Disusun Oleh:
Nama : Ana Kurnia Dewi
Kelas : PSIK 4C
NIM : 2013011565
ANALISIS JURNAL
Judul
Peneliti
: Ridlwan Kamaluddin
Pembahasan
:
Berdasarkan hasil penelitian kedua tema meliputi : 1) Proses
pengambilan keputusan menjalani terapi bekam. 2) Alasan klien
menjalani terapi bekam. Tema pertama tentang proses pengambilan
keputusan memilih terapi bekam, pada penelitian di temukan dua faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor sosial dan psikologis. Tema kedua,
pada penelitian di temukan beberapa alasan menjalani terapi bekam
yaitu di lihat dari aspek fisiologis, psikologis, ekonomi dan spiritual.
a. Proses Pengambilan Keputusan dalam pemilihan Terapi Bekam.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan data dan informasi
bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari dua faktor yaitu
faktor sosial dan faktor psikologis. Faktor sosial yang mempengaruhi
partisipan dalam mengambil keputusan untuk memilih terapi bekam
adalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga dan karena adanya
dukungan dari anggota keluarga.
Saran
:
Bagi perawat diharapkan mampu memahami tentang terapi
komplementer bekam dan perawat mempunyai peranan care provider,
conselor, educator, dan advocator dalam pelaksanaan terapi alternatif
komplementer terapi bekam. Terapi komplementer bekam dapat
dijadikan salah satu intervensi keperawatan yang komperhensif dalam
memberi askep.
ANALISIS JURNAL
Judul
Peneliti
Metode Penelitian
Pendahuluan
:
Tahun terakhir diberitakan bahwa kurang lebih 14,7 juta
penduduk Amerika Serikat terpapar oleh kebisingan ditempat kerja
yang mengancam pendengaran mereka, 13,5 juta diantaranya terpapar
karena kebisingan pada level yang berbahaya yaitu akibat dari suara
truk, pesawat terbang, kereta apai, sepeda montror, alat-alat stereo
serta mesin pemotong rumpu (Sulistyanto, 2004).
Kenaikan jumlah kasus gangguan pendengaran yang diraskan oleh
masinis semakin meningkat. Tidak diketahui denagan pasti berapa
jumlah kenaikan kasus tersebut karena tidak terlalu baynak publikasi
informasi mengenai hal ini. Gangguan pendengaran yang dirasakan
oleh masinis, terutama yang terkait dengan gangguan pendengaran
{auditori) yang terjadi akibat kebisingan merupakan perasaan
terganggu atau tidsk nyaman yang dirasakan oleh pekerja tanpa
mempertimbangkan aspek patologis secara medis (Jenne,2007)
Pembahasan
Simpulan
Saran
ANALISIS JURNAL
SWISS BALL EXERCISE DAN KOREKSI POSTUR TIDAK TERBUKTI LEBIH BAIK
DALAM MEMPERKECIL DERAJAT SKOLIOSIS IDIOPHATIK DARIPADA KLAPP
EXERCISE DAN KOREKSI POSTUR PADA ANAK USIA 11-13 TAHUN
Disusun Oleh:
Nama : Ana Kurnia Dewi
Kelas : PSIK 4C
NIM : 2013011565
ANALISIS JURNAL
Judul
Peniliti
Metode Penelitian
Pendahuluan
: Swiss Ball Exercise dan Koreksi Postur tidak Terbukti Lebih Baik
dalam Memperkecil Derajat skoliosis Idiophatik daripada Klapp
Exercise dan Koreksi Postur pada Anak Usia 11-13 Tahun
: Suriani Sari, Ketut Tirtayasa, Sugijanto
: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan eksperimen.
Desain penelitian ini adalah pre and post with control group desain.
:
Skoliosis merupakan kelainan-kelainan pada rangka tubuh
berupa kelengkungan tulang belakang, dimana terjadi pembengkokan
tulang belakang kearah samping kiri atau kanan atau kelainan tulang
belakang pada bentuk C atau S.
Di pontianak dari 825 anak setelah dilakukan pengukuran
dengan menggunakan inclinometer terdapat 45 anak yang mengalami
derajat skoliosis. Pravelensi terjadinya skoliosis yang terjadi di
pontianak kota sebesar 5,4% dan yang mengalami derajat skoliosis
diatas 10 derajat adalah 0,3% dan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan yaitu 1:9.
Swiss ball exercise merupakan suatu latihan yang
meningkatkan kekuatan yang mana efektif untuk melatih sistem
muskoloskeletal. Latihan kekuatan dengan bola sebagai penyangga
dipercaya pada permukaan.yang labil akan membuat tulang belakang
mempunyai tantangan yang besar untuk menstabilkan otot antar
vertebra dan meningkatkan keseimbangan dinamis dan melatih
stabilitas tulang belakang untuk mencegah stabilitas berulang.
Klapp exercise merupakan latihan dengan posisi merangkak
yang mana juga dapat memperbaiki skoliosis. Pada klapp lebih
ditekankan pada penguluran dan penguatan otot antar vertebra yang
mana pada penderita skoliosis idiopatik terjadi ketegangan otot
sehingga pada latihan ini otot menjadi rileks dan memperkecil derajat
skoliosis.
Pembahasan
: Kombinasi swiss ball exercise dan koreksi postur tidak terbukti lebih
baik dalam memeperkecil skoliosis dibanding kombinasi klapp exercise
dan koreksi postur pada anak usia 11-13 tahun.
Saran
JURNAL
STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW
KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012
Disusun Oleh:
Nama : Ana Kurnia Dewi
Kelas : PSIK 4C
NIM : 2013011565