simpan. EPP dapat dihitung secara sederhana dengan memberi ongkos setiap kali
pesan (S) dengan ongkos simpan perunit (h).
3.8
3.9
III-14
3.10