Anda di halaman 1dari 9

BAB 11

TERMINAL ANGKUTAN DARAT

11.1 Pengertian Terminal


Untuk menunjang kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan untuk
terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancer dab tertib, di tempat
tempat tertentu dapat dibangun dan di selenggarakan terminal.Pada hakekatnya
terminal merupakan simpul dalam jaringan pengangkutan jalan yg terdiri atas
1.Terminal penumpang dan 2.Terminal barang.
Terminal merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yg
berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana
angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun
penumpang dan merupakan titik awal maupun akhir perjalanan orang untuk
melakukan perjalanan.Disamping itu, terminal merupakan prasarana angkutan jalan
dan sebagai sumber pembangkit. Definisi terminal menurut Surat Keputusan Bersama
(SKB) antara direktorat jenderal perhubungan darat, direktorat Jendrel Bina Marga
tahun 1981 mendefinisikan sebagai berikut :
a. Merupakan prasarana angkutan penumpang, tempat kendaraan untuk
mengambil dan menurunkan penumpang, tempat pertukaran jenis angkutan yg
terjadi sebagai akibat tuntutan efisiensi pengangkutan.
b. Merupakan pengendalian atau pengawasan sistem perizinan arus penumpang
dan barang
c. Merupakan prasarana angkutan yg merupakan bagian dari sistem jaringan
jalan raya untuk melancarkan arus angkutan penumpang dan barang
d. Unsur tata ruang yg mempunyai peran yg penting bagi efisiensi kehidupan
wilayah dan kota.
UU RI No.14 tahun 1992 Pasal 9 dan 10 menjelasakan bahwa terminal merupakan
penunjang untuk kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan untuk
terlaksanannya keterpaduan intra dan antar moda secara lancara dan tertib, ditempat
tempat tertentu dapat dibangun dan di selenggarakan terminal, sedangkan menurut
setiono E(1995; 95) Terminal diartikan :

a. Titik simpul dari jaringan transportasi jalan yg berfungsi sebagai pelasana


umum.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas.
c. Prasarana angkutan yg merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarakan arus angkutan dan barang.
d. Unsur tata ruang yg mempunyai pernana penting bagi efisiensi kehidupan kita.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dijelaskan bahwa terminal sebagai tempat yg
mana sekelompok bus atau angkutan kota mengakhiri dan mengawali lalu lintas
operasionalnya pada daerah terminal, dimana akan terjadi interaksi antara
penumpang dan lintasan rute ( Modul pelatihan perencanaan sistem angkutan umum )
(1997; VII-1).
Dalam angkutan penumpang, terminal merupakan tempat berkumpulnya para
penumpang yg akan bepergian dengan menggunakan bus atau para penumpang yg
datang dan dapat pula merupakan tempat persinggahan. Besar dan sifat dari sarana
dan fasilitas yg terdapat dalam terminal itu tergantung pada volume angkutan lalu
lintas dan frekuensi jasa transportasi. Terminal bus yg memenuhi persyaratan yg baik,
bila terminal tersebut diperlengkapi dengan tempat beristirahan yg memberikan
perasaan kenyamanan bagi para penumpang dan pengantarnya(.), serta
tersedia pada tempat untuk melayani perbaikan dan pemeliharaan kendaraan (Service
and maintenance of vehicle).
Terminal yg diartikan sebagai tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan
mengawali lalu lintas operasionalnya, maka pada bangunan terminal penumpang
dipersiapkan untuk dapat mengantisipasi pergerakan yang masuk dan keluar dalam
sistem yaiut mengakhiri perjalanannya atau memulai perjalannanya atau juga dapat
menyambung perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. Bagi pengemudi
bus bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanan dan juga sebagai
tempat perawatan ringan sarana angkutan.

11.2 Fungsi Terminal.


Dalam praktek, konsolidasi lalu lintas memerlukan pemilihan tempat-tempat
dimana dilakukan akumulasi penumpang dan barang yg tersebar tempatnya agar dapat
diangkut pada waktunya. Untuk muatan barang diperlukan sarana penyimpanan
(sementara) atau penyortiran.Beberapa istilah lainnya dari terminal dapat di sebutkan
misalnya depot, stasiun, terminal pelabuhan laut, terminal bandara udara dan
lainnya.

