PELATIHAN

PERPAJAKAN

PUSAT KAJIAN EKONOMI DAN

KEUANGAN
USB YPKP
 PERUBAHAN
UNDANG – UNDANG
PERPAJAKAN

UU NO. 17 TAHUN 2000

menjadi UU NO.36 2008
 POKOK PERUBAHAN
UU PPh
1. SUBJEK PAJAK
2. OBJEK PAJAK
3. OBJEK PAJAK PASAL 4 AYAT (2)
4. PENGECUALIAN DARI OBJEK PAJAK
5. BIAYA PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO
6. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
7. ISTRI YANG MEMILIH UNTUK MEMILIKI NPWP SENDIRI
8. NORMA PENGHITUNGAN PENGEHASILAN NETO
9. TARIF PAJAK
10. PENCEGAHAN PENGHINDARAN PAJAK
11. PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
12. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
13. ANGSURAN TAHUN PAJAK BERJALAN
14. KETENTUAN PERPAJAKAN PERTAMBANGAN DAN SYARIAH
15. FASILITAS PERPAJAKAN BAGI UMKM
 PENGHASILAN TIDAK KENA
PAJAK
PTKP PTKP
LAMA BARU
SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN

WP 13.200.000,- 1.100.000,-- 15.840.000,-- 1.320.000,--

WP KAWIN 1.200.000,-- 100.000,-- 1.320.000,-- 110.000,--

TANGGUNGAN 1.200.000,-- 100.000,-- 1.320.000,-- 110.000,--

ISTRI 13.200.000,- 1.100.000,-- 15.840.000,-- 1.320.000,--

BEKERJA
MAKS. K/3 K/3
TANGGUNGAN
 ISTRI YANG MEMILIH UNTUK MENJALANKAN HAK
DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI

KETENTUAN LAMA
PENGHASILAN SUAMI DAN ISTRI DIKENAI PAJAK TERPISAH JIKA :
1.SUAMI – ISTRI TELAH HIDUP BERPISAH
2.DIKEHENDAKI SECARA TERTULIS OLEH SUAMI-ISTERI BERDASARKAN
PERJANJIAN PEMISAHAN HARTA DAN PENGHASILAN

KETENTUAN BARU
PERLUASAN :
1. PENGHASILAN SUAMI-ISTERI DIKENAI PAJAK TERPISAH APABILA
DIKEHENDAKI OLEH ISTERI YANG MEMILIH UNTUK
MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PAJAKNYA SENDIRI
2. TATA CARA PENGHITUNGAN PPH TERHUTANG SAMA DENGAN
SUAMI – ISTERI YANG MELAKUKAN PEMISAHAN HARTA
 TARIF PAJAK ORANG PRIBADI
KETENTUAN LAMA
NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF
1 s.d Rp. 25.000.000,-- 5%
2 > Rp.25.000.000,-- s.d Rp. 50.000.000,-- 10%
3 > Rp. 50.000.000,--s.d Rp. 100.000.000,-- 15%
4 > Rp. 100.000.000,- s.d Rp. 200.000.000,- 25%
5 > Rp. 200.000.000,-- 30%

KETENTUAN LAMA
NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF
1 s.d Rp. 50.000.000,-- 5%
2 > Rp.50.000.000,-- s.d Rp. 250.000.000,-- 15%
3 > Rp. 250.000.000,--s.d Rp. 500.000.000,-- 25%
4 > Rp. 500.000.000,- 30%
 TARIF PPH BADAN
KETENTUAN LAMA
NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF
1 s.d Rp. 50.000.000,-- 10%
2 > Rp. 50.000.000,--s.d Rp. 100.000.000,-- 15%
3 > Rp. 100.000.000,- 30%

KETENTUAN BARU

TARIF TUNGGAL28 % UNTUK TAHUN 2009

MULAI TAHUN 2010 DITURUNKAN MENJADI 25%
 TARIF WAJIB PAJAK
PERSEROAN TERBUKA
KETENTUAN BARU
WP DALAM NEGERI BERBENTUK PERSEROAN
TERBUKA MEMPEROLEH PENURUNAN TARIF
SEBESAR 5% DARI TARIF PPh BADAN YANG
BERLAKU (28%)
SEPANJANG :
PALING SEDIKIT 40% SAHAMNYA
DIPERDAGANGKAN DI BURSA INDONESIA
 SUNSET POLICY

ADALAH KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM
PEMBERIAN FASILTAS
PERPAJAKAN DALAM BENTUK
PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI PERPAJAKAN
BERUPA BUNGA
PADA TAHUN 2008
 SIAPA YANG BERHAK ATAS
SUNSET POLICY

1.WP OP YANG BELUM MEMILIKI NPWP

2. WP OP DAN BADAN YANG TELAH MEMILIKI

NPWP SEBELUM TAHUN 2008, YANG
MENNYAMPAIKAN PEMBETULAN SPT TAHUNAN
PPh TAHUN PAJAK 2006 DAN TAHUN PAJAK
SEBELUMNYA UNTUK MELAPORKAN
PENGHASILAN YANG BELUM DIPERHITUNGKAN
DAN DILAPORKAN DALAM SPT
Misal : WP A seorang pengusaha bengkel motor “Maju Jaya “
yang telah beroperasi sejak tahun 2004. Sampai tanggal 31
Desember 2007, A belum memiliki NPWP.

Menurut SPT Tahunan PPh yang disampaikan :

Tahun 2004 kurang bayar Rp. 500.000,--
Tahun 2005 kurang bayar Rp. 1.000.000,--
Tahun 2006 kurang bayar Rp. 1.500.000,--
Tahun 2007 kurang bayar Rp. 2.000.000,--
Maka WP A memperoleh fasilitas pajak :

 untuk SPT tahun 2004 : mulai tgl 25 maret 2005 s.d. 15 Agt 2008
(2% x 41 bln x Rp.500 rb ) = Rp. 410.000,--

untuk SPT tahun 2005: mulai tgl 25 maret 2006 s.d. 15 Agt 2008
(2% x 29 bln x Rp.1jt ) = Rp. 580.000,--

untuk SPT tahun 2006 : mulai tgl 25 maret 2007 s.d. 15 Agt 2008
(2% x 17 bln x Rp.1, 500 rb ) = Rp. 510.000,--

untuk SPT tahun 2007 : mulai tgl 25 maret 2008 s.d. 15 Agt 2008
(2% x 5 bln x Rp.2 jt ) = Rp. 200.000,--
 MENGAPA HARUS
MEMANFAATKAN SUNSET
POLICY
1. TIDAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI
2. TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN, KECUALI SPT
LEBIH BAYAR
3. APABILA WP SEDANG DIPERIKSA TETAPI BELUM
DISAMPAIKAN SURAT PEMBERTAHUAN HASIL
PEMERIKSAAN , PEMERIKSAAN AKAN DIHENTIKAN
4. DATA DALAM SPT DENGAN SP TIDAK DAPAT
DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR MENERBITKAN SKP