Anda di halaman 1dari 13

Dalam LKTI terdapat Bab III mengenai Metode Penulisan.

Karena bukan ranah ke


Penelitian, sekadar LKTI (gagasan) sehingga yang ditekankan adalah Metode Penulisan
bukan Metode Penelitian. Namun, dalam Research Team tahun ini metode penelitian
tetap dijelaskan. Agar LKTI yang telah dibuat CATA bisa dijadikan karya penelitian.
Sehingga CATA sudah tahu langkah membuat LKTI dan Penelitian.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu:
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang
diolah dengan metoda statistika.
b. Penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpilan
deduktif dan induktif serta analisisnya terhadap dinamika hubungan antar fenomena
yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Bila dilihat dengan kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis ganya sampai taraf deskripsi yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
untuk dipahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang benar mengenai subyek yang diteliti.
b. Penelitian Inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian
hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui data kuantitatif
saja.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi
dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari
masalah yang dihadapi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Studi pustaka; yaitu dengan penelusuran buku, penelitian, majalah dan sumbersumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Studi lapangan; yaitu melakukan pengamatan pada industri yang menjadi objek
penelitian, untuk melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan, sistem
1

produksi, produk, sarana dan faktor-faktor pendukung, pengumpulan data secara


langsung dengan observasi maupun wawancara.
Studi Lapangan bisa menggunakan sampel, sehingga tidak perlu mengamati seluruh
populasi.
1) Populasi dan Sampel
(Untuk Penelitian)
Populasi, unsur yang akan dikaji bersifat keseluruhan
Sampel, sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu populasi
2) Teknik pengambilan sampel (sampling)
(Untuk Penelitian)
Proses pemilihan sejumlah unsur/bagian tertentu dari suatu popuilasi guna
mewakili seluruh populasi itu. Teknik pengambilan sampel merupakan suatu
prosedur yang harus ditempuh oleh peneliti, agar sebagian individu atau
item anggota dari populasi yang diteliti, benar-benar representatif atau
dapat mewakili populasinya. Jika sampel yang diambil tidak representatif maka
kesimpulan yang diperoleh pada tingkat sampel tidak berlaku pada tingkat
populasinya. Jika demikian halnya maka bukan lagi merupakan penelitian
sampling, akan tetapi hanya merupakan penelitian kasus. Sampel dinyatakan
representatif apabila data sampel (data statistik sampel) benar benar dapat
mencerminkan harga-harga yang ada pada populasinya (parameter populasi).
c. Studi gabungan; Kombinasi metode studi pustaka dan metode studi lapangan
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat
bantu:
1)
2)
3)
4)
5)

Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala)
Pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule)
Lembar pengamatan atau panduan pengamatan (obseration sheet atau
observation schedule)
6) Soal ujian (soal tes)
3. Teknik analisis data
Teknik analisis data untuk penelitian terbagi menjadi dua macam metode, yaitu
analisis data secara kuantitatif dan analisis data secara kuanlitatif. Kedua metode
penelitian tersebut, baik kuantitatif dan kualitatif memiliki teknik analisis data yang
berbeda. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dikemukakan dengan hipotesis
2

yang diturunkan dari suatu teori dan kemudian diuji kebenarannya berdasarkan data
empiris, sedangkan penelitian kuliatatif adalah penelitian yang bersifat naturalistic yang
dikumpulkan dari empiris, kemudian dari data tersebut ditentukan pola atau tema (adanya
penemuan atau discovery) dan dikembangkan menjadi suatu teori.

