RESEARCH ?

A process

that combines formal

structured inquiry with acceptable
scientific method with the intent to
answer questions, solve problems, and
to contribute to generalizable
knowledge
RESEARCH
PROBLEM

PROBLEM SOLVING

SCI. METH.

RESULTS

CONTRIBUTION
TO SCIENCE

 WHAT RESEARCH

FOR?
To gain knowledge
WHAT DOES RESEARCH DO?
For the growth and
development of science and
technology
(pragmatical impact of science)
HOW TO DO RESEARCH?
Utilizing scientific method

SCIENTIFIC METHOD
1. Identify and define the PROBLEM
2. Determine THE HYPOTHESIS or
reasoning
3. COLLECT and ANALYSIS DATA
4. Formulate CONCLUSIONS
5. APPLY CONCLUSION in the original
hypothesis

PARADIGMA PENELITIAN
LIT. REVIEW
PROBLEM

THEORETICAL
FRAMEWORK
HYPOTHESIS

VARIABLE

DESIGN

FINDINGS

INSTRUMENT

REPORT
FINDINGS

SAMPLING

SAMPLE
RESULTS
Kedudukan desain penelitian

DATA

RESEARCH DESIGN
RESEARCH DESIGN:
merupakan struktur, strategi dan rencana/planning
penelitian ilmiah
memberikan arah dan membuat riset sistematis
Research design provides the glue that holds the
research project together.
A design is used to structure the research, to show
how all of the major parts of the research project the samples or groups, measures, treatments or
programs, and methods of assignment* work
together to try to adress the central research
questions.
* Lihat paradigma penelitian (WHO)

RANCANGAN PENELITIAN
(RESEARCH DESIGN)
RANCANGAN PENELITIAN (RP)
Dianggap sebagai STRUKTUR: merupakan
GLUE (perekat) yang menyatukan semua
unsur2 suatu proyek penelitian
RP biasanya digambarkan sebagai CONCISE
NOTATION THAT ENABLES US TO
SUMMARIZE A COMPLEX RESEARCH
STRUCTURE EFFICIENTLY

UNSUR2 RP
(menggambarkan notasi RP)

OBSERVASI (pengukuran): O (mis. O1, O2, dst.)

PERLAKUAN (TREATMENT/
PROGRAM/INTERVENTION): X
KELOMPOK: dalam bentuk garis ( - )
(jika ada 3 garis: 3 kelompok)
PENUGASAN (ASSIGNMENT) KELOMPOK: huruf di
awal garis ( - )
Macam penugasan: R (random); N:
nonequivalent; C: cutoff
WAKTU (TIME): bergerak dari kiri ke kanan
(elemen yang terletak di kiri terjadi lebih dulu
dibanding elemen yang terletak di kanannya)

CONTOH NOTASI RP*

* eksperimental
R O

(kel. perlakuan)

R O

(kel kontrol)

Ada 2 kel. (2 baris/deret): secara random (R)

dibagi menjadi 2 kel. (perlakuan dan kontrol)
Kel. perlakuan: diobservasi (pretes)
diberi perlakuan (tes) diobservasi
(posttes)
Kel. kontrol: diobservasi tidak diberi
perlakuan - diobservasi

RANCANGAN PENELITIAN
(RESEARCH DESIGN)
1. PROSEDUR pelaksanaan penelitian
(mencakup RENCANA, STRUKTUR,
STRATEGI) dalam rangka mengkaji
hubungan antarvariabel penelitian
2. KERANGKA ACUAN
(ToR: TERM OF REFERENCE)

RANCANGAN PENELITIAN:
PROSEDUR meliputi
RENCANA: secara sistematis memuat seluruh
aktivitas penelitian
(garis2 besar semua rencana yang akan dilakukan)
STRUKTUR: model/paradigma operasionalisasi
variabel-variabel penelitian
(model mengenai var.2 dan implikasi mengenai
hubungan antarvar.)
STRATEGI: pedoman prosedur bagi Rencana dan
Struktur (bagaimana cara peneliti akan mencapai
tujuan penelitian, kiat bagaimana cara2 dan
langkah2 untuk merencanakan dan melakukan
penelitian)

TUJUAN RANC. PENEL.:

