PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara tiga lempeng utama
di dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Letak geografis seperti itu
di Indonesia sering terjadi gempa bumi, aktivitas magmatisme, vulkanisme dan
proses-proses geologi lainnya. Hal tersebut menyebabkan Indonesia sering
terjadi bencana alam yang tidak sedikit merugikan secara materi dan moril bagi
rakyatnya, akan tetapi di sisi lain hal tersebut perlu disyukuri karena dengan
aktivitas tektonik tersebut Indonesia memiliki endapan bahan galian yang
memiliki nilai ekonomis yang akan dapat dimaanfaatkan bagi kesejahteraan
rakyat Indonesia.
Menyikapi kondisi geologi yang ada di Indonesia pemahaman mengenai
endapan bahan galian, keterbentukannya dan keterdapatannya merupakan hal
yang mendasari dalam pengelompokan jenis endapan bahan galian berdasarkan
komoditi ekonomisnya. Pengelompokan juga menjadi aspek yang perlu dipahami
dalam menentukan tahapan-tahapan kegiatan eksplorasi dalam rangka studi
mula jadinya suatu endapan bahan galian, mencari keterdapatan endapan bahan
galian dan memperhitungkan jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang.
1.2
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum Jenis, Tipe dan Bentuk Endapan Bahan Galian Di
Indonesia adalah untuk mempelajari dan memahami definisi dari endapan
bahan galian, tipe dan jenis endapan bahan galian di Indonesia dan bentuk tubuh
dari endapan bahan galian.
1.2.2 Tujuan
1
1.
Untuk dapat memahami dan mempelajari jenis, tipe dan bentuk endapan
bahan galian.
2.
3.
Untuk
dapat
melakukan
analisa
BAB II
2
perbandingan
beberapa
proses
LANDASAN TEORI
2.1
serta proses-proses geologi yang bekerja di dalam kerak bumi selama jutaan
tahun, akibat dari proses-proses tersebut materi-materi berharga pada kerak
bumi mengendap secara alamiah dan dapat dimanfatkan secara ekonomis.
2.2
Gambar 2.1
Endapan Primer
2.
Gambar 2.2
Endapan Metasomatis Kontak
3.
Endapan Hidrotermal
Endapan hidrotermal terbentuk dari larutan magma sisa bersuhu 50 0
5000 C yang mengalami ubahan epigenik dan kaya akan mineral logam
berharga atau bisa dikatakan juga sebaga produk akhir dari proses
difrensiasi magma. Dalam proses perjalanannya menuju permukaan
melalui rekahan batuan larutan hidrotermal akan mengendapkan unsurunsur yang dibawanya menjadi cavity filling deposits dan replacement
deposite. Pengendapan larutan hidrotermal biasanya dikontrol oleh faktor
faktor geologi seperti :
Sifat-sifat kimia dan fisika dari batuan asal.
Struktur batuan asal
Intrusi.
Kedalaman formasi.
Penggantian ukuran butir
Gambar 2.3
Endapan Hidrotermal
4.
Endapan Vulkanis
Endapan Vulkanis merupakan endapan yang terbentuk akibat aktivitas
vulkanisme antara lain aliran lava, bahan-bahan valatil dan sumber
sumber air panas.
Gambar 2.4
Endapan Vulkanis
5.
Endapan Pegmatis
Endapan Pegmatisme adalah endapan yang terbentuk dari hasil injeksi
magma.
Kristalisasi
dari
suatu
magma
menyebabkan
perubahan
Endapan
sekunder
adalah
endapan
yang
terbentuk
dari
proses
2.
Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis akan menghasilkan endapan placer, tetapi tidak
menghasilkan mineral-mineral baru.
Pelapukan kimia
Pelapukan kimia akan menghasilkan mineral-mineral baru yang berasal
dari aktivitas kimiawi terhadap endapan-endapan mineral yang belum
tersingkap, endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang rendah
dan gangue mineral.
1.
2.
Laterit
Kolovium
Aluvium
Endapan Rawa
Endapan
Laut
Nodul
Mineralisasi Primer
Endapan Replcament
Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan Galian
Gambar 2.5
Endapan Sekunder
3.
Endapan Sedimenter
Endapan sedimenter merupakan endapan yang tidak hanya membentuk
batuan-batuan sedimen saja tetapi juga bisa membentuk endapanendapan bijih yang ekonomis, misalnya endapan-endapan magan,
tembaga, fosfat, batubara, oil shale, karbonat dan lain-lain. Endapan ini
biasanya terdiri dari bahan-bahan anorganik maupun organic dan batuan
4.
lain.
Transportasi ketempat pengendapan.
Deposisi bahan-bahan tersebut dicekungan.
Endapan Metamorfisme
Endapan metamorfisme merupakan endapan yang terbentuk akibat
pengaruh dari suhu dan tekanan dimana mineral-mineral yang sudah ada
sebelumnya terubahkan menjadi sususnan mineral baru,
Gambar 2.6
Endapan Metamorfisme
2.3
2.3.1 Isometri
Isometrik merupakan bentuk tubuh endapan bahan galian atau mineral
yang memiliki ukuran panjang, lebar dan ketebalan yang relatif sama. Contoh
bahan galian Cu-Au porfiri, Cu-Mo porfiri dan granit.
Foto 2.1
Bentuh Bahan Galian Isometris
2.3.2 Lapisan
Lapisan
adalah
merupakan
hasil
dari
proses
sedimentasi
yang
Foto 2.2
Lapisan Batubara
2.3.3 Urat
Urat (Vein) merupakan rekahan pada batuan yang mengalami proses
mineralisasi, sehingga rekahan tersebuit terisi oleh mineral-mineral tersebut.
berikut adalah contoh dari vein :
1. Fissure Vein
Fissure vein merupakan tubuh bijih yang berbentuk tabular
2. Ladder Vein
Ladder vein adalah vein yang pendek dan merupakan cabang dari dike.
3.
Chambered Vein
Chambered vein adalah vein yang berbentuk irregular dan terbreksiasi
4.
5.
Foto 2.3
Vein
2.3.4 Lensa
Lensa adalah bentuk tubuh bahan galian atau mineral pada bahan galian
yang terbentuk pada proses penerobosan magma dengan batuan sampingnya.
Bentuk tubuh lensa ini biasanya memiliki bentuk seperti lensa-lensa pada suatu
massa batuan dengan warna yang berbeda. Bentuk lensa ini biasanya terdapat
pada endapan bahan galian bertipe skarn.
2.3.5 Kantong (Pocket)
Kantong (pocket) merupakan bentuk tubuh dari endapan bahan galian
yang berkaitan erat dengan peristiwa tektonik dan aktivitas magmatisme yang
menerobos massa batuan tuannya sehingga membentuk seperti kantongkaontong mineralisasi, Pada kantong mineral ini juga sering terjadinya proses
rekristalisasi dan alterasi.
2.4
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1
1.
Tugas
Mendeskripsikan 10 buah mineral berdasarkan sifat fisiknya serta
menentukan bentu tubuh, tipe dan sebaran masing-masing dari jenis
endapan bahan galian tersebut.
3.2
Pembahasan
10
namun
efektif
dalam
rangka
menentukan
keterbentukannya,
11
1.
LE/01/05/03/2015
No sample : LE/01/05/03/2015
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
2
Warna
Black
White
Kilap
Logam
Kaca
Kekerasan
2.5 5.5
7
Kemagneta
Diamagnetik
Diamagnetik
n
Pecahan
Menyerat
Concoidal
Belahan
Sangat nyata
Sempurna
Gores
Hitam
Putih
%
95 %
5%
Nama
Kuarsa
Galena (Pbs)
Mineral
(SiO2 )
Tipe dan Sebaran
No
Bentuk Tubuh
Bijih
Keterangan
Merupakan hasil intrusi
magma yang menerobos
Lensa
Metasomatik
batuan samping
Foto
Sketsa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
2.
LE/02/05/03/2015
12
No sample : LE/02/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
2
Warna
Gold
Light Pink
Kilap
Logam
Non Logam
Kekerasan
5.5
6
Kemagnetan Diamagnetk
Diamagnetik
Pecahan
Bergerigi
Concoidal
Tidak
Belahan
Sempu-rna
Sempurna
Gores
Hitam
Putih
%
15 %
50 %
Nama
Pirit (FeS2)
Ortoklas (KAlS3O8)
Mineral
Tipe dan
No
Bentuk Tubuh
Sebaran Bijih
3
White
Kaca
7
Diamagnet-ik
Concoidal
Sempurna
Putih
Kuarsa (SiO2)
Keterangan
Mineral Sulfida dapat
terbentuk saat magma
Isometris
Hidrotermal &
yang mengandung
Tidak merata
konsentrasi logam-logam
tersebut mengalami
pengkristalan kembali
Foto
Sketsa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
3. LE/03/05/03/2015
No sample : LE/03/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
13
No Mineral
Warna
1
Light Pink
Non
White
3
Azure
Black
Kaca
Non logam
Non Logam
Kekerasan
Kemagnet
Logam
6
Diamagne
6 - 6.5
Diamagnet
2.5
an
Pecahan
Belahan
Gores
%
tk
Concoidal
Sempurna
Putih
95 %
Nama
Ortoklas
Mineral
(KAl3O8)
Kilap
Diamagnetik
Diamagnetik
Concoidal
Sempurna
Putih
3%
ik
Condoidal
Sempurna
Putih
1%
Plagioklas
Kuarsa (SiO2)
(NaAlSi3O8
(K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)
(OH)
Concoidal
Sempurna
Hitam
1%
Biotit
Tipe dan
No
Sebaran
Keterangan
Bijih
Magmatis
1
Isometrik
me &
Berserak
Foto
Sketsa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
4.
LE/04/05/03/2015
No sample : LE/04/05/03/15
14
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
2
Warna
Azure
Kilap
Non logam
Kekerasan 6 - 6.5
Kemagneta
Diamagnetik
n
Pecahan
Condoidal
Belahan
Sempurna
Gores
Putih
%
25 %
Nama
Plagioklas
Mineral
(NaAlSi3O8)
Tipe dan
No
Sebaran Bijih
Keterangan
Endapan tipe hidrotermal
ini terbentuk saat magma
Vein
Hidrotermal &
yang mengandung
Tidak merata
konsentrasi mineral
tersebut mengalami
pengkristalan kembali
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
5.
LE/05/05/03/2015
No sample : LE/05/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
15
No Mineral
Warna
Kilap
Kekerasan
Kemagneta
n
Pecahan
Belahan
Gores
%
Nama
Mineral
1
Gold
Logam
5.5
White
Kaca
7
Diamagnetik
Diamagnetik
Bergerigi
Tidak
Concoidal
sempurna
Hitam
97 %
Pirit (FeS2)
Sempurna
Putih
3%
Kursa (SiO2)
Tipe dan
No
Sebaran Bijih
Keterangan
Endapan sulfida dapat
terbentuk saat magma
Isometrik
Hidritermal &
mengandung konsentrasi
Massive
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
6.
LE/06/05/03/2015
No sample : LE/06/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
16
No Mineral
Warna
Kilap
Kekerasan
Kemagnetan
Pecahan
Belahan
Gores
%
Nama
Mineral
1
Gold
Logam
5.5
Diamagnetik
Bergerigi
Tidak
sempurna
Hitam
45 %
Pirit (FeS2)
No
2
Dark Khaiki
Logam
4
Diamagnetik
Condoidal
3
White
Kaca
7
Diamagnetik
Concoidal
Tidak jelas
Sempurna
Hitam
55 %
Kalkopirit
Putih
10 %
(CuFeS2)
Tipe dan
Sebaran Bijih
Kuarsa (SiO2)
Keterangan
Endapan sulfida dapat
Hidrotermal
1
Isometrik
(porfiri) &
Berserak
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
7.
LE/07/05/03/2015
No sample : LE/07/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
2
Warna
Dark Khaiki
Light Pink
17
Kilap
Kekerasan
Kemagneta
n
Pecahan
Belahan
Gores
%
Nama
Mineral
Logam
4
Non Logam
6
Diamagnetik
Diamagnetk
Condoidal
Tidak jelas
Hitam
25 %
Kalkopirit
Concoidal
Sempurna
Putih
75 %
(CuFeS2)
Ortoklas (KAl3O8)
Tipe dan
No
Sebaran Bijih
Keterangan
Endapan sulfide dapat
terbentuk saat magma
Isometrik
Hidrotermal &
mengandung konsentrasi
Berserak
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
8.
LE/08/05/03/2015
No sample : LE/08/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
Warna
Dark Khaiki
Black
Kilap
Logam
Kaca
Kekerasan 4
2.5
18
Kemagneta
n
Pecahan
Belahan
Gores
%
Diamagnetik
Diamagnetik
Condoidal
Tidak jelas
Hitam
15 %
Concoidal
Sempurna
Hitam
85 %
Biotit
Nama
Kalkopirit
Mineral
(CuFeS2)
No
(K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)
(OH)
Tipe dan Sebaran
Bijih
Keterangan
Mineral yang terbentuk
saat magma
Vein
Hidrotermal &
mengandung
Berserak
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
9.
LE/09/05/03/2015
No sample : LE/09/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
Warna
Black
Black
Kilap
Logam
Kaca
19
3
White
Kaca
Kekerasan
Kemagneta
n
Pecahan
Belahan
2.5
Paramagnetik
Diamagnetik
Tidak
beraturan
Tidak
Gores
%
sempurna
Hitam
90 %
Nama
Magnetit
Mineral
(Fe3O4)
No
7
Diamagneti
k
Concoidal
Concoidal
Sempurna
Sempurna
Hitam
2%
Biotit
Putih
10 %
(K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)
(OH)
Tipe dan Sebaran
Bijih
Kuarsa
(SiO2)
Keterangan
Endapan yang
Isometris
Magmatisme &
Massive
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
10. LE/10/05/03/2015
No sample : LE/10/05/03/15
Lokasi
: Laboratorium Eksplorasi
No Mineral
1
2
Warna
Dark Khaiki
White
20
3
Black
Kilap
Kekerasan
Kemagneta
Logam
4
Kaca
7
Diamagnetik
Diamagnetik
Pecahan
Condoidal
Concoidal
Belahan
Gores
%
Tidak jelas
Hitam
25 %
Sempurna
Putih
10 %
Nama
Kalkopirit
merata
Tidak jelas
Hitam
50 %
Piroksesn
Mineral
(CuFeS2)
Kuarsa (SiO2)
(Ca, Mg,
k
Tidak
Fe)Si2O6
Tipe dan Sebaran
No
Kaca
6
Diamagneti
Bijih
Keterangan
Magmatisme merupakan
endapan dari produk
magmatis yang
Isometris
Magmatisme &
mengalami proses
Berserak
Foto
Skesa
Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015
BAB IV
ANALISA
21
LE/01/05/03/2015
Sample LE/01/05/03/2015 memiliki ciri warna batuannya hitam, ciri berupa
batuan dengan sebaran mineralnya yang massive dan berwarna hitam,
bentuk tubuh mineralnya lensa dan mineral yang terdapat pada batuannya
berupa mineral galena dan mineral kuarsa, maka dapat di indikasikan
mineral-mineral tersebut bertipe metasomatik kontak.
2.
LE/03/05/03/2015
Sample LE/03/05/03/2015 memiliki ciri warna batuan terang, memiliki
sebaran mineralnya terserak, bentuk tubuh mineralnya isometrik dan
mineral yang terdapat pada batuannya berupa mineral ortoklas,
plagioklas, kuarsa dan biotit, maka dapat di indikasikan mineral-mineral
tersebut bertipe magmatisme.
LE/04/05/03/2015
Sample LE/04/05/03/2015 memiliki ciri warna batuan gelap, terdapat
bekas rekahan-rekahan pada batuannya, sebaran mineralnya tidak
merata, memiliki bentuh tubuh vein dan mineral yang terdapat pada
batuannya yaitu mineral plagioklas, maka dapat diindikasikan mineralmineral tersebut bertipe hidrotermal.
Dengan hasil perbandingan sample diatas maka dapat dilakukan
22
BAB V
KESIMPULAN
23
2.
Pemahaman mengenai tipe dan bentuk tubuh dari endapan bahan galian
juga akan sangat berpengaruh dalam menentukan metode eksplorasi dan
pola sampling yang sesuai dengan kondisi dari endapan bahan galian
tersebut dalam penentuan nilai kadar dari suatu bahan galian dan
perhitungan cadangan yang tepat.
3.
kegiatan praktikum Jenis, Tipe dan Bentuk Endapan Bahan Galian Di Indonesia
yaitu :
1.
LE/01/05/03/2015
Dengan indikasi yang mendekati dengan ciri-ciri umum dari endapan tipe
metasomatik kontak, yaitu terdapatnya mineral sulfida yang diikuti oleh
mineral kuarsa dan bentuk tubuh yang seperti lensa akibat dari asosiasi
tubuh batuan beku. Melihat sifat dari mineral galena maka metode grab
sampling ini untuk merepresentasikan keadaan pemineralan yang nampak
dan channel sampling pada pembuatan parit uji dan sumur uji. Karena
sifat dari mineral galena yang memiliki variabilitas yang rendah maka pola
eksplorasi pola segitiga cocok untuk dilakukan.
2.
LE/01/05/03/2015
24
Dengan indikasi yang mendekati dengan ciri-ciri umum dari endapan tipe
magmatisme yaitu masih terdapatnya mineral-mineal dasar yang jelas dan
besarnya butir mineral-mineral utama terlihat jelas. Metode sampling yang
sesuai adalah core sampling untuk keterdapatan mineral pada daerah
dalam dan jika nampak dipermukaan pola sampling yang sesuai adalah
channel sampling dengan metode eksplorasi rhomboid dimana mineralmineral pada jenis ini memiliki variabilitas yang rendah.
3.
LE/04/03/03/2015
Sample batuan LE/04/03/03/2015 yang diindikasikan sebagai mineral
yang terbentuk secara hidrotermal didasari pertama pada batuannya
terdapat banyak rekahan-rekahan yang terisi oleh larutan sisa magma
yang berupa mineral plagioklas. Biasanya yang berasosiasi dengan
mineral-mineral yang memiliki variablitias dan terletak pada kontur yang
bergelombang maka pola eksplorasi rhomboid karena sesuai dari sifat
tipe mineral tersebut.
25
26
TUGAS
TAHAPAN EKSPLORASI MENURUT SNI - 13-4726-1998
mencari
keterbentukan
wilayah
dan
secara
regional
keterdapatan
yang
berpotensi
mineral/endapan
bahan
memiliki
galian
berdasarkan sifat anomali dari suatu endapan bahan galian, dalam tahapan
survey tinjau ini dihasilkan output berupa penentuan aspek kelayakan
ekonomis dan teknis usaha pertambangan termasuk analisis mengenai
dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang. Output yang
dihasilkan dari kegian survey tinjau merupakan hasil dari kegiatan
pemetaan geologi dan pemotretan udara.
2.
Prospeksi
Prospeksi merupakan tahapan eksplorasi dengan cara mempersempit luas
daerah yang mengandung endapan bahan galian yang berpotensi memiliki
nilai ekonomis. Tahapan dari kegiatan prospeksi ini adalah adalah
27
Eksplorasi Umum
Eksplorasi umum merupakan tahapan awal dalam deliniasi awal dari
suatu endapan yang teridentifikasi. Metode yang digunakan termasuk
pemetaan geologi, pemercontoh dengan jarak yang lebar, membuat parit
dan sumur uji dan kegiatan pemboran dalam rangka mengevaluasi
perhitungan estimasi kuantitas dan kualitas cadangan pada tahapan
prospeksi untuk meningkatkan nilai keyakinan. Ada beberapa tahapan
tahapan yaitu mulai dari pemetaan topografi skala 1 : 50.000 1 : 25.000,
selanjutnya jika daerah tersebut sudah memiliki peta geologi maka akan
ditunjukan langsung untuk mencari tanda-tanda endapan bahan galian
yang dicari. Selain mencari singkapan batuan pembawa bahan galian yang
perlu diperhatikan juga adalah perubahan batas batuan, orientasi lapisan
batuan sedimen, gejala geologi seperti sesar, kekar dan lipatan. Hal-hal
yang penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alatalat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter. Data-data yang telah
diplot kedalam peta kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak
atau model penyebaran. Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian
dirancang metode dan pola pengambilan contoh dengan cara acak,
pembuatan sumur uji, puritan dan jika diperlukan dapat dilakukan kegiatan
pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
4.
peta. Output yang dihasilkan dari kegiatan survey tinjaun ini adalah :
Mendapatkan gambaran geologi suatu endapan bahan galian
berdasarkan indikasi jenis, sebaran, ukuran dan bentuk.
Mendapatkan data berupa kadar awal
Gambaran cadangan geologi yang mendekati keadaan sebenarnya.
Eksplorasi Rinci
Eksplorasi rinci merupakan kegiatan untuk mendeliniasi secara rinci untuk
menggambarkan bentuk 3 dimensi endapan bahan galian yang telah
ditemukan pada tahapan sebelumnya dari kegiatan metode dan pola
28
sampling, paritan, sumur uji dan kegiatan pemboran. Koreksi dari data yang
didapatkan adalah sebesar < 20 % dengan demikian rencana tambang
yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat diminimalkan. Output yang
dihasilkan yaitu dimensi lebar, panjang dan tebal endapan bahan galian
yang yang berguna dalam rencana produksi dan pemilihan alat yang tepat.
5.
Laporan Eksplorasi
Laporan eksplorasi yaitu berisi mengenai segala tahapan teknis dari segala
kegiatan eksplorasi dan tercakup informasi-informasi geologi. Berikut
adalah sistematika laporan eksplorasi :
Pendahuluan
Berisi maksud dan tujuan
Lokasi
Dimana batas-batas daerah, sungai, bukit dan letak daerah penyelidikan
eksplorasi.
Owner Rights
Hak milik tanah di atas permukaan untuk pembayaran ganti rugi.
Physical Features
Keadaan jalan untuk transportasi.
Keadaan topografi dan geomorfologi.
Iklim.
Persedian air.
Perkayuan.
Keadaan buruh.
Geologi
Geologi regional.
Geologi lokal
Penyebaran jenis batuan
Struktur
Peta geologi.
Metode Penyelidikan Yang Dipakai
Untuk pemboran inti :
Drilling log
Kedalaman
Orientasi lubang bor.
Ketebalan endapan
Hasil core recovery.
Peta Eksplorasi Berskala 1 : 5000 Sampai 1 : 200
Penyebaran kadar bijih dan batas-batas endapan bijih dip dan strike dari
endapan, patahan dan lipatan
Pengolahan dan Interprestasi Data
Tabulasi data dari hasil analisa
Interpretasi data.
29
Minaralisasi
Ganesa endapan, alterasi batuan samping, zona pemineralan, komposisi
mineral, tekstur bijih dan paragenesa berdasarkan hasil analisa
Untuk
beralih
dari
tahapan
eksplorasi
30
ke
tahapan
DAFTAR PUSTAKA
Guntoro, Dono, 2014, Bahan Kuliah Metode Dan Pola Sampling Teknik
Pemercontoh 2014, Bandung, Prodi Teknik Pertambangan Unisba,
Fakultas Teknik, Universitas Bandung.
Muhammad ,Fachrie, Pembagian Endapan Bahan Galian Di Indonesia
Berdasarkan Tipe Dan Bentuk Pengendapan http://www.academia.edu
/
6171894/PEMBAGIAN_ENDAPAN_BAHAN_GALIAN_DI_INDONESIA_BE
RDASARKAN_TIPE_DAN_BENTUK_PENGENDAPAN. Diakses 04 Maret
2015 Jam 16.17 WIB (word, online).
Nasrudin, Dudi, 2014, Bahan Kuliah Ganesa Bahan Galian 2014, Bandung,
Prodi Teknik Pertambangan Unisba, Fakultas Teknik, Universitas Bandung.
Vihel, Desember 2012, Tahapan-tahapan Kegiatan Usaha Pertambangan,
http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/12/tahapan-tahapan-kegiat
an-usaha.html. Diakses 04 Maret 2015 Jam 18.25 WIB (word, online).
31
LAMPIRAN
32