STRSDNSAND;LAdnlSA6/15/2015S><6/15/201
5x;sa,CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC
CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCdp,saD;/,XABISMUS
Suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak ke satu arah. 2
ortoforia.2
Tergantung arah deviasinya kelainan kedudukan bola mata
disebut esoforia / tropia apabila deviasi axis penglihatan
berdeviasi
ke
arah
superior
maka
disebut
sebagai
Faal masing-masing mata harus baik, yakin bahwa benda yang menjadi
perhatian bisa difiksir pada kedua fovea & sebanding
Posisi kedua mata adalah sedemikian rupa sehingga pada setiap arah
penglihatan, bayangan benda yang menjadi perhatian selalu jatuh tepat
pada kedua fovea. hal ini dicapai karena kerjasama yang baik dari
seluruh otot-otot ekstraokuler kedua mata & terlebih dulu masing-masing
otot mempunyai faal yang normal.
o II.3 ETIOLOGI
Faktor Keturunan
Genetik Patternnya belum diketahui dengan pasti, tetapi
akibatnya sudah jelas. Bila orang tua yang menderita
strabismus
dengan
operasi
berhasil
baik,
maka
bila
Over development
Under development
Kelainan Sensoris
Kelainan Inervasi
o Gangguan proses transisi dan persepsi
II.4 PATOGENESIS
keseimbangan
gerak
kedua
mata,
sumbu
Paretik / paralytik.
Hambatan mekanik.
tidak
dapat
mengimbangi
gerak
otot-otot
kedua
mata,
sehingga
sumbu
penglihatan
Pertama apabila aktivitas dan tonus satu atau lebih otot penggerak
menjadi berlebihan; dalam hal ini otot bersangkutan akan menarik bola
mata dari kedudukan normal. Apabila otot yang hiperaktiv adalah otot
yang berfungsi untuk kovergensi terjadilah juling yang konvergen
(esotropia).
Kedua, adalah kebalikan dari pertama, apabila satu atau lebih dari otot
penggerak bola mata aktivitas atau tonusnya menjadi melemah atau
paretik. Bila hal ini terjadi pada otot yang dipakai untuk konvergensi,
maka terjadilah juling divergen (ekstropia).
besarnya
sudut
deviasi
adalah
berubah-ubah
yang inkomitat.
Sebagai
contoh
adalah
suatu
stimulus
pada
otot.Stimulus
sentral
untuk
jauh
pada
(divergensi)
waktu
melihat
tetapi
dekat
menjadi
juling
(konvergensi);
Convergence
insuffiency
bila
kedudukan
bola
mata
normal
pada
Anisometropia
Apabila
seseorang
berbeda
derajat
hipermetropinya
Aniseikonia
10
stereoskopik.
Disparitas penglihatan
yang
terlalu
besar,
seperti
11
ganti
menjadi
dan
disebut
Alternating
12
Hukum
Desmarrens
Bila
sumbu
penglihatan
bersilangan
maka
Hukum Listing : Bila terjadi perubahan grafis fiksasi bola mata dari posisi
primer ke posisi yang lainnya maka sudut torsi pada posisi sekunder ini
sama seperti bila mata itu kembali pada posisinya dengan berputar pada
sumbu yang tetap yang tegak lurus pada sumbu permulaan dan posisi
akhir dari garis fiksasi.
13
Hukum Sherington : Otot mata luar seperti pada otot serat lintang
menunjukkan persarafan resiprokal pada otot antagonisnya.
o
o
II.5 KLASIFIKASI
Strabismus dapat dibagi dalam berbagai kategori
Keluar : exptropia
Kedalam : esotropia
Kebawah : hypotropia
Keatas : hypertropia
b. Menurut manifestasinya.
Manifest = heterotropia
14
Eksotropia
15
Karena
syarat
penglihatan
binokuler
tidak
terpenuhi
atau
lesi
kemudian eksotropia.
retina
akan
terjadi
amblyopia
7,10
Eksotropia intermiten
anamnesis
sering
diketahui
kelainan
tersebut
Eksotropia konstan
lahir.Karena
itu
anak-anak
dengan
eksotropia
perkembangan.Derajat
dari
eksotropia
16
konstan
bervariasi,
lamanya
penyakit
atau
adanya
Hipertropia
adalah
penglihatan
yang
penglihatan
menuju
penglihatan
yang
suatu
nyata
titik
lainnya
penyimpangan
dimana
fiksasi
salah
sumbu
satu
sumbu
sedangkan
sumbu
menyimpang
pada
bidang
17
Gerak mata terbatas, pada daerah dimana otot yang lumpuh bekerja. Hal
ini menjadi nyata pada kelumpuhan total dan kurang nampak pada
parese. Ini dapat dilihat, bila penderita diminta supaya matanya
mengikuti suatu obyek yang digerakkan ke 6 arah kardinal, tanpa
menggerakkan kepalanya (excurtion test). Keterbatasan gerak kadangkadang hanya ringan saja, sehingga diagnosa berdasarkan pada adanya
diplopia saja.