Bentuk dan luas terminal berbeda beda untuk berbgaai kegiatan transprtasi.
Terminal ditempatkan pada awal dan akhir suatu trayek rute tersebut.Pada titik titik
tersebut barang barang dan penumpang diangkut dan diturunkan oleh kendaraan
kendaraan yg dinggah di terminal tersebut.
Terminal melayani kegiatan kegiatan , misalnya :
a. Barang-barang yg di akumulasikan sebelum diangkut melalui terminal.
Pemuatan secara langsung dari suatu fasilitas transportasi ke sarana
transportasi yg lain akan menimbulkan kongesti(kemacetan) pada titik
pemuatan dan menyebabkan kelambatan dalam pemberangkatan sarana
transportasi. Terminal pada titik tujuan menyediakan sarana pergudangan agar
supaya barang-barang yg dibongkar, untuk selanjutnya disimpan dalam gudang
yg disediakan sampai alat transportasi lainnya datang mengambilnya.
b. Terminal menyediakan tempat menunggu dan beristirahat untuk penumpang
atau penjemput.Seringkali pemberangkatan atau kedatangan kendaraan
mengalami keterlambatan, sehingga para penumpang dan penunggu harus
menunggu. Terminal menyediakan berbagai fasilitas untuk menunggu yg
memeberikan kenyamanan pribadi, fasilitas untuk pembelian barang barang yg
diperlukan oleh orang-orang yg akan bepergian, restoran dan rumah makan,
tempat pemeriksaaan para penumpang yg akan berangkat, fasilitas kesehatan
dan pelayanan bea cukai untuk penumpang asing.
c. Dititik terminal pengangkutan biasa pula menyediakan fasilitas untuk service
dan perbaikan kendaraan kendaraan. Di terminal tersebut dilengkapi lapangan
parkir untuk kendaraan.
Lokasi terminal sebaiknya harus berada pada lokasi yg mudah dijangkau. Fasilitas
yg dimiliki harus cukup, baik jenisnya dan jumlahnya. Pemuatan dan pembongkaran
barang harus dapat dilayani dengan peralatan peralatan mekanik yg memadai seperti
kran(crane) forklift dan lainnya. Tempat penyimpanan yg luas dan lapangan
penumpang terbuka harus luas pula. Untuk para penumpang ruangan yg akan di
sediakan harus bersih, nyaman dan menarik.
Fungsi terminal dapat dijangkau dari tiga unsur, adalah sebagai berikut :
a. Fungsi terminal bagi penumpang, adlaah untuk kenyamanana menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda ke kedaraan lain, tempat fasilitas
informasi dan parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintahan, adlah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan serta menghindari

dari kemacetan , sumber pungutan retribusi dan sebagai pengendalian


kendaraan umum.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha, adalah untuk mengatur jumlah bus,
fasilitas istirahat dan informasi dan sebagai fasilitas pangkalan.
Berdasarkan fungsinya maka terminal penumpang dapat diklasifikasikan atau
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe yaitu :
a. Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar provinsi
dan/atau angkutan lintas batas Negara , angkutan antar kota dalam provinsi,
angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Tiep B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam
provinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaaan.
c. Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaaan.

11.3 Fasilitas Terminal.


Padaterminal penumpang sekurang kurangnya harus memiliki fasilitas utama
dan fasilitas penunjang yg terdiri atas :
a. Fasilitas Utama
1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.
2. Jalur kedatangan kendaraan umum.
3. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk
didalamnya terdapat tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
4. Bangunan kantor terminal.
5. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
6. Menara pengawas.
7. Loket penjualan karcis
8. Rambu rambu dan papan informasi tentang penunjuj jurusan, tariff dan
jadwal keberangkatan.
9. Peralatan parkir kendaraan pengantar dan atau taxi.

Ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam butir 3, 6, 7 dan 9 tidak berlaku


untuk terminal penumpang Tipe C.
b. Fasilitas Penunjang.
1. Kamar kecil/toilet.
2. Kios atau kantin.
3. Musolah
4. Ruang pengobatan(P3K)
5. Ruang informasi dan pengaduan.
6. Telepon umum dan atau wartel.
7. Taman.
8. Tempat penitipan barang.
9. Lokasi Terminal.
Penentuan lokasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Rencana Umum tata ruang.
b. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan sekitar terminal.
c. Keterpaduan intra dan atau antar moda transportasi.
d. Kelestarian lingkungan.
e. Kondisi topografi lokais terminal.
f. Rencana kebutuhan lokasi simpul yg erupakan bagian dari rencana transportasi
jalan.
Pesyaratan Teknis Terminal
Persyaratan teknis yg harus dimiliki oleh terminal adalah sebagai berikut :
1.) Terminal Tipe A
a. Terletak dalam jaringan trayek antar provinsi dan/atau angkutan lintas
batas Negara.
b) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang- kurangnya kelas III A.

c) Jarak antar dua terminal tipe A (dalam satu lintasan) sekurang-kurangnya 20


km di pulau lainnya
d) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk terminal di pulau
Jawa dan Sumatera, 3 Ha di pulau lainnya(untuk luas bangunannya di
sesuaikan dengan kebutuhan).
e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak minimal 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter di pulau lainnya, dihitung
dari jalan pintu keluar atau masuk terminal.
2)

Terminal Tipe B
a) Terletak dalam jaingan trayek antar kota dan provinsi.
b) Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya
kelas III B.
c) Jarak antar dua terminal tipe B (dalam satu lintasan) atau dengan terminal
penumpang tipe A, sekurang-kurannya 15 km di pulau jawa dan 30 km di pulau
lainnya.
d) Tersediannya lahan sekurang kurangnya 3Ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatera, dan 2 Ha untuk terminal di pulau lainnya (untuk luas bangunan di
sesuaikan dengan kebutuhan).
e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak minimal 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya, dihitung
dari jalan pintu keluar atau masuk terminal.

3)

Terminal Tipe C\
a) Terletak di dalam wilayah Kabupaten dan dalam jaringan trayek pedesaan.
b) Terletak di lahan sesuai dengan permintaan angkutan.
c) Tersedia di lahan sesuai dengan permintaan angkutan.

a. Aksebilitas; tingkat pencapaian kemudahan dan dapat di nyatakan dengan jarak


fisik, atau biaya angkutan.
b. Struktur wilayah kota guna mencapai efisiensi maupun efektifitas pelayanan
terminal terhadap elemen-elemen perkantoran mmpunyai fungsi primer dan
sekunder.
c. Lokasi lintas, terminal merupakan pembangkit lalu lintas, sehingga lokasi
terminal hendaknya tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan lalu lintas.
d. Biaya, mempertahankan biaya yang dikeluarkan oleh pemakaia jasa, agar
penggunan angkutan umum dapat di selenggarakan secara aman dan murah.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, perencanaan terminal di klasifikasikan
berdasarakan fungsinya :

a. Terminal utama, yaitu terminal yg berfungsi melayani arus penumpang


angkutan jarak jauh dengan vokume tinggi, jumlah arus kendaraan persatuan
waktu , 50 s/d 100 kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 5 Ha.
b. Terminal madya , yaitu terminal yg berfungsi melayani arus angkutan jarak
sedang dengan volume sedang, jumlah arus kendaraan persatuan waktu 25s/d
50 kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 5 Ha.
c. Terminal cabang, yaitu terminal yg berfungsi melayani arus penumpang jarak
pendek, dengan volume kecil, jarus arus kendaraan kurang dari 25
kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 2.5 Ha.
11.5 Pengelolaan Terminal
Penyebaran terminal berperan menunjang tersedianya jasa transportasi yg sesuai
dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yg selamat, aman,
cepat, tepat, teratur, dan dengan biaya terjangkau masyarakat.
Secara umum ada beberapa proses yg terjadi dalam terminal yaitu :
a. Pergantian moda
b. Kepabeanan dan keimigrasian
c. Menunggu dan antar jemput.
d. Parkir dan penitipan kendaraan.
e. Bongkar muat.
f. Pergudangan.
g. Pemeliharaan dan perbaikan.
Penyelenggaraan terminal meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan, dan
penertiban terminal. Kewenangan pengelolaan terminal berada pada pemerintahann
kota/kabupaten dengan Dinas LLAJ sebagai penyelenggaraan, sedangkan Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat sebagai pembinanya.
Pengelolaan terminal penumpang yg harus dilakukan adalah meliputi kegiatan
perencanaan dan pengawasan pengoperasian terminal.
a. Perencanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi :
1. Penataan peralatan terminal menurut rute atau jurusan, penataan fasilitas
penumpang.
2. Penataan fasilitas penunjang terminal
3. Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal.
4. Penyajian daftar rute perjalanan dan tariff angkot.
5. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawas.
6. Pengaturan jadwal petugas di terminal

7. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.


b.

Perencanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi :


1. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam terminal.
2. Pengaturan kedatangan dan keberangkatan kendaraan menurut jadwal yg telah
di tetapkan.
3. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang.
4. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatanagan kendaraan umum
pada penumpang.
5. Pengaturan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal.

d.

Pengawasan pengoperasian terminal penumpang meliputi :


1. Pemantauan pelaksanaan tariff.
2. Pemeriksaan kartu oengawan dan jadwal keberangkatan.
3. Pelaksanaan batas kapasitas muatan yg di ijinkan.
4. Pemerikasaan batas kapasitas muatan yg di ijinkan.
5. Pemerikasaan pelayanan di berikan oleh penyedia jasa angkutan
6. Pencatatan dna pelaporan penyelenggaraan yg berlaku.
7. Pencatatan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan perundang-undangan
yg berlaku.
8. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yg dating dan berangkat.

Menurut Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1993, untuk penggunaan jasa


pelayanan terminal yg dimaksud adalah :
1. Jasa tempat bongkar muat barang dan atau naik turun penumpang yg dinikmati
oleh pengusaha angkutan.
2.

Fasilitas parkir kendaraan umum menunggu waktu keberangkatan yg dinikmati


oleh pengusaha angkutan , fasilitas parkir untuk umum yg dinikmati oleh
pengusaha jasa.

11.6 Perananan Terminal sebagai Infrastruktur Transportasi.


Terminal angkutan darat merupakan bagian dari simpul transportasi yg
dihubungkan oleh prasarana jalan yg berfungsi melayani angkutan bus umum yg
dating dan berangkat serta menurunkan dan menaikkan penumpang.
Berdasarkan tipe terminal angkutan darat dikelompokkan menjadi terminal
tipe A, B, dan C yg tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten. Perjalanan
penum[ang menjangkau jarak yg semakin jauh ke seluruh pelosok wilayah, yg sudah
tersedia prasarana jaringan jalan. Meskipun tidak seluruh jaringan jalan berkualias
dan berkondisi teknis baik, tetapi sudah digunakan untuk melayani angkutan bus
(umum) karena kebutuhan akan jasa transportasi yg sangat kuat di daerah-daerah.
Kebutuhan penduduk melakukan perjalanan adalah bermacam macam,
meliputi perjalanan bisnis, perjalanan dinas, perjalanan urusan keluarga,
perjalanan liburan, wisata dan lainnya. Perjalanan tersebut di kelompokkan
menjadi perjalanan berkepentingan ekonomi dan perjalanan berkepentingan social.
Perjalanan berkepentingan ekonomi berkaitan dengan berbagai kegiatan
pengembangan produksi sector sector pembangunan di daerah ( sector sector
pertanian, perkebunan, perikanan, industry kecil dan lainnya), maka dapat
dikaitkan bahwa perjalanan penduduk yg membawa barang-barang ke daerahdaerah merupakan kegiatan yg mendorong pengembangan wilayah. DUkungan
prasarana jalan dan terminal angkutan darat memiliki fungsi penunjang yg sangat
penting sebagai prasarana (infrastruktur) wilayah.

Anda mungkin juga menyukai