MENJAWAB MASALAH PENELITIAN
(CARA: dengan upaya
optimalisasi
keseimbangan antara)
VALIDITAS INTERNAL
dan
VALIDITAS EKSTERNAL
(dengan jalan)
MENGENDALIKAN VARIAN (SD2)

 VALIDITAS

INTERNAL*:
Seberapa besar pengaruh var. bebas
(var.
independen) terhadap var.
terikat
(var.
dependen/tergantung)
Val. Int.: hanya relevan untuk penel. eksp.
(cause-effect).
Program/treatment/perlakuan harus memberi
efek terhadap var terikat
VALIDITAS EKSTERNAL:
Seberapa besar/jauh hasil-hasil
penelitian bisa digeneralisasikan
(diinferensikan/diberlakukan) kepada
populasinya

RESEARCH
POP
(sampling)
s

s = representative
of POP

Inference
(generalization)

Research Design: glue that holds the research project

together
A research design is used to structure the research, to
show how all the major parts of the research project (the
samples/groups, measures, treatments/programs, and
method of assignment) work together to try to address the
central research questions.

RESEARCH DESIGN =ToR

(Term of Reference)/Acuan
menggambarkan:

OBSERVASI (Apa? Bagaimana?)

PENGUKURAN (Apa? Bagaimana?)
ANALISIS HASIL (Bagaimana?
Uji hipotesis?)
PREDIKSI KESIMPULAN

RANCANGAN PENELITIAN
PROSEDUR (sistematis, efisien, efektif)
PROSES (perencanaan, pelaksanaan)
STRUKTUR (model hubungan variabel)
STRATEGI (- cara mencapai tujuan
- kiat mengatasi kesulitan
- cara memperoleh dan
- menganalisis data)
KEGUNAAN RANC. PENEL.:
1. PEDOMAN (ToR)
2. ALAT KONTROL

MENCAPAI TUJUAN
PENELITIAN

 PRINSIP

UMUM

PILIHAN
RANC.
PENEL.
P
E
N
E
L
I
T
I
A
N

MASALAH
PENELITIAN
(menentukan)

KUALITAS
KEKUATAN/KELEMAHAN
ARAH WAKTU
TIPE/KLASIFIKASI

RANCANGAN PENELITIAN
IKUT MENENTUKAN:
1.LOW VALUE vs HIGH VALUE
suatu penelitan
(Case-Report vs. RCT)
2. LOW QUALITY vs HIGH QUALITY
suatu peneltian
(CLINICAL RESEARCH vs BASIC/LABORATORY
RESEARCH)
(ability to control experimental conditions)

LANGKAH AWAL
TENTUKAN JENIS PENELITIAN
PENELITIAN

OBSERVASIONAL?

PROSPEKTIF?

EKSPERIMENTAL?

RESTROSPEKTIF?

KATEGORI UTAMA
RANC. PENEL. (RP)
I.

RP OBSERVASIONAL
Identifikasi subjek
Observasi & rekam karakteristik2
II. RP EKSPERIMENTAL
Identifikasi subjek
Letakkan dalam konteks yang sama
(kontrol dan perlakuan)
Intervensi (treatment/perlakuan)
Observasi efek intervensi

OBSERVASI vs EKSPERIMEN
I. OBSERVATION:
Readily obtained
Subject to bias (systematic errors)
(Some observational designs are less subject to bias
than others)
II. EXPERIMENT:
Are hard to do well
Can answer narrow questions
Definitely (pasti)
Generalizability of results from experiments may be
at issue, e.g., new drug testing that exclude women
subjects

OBSERVATIONAL
RESEARCH DESIGN
Diterapkan dalam:
penelitian etiologis
kondisi2 dimana:
- randomized controlled study tidak etis
untuk dilakukan
- kondisi2 yang dikaji/diteliti
jarang terjadi

1. COHORT dipakai untuk meneliti:

Insidensi
Sebab2/penyebab (etiologi)
Prognosis
Cohort mengukur events
berurutan secara kronologis
(menurut perjalanan waktu)
untuk membedakan sebab-akibat

2. CROSS-SECTIONAL
dipakai untuk:
menentukan prevalensi
(frekuensi kejadian)
Sifat CS:- relatif cepat dan
mudah
- tetapi tidak bisa
membedakan cause
dan effect