Mempersiapkan data untuk dianalisis dalam penelitian kualitatif, berbeda


sekali dengan persiapan analisis data kuantitatif. Perbedaan tersebut terletak pada
fungsi analisis. Fungsi analisis dalam penelitian kualitatif ialah untuk membedah
fenomena dan sekaligus menganalisis fenomena untuk mengkonstruksi teori
temuannya. Sedangkan analisis dalam penelitian kuantitatif ialah untuk menguji teori
(M. Kasiram, 2006: 286).
a. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data untuk penelitian kuantitatif lebih banyak mengarah kepada perhitungan
dengan statistik. Macam statistik untuk analisis data:
1) Statistik deskriptif : Menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud melakukan generalisasi.
Yang termasuk statistik deskriptif antara lain:
a) Penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, dan piktogram.
b) Perhitungan modus, median, desil, quartil, persentil.
c) Rata-rata, simpangan baku, varians.
Statistik deskriptif juga dapat:
a) Mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui teknik analaisis korelasi.
b) Melakukan analisis presiksi dengan teknik regresi
c) Malakukan analisis perbandingan antara dua rata-rata sampel atau populasi.
Dalam statistik deskriptif tidak melakukan uji signifikansi.
2) Statistik inferensial : Menganalisis data berdasarkan sampel dengan maksud untuk
mengambil kesimpulan/generalisasi terhadap populasi.
b. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, dan observasi. Pengertian
lainnya dari data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber dalam
penelitian kualitatif dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacammacam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh
(dapat disimpulkan). Pengamatan yang terus menerus menghasilkan variasi data
yang tinggi. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam proses
menganalisanya.
Model analisis data untuk memahami bagaimana komponen-komponen
yang ada dalam sebuah fenomena, yang dibuat oleh Ian Dey (1995:31-53). Bahwa
analisa data ini mengungkap 6 hal yang bisa memudahkan pemahaman dan
penafsiran data kualitatif, yaitu:
3

1) Description
Langkah pertama dalam menganalisis data kualitatif adalah
mengembangkan deskripsi yang teliti dan komprehensif tentang fenomena yang
selidiki. Deskripsi diletakkan sebagai basis untuk analisis, akan tetapi analisis
juga menjadi basis untuk deskripsi berikutnya. Dengan analisis data ini, peneliti
akan mendapatkan pandangan yang segar tentang data yang dikumpulkan.
Ada dua macam deskripsi, yaitu deskripsi tipis dan deskripsi tebal.
Deskripsi tipis yaitu deskripsi sekedar menggambarkan data apa adanya.
Sedangkan deskripsi yang tebal berisi infoprmasi tentang konteks dengan
tingkah laku, maksud dan bagaimana tingkah laku itu terjadi. Jadi lebih
menggambarkan bagian-bagian kecil dari fenomena secara menyeluruh.
2) Context
Context ini sangat penting sebagai alat untuk mengerti tingkah laku
situasional, dan memahami sosial dan historis secara lebih luas. Context ini bisa
dilacak melalui social setting, seperti dalam group, organisasi, budaya atau
masyarakat saat tingkah laku itu dilakukan. Context bisa berupa gerakan fisik
dan bahasa.
3) Intentions
Peneliti selalu memperhatikan maksud dan motif dari subyek penelitian
tentang penyusunan konsep-konsep tentang tingkah laku. Oleh karena itu, dalam
memberi makna suatu kegiatan harus selalu dimusawarahkan dengan subyek
pelaku.
4) Procces
Ide dari proses adalah diikat dengan ide dari perubahan, dan situasi
khusus, kondisi, tingkah laku dan mekanisme melalui perubahan yang
muncul. Apabila peneliti menggunakan proses sebagai fokus, maka peneliti
harus melacak dengan memperhatikan dari kontek, maksud, aksi, reaksi, sebab
dan akibat. Selain itu peneliti juga memperhitungkan aspek material dan aspek
sosial dan akibat tingkah lakunya.
5) Clasification
Klasifikasi adalah kunci dari proses. Adalah salah bila dikatakan bahwa
sebelum mengalisis data membuat klasfikasi dulu, sebab klasifikasi adalah
bagian integral dari analisis.
6) Making Connection
Klasifikasi digunakan sebagai landasan untuk mengidentifikasi
hubungan-substantif. Caranya ialah mengidentifikasi hubungan-hubungan antar
variabel.
4

(Yang sering digunakan dalam LKTI) Ada beberapa jenis analisis data yang
sering digunakan baik dalam penelitian kualitatif maupun dalam penelitian kuantitatif.
Antara lain:
1. Analisis Isi (Content Analysis)
Yaitu proses memilih, membandingkan, menggabungkan, memilah berbagai
pengertian hingga ditemukan hasil yang relevan. Menentukan pengertian yang
merupakan isi dari data yang terkumpul. Melakukan analisis dengan memilih,
membandingkan, menggabungkan dan memilah sehingga ditemukan yang relevan.
Pedoman menggunakan analisis ini yaitu dengan menyesuaikan pengertian yang
dicari dengan pertanyuaan peneliti, melakukan analisis, dan memilih yang relavan.
2. Analisis Wacana
Adalah analisis isi yang bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif
untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif yang selama
ini banyak digunakan oleh pera peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan
lebih ditekankan untuk menjawab Apa dari pesan atau teks komunikasi, pada
analisis wacana lebih difokuskan BAB I.
3. Analisis Semiotik
Semiotik secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas obyekobyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Analisis semiotik
merupakan upaya untuk mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari tersebut
adalah semua perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sabagai tanda.
4. Analisis Framing
Analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh
media (Eriyanto, 2005). Analisis framing memiliki dua konsep psikologis dan
sosiologis. Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang
memproses informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis framing sendiri juga merupakan
bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antar
kelompok yang muncul atau tampak di media. Analisis framing juga dikenal
sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi.
4. Metode Penelitian
a. Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif
5

merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan


sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecendrungan yang tengah berlangsung.
Fenomena disajikan secara apa adanya hasil penelitiannya diuraikan secara
jelas dan gamblang tanpa manipulasi oleh karena itu penelitian ini tidak adanya
suatu hipotesis tetapi adalah pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif dapat
menggunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil
rata-rata. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan
melakukan penelitian analitik.
Jenis penelitian yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi
kasus dan penelitian surey.
1) Studi kasus
Merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
penelitian intensif. Misalnya satu individu, kelompok, komunitas, atau institusi.
Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat
luas. Pleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun
data dokumen. Deskripsi dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus tetapi
tetap mempertimbangkan waktu. Keuntungan yang peling besar dari desain ini
adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah dari responden sedikit, sehingga
akan didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas. Misalnya, studi kasus
tentang asuhan keperawatan pasien dengan typoid di RS. Peneliti akan mengkaji
variabel yang sangat luas dari kasus diatas mulai dari menemukan masalah biopsiko-sosio-spiritual.
2) Survey
Penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei
merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala
suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang
digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak
ada
intervensi,
survey
mengumpulkan
informasi
dari
tindakan
seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun
data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab
langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran
kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video
6

confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah


dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan
lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat
superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika
dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil
data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample
besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat
digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif),
penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan
pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa
yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator
social.
3) Penelitian Hubungan/Korelasional
Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji
hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan suatu hubungan,
memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang ada. Desain yang sering
digunakan adalah cross-sectinal.
Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif
antar variabel, Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi
suatu variabel diikuti variasi variabel yang lain. Dengan demikian, dalam
rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel.
4) Penelitian Komparasi/Perbedaan
Penelitian komparasi atau perbedaan adalah jenis penelitian yang
bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua
kelompok penelitian. Ada dua hal kelompok penelitian yaitu dua kelompok
penelitian yang berbeda dan tidak saling berhubungan dan dua kelompok
penelitian yang saling berhubungan.
5) Penelitian Pengaruh
Penelitian ini ditujukan untuk menguji variabel independen terhadap
variabel dependen. Karakteristik desain pengaruh adalah sebagai berikut:
a) Variable independent menentukan intensitas variabel dependen
b) Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya, (Tetapi) bukan sebagai penyebab
(causation)
c) Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental yaitu:
i. True Expeimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi)
ii. Quasy Experimental (satu kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan
metode yang dikehendai, kelompok lainnya dilakukan seperti biasanya).

iii. Pre-Experimental: post only; pre-post. Satu kelompok dilakukan intervensi


X dan kelompok lain dilakukan intervensi Y.
b. Experimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti
dan Syarifudin, 2002:33)
Penelitian eksperimen bertujuan (Zuriah, 2006: 58):
1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel.
Karakteristik penting sari penelitian eksperimen
1) Perbandingan Kelompok
2) Terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3) Manipulasi
4) Peneliti dengan sengaja menentukan bentuk variabel bebas (memanipulasi
variabel independen).
1) Variabel
a) Variabel bebas dan terikat
Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan untuk
menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan
variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pengeksperimen
mengintroduksi atau mengganti variabel bebas
b) Variabel organismik atau variabel atribut
Variabel ini menunjuk pada karakteristik atau kondisi yang tidak dapat diubah
oleh pengeksperimen. Seperti variabel bebas : umur, jenis kelamin, suku atau
yang lainnya yang serupa.
c) Variabel imbuhan (extraneous variabel)
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni variabel
yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai
pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Seperti variabel antusias guru,
usianya, tingkat sosial ekonominya dan lain sebagainya.
2) Merancang Penelitian
Pada dasarnya rancangan eksperimen menggambarkan prosedur yang
memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya. Pola-pola eksperimen
yang dikemukakan oleh John W. Best dalam Zuriayah (2006: 64-65) terdiri dari
tiga kategori, yaitu (1) pra eksperimen, (2) eksperimen semu, dan (3) eksperimen
murni.