Deviasi
Kalau mata digerakkan kearah lapangan dimana otot yang lumpuh
bekerja, mata yang sehat akan menjurus kearah ini dengan baik,
sedangkan mata yang sakit tertinggal. Deviasi ini akan tampak lebih
jelas, bila kedua mata digerakkan kearah dimana otot yang lumpuh
bekerja. Tetapi bila mata digerakkan kearah dimana otot yang lumpuh ini
tidak berpengaruh, deviasinya tak tampak.
Mata melihat lurus kedepan, esotropia mata kanan nyata. Mata melihat
kekiri tak tampak esotropia. Mata melihat kekanan esotropia nyata sekali.
Parese m.rektus lateral mata kanan Mata kiri fiksasi (mata sehat) mata
kanan ditutup (mata sakit) deviasi mata kanan=deviasi mata primer Mata
18
kiri yang sehat ditutup, mata kanan yang sakit fiksasi, deviasi mata kiri =
deviasi sekunder, yang lebih besar dari pada deviasi primer.
Diplopia : terjadi pada lapangan kerja otot yang lumpuh dan menjadi
lebih nyata bila mata digerakkan kearah ini.
strabismus
paralitikus.
Dengan
memiringkan
kepalanya,
Proyeksi yang salah. Mata yang lumpuh tidak melihat obyek pada
lokalisasi yang benar. Bila mata yang sehat ditutup, penderita disuruh
menunjukkan suatu obyek yang ada didepannya dengan tepat, maka
jarinya akan menunjukkan daerah disamping obyek tersebut yang sesuai
dengan daerah lapangan kekuatan otot yang lumpuh. Hal ini disebabkan,
rangsangan yang nyata lebih besar dibutuhkan oleh otot yang lumpuh,
untuk mengerjakan pekerjaan itu dan hal ini menyebabkan tanggapan
yang salah pada penderita.
19
Vertigo
mual-mual,
disebabkan
oleh
diplopia
dan
proyeksi
yang
salah. Keadaan ini dapat diredakan dengan menutup mata yang sakit.
o
o
II.7 PEMERIKSAAN
II.7.1 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dengan e-chart digunakan pada anak mulai umur 3 3,5 tahun, sedangkan diatas umur 5 6 tahun dapat digunakan
Snellen chart.
20
Retinoskopi
Hirsberg Test
Cara :
21
Uji Krimsky
Satu mata ditutup dan mata yang lainnya mengikuti cahaya yang
digerakkan kesegala arah pandangan,sehingga adanya kelemahan
rotasi dapat diketahui. Kelemahan seperti ini biasanya karena para
usis otot atau karena kelainan mekanik anatomic.
22
o
o
o
o
Caranya :
Penderita disuruh untuk melihat cahaya pada jarak 12 inci
(30cm).perhatikan reflek cahaya terhadap pupil. Kalau letak nya di
pinggir pupil, maka deviasinya 15 derajat, tapi kalau letaknya
diantara pinggir pupil dan limbus maka deviasinya 30 derajat dan
jika letak nya di limbus, maka derajat deviasinya 45 derajat.(catt :
1 derajat= 2 prisma diopter)
23
Tes Krimsky
o
o
Caranya:
Penderita
melihat
kesumber
cahaya
yang
jarak
nya
Maddox Cross terdiri dari satu palang dengan tangan dari silang
nya 1 m. pada jarak 1m dari Maddox cross, kedua mata penderita,
musle light yang terletak ditengah-tengah Maddox cross dan
ujung Maddox cross membentuk segitiga sama kaki dengan sudut
dasarnya 45o. Suruh penderita melihat muscle light, kalau tidak
ada strabismus, reflek cahaya terletak di tengah-tengah pupil,
namu bila strabismus, letaknya eksentrik
o
o
Caranya:
Diperiksa dengan salah satu mata ditutup, sedangkn mata yang
lain mengikuti cahaya atau objek yang diarahkan kesemua arah.
24
Kelemahan
deduksi
dapat
diketahui
yang
disebabkan
oleh
Uncover Test
o
o
Caranya:
Pasien diminta melihat objek fiksasi.Mata kanan ditutup dan mata
kiri tidak.Lalu dibuka, segera perhatikan, bila bola mata bergerak,
heterophoria diam,orhoporia, exophoria bergerak nasal.
II.8 PENATALAKSANAAN
binokuler
vision
normal,
karena
itu
tujuan
25
Memperbaiki kosmetik :
Kombinasi keduanya
Penglihatan binokuler :
Latihan orthoptic
Non operatif
Kaca Mata
26
Orthoptics :
Oklusi
Pleoptic
Obat-obatan
Latihan Synoptophore
Memanipulasi akomodasi
o
o
o
Penutup Mata
27
Penggunaan
plester
mata
harus
dilakukan
sedini
Operatif
o II.9 KOMPLIKASI
o Komplikasi pada strabismus dapat berupa:
Supresi
o Merupakan usaha yang tak disadari dari
penderita
untuk
28
Adalah suatu keadaan dimana fovea dari mata yang baik ( yang
tidak berdeviasi ) menjadi sefaal dengan daerah diluar fovea dari
Misal : kontraktur
29