3. CASE-CONTROL
- membandingkan kelompok2
(kasus dan kontrol) secara
retrospektif
- Tujuan: outcome teridentifikasi
sebagai possible predictor

BREAK

TYPES OF OBSERVASIONAL
RESEARCH DESIGNS*
CASE

STUDY (1 kasus)
CASE-SERIES (banyak kasus)
The Main Observational RDs:
CROSS-SECTIONAL
CASE-CONTROL STUDIES
COHORT STUDIES
*Dasar: 1. Objektif penel.
2. Sampling; 3. Arah waktu (time line) koleksi data

OBSERVATIONAL STUDIES
Observational Studies:
Menarik inferensi/generalisasi tentang
efek Exposure (paparan) atau
intervensi subjek
Penugasan (assignment) terhadap kelompok2:
diamati (diobservasi), bukan dimanipulasi
(intervensi) mis. melalui randomisasi oleh
peneliti.
Melibatkan observasi langsung individu2
dalam natural setting-nya masing2.

1.

CASE STUDY *
(STUDI KASUS)

Kajian satu kasus khusus/istimewa

(Mis. Kolesterol plasma normal pada seorang
lelaki 88 th. yang makan 25 telor/hari)

KELEBIHAN
Baik untuk:
- identifikasi situasi luar/tidak biasa
- Bisa dipakai untuk membangun hipotesis
(untuk uji yang lebih kuat)
* Case-Series: jika kasusnya banyak

KELEMAHAN

(Case study/Case-series study):

-

Biasanya singkat (jangka pendek)

Peneliti self-select (bias!)
Biasanya tanpa kontrol
(Kontrol: standard pembanding untuk efek dan
variabilitas)

CASE-CONTROL STUDIES
Penelitian

dengan kontrol
Retrospektif: mengumpulkan data yang
terjadi di masa lalu
Cara:
- Identifikasi kasus-kasus
(dengan kondisi yang diteliti)
- Match dengan kontrol (bebas penyakit):
sama dalam faktor risiko yang
dikenal untuk kondisi tsb.
- Bandingkan derajat paparan (exposure)
terhadap faktor risiko (FR)

Exposed
CASE
Unexposed
Exposed

NOTASI LAIN UNTUK

RANCANGAN PENELITIAN

CASE-CONTROL DESIGN
CONTROL

What happened?

Unexposed
Onset of study
Time

SUBJECTS
SELECTED
FOR THE
STUDY

With
outcome
Without outcome

CROSS-SECTIONAL
DESIGN
What is happening?

LOGIKA CASE-CONTROL STUDIES

Kasus berbeda dengan Kontrol hanya dalam

adanya penyakit
Jika paparan (exposure) tidak mempunyai
predisposisi menderita penyakit, maka paparan
harus terdistribusi sama antara kasus dan
kontrol
Paparan sebelumnya yang lebih besar diantara
kasus-kasus mencerminkan meningkatnya risiko
yang disebabkan oleh paparan

NESTED CASE-CONTROL STUDY

Nested

Case-Control: a case-control study

that nested (or embedded: terletak) in
cohort study.
Kasus: semua kasus di dalam cohort
Kontrol: dipilih secara random dari nonkasus
(Karena cohort is well-defined,
sesuai/appropriate membandingkan rates of
exposure among the cases and controls)

PENGUKURAN EFEK
RISIKO

RELATIF (RR/RELATIVE RISK):

rasio probabilitas menderita penyakit
akibat paparan
ODDS RATIO (OR): ratio of the odds of
contracting disease given exposure
(ODDS: relative likelihood that event happen,
expressed as a fraction p/(1-p)
(the likelihood of a thing occurring rather
than not occurring)
RR=1 atau OR =1: menunjukkan tidak ada efek
paparan (odds-nya sama)

COHORT*
Prospektif

(subjects are followed over time)

Punya kontrol (controlled)
Dimulai dengan observasi kelompok
terpapar dan tidak terpapar (oleh faktor),
kemudian dievaluasi
perkembangan
outcome yang terjadi
* COHORT: a well defined group of
subjects is followed