c. Ex Post Facto (Penelitian Jangka Panjang)


Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto adalah penemuan
empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap
variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variable-variabel
tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Sebagai contoh: Seorang peneliti
ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen
dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh
orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya
terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen.
5. Sistematika Penulisan berisi tentang tata urutan pemaparan isi secara garis
besar dari semua bab dalam karya tulis ilmiah.
Contoh:
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan, maka penulisan karya tulis
ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang munculnya masalah yang akan
dijawab, rumusan masalah yang merupakan permasalahan yang menjadi acuan dalam
pembahasan ini, tujuan dan manfaat penelitian yang merupakan arah penelitian yang
dilakukan.
Bab II Kajian Pustaka, berisi landasan teori dalam penulisan karya tulis ini. Pada
bagian ini, penulis menggali informasi yang dibutuhkan dalam penulisan. Biasanya isi dari
kajian pustaka ini sesuai dengan kata penting yang terdapat di JUDUL KARYA
TULIS.
Bab III Metode Penulisan, berisi gambaran tentang cara kerja secara sistematis
dalam penulisan karya tulis ini. Dalam bab ini terurai secara jelas bagaimana langkah
dan arah yang akan dituju dalam penulisan karya tulis ini.
Bab IV Pembahasan, berisi analisis permasalahan yang telah dipertimbangkan
dari berbagai macam aspek yang semua paparan tersebut bertujuan untuk menjawab
rumusan masalah. Di dalamnya terdapat paparan (tentang apa) sebagai (tujuannya
apa?). Pada akhir isi disajikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan tentang
rumusan masalah yang diajukan dengan dilengkapi saran sebagai bahan rekomendasi dari
hasil penelitian penulis.
BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
D. PEMBAHASAN
Bagian pembahasan merupakan bagian paling penting dan merupakan bagian
yang selalu dicermati oleh penilai. Dari bagian inilah dapat diketahui gagasan penulis
dalam memecahkan masalah yang dikemukakan pada latar belakang masalah. Bagian
pembahasan merupakan hasil analisis penelitian dari data-data yang telag diperoleh dan
dibahas secara terperinci dan sistematis. Isi pembahasan tidak boleh menyimpang dan
9

harus dilandasi teori-teori yang sudah dikutip. Tahapan penulisan pembahasan adalah
sebagai berikut:
1. Menampilkan informasi latar belakang,
a. Dapat berupa tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian.
b. Informasi dilanjutkan dengan informasi kedua, yaitu jawaban terhadap point 1.
Contoh: Berdasarkan pola empat-langkah di atas, data yang berupa lima puluh
intisari diteliti untuk mengetahui pola-pola wacananya. Hasil analisis ini tersaji
dalam tabel berikut.
2. Menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
Menyebutkan kembali hasil-hasil pokok penelitian secara ringkas.
Contoh: Dapat dilihat dalam tabel di atas bahwa tidak semua intisari yang diteliti
memiliki empat langkah. Kendati sebagian besar (98%) memiliki Langkah 1 dan
Langkah 3, dua puluh dua intisari (44%) tidak memiliki Langkah 2, dan tujuh intisari
(14%) tidak memiliki Langkah 4. .
3. Memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
a. Jika di antara hasil-hasil itu ada yang tidak cocok dengan hipotesis, penulis artikel
perlu menjelaskan mengapa terjadi demikian.
b. Penjelasan sebab-sebab diterima/dilolaknya hipotesis.
4. Menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
Tujuan dari sub ini adalah:
a. untuk membandingkan hasil.
b. mencari dukungan untuk temuan anda sendiri.
5. Menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak
memuaskan. Apa yang dijelaskan?
a. bisa data, asumsi, prosedur, model analisis dsb.
b. Anda dapat menyampaikan keterbatasan/kelemahan
c. Membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi).
1) Simpulan logis.
2) Generalisasi ini harus sesuai dengan prinsip-prinsip penalaran
Contoh: Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa intisari artikel
penelitian eksterimental memiliki beberapa pola organisasi wacana yang mirip
dengan pola wacana bagian pengantar..
6. Memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
E. PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran.
1. Kesimpulan haruslah menjawab rumusan masalah dan tujuan penulisan. Bagian ini
menjelaskan simpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dan

10

merupakan gambaran umun seluruh analisa dan relevansi dengan hipotesis yang
dikemukakan.
2. Saran berisi saran penulis kepada pihak-pihak yang terkaiy dengan tema penelitian
dan menjawab dari kesimpulan yang dikemukakan.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Fungsi Daftar Pustaka
a. Sebagai bukti bahwa penulis mengetahui sumber bacaan.
b. Sebagai pendukung gagasan atau argumentasi.
c. Sebagai penjelas istilah-istilah kunci.
d. Untuk merumuskan kerangka teori.
e. Untuk menjelaskan posisi studi anda di antara studi-studi lain.
f. Untuk menunjukkan pentingnya hasil/temuan studi anda.
g. Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karya ilmiah itu bukan hasil
pemikiran penulis.
h. Untuk memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan.
2. Unsur-unsur dalam Daftar Pustaka
a. Penulis. Mencakup penulis utama, pendamping (bila ada) dan editor (bila ada).
b. Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian : nama sendiri (given name), nama
tengah (middle name), nama keluarga (family name). Cara penulisannya dalam
daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih dahulu.
c. Judul. Ditulis secara lengkap, dengan nomor edisi bila ada.
d. Fakta-fakta penerbitan. Mencakup kota tempat penerbitan buku itu, nama enerbit
dan tahun penerbitan.
3. Penyusunan Daftar Pustaka:
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah
satu dari tiga sistem berikut :
Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara
abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah
dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara
penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor
pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor
berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah
dan tidak menurut abjad.
4. Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
1) Penulis perorangan
11

2) Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor


3) Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
4) Buku terjemahan
b. Kelompok Jurnal
1) Artikel yang disusun oleh penulis
2) Artikel yang disusun oleh lembaga
3) Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium
c. Kelompok disertasi / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet
5. Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a. Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak
miring atau garisbawahi), tempat penerbit (kota): nama penerbit.
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis (disusun balik),
tahun terbit, judul karangan (Bab diikuti kata dalam atau in-cetak miring atau
garisbawahi), nama editor, tempat penerbit (kota): nama penerbit.
c. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku
(cetak miring atau garisbawahi), tempat penerbit (kota): nama penerbit.
d. Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak
miring atau garisbawahi), penerjemah, tempat penerbit (kota): nama penerbit.
6. Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a. Artikel yang disusun oleh penulis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul
artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume
majalah/jurnal diikuti tanda :, halaman yang dibaca
b. Artikel yang disusun oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul artikel, nama
majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume majalah/jurnal diikuti tanda
:, halaman yang dibaca
c. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium :
nama penulis(disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum
penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian
d. Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul
disertasi/thesis (ceta miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota),universitas,
kata disertasi atau tesis
7. Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama
penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet,
tanggal akses.
b. Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) :
nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat
Internet, tanggal akses.
12

KARENA OUTPUT KARYA TULIS INI ADALAH LKTI SEHINGGA


SISTEMATIKA PENULISAN DARI HALAMAN SAMPUL HINGGA LAMPIRAN
(HANYA BIODATA KETUA DAN ANGGOTA SERTA SCAN KTM) DISAMAKAN
SAJA SEPERTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA, HANYA BAB IV BIAYA
DAN JADWAL KEGIATAN DIGANTI DENGAN BAB IV PEMBAHASAN YANG
DILANJUTKAN DENGAN BAB V PENUTUP
KETERANGAN:
Mohon CATA SELALU DIKONTROL sudah sejauh mana mereka membuat. Mengingat
tinggal H-12 Presentasi tanggal 18 Oktober 2014.
Keberhasilan CATA adalah keberhasilan tentor.
So, mari kita bekerja sama untuk memberikan segala hal yang mereka tidak tahu menjadi
tahu. Sebab melalui Research Team ini CATA bisa maksimal bertanya mengenai
penelitian.
Jika tentor tidak dapat menjawab pertanyaan CATA, jadikan jawaban di pertemuan
selanjutnya saja. Baiknya tentor tanya orang yang lebih tahu.

Semangat Kakak-kakak Tentor..


Do the best ya!
Sie. Pemandu

13

Anda mungkin juga menyukai