Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

RESIKO PERILAKU KEKERASAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Sari Fatmawati, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
2015

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS(TAK)


A. Topik:
Mengenal penyebab, tanda, dan akibat perilaku kekerasan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mempunyai kemampuan untuk mengontrol perilaku
kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Sesi 1
1) Klien dapat menyebutkan stimulasi/penyebab kemarahannya
2) Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah
(tanda dan gejala marah)
3) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
(perilaku kekerasan)
4) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
b. Sesi 2
1) Klien dapat menyebutkan kegiatan/cara fisik yang biasa
dilakukan
2) Klien dapat menyebutkan kegiatan/cara fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
3) Klien dapat mendemonstrasikan kegiatan fisik satu yang dapat
mencegah perilaku kekerasan yaitu tarik napas dalam
c. Sesi 3
1) Klien dapat menyebutkan kegiatan/cara fisik yang biasa
dilakukan
2) Klien dapat menyebutkan kegiatan/cara fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
3) Klien dapat mendemonstrasikan kegiatan fisik dua yang dapat
mencegah perilaku kekerasan yaitu pukul bantal/kasur
d. Sesi 4
1) Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa
memaksa
2) Klien dapat mengungkapkan penolakan tanpa rasa sakit hati
tanpa kemarahan
e. Sesi 5
1) Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur
f. Sesi 6
1) Klien dapat patuh mengkonsumsi obat

3. Tujuan saat ini


a. Sesi 1
1) Klien dapat menyebutkan stimulasi/penyebab kemarahannya
2) Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah
(tanda dan gejala marah)
3) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
(perilaku kekerasan)
4) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
C. LANDASAN TEORI
1. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan
oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh seorang terapis atau petugas
yang telah terlatih.
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan perilaku kekerasan
mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marahmarah, agresip, curiga pada oang lain dan bahkan dapat melukai diri
sendiri dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang merpati,
didapatkan beberapa pasien yang memiliki pengalaman melakukan
perilaku kekerasaan dengan mengidentifikasi alasan masuk mereka.
Sehingga saya menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien
yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK
klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok
yang lain.
2. Definisi perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons terhadap stresor yang
dihadapi oleh seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik
pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.
3. Tanda dan gejala perilaku kekerasan
a. muka merah dan tegang
b. pandangan tajam
c. mengatupkan rahang dengan kuat

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

mengepalkan tangan
jalan mondar-mandir
bicara kasar
suara tinggi, menjerit atau berteriak
mengancam secara verbal atau fisik
melempar atau memukul benda/orang lain
merusak barang atau benda
tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku

kekerasan
4. Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri:
harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
5. Penyebab Perilaku Kekerasan
Menurut (Stearen, 2008) kemarahan adalah kombinasi dari segala
sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan
frustasi. Beberapa faktor mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu
frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang
tidak terpenuhi.
a. Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai
tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi
frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu
menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan
orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
b. Hilangnya harga diri, pada dasarnya manusia itu mempunyai
kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah
diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan
sebagainya. Kebutuhan akan status dan prestise ; Manusia pada
umumnya

mempunyai

keinginan

untuk

dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.


D. KRITERIA PASIEN

mengaktualisasikan

Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah
:
1. Klien yang pernah memiliki pengalaman melakukan perilaku
2.
3.
4.
5.

kekerasan
Klien yang tenang
Klien yang kooperatif
Kondisi fisik klien dalam keadaan baik
Klien mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas

E. SELEKSI PASIEN
Proses seleksi dilakukan oleh terapis selama 3 hari sesuai dengan kriteria,
sehingga klien yang diikutsertakan dalam kegiatan TAK adalah:
1. Tn.
2. Tn.
3. Tn. m
4. Tn.
Selain itu, berikut adalah klien sebagai cadangan:
1. Tn.
2. Tn.
F. JADWAL KEGIATAN
1. Hari/tanggal
: Rabu, 18 Februari 2015
2. Tempat
: Halaman ruang rajawali
3. Lama
: 30 menit
4. Waktu
: Pkl. 09.00 09.30 WIB
G. METODE PENATALAKSANAAN
Dinamika kelompok, ceramah, diskusi, games
H. MEDIA DAN ALAT
1. Sound musik
2. Papan tulis
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Sterofoam Materi dan tata tertib
I. PENGORGANISASIAN
1. Jumlah dan nama klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 4 orang.
2. Leader dan uraian tugas