 Dapat

menentukan kausa dan insidensi

penyakit serta identifikasi faktor2
risiko (FR)
Pada umumnya mahal dan sulit
dilakukan
Menggunakan Prosedur studi cohort
Berdasarkan atas Logika studi
cohort

PROSEDUR STUDI COHORT

-. Identifikasi kelompok2 subjek terpapar
dan subjek kontrol
- Match untuk faktor2 risiko
- Ikuti menurut waktu
- Catat fraksi masing2 kelompok yang
menderita kondisi/penyakit yang diteliti
- Bandingkan fraksi2 tsb. Dengan
menggunakan RR atau OR

LOGIKA COHORT
Perbedaan rate (angka) subjek
terpapar dan subjek kontrol
menderita penyakit disebabkan
oleh perbedaan dalam
paparan, karena faktor2 risiko
lain yang diketahui sama-sama
ada di kedua kelompok

With outcome
Exposed
(Subjects)
COHORT
(SELECTED
FOR STUDY)

Without outcome

With outcome
Unexposed
(Control)

Onset of
study

Without outcome
TIME

COHORT (LONGITUDINAL) STUDY DESIGN

1. PROSPECTIVE
What will happen?

With
outcome
Exposed
(Subjects)
Without
outcome

With outcome

COHORT
(SELECTED
FOR STUDY)
Unexposed
(Control)

Without outcome
TIME
COHORT (LONGITUDINAL) STUDY DESIGN
2. RESTROSPECTIVE
What was happened?

Onset of study

CROSS-SECTIONAL
Paparan

dan outcome diamati pada waktu

yang bersamaan (simultan) untuk setiap
subjek
(kadang2 disebut snapshot study
terhadap sekelompok individu)

Melibatkan sekelompok subjek yang diamati

pada satu titik (point/waktu) dengan
memotong (cross-section) pada waktu
tertentu (particular time)

 Pendekatan

ini lebih menarik:

lebih cepat dan lebih murah
dibanding pendekatan longitudinal
Sometimes it works sometimes it
doesnt
Cocok untuk screening hypotheses
Contoh:

Mengukur kadar kolesterol

dan masukan lemak

Dipakai untuk memahami prevalensi berbagai

kondsi, treatments (perlakuan/ layanan), atau
outcomes dan faktor2 yang terkait dengan
outcomes

Merupakan cara paling efisien untuk mengevaluasi

sejumlah besar pasien (di RS)

Untuk membangun hipotesis

Untuk mengestimasi asosiasi antara layanan dan

pelaksana layanan

S. ASWIN,
dr., Ph.D, PA (K), Prof.

RANCANGAN EKSPERIMENTAL
TUJUAN RANC. EKSP.:
1. Memberikan jawaban atas pertanyaan
penelitian (research questions)
2. Mengendalikan varian
(variance/differences):
Prinsip MaxMinCon
(Maximize systematic variance
Minimize error variance
Control extraneous systematic variance)

RANC. PENEL. EKSPERIMENTAL

(RANC. PERCOBAAN)
CIRI-CIRI RANC. EKSPERIMENTAL
Variabel:
- terkendali ketat
- dilakukan intervensi/manipulasi
(terhadap var. bebas)
Adanya kontrol (pembanding)
Analisis statistis: analisis varian

VALIDITAS KONKLUSI
KUALITAS

PENELITIAN ditentukan oleh

VALIDITAS KONKLUSI
(extent of the researchers ability to draw
accurate conclusions from the research):
1. VALIDITAS INTERNAL
(correctness of conclusions regarding the
relationships among variables examined)
(whether the research findings accurately
reflect how the research variables are
really connected to each other)

2. VALIDITAS EKSTERNAL
- (generalizability of the findings to
the intended/approprate
population/setting)
- (whether appropriate subjects were
selected for conducting study)

EFFECTIVE RESEARCH DESIGN

Guiding

principles for effective control

of variances (and, thus, effective
research design) is:
THE MAXMINCON PRICIPLE
1. Maximize Systematic Variance
2. Minimize Error Variance
3. Control variance of Nuisance/
Extraneous/ Exogenous/ Confounding
variables

VARIAN (VARIANCE)
VARIAN:

(Standard Deviasi)2 (SD2)

(menggambarkan akurasi pengukuran)
Macam Varian
Sifat kendali
1. Error Variance
MINIMAL
2. Extraneous Variance
CONTROLED
3. Experimental Variance
MAXIMIZED
MAXMINCON PRINCIPLE

MAXIMIZING SYSTEMATIC VARIANCE

- Widening the range of values of research
variables
(In experiment: the researcher actually
manipulates the independ. var. and
measures its impact on the depend. var.)
- Proper manipulation of experimental
conditons to ensure high variability in
independ. var.
1.

2. MINIMIZING ERROR VARIANCE (Measurement

Error)
- Minimizing the part of variability in scores that is
caused by error in measurement
- Sources of error variance:
Poorly designed measurement instruments
(Instrumentation Error)
Error emanating from study subjects (e.g.
response error)
Contextual factors that reduce a sound/accurate
measurement instruments capacity to
measure accurately

PRINSIP TUJUAN
RANC. PENEL. EKSPERIMENTAL:
Meningkatkan Validitas
- Validitas Internal: pengaruh VB terhadap
VT harus kuat/besar/nyata)
- Validitas Eksternal: seberapa besar hasil2
penelitian bisa digeneralisasikan/
diberlakukan kepada populasinya)
(Untuk PENELITIAN EKSPERIMENTAL: validitas
eksternal RENDAH; namun dusahakan setinggi
mungkin)
CARA MEINGKATKAN VALIDITAS:
1. Replikasi
2. Randomisasi
3. Kontrol internal

RANDOMISASI
RANDOM/PROBABILITAS:
Peluang (probabilitas) setiap anggota
pop. untuk terpilih sebagai sampel adalah
sama
Cara: RANDOMISASI
1. Randomisasi seleksi (Selection
Randomization: RS): pemilihan anggota
sampel dari populasi secara random
2.Randomisasi penugasan (Assignment
Randomization: RA): penugasan anggota
populasi terpilih untuk menjadi anggota
kelompok perlakuan atau anggota
kelompok kontrol

P
POP

RS

RA
K

POP: populasi; S: sampel; RS: random sampling;

RA: random assignment; P: kelompok perlakuan;
K: kelompok kontrol

MACAM RANC. PENEL.

EKSPERIMENTAL
Wise, Nordberg & Reitz

RANC. FUNGSIONAL
RANC. FAKTORIAL*

Banyak faktor

Cambell & Stanley

PRE-EXPERIMENTAL

TRUE EXPERIMENTAL

QUASI-EXPERIMENTAL

CORRELATIONAL & EX POST FACTO

(* Ranc. Faktorial: sering dipakai untuk memaham
pengaruh dua atau lebih var. bebas (disebut faktor
atau kovariat) terhadap satu var. terikat.

1. PRE-EXP. DESIGN
Sebelum adanya True Experimental Design
(1). One-shot case study
X
O
(2). One-group Pretest-posttest
O X O
O
O
(3). Static-group Comparison Design*
X O
(Kel. I)
O
(Kel. II)
X: perlakuan/treatment; (-): tidak diberi perlakuan; O:
observasi/pengukuran
* Jika diyakini bahwa pretest mempunyai dampak
terhadap hasil2 penelitian

Tanpa pretes

Penggambaran (notasi) desain

2.TRUE EXPERIMENTAL DESIGN*

(1). POST-TEST ONLY (R) CONTROL
GROUP DESIGN
(SIMPLE EXPERIMENTAL DESIGN)
R
X
O (Kel. I)
R

(Kel. II)

* RANDOMISASI: +
R: randomisasi; O: observasi; X: perlakuan;
tanpa pretes

(2). PRETEST-POSTTEST (R)

DESIGN
R O
R O

O
O

CONTROL GROUP

(3). PRETEST-POSTTEST (R) CONTROL

GROUP DESIGN WITH EXTENTION
(Randomized Solomon Four Group
Design)
(Combine Randomized Pretest-Posttest
Control Group Design with Randomized
Posttest-Only Control Group Design)
R

O
O

O (Ex-

2. QUASI-EXPERIMENTAL
DESIGN*
(1). NONRANDOMIZED PRETESTPOSTTEST CONTROL GROUP DESIGN
O X
O (Kel. Perlakuan)
O
O (Kel. Kontrol)
(2). TIME-SERIES EXPERIMENTAL
DESIGN (TREND STUDY)
O O O O X
O O O O
*RANDOMISASI SELECTION/ASSIGNMENT: -

(3). CONTROL GROUP TIME SERIES

EXPERIMENTAL DESIGN
O

(KP)

(KK)

(KP: Kelomp. Perlakuan;

KK: Kelomp. Kontrol)
Randomisasi: -

RANDOMIZED CLINICAL TRIAL

(RCT)
OC: +
SUBJ.
R

POP

SAMPLE

Treatment

OC: OC: +

CONTR.
OC: (Time)
Onset

R: randomization; Subj.: subject;

CONT.: control; OC: outcome

RCT WITH CROSSOVER

RCT dengan crossover
Crossover (dipertukarkan):
- Semula subjek dijadikan kontrol
- Semula kontrol dijadikan subjek
Jika perlakuan/treatment: OBAT
Sebelum dipertukarkan: perlu WASHOUT
PERIOD (menghilangkan efek obat
sebelumnya)

CORRELATIONAL DESIGN
HUBUNGAN/ASOSIASI/KORELASI

DUA

HIMPUNAN DATA
Oa

Ob

Oa

Ob

(BERKORELASI)(TIDAK BERKORELASI)
Oa

Ob

Oa

Ob

(ARAH HUBUNGAN JELAS)

EX POST FACTO DESIGN

EX POST FACTO (EPF)
Tipe penelitian relasional yang tidak
mengungkapkan kausalitas
(kadang2 disebut KOMPARATIF KAUSAL), sebagai
pengganti penelitian eksperimental, dengan tujuan:
menjelaskan atau prediksi; subject self-selection,
variabel perlakuan (bebas atau X) secara alami
terjadi
EPF: - after an event
- deskriptif dan eksplanatoris
(Mis. Merokok kanker paru;
Menginang - kanker lidah)
- KESIMPULAN HATI-HATI!

RANCANGAN FAKTORIAL
(FACTORIAL RESEARCH DESIGN)
Contoh:
Program pendidikan; ingin diteliti 2 variasi program
(setting dan time in instruction): yang mana yang lebih
baik?)

FACTOR: variabel bebas (independen) utama;

di sini 2 factors:
1. setting (2 level): a. Dalam klas
b. Luar klas
2. Time in instruction (2 level):
a. 1 jam/minggu
b. 2 jam/minggu
LEVEL: subdivisi suatu faktor (di sini: 2 levels

CONTOH 1
RANCANGAN FAKTORIAL
2 X 2 (two by two)
FACTORS
(major
independent
variables)

Time in instruction

LEVELS

Setting

I jam/minggu

2 jam/minggu

Dalam
klas

Rerata Grup 1

Rerata Grup 3

Luar
klas

Rerata Grup 2

Rerata Grup 4

FAKTOR: 2; LEVEL: 2

2X2

CONTOH 2
RANCANGAN FAKTORIAL

Penelitian agrikultur: menguji (test) efek food additives

terhadap laju pertumbuhan ikan air tawar (trout).
Mengingat densitas stocking krusial untuk pertumbuhan
ikan (jika tidak cukup banyak (densitas) ikan dalam satu
tank, maka wasted capacity costs money). Jika densitas
ikan terlalu besar, maka pertumbuhan ikan akan lebih
lambat.
Untuk penelitian ini tidak cukup jika menggunakan
rancangan eksperimental biasa, harus menggunakan
rancangan faktorial dan mengkoordinasi additive trial
dengan stocking densities, mis. dipilih 4 kelompok.
Dengan demikian, eksperimen faktorial ini memerlukan
4x2 = 8 perlakuan (treatments)

NOTASI
RANCANGAN FAKTORIAL
R
R
R
R
Karena

X11
X12
X21
X22

O
O
O
O

kombinasi treatment level, maka dipakai

subskrip pada simbol treatment (X, mis. X11,
X12 dst.).
Terlhat: 4 kelompok, masing2 satu kombinasi
level faktor2. Juga terlihat kelompok2 randomly
assigned, dan merupakan posttest-only design