PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis, manusia
membutuhkan pangan dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sejalan dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, industri pangan juga
mengalami perkembangan, serta mudah ditemukan di seluruh pelosok tanah air.
Dengan munculnya berbagai macam jenis pangan, baik untuk di konsumsi langsung
maupun yang dapat bertahan lama, ada satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan industri tersebut yaitu perkembangan kemasan pangan untuk mengemas
produk pangan.
tidak boleh mengandung logam timbal, kromium, merkuri, dan kadmium karena dapat
mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mencegah pembusukan ikan?
2. Bagaimana prinsip pengalengan pada makanan?
3. Bagaimana metode pengemasan kaleng pada ikan?
4. Apa tujuan dan syarat penyimpanan makanan?
5. Apa saja keunggulan dan kekurangan pengemasan kaleng pada makanan?
6. Apa saja pengaruh metode pengemasan pada usia produk?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara mencegah pembusukan pada ikan
2. Mengetahui prinsip pengalengan pada makanan
3. Mengetahui metode pengemasan kaleng pada ikan yang baik dan benar
4. Mengetahui tujuan dan syarat penyimpanan makanan
5. Mengetahui keunggulan dan kekurangan pengemasan kaleng pada
makanan
6. Mengetahui pengaruh metode pengemasan pada usia produk
BAB II
ISI
dapat
dilakukan
satu
cara
penyimpanan dan pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetic dalam
suatu wadah yang disebut can (kaleng) dan kemudian disterilkan, sehingga diperoleh
produk pangan yang tahan lama dan tidak mengalami kerusakan baik fisik, kimia
maupun biologis. Kandungan protein yang cukup tinggi pada ikan menyebabkan ikan
mudah rusak bila tidak segera dilakukan pengolahan dan pengawetan. Pengawetan
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Salah satu
usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet pada produk ikan adalah
dengan pengalengan ikan (Winarno, 1980).
Prinsip pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup
rapat sehingga udara dan zat-zat maupun organisme yang merusak atau membusukkan
tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan sampai suhu tertentu untuk
3
b.
Pemberian kode
Pada wadah perlu diberikan kode tentang tingkat kualitas bahan yang diisikan,
tanggal, tempat, dan nomor dari batch pengolahan. Hal ini perlu dilakukan untuk
memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada
produk akhir yang dihasilkan.
b.
Pembersihan (Washing)
Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari bahan
baku; dapat dilakukan dengan cara pencucian dengan air dingin untuk
menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan untuk daging dan ikan.
Pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam atau menyemprot bahan dengan
air.
c.
Untuk menghilangkan kulit atau sisik pada ikan serta organ-organ pada ikan
yang tidak digunakan.
d.
e.
Maksud penghampaan :
o Mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan dalam wadah pada waktu sterilisasi
o Mengeluarkan O2 dan gas-gas dari makanan dan kaleng
o Mengurangi kemungkinan terjadinya karat atau korosi
o Agar tutup kaleng tetap cekung
o Mencegah reaksi oksidasi yang dapat menimbulkan kerusakan flavor serta kerusakan
vitamin, misalnya vitamin A dan vitamin C.
Penghampaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
Exhausting termal
Wadah yang telah diisi bahan dipanaskan untuk mengeluarkan gas-gas, baru ditutup.
Hal ini dimungkinkan karena daya larut udara pada suhu tinggi dalam head space
rendah, sehingga akan keluar bersama-sama dengan uap air. Wadah akan diisi oleh
uap air. Pada pendinginan kembali, uap air dalam head space akan mengembun
kembali, dan terjadilah keadaan vakum.
Cara pengisian panas-panas.
Bahan makanan dipanaskan sampai 71 82 oC, kemudian diisikan panas-panas ke
dalam wadah dan langsung ditutup.
Secara mekanis menggunakan pompa vakum
Dengan cara menginjeksikan uap air panas ke dalam head space untuk
menggantikan udara dan gas-gas, selanjutnya wadah ditutup, lalu didinginkan agar
uap air mengembun dan terjadi keadaan vakum.
Kombinasi dari cara-cara tersebut di atas.
Penutupan Wadah (sealing)
Tujuan penutupan wadah yaitu untuk memasang tutup dari wadah sedemikian
rupa, sehingga faktor-faktor penyebab kerusakan tidak dapat masuk lagi ke
dalamnya setelah dilakukan sterilisasi.
Penutupan kaleng dilakukan dengan alat khusus. Penutupan kaleng harus
sempurna, sebab kebocoran dapat merusak produknya. Sebelum wadah ditutup
diperiksa dahulu apakah head space-nya sudah cukup dan sesuai dengan perhitungan.
Setelah ditutup sempurna, kaleng/wadah perlu dibersihkan jika ada sisa-sisa bahan
yang menempel pada dinding kaleng/wadah. Pencucian dilakukan dengan air panas
(suhu sekitar 82,2 oC) yang mengandung larutan H2PO4 dengan konsentrasi 1,0 1,5
%, kemudian dibilas dengan air bersih beberapa kali.
Sterilisasi (Processing)
Sterilisasi (Processing) pada pengalengan adalah proses pemanasan wadah
serta isinya pada suhu dan jangka waktu tertentu untuk menghilangkan atau
mengurangi faktorfaktor penyebab kerusakan makanan, tanpa menimbulkan gejala
lewat pemasakan (over cooking) pada makanannya. Suhu yang digunakan biasanya
121 0C selama 20 40 menit, tergantung dari jenis bahan makanan. Setiap jenis
bahan pangan mempunyai suhu dan lama sterilisasi yang berbeda, tergantung dari :
dalam wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh
mikroba, serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan
kebusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya.
o Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak
diinginkan.
o Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, baubauan, dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer.
o Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat
menjaga terhadap cahaya.
Kerugian utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah:
Karena
diolah
dengan
suhu
tinggi,
produk
pengalengan
aseptik
umumnya kehilangan cita rasa segarnya. Pemanasan suhu tinggi juga menurunkan
nilai gizi produk. Khususnya komponen yang mudah rusak oleh panas. Misalnya,
vitamin dan lemak tak jenuh. Fortifikasi (penambahan) vitamin dapat dilakukan untuk
mengganti kehilangan selama proses.
Produk kaleng juga umumnya kehilangan sifat segar, dilihat dari teksturnya.
Umumnya lebih lunak dari bahan segarnya. Satu lagi yang tidak menguntungkan
ialah timbulnya rasa "taint" kaleng (rasa seperti besi) yang terkadang cukup
mengganggu. Rasa ini timbul terutama bila coating kaleng tidak sempurna.
F. Pengaruh Metode Pengemasan Terhadap Usia Produk
Metode pengemasan Sangat berpengaruh pada usia produk. Umur simpan
makanan dalam kaleng sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan pangan, wadah,
proses pengalengan yang dilakukan, dan kondisi tempat penyimpanan. Jika proses
pengolahan dan penyimpanan dilakukan dengan baik, makanan dalam kaleng
umumnya awet sampai jangka waktu dua tahun. Beberapa hal yang menyebabkan
awetnya ikan dalam kaleng adalah:
8
Ikan yang digunakan telah melewati tahap seleksi, sehingga mutu dan kesegarannya
mikroba kontaminan, yaitu yang terdapat pada isi perut dan insang.
Pemanasan telah cukup untuk membunuh mikroba pembusuk dan penyebab penyakit.
Ikan termasuk ke dalam makanan golongan berasam rendah, yaitu mempunyai kisaran
pH 5,6 - 6,5. Adanya medium pengalengan dapat meningkatkan derajat keasaman
(menurunkan pH), sehingga produk dalam kaleng menjadi awet. Pada tingkat
keasaman yang tinggi (di bawab pH 4,6), Clostridium botulinum tidak dapat tumbuh.
Penutupan kaleng dilakukan secara rapat hermetis, yaitu rapat sempurna sehingga
tidak dapat dilalui oleh gas, mikroba, udara, uap air, dan kontaminan lainnya. Dengan
demikian, produk dalam kaleng menjadi lebih awet.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa pemanasan tidak dapat membunuh
semua mikroba, khususnya thermofilik (tahan terhadap panas). Mikroba tahan panas
tersebut tidak akan tumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal. Apabila
penyimpanan dilakukan pada ruang yang bersuhu cukup tinggi atau terkena cahaya
matahari langsung, mikroba tahan panas tersebut akan aktif kembali dan merusak
produk.
Penyimpanan produk harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, seperti pada
suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Akan menjadi lebih baik lagi bila
disimpan pada lemari pendingin. Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap
mutu ikan dalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan cita
rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh bahan akibat terjadinya reaksireaksi kimia.
Karena itu, makanan kaleng sebaiknya tetap disimpan dalam ruang bersuhu
rendah (di bawah 10 derajat Celcius) untuk mencegah kerusakan dan pembusukan.
Simpanlah produk pada kelembaban rendah untuk mencegah karat pada bagian luar
kaleng dan tumbuhnya jamur. Jauhkan produk dari terpaan cahaya matahari langsung.
mengonsumsi ikan segar jauh lebih direkomendasikan. Bahaya makan ikan yang
dikemas dalam kaleng kurang lebih seperti ini:
1. Ikan tuna dalam kaleng, misalnya, dimungkinkan mengandung kadar methylmercury.
Merkuri adalah racun yang akan menyerang saraf. Tubuh secara perlahan bisa
membuang merkuri. Namun jika asupan merkuri terlalu tinggi pada tubuh maka zat
tersebut menjadi racun mematikan yang tidak bisa dibuang secara cepat. Akibat dari
akumulasi merkuri dalam jangka panjang adalah merusak jaringan tubuh seperti pada
otak dan ginjal. Gejala keracunan merkuri adalah ada kulit yang mati rasa, tubuh
gemetar (tremor), sulit berjalan, gangguan penglihatan, masalah memori, kejang, dan
kerusakan otak anak jika keracunan terjadi pada ibu hamil atau menyusui. Disarankan
mengonsumsi ikan dalam kaleng ini tidak terlalu sering agar kadar merkuri yang
mungkin ada, masih bisa ditoleransi tubuh.
2. BPA adalah salah satu bahan kimia yang sering digunakan sebagai penyusun fisik
kaleng. BPA yang ada pada kaleng dimungkinkan dapat meresap pada produk ikan
yang dikemas. Akibatnya, ikan menjadi terkontaminasi. Menurut laporan dari BPOMnya Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), BPA berpengaruh pada
perilaku, otak, dan kelenjar prostat pada janin, bayi, hingga anak-anak. BPA
sebelumnya kerap ditambahkan pada barang-barang yang terbuat dari plastik bahkan
yang diperuntukkan sebagai alat makan dan minum. Namun sekarang, mulai banyak
produk peralatan makan maupun minum yang sama sekali tidak memakai BPA
sebagai penyusunnya sehingga lebih aman untuk kesehatan. Meski begitu, menurut
studi di tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Exposure Science and
Environmental Epidemiology, mengonsumsi ikan kaleng tidak lantas pasti akan
membuat seseorang memiliki kandungan BPA tinggi dalam air seninya.
3. Kandungan garam yang tinggi. Saat ini kebanyakan ikan kaleng diberikan kandungan
garam yang cukup tinggi. Rasa asinnya cukup menyengat lidah. Dalam 3 ons ikan
kaleng kurang lebih terdapat garam sebanyak 354 miligram. Bahaya makan ikan yang
banyak garam di antaranya menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
meingkatkan risiko penyakit jantung. Cairan tubuh akan terserap oleh garam sehingga
bisa menimbulkan dehidrasi hingga darah lebih kental. Oleh sebab itu, ada baiknya
memilih ikan kaleng yang dikemas tanpa penambahan garam walaupun harganya
10
mungkin sedikit mahal. Asupan garam setiap hari bagi orang dewasa sebaiknya tidak
melebihi dari angka 1.500 miligram.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengawetan dapat dilakukan dengan pengalengan, yaitu salah satu cara
penyimpanan dan pengawetan bahan pangan yang dikemas secara hermetic dalam
suatu wadah yang disebut can (kaleng) dan kemudian disterilkan, sehingga
diperoleh produk pangan yang tahan lama dan tidak mengalami kerusakan baik
fisik, kimia maupun biologis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Bahaya Makan Ikan Kaleng. https://tips.123sehat.com/makanansehat/bahaya-makan-ikan-kalengan/
Anonim. 2014. Pengertian Ikan. http://karyatulisilmiah.com/pengertian-definis-deskripsiumum-dan-identifikasi-ikan/
Anonim.
2014.
Cara
Mencegah
Pembusukan
pada
Ikan.
http://safiiperikananpati.blogspot.com/2013/04/proses-pembusukan-ikan-danpencegahannya.html
Anonim. 2014. Pengertian Pengalengan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengalengan
12