Leader
: Sari Fatmawati
Tugas
:
a. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.
3. Co.leader dan uraian tugas
Co.leader: Nurlita
Tugas
:
a. Membuka acara.
b. Mendampingi Leader.
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d. Menyerahkan kembali posisi pada Leader
e. Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
f. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
4. Fasilitator dan uraian tugas
Fasilitator 1: Susi
Fasilitator 2: Risti
Fasilitator 3: Nuryani
Fasilitator 4: Riri
Tugas
:
a. Ikut dalam kegiatan keompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
5. Observer dan uraian tugas
Observer: Rida
Tugas
:
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
J. SETTING TEMPAT DAN TATA TERTIB
1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk huruf U
2. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Tata Tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta TAK harus hadir paling lambat 5 menit sebelum acara
dimulai
d. Selama kegiatan berlangsung semua anggota kelompok tidak
diperbolehkan meninggalkan tempat berlangsungnya TAK

e. Sebelum acara dimulai, jika ada peserta yang ingin pergi ke toilet
dipersilahkan
f. Tidak ada satupun anggota kelompok yang melakukan kegiatan
lain selama TAK berlangsung
g. Anggota kelompok lainnya tidak boleh mengganggu selama
kegiatan TAK berlangsung
h. Jika ingin bicara diharapkan angkat tangan dan bicara setelah
dipersilahkan oleh pemimpin
i. Setiap anggota kelompok tidak diperkenankan meninggalkan
ruangan sebelum kegiatan berakhir
4. Setting tempat
CLL

F
Keterangan
:

= Perawat

F
C
L

= Co leader

= Klien

= Fasilitator
F

= Leader

= Observer

K. PROGRAM ANTISIPASI KEGIATAN


1. Usahakan dalam keadaan terapeutik
2. Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota
kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran.
4. Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
5. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak
bisa, dikeluarkan dari kelompok.
6. Bila pesertapasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator
L. LANGKAH KEGIATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik: Terapis berdiri mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri: terapi memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama, asal dan hobi. Kemudian meminta peserta
dan fasilitator memperkenalkan diri
c. Topik netral: Terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
d. Evaluasi validasi: terapis menanyakan kontrak yand sudah
e.
1)
2)
3)

disepakati sebelumnya
Kontrak
Terapis menyampaikan topik
Terapis menyampaikan lama kegiatan TAK
Terapis menjelaskan tujuan umum, khusus dan tujuan kegiatan

saat ini
f. Terapis menjelaskan tata tertib :
g. Berdoa: terapis mengikutsertakan peserta untuk memimpin doa
3. Kerja
a. Apersepsi

:Pengetahuan peserta mengenai TAK perilaku

kekerasan
b. Memberikan penjelasan mengenai perilaku kekerasan, tanda dan
gejala serta akibat dari perilaku kekerasan
c. Mendiskusikan penyebab marah
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papantulis / lembar balik

d. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat


terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)
2) Tulis di papantulis/lembarbalik
b. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/ memukul orang lain,
dan memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2) Tulis di papantulis atau lembarbalik
c. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang
paling sering dilakukan untuk diperagakan.
d. Melakukan bermain peran atau simulasi untuk perilaku kekerasan
yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien
yang melakukan perilaku kekerasan)
e. Menanyakan perasaan klien setelah

selesai

bermain

peran/simulasi
f. Mendiskusikan dampak atau akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat prilaku kekerasan
2) Tuliskan di papan tulis/lembar balik
3) Memberikan reinforcement pada peran serta klien
4) Dalam menjalankan a sampai g, upayakan semua klien
terlibat
5) Beri kesimpulan penyebab tanda dan gejala prilaku kekerasan
dan akibat prilaku kekerasan
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan kembali isi dari topik yang sudah
didiskusikan melalui permainan yang melibatkan peserta.
2) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
4) Memberitahukan kemajuan masing masing klien dalam
mencapai hasil tiap sesi.
b. Tindak Lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala perilaku kekerasan yang
terjadi, serta akibat perilaku kekerasan

2) Terapis menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan


gejala perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati, belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan
2) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi
sosial yang asertif
3) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya
M. EVALUASI
1. Evaluasi Hasil
Sesi 1 TAK
Stimilasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
Memberi Tanggapan Tentang
No
.

Nama klien

Penyebab
PK

Tanda & gejala


PK

Perilaku
kekerasan

Akibat PK

1.
2.
3.
4.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui
penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan,
serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-) jika tidak
mampu.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan JiwaTerapi Aktifitas Kelompok.
Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai