ISTRI SKIZOFRENIA
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
SKRIPSI
COPING STRES SUAMI YANG MEMILIKI ISTRI SKIZOFRENIA
051301129
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Tim Penguji
1. Elvi Andriani Yusuf, M.Si, psikolog
NIP. 196405232000032001
Penguji I/Pembimbing
______________
Penguji II
Penguji III
______________
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
______________
LEMBAR PERNYATAAN
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Medan, 2009
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
ABSTRAK
Pasangan suami istri akan menjalani kewajiban-kewajiban dalam rumah
tangga sesuai dengan porsinya masing-masing, akan tetapi ketika salah satu
pasangan menderita penyakit mental khususnya skizofrenia maka akan
terjadi penambahan tugas pada salah satu pasangan karena skizofrenia
merupakan salah satu penyakit mental yang merusak secara individu secara
personal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran coping stres suami
yang memiliki istri skizofrenia. Teori sumber-sumber stres yang berasal dari
individu, pekerjaan, keluarga, dan lingkungan dan masyarakat, serta fungsi
coping stres yang terdiri dari problem focused coping dan emotion focused
coping oleh Lazarus dan Folkman digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena dengan metode ini
dapat dipahami gejala sebagaimana subjek mengalaminya, sehingga dapat
diperoleh gambaran yang sesuai dengan diri subjek dan bukan semata-mata
penarikan kesimpulan sebab akibat yang dipaksakan. Responden dalam
penelitian ini sebanyak tiga orang yang masing-masing memiliki istri yang
saat ini menderita skizofrenia. Prosedur pengambilan data dilakukan
berdasarkan konstruk operasional (operational construct sampling). Metode
pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara mendalam dan observasi
selama wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber stres ketiga responden
berasal dari keluarga. Masing-masing responden melakukan coping stres
yang berbeda-beda, dimana coping tersebut dapat berupa emotion focused
coping dan problem focused coping.
Kata kunci : Stres, coping stres, suami, istri skizofrenia
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
KATA PENGANTAR
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Penulis
Yuli Novita Sari Putri
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
iv
viii
ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
12
13
13
14
15
16
16
4. Appraisal ...........................................................................
18
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
25
25
26
27
27
28
28
31
33
33
34
34
34
35
36
36
37
37
38
40
40
42
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
45
1. Responden I .......................................................................
46
a. Hasil observasi................................................................
46
50
52
d. Coping stres....................................................................
65
2. Responden II......................................................................
76
a. Hasil observasi................................................................
76
80
82
d. Coping stres....................................................................
90
100
a. Hasil observasi................................................................
100
104
107
d. Coping stres....................................................................
115
B. Interpretasi.................................................................................
121
1. Responden I.........................................................................
121
a. Sumber stres....................................................................
121
b. Coping stres....................................................................
124
2. Responden II .......................................................................
128
128
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
b. Coping stres....................................................................
131
134
134
b. Coping stres....................................................................
137
141
B. Diskusi .....................................................................................
143
C. Saran ........................................................................................
143
143
144
146
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
31
DAFTAR LAMPIRAN
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU No.1 tahun
1974 tentang perkawinan dalam Jehani, 2008). Keputusan untuk menikah
atau membuat suatu komitmen yang tetap dengan orang lain merupakan satu
hal yang sangat sulit dalam fase kehidupan (Mueser & Gingerich, 2006).
Kesulitan muncul karena dalam suatu hubungan harus menyatukan dua
identitas yang berbeda, serta pasangan harus menjaga perbedaan dan
kesamaan yang mereka miliki (Lerner, dalam Corey & Corey, 2006).
Secara umum tugas gender suami dan istri berbeda di dalam suatu
keluarga, dimana suami bertugas sebagai pencari nafkah dan istri merawat
suami dan anak (DeGenova, 2008). Apabila dilihat dari perspektif agama
suami dan istri juga memiliki kewajiban masing-masing di dalam kehidupan
rumah tangga. Menurut Cakramanggilingan (dalam Susetya, 2008)
kewajiban seorang suami adalah sebagai pemimpin dalam rumah tangga dan
pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Istri memiliki
kewajiban sebagai pendukung dalam rumah tangga dengan berbakti kepada
suami baik lahir maupun batin dan mengatur keperluan rumah tangga
sehari-hari dengan sebaik-baiknya (Jehani, 2008). RA Dewi Hari Sabarno
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
sebagai suami atau istri, sebagai orang tua, juga dapat mengganggu
pekerjaan dan fungsi sebagai teman (Stein & Wemmerus, 2001).
Penderita skizofrenia bisa menimbulkan masalah dalam keluarganya,
masalah yang ditimbulkan umumnya akibat perilaku penderita itu sendiri.
Perilaku penderita gangguan jiwa yang dianggap keluarga paling
mengganggu dan membuat keluarga stres adalah kurangnya motivasi,
keterampilan sosial yang rendah, perilaku makan/tidur yang buruk, sukar
menyelesaikan tugas dan sukar mengatur keuangan (Keliat, 2001).
Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan seorang penulis buku
When Someone You Love Has a Mentall Illness (The Putnam Publishing
Group dalam Health News, 2008).
Memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa yang
tinggal di rumah secara umum menyebabkan tekanan pada seluruh
keluarga
Begitu juga dengan pernyataan suami yang memiliki istri
skizofrenia mengenai perilaku istrinya :
Kadang ibu gak mau tidur, kalaupun tidur ibu tidur dibawah kasur,
kasurnya diatas dia tidur dibawahnya, dibilangin jangan gitu gak mau,
katanya gak aman kalau tidur diatas kasur, bapak bingung juga mesti
gimana, tapi karena itu mau ibu ya dibiarin.
(Komunikasi Personal, 4 Maret 2009)
Waktu itu dia bilang pergi ke toko, terus udah lama gak pulang-pulang
juga, saya heran pas pulang dia cerita gini dia mau beli sesuatu tapi
sampe disana dia lupa, dia keliling-keling aja tapi tetap aja gak ingat,
akhirnya dia pulang setelah 5 jam gitu kalo gak salah
(Komunikasi Personal 6 Maret 2009)
Perilaku penderita skizofrenia yang tidak bisa berfungsi secara normal
menyebabkan diperlukannya caregiver. Caregiver adalah individu yang
secara umum merawat dan mendukung individu lain (pasien) dalam
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
dengan
kebersamaan,
seperti
keintiman
pernikahan,
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Dia di rumah tidur aja gak bisa kerja. Apalagi kami gak punya
pembantu jadi ya saya yang kerjakan pekerjaan rumah.
(Komunikasi personal, 25 Februari 2009)
Perilaku penderita skizofrenia yang cenderung aneh merupakan sumber
stres pada keluarganya baik pasangan maupun orang terdekat lainnya yang
berperan sebagai caregiver (Provencher, Fournier, Perreault, 2000).
Merawat istri yang menderita gangguan jiwa seperti skizofrenia tentunya
menjadi salah satu situasi stres yang sulit untuk diatasi, bagaimana suami
menghadapi perilaku istrinya, mengatasi stres pada dirinya sendiri,
mencegah kondisi istri menjadi lebih parah dan menghadapi sikap negatif
dari masyarakat (Irmansyah, 2004).
Hoenig dan Hamilton (dalam Jungbauer, Witmund, Dietrich, &
Angermeyer, 2004) membedakan dua dimensi beban caregiver, yaitu beban
objektif dan beban subjektif. Beban objektif adalah kerugian yang nyata
akibat penyakit, seperti pengeluaran ekonomi dan gangguan kehidupan
sehari-hari, sementara itu beban subjektif adalah penilaian individu secara
pribadi terhadap penyakit dan bagaimana individu menilai situasi tersebut
sebagai beban. Berdasarkan hasil beberapa penelitian Biegel, Milligan,
Putnam, dkk, mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara beban
merawat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa dan stres
psikologis pada caregiver (dalam Hobbs, 1997). Almberg, et, al (dalam
Sanders & Power, 2009) menambahkan bahwa suami yang berperan sebagai
caregiver rentan terhadap tekanan yang muncul dalam proses merawat yang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
gangguan kejiwaan
seperti
skizofrenia maka berbagai keadaan emosi akan muncul salah satunya adalah
stres (Mueser & Gingerich, 2006). Stres adalah suatu kondisi dimana
sesuatu yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan (Sarafino, 2006).
Stres merupakan keadaan yang mengganggu atau dirasakan mengancam
kesejahteraan seseorang sehingga membutuhkan kemampuan coping
(Weiten, 2004). Situasi stres akan menghasilkan reaksi fisiologis dan
psikologis. Reaksi fisiologis bisa berupa perubahan detak jantung, tekanan
darah dan aliran darah (Sherwood, Veit, Brody dalam Sarafino, 1996). Pada
reaksi psikologis maka akan muncul reaksi emosional seperti rasa takut,
cemas, sedih, penolakan, bahkan grief (Lazarus, dalam Nairne, 2003).
Ketika individu merasakan stres maka kedua reaksi tersebut akan
muncul. Hal ini disampaikan oleh suami yang memiliki istri skizofrenia :
Waktu awal kejadian bapak cemas liat ibu, maksudnya gini, aktifitas
ibu mati total, selama 2 tahun gak kerja, bapak sempat terpikir kapan
ibu bisa baik atau kayak gini terus
(Komunikasi Personal, 5 Maret 2009)
Stres yang dialami suami yang memiliki istri skizofrenia bersumber dari
penyakit atau ketidakmampuan salah satu anggota keluarga. Sumber
keuangan yang menipis akibat sakitnya salah satu anggota keluarga akan
menjadi suatu masalah yang berat. Masalah lain juga muncul dalam
perubahan interpersonal dimana ada perubahan dalam waktu luang
(Leventhal. Leventhal, & Van Nguyen dalam Sarafino, 2006).
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
B. Perumusan Masalah
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
penilaian
suami
terhadap
sumber
stres
yang
dihadapinya?
3. Bagaimana gambaran coping stres yang dilakukan suami yang
memiliki istri skizofrenia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran coping stres suami yang memiliki istri skizofrenia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam
memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi klinis, yaitu
mengenai coping stres suami yang memiliki istri skizofrenia. Selain itu juga,
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan penelitian
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah:
BAB I:
PENDAHULUAN
Berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan,
perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB II:
LANDASAN TEORI
Berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian.
BAB III:
METODE PENELITIAN
Berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang berisikan
tentang metode penelitian kualitatif, metode pengumpulan
data, alat bantu pengumpulan data, responden penelitian,
prosedur penelitian dan prosedur analisis data.
BAB IV:
BAB V:
kesimpulan
dari
penelitian
ini,
diskusi
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Coping Stres
1. Pengertian Stres
Stres adalah kondisi ketika individu berada dalam situasi yang penuh
tekanan (Marks, Murray, Evans, dkk, 2004). Suatu peristiwa atau stimulus
lingkungan yang menyebabkan individu merasa terancam atau terganggu
juga disebut sebagai stres (Rice, 1992). Rice (dalam Trull, 2005)
mengemukakan bahwa stres adalah proses yang melibatkan peristiwa dari
lingkungan yang dinilai individu, mengakibatkan berbagai macam respon
dalam diri individu seperti reaksi fisiologis, emosional, kognitif, dan
perilaku.
Stres adalah kondisi fisik dan mental yang muncul ketika menyesuaikan
atau beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya ketika menghadapi peristiwa
yang tidak menyenangkan seperti tekanan dalam pekerjaan, masalah
pernikahan atau keuangan (Atkinson, 1999).
Stres adalah suatu kondisi dimana sesuatu yang diinginkan tidak sesuai
dengan kenyataan (Sarafino, 2006). Menurut Lazarus dan Folkman (dalam
Sarafino, 2006) stres merupakan transaksi atau peristiwa dimana terjadi
kesenjangan antara kebutuhan fisik atau psikologis dengan sumber-sumber
biologis, psikologis, atau sistem sosial.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
seperti pikiran
menjadi kacau,
menurunnya daya
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Sakit
fisik
dan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
bisa
mempengaruhi
bagaimana
individu
melakukan
2. Ketidakpastian (uncertainty)
Ketika suatu situasi muncul dan pada saat itu individu tidak
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai situasi tersebut,
situasinya sangat kompleks, maka kondisi ketidakpastian muncul.
3. Merubah Makna
Faktor terakhir adalah bagaimana seseorang mengevaluasi makna
dari suatu peristiwa. Berbagai macam informasi yang telah diterima
individu telah menjadi tambahan dalam menilai peristiwa tersebut.
Informasi baru akan merubah persepsi dan membentuk skema baru
dalam diri individu dalam menginterpretasi situasi stres.
5. Coping Stres
a. Pengertian Coping Stres
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
stres. Coping adalah pola umum dari perilaku yang digunakan untuk
menghadapi situasi stres (Rice, 1992). Menurut Lazarus dan Folkman
(dalam Sarafino, 2006) berdasarkan fungsinya perilaku coping dibedakan
atas Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping.
1. Problem Focused Coping atau coping yang berpusat pada masalah,
yaitu usaha individu untuk mengurangi atau menghilangkan stres
dengan cara menghadapi masalah yang menjadi penyebab timbulnya
stres secara langsung. Cara ini digunakan ketika individu bisa
langsung mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif,
mengukur alternatif pemecahan masalah dari keuntungan dan
kerugian yang didapat, memilih diantara alternatif tersebut, dan bisa
langsung melaksanakan suatu tindakan.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
kemudian
mengambil
tindakan
langsung
untuk
menyelesaikan masalah.
b. Confrontative coping
Individu mengambil tindakan asertif untuk berusaha mengubah
keyakinan orang lain atau mengambil resiko untuk mengubah
situasi.
c. Seeking social support
Individu berusaha mencari informasi dan mencari kenyamanan
secara emosi dari orang lain.
2. Emotion Focused Coping atau coping yang terpusat pada emosi
yaitu usaha-usaha individu untuk mengurangi atau menghilangkan
stres yang dirasakan. Individu mengatur respon emosional melalui
pendekatan
behavioral
dan
kognitif.
Individu
cenderung
untuk
mengatur
harapan
dan
optimisme,
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
untuk
d. Positive Reappraisal
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
hasil penelitian
berpusat pada masalah dan Emotion Focused Coping atau coping yang
berpusat pada emosi.
a.
dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama. Perbedaan ini disebabkan
oleh faktor psikologis dan dan sosial yang tampaknya dapat merubah
dampak stressor bagi individu.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
jenis
kelamin,
tempramen,
faktor
genetik,
kepribadian,
emosi
secara
mencakup
umum,
introvert-ekstrovert,
kepribadian
ketabahan
coping
stres
adalah
kesehatan
fisik,
karakteristik
B. Caregiver
1. Pengertian Caregiver
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
termasuk
mematuhi
pengobatan
medis,
sampai
kepada
peningkatan kesehatan.
berkewajiban
kebutuhan
keluarganya
memenuhi
atau
(istri dan
mencukupi
semua
anak-anaknya).
Suami
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
a.
b.
D. Istri Skizofrenia
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSMIV-TR), skizofrenia adalah salah satu gangguan yang berlangsung selama 6
bulan atau lebih termasuk fase simptom aktif selama 1 bulan seperti delusi,
halusinasi,
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
cenderung aneh (bizzare) (Barlow & Durand, 1995). Menurut Opler dan
Andreasen (dalam Barlow & Durand, 1995) terdapat dua klasifikasi simtom
yang ditunjukkan individu yang mengalami skizofrenia, yaitu :
1. Simtom negatif
Simtom ini menunjukkan hilangnya fungsi normal individu, seperti
menghindari interaksi sosial atau emosi yang datar.
2. Simtom positif.
Sebaliknya pada simtom positif ditunjukkan dengan hadirnya
gangguan perilaku seperti halusinasi, delusi, dan kondisi emosional
yang sangat ekstrim.
Mueser dan Gingerich (2006) memberikan definisi medis untuk
skizofrenia yaitu penyakit khusus yang dikarakteristikkan oleh adanya
masalah pada fungsi sosial, merawat diri, dan kesulitan membedakan suatu
hal yang nyata dan tidak nyata. Definisi dan simtom yang ditunjukkan oleh
individu yang mengalami skizofrenia memperlihatkan bahwa individu
tersebut tidak berfungsi secara normal lagi, begitu juga dengan istri yang
mengalami skizofrenia.
Istri yang mengalami skizofrenia secara umum tidak mampu untuk
melakukan kewajibannya sebagai seorang istri, individu ini meninggalkan
kewajibannya dalam rumah tangga yang akan digantikan oleh pasangannya
(Jungbauer, Wittmund, Dietrich, & Angermeyer, 2004). Istri juga tidak bisa
lagi berbagi tujuan dalam rumah tangga seperti pembagian tanggungjawab
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
rumah tangga dari mulai keputusan dalam mengasuh anak hingga masalah
seksual (Mueser & Gingerich, 2006).
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif
Menurut Krik dan Miller (dalam Moleong, 2005) pendekatan kualitatif
merupakan tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan
dengan
orang-orang
tersebut
dalam
bahasanya
dan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
tidak bersifat acak. Proses coping diawali dengan observasi dan penilaian
terhadap situasi, kemudian apa yang dipikirkan individu mengenai situasi
tersebut, dan pada akhirnya perubahan yang bisa dilakukan individu dalam
mengatasi situasi. Coping menghasilkan perubahan pada lingkungan yang
terjadi berdasarkan aktivitas yang dilakukan individu. Hal ini sesuai dengan
yang dikatakan oleh Poerwandari (2007) bahwa pendekatan yang sesuai
untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia dengan segala
kekompleksitasannya sebagai makhluk
kualitatif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif, yaitu untuk menggambarkan bagaimana coping stres suami yang
memiliki istri skizofrenia.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
C. Responden Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seorang suami dengan
karakteristik tertentu, yaitu :
a. Memiliki istri yang menderita skizofrenia
b. Responden bertempat tinggal yang sama dengan istri yang menderita
skizofrenia
c. Responden berperan sebagai caregiver utama bagi istrinya yang
menderita skizofrenia, yaitu caregiver yang menghabiskan lebih
banyak waktu dengan orang yang sakit paling sedikit delapan jam
dalam sehari dan menemani orang tersebut paling tidak dalam satu
aktivitas yang dilakukan sehari-hari (Stephens, Townsend, &
Martire, 2001).
2. Jumlah Responden
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2007), desain kualitatif memiliki
sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Medan. Pengambilan daerah penelitian
tersebut adalah dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel
penelitian, karena peneliti berdomisili berada di daerah tersebut.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
penelitian
dan
juga
sebagai
alat
bantu
untuk
digunakan untuk
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
mendapatkannya,
lalu
peneliti
menghubungi
calon
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Konfirmasi ulang
Dalam
melakukan wawancara,
peneliti sekaligus
Waktu Wawancara
Tempat Wawancara
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Wawancara
Responden I (Iman)
1
18 Agustus 2009
18.00-19.00 WIB
31 Agustus 2009
17.30-19.00 WIB
6 September 2009
09.00-10.10 WIB
Responden II (Azis)
1
9 Oktober 2009
13.30-15.00 WIB
23 Oktober 2009
13.25-14.25 WIB
6 November 2009
13.15-14.15 WIB
22 Agustus 2009
10.00-12.00 WIB
Rumah Sakit
5 September 2009
10.00-11.00 WIB
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
kesimpulan
dan
seluruh
hasil penelitian.
Dengan
F. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif
untuk menggantikan konsep validitas (Poerwandari, 2007). Deskripsi
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
mencapai
maksud
mengeksplorasi
masalah
dan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
berbagai
perspektif
untuk
memungkinkan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB IV
ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
Pada bab ini akan di uraikan analisa data dan interpretasi hasil
penelitian mengenai coping stres suami yang memiliki istri skizofrenia. Bab
ini dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama akan di uraikan
mengenai gambaran sosiodemografis masing-masing responden, rangkuman
hasil wawancara serta analisa data. Pada bagian kedua akan di uraikan
interpretasi dari hasil penelitian yang diperoleh.
Kutipan dalam setiap bagian analisa diberikan kode-kode tertentu sebab
satu kutipan bisa di interpretasikan beberapa kali. Contoh kode yang
digunakan adalah : R1.W1.b.0020-0026.h.5, maksud kode ini adalah
kutipan dari Responden 1, wawancara pertama, baris 20 sampai 26,
verbatim halaman 5.
Responden 2
Responden 3
Nama (Samaran)
Iman
Azis
Toni
Jenis Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Usia
39
38
40
Usia Istri
36
26
43
Lama
11 tahun
8 tahun
15 tahun
penyakit 10 tahun
7 tahun
2 tahun
Perkawinan
Lama
istri
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Agama
Islam
Islam
Kristen Protestan
Suku
Batak
Jawa
Batak
Pekerjaan
Pedagang
Mekanik
Pengawas Parkir
Bengkel
Jumlah anak
3 orang
Usia anak
Anak
10
tahun
Anak 2 :
Anak
15
10
tahun
8
tahun
Anak 3 :
3 orang
Anak
tahun
Anak 3 : 7 tahun
tahun
A. Analisa Data
1.
Responden I
a.
Hasil Observasi
(1) Wawancara
Perkenalan Iman dan peneliti sudah berlangsung sekitar dua bulan.
Peneliti mengenal Iman melalui saudara sepupu yang berprofesi sebagai
dokter. Iman merupakan pasiennya yang sering mengeluh tentang keadaan
rumah tangganya semenjak istrinya sakit. Pada saat berkenalan peneliti
menyampaikan tujuan peneliti, Iman merespon dengan sangat senang dan ia
bersedia membantu peneliti.
Wawancara pertama dilakukan di ruang tamu tempat tinggal Iman. Iman
adalah seorang pria yang berprofesi sebagai seorang pedagang pakaian
anak-anak di sebuah pusat perbelanjaan. Iman berkulit sawo matang dengan
tinggi 180 cm dan berat sekitar 80 kg. Iman dan keluarganya tinggal di
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
sebuah kompleks rumah susun di kota Medan. Jalan menuju tempat tinggal
Iman melalui sebuah jalan besar, sedangkan rumah Iman masuk kedalam
salah satu jalan kecil (gang) yang terdapat di sebelah kanan jalan besar
tersebut. Tempat tinggal Iman terletak 500 meter dari jalan besar, jalan
menuju rumahnya tidak banyak dilalui kendaraan karena merupakan jalan
buntu. Rumah Iman merupakan rumah keempat dari deretan rumah susun
tersebut.
Tempat tinggal Iman tidak memiliki pagar karena merupakan rumah
susun, hanya dibatasi dengan tembok untuk memisahkan dengan rumah
tetangga. Rumah Iman memiliki teras berukuran 1x4 meter, dan terdapat
dua buah kursi dan satu meja diantaranya. Bagian dalam tempat tinggal
Iman terbagi menjadi dua buah kamar tidur, ruang makan yang menyatu
dengan dapur, sebuah ruang tamu, dan satu kamar mandi.
Ruang tamu Iman merupakan tempat dilakukannya wawancara. Di
ruang tamu terdapat satu buah sofa berukuran besar dan dua sofa kecil,
dihadapan sofa besar terdapat sebuah televisi yang ditempatkan di sebuah
rak kayu. Di sudut ruangan terdapat sebuah pot bunga yang cukup tinggi.
Posisi peneliti dan responden saat dilakukan wawancara berhadaphadapan. Dimana responden duduk di sofa kecil dan peneliti di sofa besar.
Iman menggunakan kaus berkerah berwarna hitam dan celana jeans, pada
saat itu Iman baru saja pulang dari tokonya.
Wawancara dimulai, Iman duduk dengan posisi badan bersandar ke sofa,
apabila Iman tidak begitu jelas dengan maksud pertanyaan peneliti ia
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Iman duduk di kursi sofa sambil mengangkat salah satu kakinya, selama
wawancara ia sering memegang kakinya. Sesekali Iman memegang dagu
dalam menjawab pertanyaan. Iman menjawab pertanyaan dengan suara yang
jelas.
Wawancara dimulai yang diawali dengan cerita Iman mengenai
pertengkaran Iman dan istrinya yang baru-baru ini terjadi. Nada suara Iman
sangat tinggi ketika menceritakan hal tersebut, ekspresi wajahnya terlihat
marah dan kesal. Perlahan-lahan suara Iman mulai mengecil dan terdengar
seperti sedih ketika ia menjelaskan perasaannya. Iman mengerutkan
keningnya apabila dalam pernyataannya ia menyebutkan bahwa ia tidak
mengerti mengenai perilaku istrinya karena selalu berubah-ubah.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
tamatan pesantren, Iman sangat yakin calon istrinya bisa menjadi contoh
yang baik bagi anak-anak mereka kelak.
Iman dan istrinya memiliki tiga orang anak, anak pertama berjenis
kelamin laki-laki yang saat ini berusia 10 tahun, anak kedua juga laki-laki
yang berusia 8 tahun, dan anak ketiga berjenis kelamin perempuan yang
berusia 6 tahun.
Setelah menikah Iman membangun usahanya sendiri, ia membuka toko
pakaian anak-anak di sebuah pusat pasar di Medan. Iman mendapatkan
seorang anak laki-laki tepat satu tahun usia perkawinannya. Selama dua
tahun perkawinannya Iman merasa keluarganya merupakan keluarga
harmonis. Istri Iman tidak pernah sekalipun menunjukkan perilaku yang
berbeda, menurut Iman istrinya sangat penyayang, rajin, dan suka
melakukan aktifitas rumah tangga. Melewati dua tahun perkawinan, istri
Iman mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa, ia sudah mulai sering
takut terhadap sesuatu yang tidak ada, merasa dikejar bayang-bayang, dan
merasa ada orang lain yang ingin mencelakainya.
Satu tahun pertama istri Iman menunjukkan perubahan perilaku, Iman
tidak membawanya untuk berobat medis, Iman mengikuti saran keluarganya
untuk membawa istrinya ke orang pintar. Akan tetapi, perilaku istrinya
semakin tidak wajar, istri Iman sering menuduh Iman berselingkuh. Pada
saat itu Iman tidak mengerti mengapa terjadi perubahan pada perilaku
istrinya. Akhirnya Iman memutuskan untuk membawa istrinya ke dokter
spesialis jiwa, istri Iman di diagnosa menderita Skizofrenia Paranoid. Hasil
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
c.
dari berbagai masalah yang dihadapi oleh individu. Sumber stres bisa
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
muncul dari berbagai situasi, salah satunya adalah situasi yang sedang
dihadapi Iman, yaitu penyakit Skizofrenia Paranoid yang diderita istrinya.
Sebelum didiagnosa menderita skizofrenia, perilaku-perilaku yang
berbeda mulai diperlihatkan oleh istri Iman, dimulai dari timbulnya rasa
curiga, takut yang berlebihan, mendengar suara-suara dan cemburu yang
berlebihan terhadap Iman. Perilaku tersebut membuat Iman merasa bingung
dan tidak mengerti sebab ia merasa tidak pernah melakukan sesuatu seperti
yang dituduhkan oleh istrinya.
...ya disitula pikiran dia takut-takut, kadang-kadang dikejar bayangbayang, perasaan dia mau apa namanya istilahnya, diancam orang...
(R1.W1.b.0005-0010.h.1)
...abang rasain tuduhan, curiga, kadang ada yang bisik-bisik di
telinganya,
suami kau disana sama orang naik sepeda, macammacam, sampe dibilangnya kau gigolo. Iya, macam-macam, pekerjaan
kau bukan jualan aja diluar sana.
(R1.W1.b.0013-0020.h.1)
Ya, kayakmana la ya, pokoknya abang terus dicurigai, dicemburui...
(R1.W1.b.0026-0028.h.1)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
...pas abang rasain ada perubahan sama dia, dia sakit, abang langsung
gini, langsung shock mendengarnya. Ya pernah ada pikiran kayakmana
ini kalo gini terus, tapi yah harus dihadapi, dicarila jalan keluarnya.
(R1.W2.b.0740-0745.h.17)
Iman sangat terkejut melihat Istrinya sudah tidak taat beribadah padahal
istri Iman sebelum menderita skizofrenia merupakan orang yang sangat taat
beribadah, ditambah lagi pendidikan terakhir istrinya dari pesantren.
Melihat situasi tersebut rasa curiga timbul pada diri Iman, ia berpikir
mungkin saja istri Iman taat beribadah sebelum menikah hanya untuk
menarik perhatiannya. Perubahan yang terjadi tersebut sampai membuat
Iman merasa heran sampai menimbulkan stres.
...Dulu sepengetahuan abang dia orangnya alim, sholatnya gak pernah
tinggal, kalau sekarang yang namanya sholat 5 kali satu hari gak pernah
dikerjakan. Lebaran aja gak pernah dikerjain, gak mau. Ilmu dia yang
dapat dari pesantren hilang semua...
(R1.W1.b.0058-0068.h.2)
Pas kakak berobah udahla tekejut juga abang. Lho dulu dia baek-baek
kok langsung
gini, gimana...tekejut juga abang, stres juga
ngadapinnya. Orang biasa sholatnya yang lima waktu dikerjakan terus
biasa sholat sunat lainnya pun kan dikerjakan juga. Tau-tau yang lima
waktunya sama sekali gak dikerjakan sekarang stres juga abang liatnya
kan. Kok gitu kali perubahannya, hampir 100 persen, apa yang terjadi,
gitula pikiran abang, tekejut juga abang.
(R1.W1.b.0082-0083.h.2-3)
Tekejut, kok lain ini abang pikir, perasaan abang apa memang betul dia
kayak gini dulu, atau memang o...sebelum, jadi dia mau sholat kayak
orang muslim lainnya, rajin ngerjakan ini, tau-tau udah jadi berubah.
Bertanya juga abang waktu pertama liat kayak gitu
(R1.W1.b.0113-0122.h.3)
Lho kok gitu dulukan sholatnya yang lima waktu rajin, mau ngaji juga,
suka ngaji juga kakak, mau juga, nyuruh anak-anakpun, eh..gak la
belum sampe ya, masi kecil. Nyuruh abangpun ngingatin sholat,
makanya abang tekejut kok bisa berubah, padahal dulu asal kami pigi
jalan-jalan ke kampung didengarnya suara adzan udah, berhenti kita
sholat dulu katanya, setau abang perubahannya total kali gitukan. Tapi
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
perasaan abang apa dulu dia pura-pura, soalnya abangkan belum kenal
betul dulu.
(R1.W1.b.0127-0144.h.3-4)
Perasaan heran semakin menggelayuti Iman ketika melihat istrinya
menggunakan benda-benda yang berlambang agama berbeda dari yang
mereka anut.
...dia punya cincin, kayak salib. Jadi kutanya la, kau sebetulnya agama
apa? Itu bukan urusanmu katanya, aku kan suamimu kok bukan
urusanku. Itu bukan urusanmu yang penting aku gak ada
hubungannya.
(R1.W2.b.1072-1078.h.27)
Heran betul abang, kok bisa gitu berobahnya, dulu dia agamanya kuat
kali, dari dulu sholatnya paten kali gak tinggal yang lima waktu,
sunatnya pun mau juga dikerjakan. Tau-tau ni terakhir-terakhir gak
dikerjakan, lama kelamaan make cincin salib pulakan.
(R1.W2.b.1131-1138.h.28)
Hmm...yang abang rasakan ya...bingung juga, bingung, soalnya selama
ini orangnya biasa-biasa aja, kok berobah, kapan dia ini, sama siapa dia
kok bisa gini...
(R1.W2.b.1151-1155.h.28-29)
Keraguan apakah istrinya benar menderita skizofrenia terkadang
muncul pada Iman apabila melihat perilaku istrinya yang suka meminta
uang. Setelah meminta uang istri Iman langsung menunjukkan perilaku
yang biasa lagi. Melihat perilaku istrinya tersebut Iman merasa ragu apakah
suatu saat nanti istrinya bisa sehat kembali akan tetapi melalui nasehat yang
disampaikan temannya Iman berusaha untuk menjalani situasi ini dengan
sabar. Walaupun berusaha untuk sabar perilaku istri Iman juga memancing
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Asal minta uang pun udah abang bilang udahla kan udah dikasi tadi
pagi. Kalo gak abang kasi apa rupanya dendam kau sama aku, tiap
hari kau dendam, asal minta uang dendam, dendamkatanya. Apa
hubungannya dendamkan. Emang kalo ngomong uang ributla awakkan,
capek pula tiap hari.
(R1.W1.b.0346-0347.h.8)
Ck...emang abang sebetulnya...terang-terang ajala ya. Kadang abang
pun gak ada, udah habis kesabaran abang. Dendam katanya tiap hari,
asal dekat abang cari masalahla dia tu. Dicarinya dulu masalah, terus
baru minta uang dia. Udah kayak politik juga.
(R1.W1.b.0366-0375.h.8-9)
...Capek juga, kayakmana orang luar aja 5 menit ngomong sama dia
udah pusing, apalagi abang, tiap hari tiap detik.
(R1.W1.b.0376-0380.h.9)
Selain sering meminta uang perilaku istri Iman yang menyebabkan
Iman merasa terganggu adalah Istrinya sering lupa dimana ia meletakkan
barang-barangnya. Ia merasa kehilangan dan pada akhirnya menuduh Iman
ataupun anak-anaknya yang memindahkan barang-barangnya.
...sering kehilangan, iniku tadi tarok sini, tau-tau udah kesana, merasa
kehilanganla dia.
(R1.W1.b.0549-0551.h.12)
Suka apa namanya, sering kehilangan. Contohnya dia punya uang,
ditarok di atas meja, tertidur dia, bangun dia mana uangku, perasaan dia
orang mindahin uang dia. Padahal kurasa sakitnya itu. Yang kedua
contohnya dia punya HP, pulsanya katanya masih duapuluh ribu, aku
tidur gak ada kupegang-pegang HP ku, sama kalian nelpon-nelpon?
Kalian jelek-jelekkan namaku, kalian habiskan pulsaku. Padahal gak
ada yang megang HP dia...
(R1.W1.b.0275-0290.h.7)
Macam narok barang-barang itu udah ditaroknya lupa dia. Kayak
kunci kamar, ditaroknya disitu betul masi disitu...diambilnya balek,
taroknya di tempat lain terus kehilangan dia. Katanya orang kita
serumah yang ngerjai dia. Itula. Perasaan dia kalo narok sesuatu gak
sadar dia. A...makanya nuduh aja kerjanya.
(R1.W1.b.0466-0477.h.11)
Ini langsung nuduh, anak-anak semua kena dibikinnya...
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
(R1.W1.b.0301-0303.h.7)
Ia, katanya dipindahin anak-anaknya semua, kelen pindahin itu
katanya. Dia gak sadar, dia sendiri yang megang Hpnya itu, taroknya
sini. Katanya orang betiga itula yang narok Hpnya, padahal gak pernah
dipegang.
(R1.W1.b.0305-0312.h.7)
Walaupun sudah pernah dibuktikan bahwa barang yang dikatakan
istrinya hilang ternyata ada dan sudah jelas ia sendiri yang meletakkan
barang tersebut tetap saja istri Iman menuduh Iman dan anak-anaknya, ia
merasa mereka tidak menyukai dirinya dan dendam sehingga mengganggu
barang-barang miliknya.
Pernah hari itu ditaroknya dompet di mobil, o..udah dikuncinya makan
dia. Siap makan dia...ya...teringat dia, periksa dulu semua. Gak ada-gak
ada, kaunya itu katanya. Untuk apa kubuang dompetnya. Kubuang
pun dompetnya nanti minta uang
juga sama aku beli dompet.
Udah periksa dulu, nampaknya diam aja dia. Udah nampaknya tu
barang-barang itu, ha...kau tuduh-tuduh orang. Dijawabnya lagi
enggakla, emang kalian itu yang buat, udah terbukti. Gak sadar dia
ditaroknya disitu, pokoknya setiap perbuatan dia apa...ngerasa
kehilangan dia, gak merasa dia yang menarok barang-barangnya itu
disitu. Dia pikir orang aja yang ngerjain dia. untuk apala kalian
ngerjain aku,apa dendam kalian katanya.
(R1.W1.b.0312-0337.h.7-8)
Pertengkaran tidak hanya terjadi di dalam rumah, istri Iman juga pernah
membuat keributan di tempat umum yang membuat Iman sangat terganggu
dan malu. Di tempat umum pun istri Iman tidak bisa mengontrol emosinya
sampai ia menjerit di tengah keramaian karena merasa melihat Iman
berselingkuh dengan wanita lain di suatu tempat.
Yang paling menggangggu, dia suka malu-maluin abang di pasar,
abangkan jualan, dia nungguin, contohnya ngomongnya jerit-jerit,
kayak curiga ajala. Dia ketoko kadang tadi siapa tu yang kunampak
disana katanya, tadi kayak kau kutengok, padahal abang di toko aja,
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
perasaan dia abang disana sama cewek, yang paling menonjol itulah,
amarahnya gak bisa ditahan.
(R1.W2.b.0839-0850.h.19-20)
Pokoknya marah-marah aja...
(R1.W2.b.0857.h.20)
Malula, namanya juga dia kayak gitu didepan orang banyak, kesal
juga...
(R1.W2.b.0852-0850.h.20)
...ya
terganggula,
namanya
pun
dia
apa
ya..ngerasa
diganggu..pokoknya dikejar bayang-bayangla, takutnya abang kemana,
dituduhnya macam-macam kan, pokoknya stres juga ngadapin orang
stres.
(R1.W2.b.0865-0872.h.20)
Perasaan ya, kadang buntu...
(R1.W2.b.0874.h.20)
Perilaku istri Iman yang sulit diatasi adalah rasa curiga istrinya sangat
besar. Iman sampai tidak diizinkan untuk keluar rumah, bahkan untuk
melepaskan beban stresnya akibat pekerjaan serta mengurus rumah tangga
saja tidak bisa. Iman merasa bosan dengan kondisinya, akan tetapi Iman
menuruti kemauan istrinya agar ia tetap dirumah untuk menghindari
pertengkaran, sebab jika tidak dituruti istrinya akan menjadi marah dengan
mengucapkan kata-kata kasar hingga merusak barang-barang.
Kalo abang keluar ngomong sama kawan gak bisa, abangkan
istilahnya dipantau sama kakak, eceknya kalo keluar dari rumah bakal
bikin keributan. Abang setiap hari gak bisa nyalurkan ini...makanya
marah-marah. Adakan orang yang istrinya sakit dia keluar, a...pigi dia
entah resfreshing kemana-mana entah makan-makan, bekawanla
pokoknya sama dia. Pigi dia kerumah kawannya, o...pokoknya
mengeluarkan uneg-unegla. Kalo abang gak ada...
(R1.W1.b.0399-0415.h.9-10)
Hmm...mana bole abang keluar, sedangkan kalo misalnya abang beli
rokok kalo tau dia marah-marah dia itu. Hari apa itu ya...kalo gak salah
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
lima hari lebaran pas pulang dari kampung. Jadi dirumah kan gak ada
makanan. Kakak masi tidur, diam-diam pigi ke kedai. Abang belum
pulang masi disitu pesan lontong, datang dia. Dibilangnya kau diam
aja kau gak ada kau bilang-bilang sama akukatanya. Marah-marah
dia. Terus abang suruh tunggu dia biar sama pulangnya eh...dia malah
bilang kurang ajar kau. Abis itu langsung pulangla abang, sampe
kerumah...dibikinnya la gila-gilanya itu. Diberantakinnya rumah abis
itu pigi dia entah kerumah siapa. Abis itu nelpon dia, abang tanyala
kenapa marah-marah gak ada, gak usah urus-urus aku.
(R1.W1.b.0427-0453.h.10)
...sama siapa pula abang lampiaskan, gak ada pula kawan, eceknya
kalo ada kawan situ, pas duduk dia situ, awak pun dudukkan
ngomong... melampiaskan.
(R1.W3.b.1363-1367.h.34)
Abang mau cerita sama siapa gak bisa, kalo ngomong sama keluarga
abang di surveynya, Hp tiap hari dipegang, diliatnya kotak keluar,
panggilan masuk, panggilan keluar, diliatnya semua.
(R1.W3.b.1390-1395.h.34-35)
Perasaan abang ya...suntukla, siapa coba yang gak suntuk kalo di
rumah aja. Tapi ya...mau gimana lagi, daripada ngamuk dia...abang
juga yang susah
(R1.W1.b.0521-0526.h.12)
O...suntuk jugala pikiran, makanya ini aja tensi abang turun.
(R1.W3.b.1376-1377.h.34)
Mondar-mandir begitu istilah Iman terhadap perilaku istrinya yang
suka berjalan-jalan kemana saja tanpa tujuan yang jelas sangat mengganggu
Iman dan membuatnya merasa malu. Melihat perilaku istrinya Iman merasa
kasihan meskipun sesekali muncul pikiran tidak ada harapan untuk
kesembuhan istrinya.
...terus mondar-mandir...
(R1.W1.b.0458.h.12)
Apa...malula abang, kok ginila dia...pokoknya pikiran abang ada lagi
gak harapan, kadang-kadangkan, kan berobah-berobah juganya itu
pikiran, namanya kan istri, kasian juga...
(R1.W1.b.0555-0560.h.12-13)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
itula...kadang abang berpikir lho ini duit berobat dia bulan depan
darimana, itula pikiran abang kadang.
(R1.W3.b.1515-1522.h.37)
...abang pikirkan ya cemana caranya supaya uang berobatnya tetap
ada.
(R1.W3.b.1588-1590.h.38-39)
...ya...susah juga...biaya kan banyak, enggak itu aja, anak-anak
sekolah juga...
(R1.W3.b.1593-1595.h.39)
...kadang stres juga abang, tiap bulan keluar uang berobat...
(R1.W1.b.0035-00327.h.1-2)
Iman tidak memiliki orang lain yang membantu di rumahnya sebab
tidak ada pekerja rumah tangga yang bertahan di rumahnya karena harus
menghadapi perilaku istrinya. Akibatnya, saat ini Iman harus mengerjakan
aktifitas rumah tangga seperti memasak karena istri Iman pernah
menggunakan pisau dapur untuk melukai dirinya. Kemudian Iman juga
harus mengurus keperluan istrinya yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri
lagi sebab jika istrinya merasa lelah baik fisik maupun pikiran maka emosi
istrinya akan semakin tidak terkontrol.
Ia...yang nyuci ya ada yang nyucikan, abang masakla, jualan.
Pokoknya kakak itu gak ada kerjaannya di rumah, ngurus dirinya
sendiri pun gak bisa, mau mandi gak ada baju ngomong, gitu aja, dia
gak mikir yang berat-berat, gak boleh...kakak itu kalo ngomong,
misalnya dia tidur jam 9 malam, bangunnya abang liat harus jam 11,
setengah hari dia gak boleh berpikir, setengah hari aja yang boleh, kalo
bepikir dia satu hari penuh...sorenya udah geger otaknya tu.
(R1.W1.b.644-660.h.14)
Gampang emosi, asal ngomong orang di luar salah sikit aja udah
emosi dia.
(R1.W1.b.0662-0664.h.15)
Enggak, ya semenjak dia sakit, soalnya pernah waktu itu dia masak,
terus hampir mau dipotongnya tangannya, apanya itu nadinya itu.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Semenjak itu gak kukasi lagi, benda-benda tajam kayak piso, gunting,
kusimpanla, silap awak di buatnya pula lagi.
(R1.W2.b.0786-0793.h.18)
Penambahan tugas Iman sebagai suami yang bertambah semenjak
istrinya sakit. Mengharuskan Iman menjalankan dua tanggung jawab
sekaligus yaitu sebagai kepala rumah tangga dan juga ibu rumah tangga
sebab istrinya tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga lagi. Penambahan
tugas ini membuat iman merasa kesulitan karena harus membagi waktu dan
pikirannya antara pekerjaan dan istrinya. Masalah ini menyebabkan Iman
setiap harus memikirkan bagaimana carany agar bisa menyelesaikan semua
masalah yang ia hadapi.
Aku yang kepala rumah tangga, aku ibu rumah tangga, dua-dua abang,
kanan kiri.
(R1.W1.b.0624-0627.h.14)
...serba salah juga kadang bagi waktunya...
(R1.W3.b.1482-1483.h.36)
...perasaan abang merasa bertanggung jawab juga, oh...kalo gak saya
kerjakan siapa lagi, anakku gak mungkin, masi sekolah...
(R1.W3.b.1491-1495.h.37)
...peran abangkan...banyak tanggung jawab jugala. Tanggung
jawabnya itula...cari uang, biar ada yang nyekolahkan anak, cari uang
berobat juga tiap bulan. Ya abangla semua, kanan kirinya abangla.
(R1.W3.b.1686-1691.h.40-41)
Perasaan abang merasa capek, capek, apa...pikiran pun kadang sekalisekalikan buntu juga...capekla, abang kadang mikir gini-gini ajala
sampe tua, kayakmanala ini..., apa sampe ini nanti,
apa...maksudnya...perubahan dia sampe tua atau ada lagi harapan, gitu
aja, mikiiir aja tiap hari.
(R1.W3.b.1694-1702.h.41)
Abang gak tahan, abangkan kerjanya banyak, anak, cari makan lagi,
ngurus dia lagi yang penyakitan, mikirkan obat dia lagi, pokoknya
banyakla.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
(R1.W3.b.1721-1725.h.41)
Kadang abang sikit aja dapat solusinya udah senang...
(R1.W3.b.1792-1731.h.41)
d. Coping Stres
Iman menyatakan bahwa ia mengalami stres semenjak istrinya
menunjukkan berbagai perubahan perilaku. Sebagai seorang suami Iman
harus menjadi kepala keluarga yang bisa mengatasi semua masalah-masalah
yang dihadapinya. Iman melakukan berbagai usaha coping untuk mengatur
keadaan emosinya dan mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.
Melihat perilaku yang tidak biasa yang ditunjukkan oleh istri Iman,
Iman menyadari bahwa istrinya tidak dalam kondisi sehat. Maka Iman
membawa istrinya untuk berobat ke dokter spesialis jiwa. Tidak hanya
sampai disitu usaha yang dilakukan Iman, ia juga bertanya kepada keluarga
istrinya apa yang menyebabkan istrinya sampai sakit.
...semenjak abang tau langsung apala, bawa berobat juga, nanyananya keluarga kayakmana dia kok bisa gitu.
(R1.W2.b.0970-0973.h.24-25)
...dibawa juganya berobat, sekali sebulan berobat.
(R1.W1.b.32-33.h.1)
Melihat perubahan istrinya yang pada awalnya sehat menjadi sakit,
berbagai macam perasaan dirasakan Iman. Perasaan lelah muncul meskipun
ia selalu berusaha untuk mengobati istrinya.
Sekarang karena udah capek menghadapi yang kayak gitu didiamkan
aja, tapi yang namanya berusaha jalan terus, terus menerus berobat
perbulan. Kadang yah kayakmana, kadang ada capeknya, kadang udah
diamkan aja.
(R1.W2.b.0727-0733.h.17)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Gak ngerti dia itu darimana anakku sekolah, berobatku udah berapa,
gak ada itu, yang penting awak senang. Pikir gitu aja dia.
(R1.W1.b.0252-0286.h.6)
Apabila Iman sedang merasa lelah menghadapi istrinya yang selalu
curiga, Iman lebih memilih untuk tidur ataupun menonton TV untuk
menghindari istrinya.
...tapi kadang abang nasehatin, kalo abang capek abang diamkan aja.
Atau nonton TVla, abang lari kesitu juga kadang.
(R1.W1.b.0395-0399.h.9)
...mendingan ambil apa TV, nonton TV...
(R1.W1.b.0424-0425.h.10)
Kadang-kadang abang diamkan aja, abang diamkan aja kadang
(R1.W1.b.0361-0363.h.8)
Kadang abang diamkan aja, tidur abang.
(R1.W1.b.0375-0376.h.9)
Melihat istrinya yang suka merasa kehilangan akan barang-barangnya
Iman selalu menasehati istrinya agar mencari terlebih dahulu dengan pikiran
yang tenang sehingga ia tidak langsung menuduh orang lain.
Ya abang bilang cari dulu, jangan mau dipermainkan ini, udah. Kalo
kita duduk aja, tenangkan pikiran, ingat-ingat dimana tempatnya,
jangan asal nuduh, abang bilangla gitu.
(R1.W1.b.0296-303.h.7)
Pertengkaran yang terjadi didalam rumah terkadang diatasi Iman
dengan membantah kata-kata istrinya atau menasehatinya. Pertengkaran
yang terjadi di luar rumah tidak akan ditanggapi Iman dengan cara yang
sama, ia lebih memilih diam.
...karena di depan umum abang diamkan aja, abang malu aja,
namanya pun disitu, daripada berantam terus lebih baik abang
diamkan.
(R1.W2.b.0858-0862.h.20)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Rasa curiga berlebihan dari istrinya yang membuat Iman tidak bisa
keluar rumah menyebabkan Iman hanya bisa bertukar pikiran dan berbagi
cerita mengenai situasinya dengan orang yang diperkerjakannya. Iman
memendam masalah yang dihadapinya sendiri karena ia tidak mau
membawa masalah keluar rumah yang menurutnya hanya akan membawa
masalah baru.
...bikin brantem abang diamkan aja, udah, itula cara abang
penyelesaiannya, mau keluar pun abang gak bisa, liat kawan-kawan
abang ada masalah keluar, pigi makan-makan dia entah jojing gitu, apa,
abang mana bisa kayak gitu. Dipasar aja kawan abang banyak yang
ngomong kau kalo ada masalah kau diamkan aja dirumah.
(R1.W3.b.1400-1409.h.35)
Abang gak pala ini kalo dirumah gak pala ngomong sama orang, udah
diamkan aja, gak suka tidur, paling sama kawan abang yang kerja di
toko sakit kali kepalaku tadi gini-gini itu aja.
(R1.W3.b.1411-1416.h35)
Anak-anak Iman yang sudah mulai kritis menanggapi situasi ibunya
mulai menunjukkan sikap seolah-olah tidak menghargai ibu mereka sebab
mereka merasa ibunya sering mengatakan atau melakukan tindakan yang
berbeda dari individu sehat.
...abang kasitaula yang namanya orang tua harus dihargai, sekarang
kan lagi sakit, jadi ya maklum la..harus tetapla kalian hargain, gak
usah dimasukkan dalam hati.
(R1.W2.b.0891-0895.h.21)
Berbagai nasehat selalu disampaikan Iman agar istrinya mau berubah
baik dari cara berbicara maupun perilakunya. Hal ini dilakukan Iman karena
memikirkan anak-anaknya yang sudah semakin dewasa dan tidak mau hidup
mereka menjadi terganggu karena ejekan orang mengenai ibu mereka.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Pertengkaran juga bisa timbul karena usaha Iman untuk menasehati istrinya.
Pertengkaran yang muncul diatasi Iman dengan mencoba mendiamkan atau
membantah perkataan istrinya jika sudah dianggapnya melewati batas.
Abang bilang aja o...janganla kayak gitu udah, malula itu anaknya
udah besar, nanti kata orang oh mamakmu tu mondar-mandir tu stres
jugala. Yang pertamakan udah mau dewasa, nanti kata orang
mamakmu tu ada gila-gilanya, gak malu kau? abang bilang gitu,
dijawabnya itu bukan urusan orang.
(R1.W1.b.0571-0581.h.13)
Kadang mau juga berantam gara-gara ngomong kayak gitu, abang
diamkan aja. Hmm...kadang kalo udah kelewat batas dia ngomongnya
sama abang, mau juga berantam...
(R1.W2.b.0918-0924.h.23)
Suruh diam, udah suaranya kecilkan dulu nanti kedengaran sama
tetangga gitu abang, abang terus menerus apa, gak ada capeknya,
ngomong yang baek ajakan, biar dia sadar kalo aku ngomong kayak
gini berarti salah.
(R1.W2.b.0904-0910.h.23)
Usaha yang dilakukan Iman dalam mengatasi berbagai perilaku istrinya
tidak hanya sampai menasehati istri dan juga anaknya. Terlebih lagi istri
Iman juga tidak mau memakan obat sesuai aturan dokter sehingga ia marah
kepada istrinya yang dianggapnya bisa mengurangi tingkat stresnya.
Berserah diri kepada Tuhan adalah cara yang paling efektif bagi Iman agar
diberikan kesabaran untuk menghadapi perilaku istrinya tersebut.
...kan ngomong juga, kau kalo amarahmu gak bisa dikendalikan ambil
wudhu biarpun gak sholat wudhu itu gak papa, menenangkan pikiran
itu...jadi pikiran kita jernih.
(R1.W3.b.1829-1843.h.43)
...kadang abang marah juga, namanya emosi, kalo gak dilampiaskan
apa juga, pening juga kepala. Kadang sabar sholat jadinya, berdoa.
Namanya menghadapi kayak gitu harus sabar juga, banyak sabar...
(R1.W1.b.0045-0052.h.2)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
2.
Responden II
a.
Hasil Observasi
(1) Wawancara I
Azis adalah seorang pria berkulit putih yang memiliki tinggi 160 cm
dengan berat badan sekitar 63 kg. Ia memiliki janggut di dagunya. Proses
perkenalan peneliti dengan Azis tidak begitu lama yaitu sekitar dua minggu.
Peneliti mengenal Azis di rumah sakit jiwa negeri ketika Azis sedang
menemani istrinya yang sedang kontrol ulang. Azis dengan senang hati
untuk membantu peneliti dan setuju untuk melakukan wawancara.
Wawancara pertama dilakukan di rumah Azis. Rumah azis terletak di
sebuah jalan kecil yang kira-kira terletak 500 meter dari jalan besar dan
bersebelahan dengan mesjid. Pagar rumah Azis bersatu dengan pagar
mesjid. Rumah Azis bertingkat dua dengan dua buah kamar tidur, satu
kamar di lantai bawah dan satu di lantai atas. Terdapat sebuah ruang tamu,
satu kamar mandi, dan sebuah dapur. Di lantai atas hanya ada kamar Azis
dan istrinya serta gudang.
Ketika
Azis
orang-orang sedang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Rumah Azis terlihat sepi. Tidak ada orang lain yang berada di ruang
tamu selain peneliti dan istri Azis. Peneliti dan istri Azis duduk di ruang
tamu dengan beralaskan tikar. Istri azis menyuguhi peneliti dengan
minuman berupa teh manis dan biskuit. Terdapat sebuah sepeda motor di
dalam rumah, yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Di sebelah kanan
rumah terdapat sebuah mesin jahit, meja makanan, dan kulkas, sedangkan di
bagian kiri rumah terdapat lemari yang berisi dengan obat-obatan. 4 meter
dari hadapan peneliti terdapat mimbar mesjid yang terbuat dari kayu,
disamping kiri mimbar tersebut terdapat sebuah kamar mandi. Di samping
kanan mimbar terdapat tumpukan tikar dan diatasnya diletakkan sebuah
helm.
Pukul 13.30 Azis telah selesai shalat jumat dan masuk kerumah. Ia
mengucapkan salam dan dijawab oleh istri Azis dan peneliti. Ia tidak
langsung mendatangi tempat dimana peneliti dan istri Azis duduk. Setelah 5
menit Azis baru menyapa peneliti. Saat itu Azis menggunakan kemeja
berwarna coklat muda dan sarung berwarna biru yang bermotif kotak-kotak.
Azis juga mengenakan peci di kepalanya layaknya seperti orang yang
sehabis shalat jumat.
Wawancara dilakukan di ruang tamu Azis, istri Azis berada di sebelah
Azis selama wawancara berlangsung. Sesekali istri Azis kebelakang, kadang
ia mengambil telepon genggamnya. Wawancara yang berlangsung selama
satu jam tiga puluh menit itu berjalan dengan lancar. Azis menjawab
pertanyaan peneliti dengan mudah dan lancar. Ia tidak menemukan kesulitan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan peneliti. Dari awal hingga akhir
wawancara posisi duduk Azis bersila, sesekali Azis memegang kakinya.
Dalam menjawab pertanyaan Azis selalu menggerakkan tangannya ketika
menjelaskan jawabannya. Ia selalu tersenyum ketika diberikan pertanyaan,
tidak jarang ia tertawa ketika menceritakan sesuatu yang dianggapnya lucu.
Ia sering menceritakan lelucon-lelucon yang membuat peneliti dan istri Azis
tertawa.
Wawancara sempat terhenti ketika kakek Azis keluar dari kamar dan
menanyakan siapa yang datang. Azis pun menjawab bahwa yang datang
adalah teman istrinya. Dua puluh menit sebelum wawancara selesai istri
Azis mengangkat telepon sehingga wawancara berhenti. Ia memberi tahu
Azis bahwa yang menelepon adalah temannya.
Pukul 15.00 wawancara selesai karena Azis memiliki aktifitas lain yang
harus dikerjakan. Peneliti berpamitan dengan Azis dan istrinya dan
mengatakan ketika akan datang lagi akan memberitahu mereka terlebih
dahulu.
(2) Wawancara II
Wawancara kedua peneliti dengan Azis tetap dilakukan di rumah Azis.
Wawancara kedua ini dimulai pukul 13.25 WIB tepat setelah Azis selesai
melaksanakan sholat jumat. Azis memakai baju muslim pria berwarna putih
dipadukan dengan sarung yang bermotif kotak-kotak dengan warna merah
dan kuning, serta Azis juga mengenakan peci berwarna hitam. Wawancara
tetap dilakukan di ruang tamu Azis, kondisi rumah Azis tidak berubah,
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
hanya saja kali ini posisi tikar untuk duduk tidak diletakkan di dekat pintu
depan tetapi bergeser ke tengah ruangan.
Sebelum memulai wawancara peneliti bercerita sedikit dengan
responden dan istrinya, lima menit kemudian wawancara dimulai. Pada saat
wawancara posisi duduk Azis dan peneliti berhadap-hadapan, sedangkan
istri Azis disebelah Azis. Azis duduk bersila selama wawancara, ia sering
memegang jari-jari kakinya ketika wawancara. Ekspresi wajah Azis serius
dalam menjawab pertanyaan, ia menjawab pertanyaan peneliti dengan
sangat jelas. Posisi duduk Azis setelah dua puluh menit wawancara agak
mundur kebelakang sambil menyandarkan tangan ke lantai tetapi hal ini
tidak menjadi masalah, Azis tetap menjawab pertanyaan yang diajukan
peneliti dengan santai dan berusaha menjelaskan selengkap mungkin.
Tidak ada hal yang begitu mengganggu selama wawancara, akan tetapi
setelah wawancara berlangsung selama satu jam kucing keluarga Azis
muncul dan mendekati Azis, ia mengganggu Azis sehingga wawancara
sempat terhenti selama beberapa menit. Wawancara yang berlangsung
selama kurang lebih satu jam ini berjalan cukup lancar.
(3) Wawancara III
Seperti wawancara sebelumnya, wawancara peneliti dengan Azis kali
ini juga dilakukan di rumah Azis dan sesuai sholat jumat. Azis ditemani
dengan istrinya ketika wawancara. Pada hari itu Azis menggunakan kemeja
berwarna hitam dan sarung bermotif kotak-kotak berwarna hijau.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Pada wawancara ketiga ini Azis terlihat sedikit berbeda. Mata Azis
terlihat sedikit bengkak dan wajahnya kelihatan sangat lelah. Setelah
peneliti menanyakan bagaimana kabar Azis, ia memberi tahu bahwa kondisi
istrinya sedang tidak sehat sehingga ia tidak tidur selama dua hari.
Azis selalu bersemangat ketika menceritakan bagaimana ia harus
menghadapi kondisi istrinya. Ia menceritakannya dengan nada suara yang
cukup tinggi, jelas, dan sesekali tertawa apabila merasa ada hal yang ia
anggap lucu. Ketika bercerita tentang kondisi istrinya yang menurun nada
suaranya berubah menjadi lebih pelan, melihat ke bawah, dan seperti
menunjukkan kekesalan dengan mengucapkan ck.
Wawancara sempat terhenti ketika nenek istri Azis datang. Nenek istri
Azis menyuruh Azis untuk mengantarkan makanan ke tempat kerja ibu
mertuanya. Azis mengatakan ia pada nenek kemudian melanjutkan
pembicaraan dengan peneliti, lima belas menit kemudian wawancara
diakhiri.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
tidak melalui proses pacaran. Azis adalah seorang muslim yang taat
sehingga ketika proses pernikahannya dilakukan melalui proses taaruf atau
yang lebih dikenal dengan proses pernikahan tanpa pacaran sesuai dengan
syariat Islam.
Setelah enam bulan menjalani proses tersebut akhirnya Azis menikahi
istrinya. Azis menilai istrinya adalah orang yang tertutup dan kurang
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Istri Azis sedang menjalani kuliah
di bidang agama pada saat itu, menurut Azis istrinya tidak begitu nyaman
dengan peraturan yang ketat di tempatnya berkuliah. Menurut Azis istrinya
adalah orang yang lebih suka di rumah, ia suka membersihkan rumah,
belajar, menonton televisi dan menyanyi. Istrinya juga bekerja sebagai guru
mengaji untuk anak-anak.
Pada saat empat bulan usia perkawinan mereka masalah menimpa
keluarganya, istri Azis kehilangan salah satu orangtuanya. Pada saat itu istri
Azis
mengalami
stres
dan
merasa
mendengar
suara-suara.
Azis
yang
sedang
dihadapi
istrinya.
Akhirnya
Azis
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Semua aktifitas istri Azis terhenti. Istrinya tidak bisa lagi bekerja terlalu
banyak dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Pada
situasi tersebut Azis sangat dibutuhkan istrinya. Azis harus membagi waktu
antara pekerjaan dan mengurus istrinya walaupun hal ini berarti pemasukan
rumah tangga Azis berkurang sedangkan pengeluaran bertambah. Azis
merasa biaya pengobatan istrinya yang bisa dibilang tidak murah menjadi
beban bagi dirinya padahal ia harus mengurangi waktu kerja untuk menjaga
istrinya apabila kondisi istrinya sedang tidak sehat.
Berbagai usaha dilakukan Azis untuk menyembuhkan istrinya. Ia
membawa istrinya melakukan pengobatan ke rumah sakit dan memberikan
istrinya suplemen agar bisa mengurangi obat medis yang menurutnya sangat
tidak baik. Kesabaran sangat diperlukan dalam menghadapi situasi istrinya
yang sedang sakit. Salah satu keinginan Azis yang belum tercapai selama
delapan tahun pernikahannya adalah memiliki keturunan, menurut Azis hal
ini dikarenakan istrinya yang harus mengkonsumsi obat penenang yang
tidak baik untuk janin.
Saat ini kondisi istri Azis sudah mulai membaik, ia tidak lagi
mendengar suara-suara meskipun dalam satu bulan pasti terjadi penurunan
kondisi terutama jika ia sedang menghadapi masalah. Azis juga berinisiatif
menukar obat medis dengan suplemen yang menurutnya tidak merusak
organ tubuh. Azis berharap suatu saat kondisi istrinya bisa kembali sehat
seperti semula.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
c.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
(R2.W1.b.320-323.h.54)
Kalo gak bisa tidur itulah yang kepikir saya, karena saya yakin pasti
besoknya aneh...
(R2.W1.b.328-330.h.54)
Kalau dia udah gak tidur saya pasti panik, besoknya dia pasti sakit...
(R2.W3.b.1156-1157.h.73)
Ya...gimana ya tidur pun jadi gak enak, gak bisa tidur. Dia susah tidur,
dia maunya melek aja, ha...iakan grasak-grusuk...
(R2.W2.b.0834-0837.h.66)
...mikir ha...ini agak lain ini ya...
(R2.W1.b.348-349.h.54)
...diam, aneh, kondisi sakit, diemla, malas ngomong, makan, karena
kondisi kacau tadi, kalau bisa tidur tiap hari aman. Dia bengong,
nangis, suka mondar mandir...
(R2.W1.0332-0337.h.54)
Kondisi istri Azis yang sering berubah secara tiba-tiba dengan
menunjukkan perilaku berbeda seperti cemas, merasa ada yang berbisik,
diam, dan menangis tanpa alasan membuat Azis bingung harus melakukan
apa. Meskipun Azis pernah merawat orang yang menderita sakit fisik ia
merasa penyakit yang diderita istrinya sangat sulit diatasi dan tidak mudah
menyembuhkannya.
Saya pikir dulu seperti mengada-ada karena kadang bagus kadang gak,
kadang macam akting.
(R2.W1.b.0377-0379.h.55)
...saya pikir akting, gak tau betul atau gak.
(R2.W2.b.0627-0628.h.61)
...misalkan gini. Jam 12 bagus, jam 2 gak bagus.
(R2.W2.b.0630-0631.h.61)
...berubah dia kondisinya, cemasnya, semuanya. Nanti jam 3 bagus
lagi, jadi kayak akting. Abang pun heran juga. Ini kalo orang yang sakit
lever malah gampang ngobatinya, kasi obat banyak-banyak udah sehat
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
semua. Kalo seperti dia bingung awak, kalo ditengok orang gak
sakitnya kan, tapi sakit. Kata orang ini fisiknya bagus, jiwanya sakit,
kan repotkan...
(R2.W2.b.0633-0643.h.61)
Masalah lain yang sulit dihadapi Azis ketika istrinya tidak mau makan
atau makan makanan yang tidak baik untuk kesehatannya, padahal
kondisinya sudah menurun.
...kalo sekarang gak, makan suka-suka ati dia, malam-malam beli mi
dia suka...
(R2.W2.0786-0788.h.65)
...suruh makan gak mau. Kalo mau makan bakso malah bertentangan
dengan yang boleh dimakan, pantangannya karena kondisi asam
lambung yang naek kan gak boleh, itu sangat berpengaruh sekali. Asam
lambung naek.
(R2.W2.0837-0844.h.66)
Ya...susahla, bingung, dipaksa makan dia gak mau, maunya makan
bakso, yang gak boleh dimakannya.
(R2.W3.b.1463-1466.h.80)
Abang pikir ya cemana supaya dia mau makan, kayak yang abang
bilang tadi, kalo maunya apa ya dikasi aja karena kalo enggak tambah
menurun kondisinya, awak juga yang susah...
(R2.W3.1471-1476.h.80-81)
Berbagai perubahan terjadi dalam kehidupan rumah tangga Azis
semenjak istrinya sakit. Saat ini istri Azis tidak bisa lagi terlalu banyak
bekerja karena akan menurunkan kondisi fisiknya. Pekerjaan rumah tangga
yang tidak bisa dikerjakan istrinya membuat Azis merasa sedikit kecewa
karena istrinya sudah jarang memasak. Akan tetapi Azis tetap memahami
bahwa istrinya tidak bisa lagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga tersebut
akibat penyakit yang dideritanya.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Loyo, saya tengok kok gak pernah masak, gak pernah nyayur, abang
diam aja, pokoknya gak bisa kerja berat.
(R2.W2.b.0745-0748.h.64)
Abang sindir-sindir aja dia mana ni istri gak pernah masak, gak
pernah nyayur, abang dulu sama aja kayak beli nasi bungkus
(R2.W2.b.0758-0761.h.64)
Pasti lemas, sakit, jadi kondisi seperti itu jangan sampe. Jadi lebih
bagus dia tidur daripada bekerja, untuk apa kerja capek-capek tapi sakit,
bagus dia tidur ajakan, pokoknya seperti itu pasti ada sebab.
(R2.W2.b.0750-0755.h.64)
...kadang-kadang kalo dia lagi di dapur masak ntah goreng-goreng
saya senang, tapi kalau gak seperti itu abang udah maklum aja. Tapi
agak kecewa juga, maunya istrikan bisa masak buat suami.
(R2.W2.b.0766-0771.h.64)
Pada saat kondisi istrinya menurun Iman menggantikan posisi istrinya
untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ia tidak mau memaksakan istrinya
untuk bekerja jika kondisinya tidak begitu sehat. Iman merasakan bahwa
semenjak istrinya menderita skizofrenia terjadi perubahan yang sangat besar
dan memberikan dampak sangat signifikan pada dirinya.
...semua aktifitasnya berhenti semua tu, termasuk nyuci pakaian pun
berhenti semuanya...jadi nyantaila kan.
(R2.W2.b.0817-0820.h.65-66)
Tapi untuk kerjaan gak ada, istirahat semua.
(R2.W2.b.0847-0848.h.66)
...ya harus dipahami penyakitnya, jadi kondisinya itu memang harus
diistirahatkan, gak boleh dipaksa kerja gak boleh. Kalo sakit awak yang
susah, tambah sakit awak juga yang ngerasain. Dampaknya besar kali,
kalo istri yang sakit ini...itu langsung ke suami, langsung suaminya..
(R2.W2.b.0823-0831.h.66)
Susah juga tapi pasrah aja, udah biasa ya...udah biasala yang sebelumsebelumnya juga seperti itu, 3 bulan yang lalu juga seperti itu, semalam
juga seperti itu...
(R2.W2.b.0859-0863.h.66)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
...saya selalu menasehati dia cepat sembuh ya, udah tipis ini, abis gak
kerja-kerja kondisi uang turun terus...kan gitu ajakan. Jadi dia ia-ia.
Abang bilang juga gak kasian sama abang, abang ini tengok ini, pagi
begini, siang begitu, malam lagi begini cemana mau gemuk abang ini,
kan pusing.
(R2.W2.b.1036-1044.h.70)
Gimana ya, kadang-kadang palak juga, tapi kalau kayak gitu gimana
ya, kadang kepikir juga, ah besok pasti beli obat lagi, padahal masi
banyak pengeluaran, udah tau kita. Alah kurangla duit ini...
(R2.W2.b.0557-0562.h.59)
Kadang dihati juga...risau ya, risau tu gini...sampe kapan seperti ini
ya...apa sampe seterusnya...itu ajakan, mikir juga abang, tapi terakhir
ya udahla, jalani ajala, harus dijalani apa adanya...
(R2.W2.b.1064-1069.h.71)
...kadang ada juga rasa gondok, uang terpake untuk beli ini, ini mahalmahal obatnya lho, 200 ribuan, belum lagi malam-malam sekali suntik
250 ribu, setiap bulan, kan ngerikan, selama pernikahan itu terjadi,
bayangkan itu...
(R2.W3.b.1165-1171.h.74)
Terlebih lagi Iman juga harus membagi waktu antara pekerjaan dengan
merawat istrinya. Situasi ini menambah kebingungan di diri Iman, ia
bingung menentukan untuk bekerja atau merawat istri di rumah.
Kadang saya ngurusin dia ngerasa terbebani, repot...
(R2.W1.b.0542-0544.h.59)
...kalo kondisinya harus saya kawani ya saya kawani dulu dia...
(R2.W3.b.1218-1220.h.75)
Bingung jugala, bingung...yang pertamakan gak bisa kerja,
ha...kondisi istrikan sakitkan, kan gawatkan. Mana yang harus dipilih
kan bingung kan.mana cari yang paling terbaik aja. O..mungkin saat ini
emang harus ya harus bersama istri, mungkin besok adanya itu rezeki.
Kalo dibilang risau ya risau juga, cuman harus mana dluan yang
penting dia...kalo emang harus kawani dulu ya kawani dulu dia,
kerjanya ya besok-besok aja.
(R2.W3.b.1231-1243.h.75)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
d. Coping stres
Salah satu sumber stres Azis adalah melihat keinginan istrinya yang
belum tercapai untuk menyelesaikan kuliahnya. Azis berusaha untuk
membantu istrinya menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya serta menghubungi
teman-teman istrinya agar mau membantu istrinya.
PR-PR dia dibantu semampu kita la kan, ha...apakah dengan temen dia
fotocopy supaya lebih mudahkan, ataupun menghubungkan dia sama
kawannya kan, minta tolong sama kawannya kan, itu ajala...
(R2.W1.b.130-136.h.50)
Tapi yang terus sugesti supaya dia bisa tenang tadi. Kita baca buku itu
stres itu karena dia gak bisa menuhi keinginannya, obatnya cuma satu.
Keinginannya terpenuhi stresnya hilang...sembuh...
(R2.W1.b.0142-0149.h.50)
...masalah dikasi pilihan sama diakan...kalo mau cuti cutila dulu, ya
kan...besok disambung lagi, taun depan mungkin udah sehat, saya
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
pikir-pikir nanti kalo dia cuti kawan-kawannya gak ada, kawan dia yang
dekat sama dia pada pigi semua. Ha...siapa kawan dia yang bisa bantuin
nanti kalo ada masalah. Jadi saya bilang udahla, kuliah ajala...
(R2.W1.b.170-180.h.50-51)
Sewaktu mengetahui istrinya menderita skizofrenia, Azis berinisiatif
untuk memberikan air putih yang dibacakan ayat Al Quran kepada istrinya.
Menurutnya obat medis yang diberikan dokter sangat berbahaya bagi organorgan tubuh yang lain sehingga Azis memberikan suplemen tambahan yang
terbuat dari bahan alami.
Yang pertama kita berdoa sama Allah, jangan panik dulu, kemudian
cari obat, itu reaksi kita, tetap berdoa sama Allah , itu aja, mau ngapain
lagi...
(R2.W1.b.0437-0441.h.57)
Yang pertama saya kasi air putih, saya bacakan Al-fatihah, Yasin, Al
Iklhas, Al Mujatain, saya berdoa ya Allah sembuhkanlah, karena air
yang didoain itu berpengaruh.
(R2.W3.b.1151-1155.h.73)
...dikasi obat dia di sugesti dengan air putih yang diberkahi, dibacain
segala macam, kemudian dari herbanya kita pake yang alami kan udah
lama dia mengkonsumsi obat yang efek sampingnya besar sekali dia, ke
ginjal, ke hati, otak jadi bodoh, tumpul, kemudian banyak
mengkonsumsi obat tidur ya saya coba herba, segala macam saya coba,
akhirnya saya temukan habatussoda ini dari herba pengganti obat tidur.
Habatussoda dicampur dengan minyak zaitun dan madu.
(R2.W1.b.235-249.h.52)
Masalah
terus
menerus
muncul
semenjak
istrinya
menderita
skizofrenia, perubahan perilaku istrinya mulai terlihat. Istri Azis mudah lupa
akan suatu hal, terkadang ia lupa akan apa yang harus dikerjakannya. Azis
juga tidak mau lagi menyampaikan terlalu banyak pesan pada istrinya
karena walaupun Azis selalu berusaha mengingatkan istrinya adakalanya ia
sampai memarahi istrinya agar istrinya tidak .
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
...kadang abang marahin juga, tapi ya itu untuk mengejutkan dia, yang
kayak gini gak boleh kita halus terus, nanti dia akan halus kalo kita
halus, tapi tarik ulur dia, sekali-sekali aja...
(R2.W1.b.0286-0291.h.53)
Ya...jangan banyak kali pesanan. Atau ditulis, kan gitukan, pokoknya
jangan buat permintaan la...yang harus begini yang harus begitu
nantikan diakan lupa, kalo dia lupa takutnya awak juga yang marah,
yang dipeseni pun gak tau, jadi kuranginla pesannya...
(R2.W1.b.0294-0354.h.54)
Melihat istrinya yang tidak bisa tidur Azis mencari jalan keluar agar
istrinya mau tidur. Pertama sekali Azis menyuruh istrinya untuk tenang dan
menceritakan masalahnya. Kemudian Azis memberikan suplemen agar
menenangkan pikiran istrinya supaya bisa beristirahat.
...duduk-duduk abang suruh duduk minum obat dulu. Ha...itu dia. Itu
aja. Kalo udah mondar-mandir gitukan ditanya apa yang dipikirkan,
masalah apa itu kok bingung kali, apa jalan keluar...
(R2.W1.b.0349-0354.h.54)
...saya kasi obat herba ini.
(R2.W3.0792.h.)
Solusi yang hampir mirip juga dilakukan Azis jika melihat kondisi
istrinya tidak stabil yang bisa berubah dari sehat ke sakit hanya dalam
hitungan jam. Meskipun pada awalnya Azis akan menanyakan masalah apa
yang sedang dihadapi istrinya, setelah mengetahui solusi tersebut kurang
efektif Azis memutuskan untuk mencari sendiri terlebih dahulu apa yang
menjadi masalah. Setelah menganalisa bahwa dirinya tidak melakukan
kesalahan barulah ia bertanya kepada istrinya.
...cepat itu menangananinya ya, abang tanyanya cepat, kenapa? Ginigini. Ada yang salah rupanya abang ini? Gini-gini, atau ada yang salah
ngomongnya. Atau di kampus ada masalah. Kalo sekarang nangis abang
diamin dulu, hehe, cari akal dululah. Abang biarkan dulu.
(R2.W2.b.0649-0656.h.62)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
...karena gak tau kita nanti memikirkan jalan keluarnya, tapi kalo kita
diam dulu sejenak, kita nyantai dulu kita berpikir, kita koreksi lagi, apa
sih kok nangis dia ini ya. Aku salah gini ya, aku tersinggung apa tadi.
Kalo dia nangis langsung ditanya dia pun gak tau jawabnya, nangis aja,
makanya kita mikir sendiri dulu. Kalo kita merasa gak salah barulah
tinggal tenang aja tanya.
(R2.W2.b.0660-0671.h.62)
Masalah lainnya adalah ketika istrinya tidak mau makan secara teratur
atau menginginkan makanan yang tidak baik bagi kesehatannya.
Menghadapi masalah ini pada awalnya Azis berusaha melarang istrinya agar
tidak memakan makanan yang tidak sehat tersebut dan menggantinya
dengan madu. Akan tetapi istrinya tetap tidak mau makan hingga kondisinya
semakin menurun. Akhirnya Azis menyerah dan membiarkan istrinya
memakan makanan yang ia inginkan.
...udahla abang kasi madu aja.
(R2.W2.b.0846-0847.h.66)
Tapi sekarang terserahla kalo mau makan bakso ya makan daripada
gak makan. Nanti pernah juga dia gak mau makan karena mau makan
bakso tapi jam 12, kan gak adakan, bakso kan jam 4. Gak ada bakso
gak makan. Terakhir kalo dia mau bakso beli baksola...daripada dia
sakit lagi.
(R2.W2.b.0848-0856.h.66)
Menanggapi istrinya yang tidak bisa beraktifitas ketika kondisinya
menurun Azis memakluminya, yang penting bagi dirinya adalah
kesembuhan istrinya.
...kalau gak seperti itu abang udah maklum aja...
(W2.704-705)
Azis juga menggantikan posisi istrinya dengan mengerjakan semua
pekerjaan rumah dari mulai mencuci baju, mencuci piring hingga
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
diambilkan gitu malah gak makan nanti. Udah makan dia semua baru
awak pigi...nanti makan siang gitu juga, ayok makan, udah dimakannya
nasi dia kasi obatnya baru awak pigi lagi, hahaha...nah makan dulu
nah, sini-sini, ini dibuatin minum itula dia, seperti itu dia...
(R2.W2.b.0912-0924.h.68)
...sudah
biasa,
udah
menjadi bagian
hidup,
tanggung
jawabkan...namanya dia sakit, pokoknya kalo suami istri ini kalo istri
sakit dampaknya sama suami.
(R2.W2.b.0927-0931.h.68)
Azis juga selalu memberikan perhatian dan semangat bagi istrinya agar
segera sehat kembali.
...suami saya tetap memberikan perhatian penuh, memberikan motivasi
agar dia mau sembuh, dalam artian yah melawan penyakitnya.
(R2.W3.b.1006-1010.h.78)
Menjadi caregiver bukanlah suatu tugas yang mudah, tidak jarang Azis
di uji kesabarannya dalam berbagai situasi.
...tapi ya saya kembalikan kok sombong kali saya ngerasa repot,
semua inikan kehendak tuhan, rezeki itu sudah ada tinggal menjalani
aja kok.
(R2.W1.b.0544-0548.h.59)
Menggantiin posisi dia, ha...sebagai suami itukan kerja, misalkan
semua aktifitas diakan terhentikan sabarla...jangan mudah
emosi...kemudian dalam mencari obat juga. Pokoknya semua harus
sabar, dalam segala hal harus sabar memang, termasuk tadi, sabar
dalam beradaptasi, kemudian sabar untuk tidak berpikir yang
negatif...ya...cari obat jangan salah, eceknya cari sana, entah pigi ke
dukun ah, harus sabar, ya pokoknya ikut terus, kalo emang harus ke
dokter ya ke dokter. Ikuti prosedurnya, sabar dia, ke dokter besok ke
dokter kita ya kan...beli obat juga, pokoknya semua dengan pelanla,
sabar, jadi payah kali memang kalo jalani ini sampe payah ceritakan
sabarnya gimana. Sabar dalam kena musibah, inila dia, inikan musibah,
saya harus sabar, sabar juga dalam mencari jalan keluar untuk masalah
harus sabar juga kan.
(R2.W2.b.0976-0999.h.69)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Memperhatikan kalau lagi sakit gimana, tingkahnya apa, apa yang bisa
kita lakukan, apa aja dibuatnya, jadi kalau tiba-tiba sakit lagi udah tau
cara ngadapinnya.
(R2.W3.b.1422-1426.h.79)
Untuk mengetahui kondisi kita ini saya sering main ke Turki.
Tuntungan belok kiri. Apa yang dialami mereka kita cerita gini-ginigini.
(R2.W1.b.0371-373.h.55)
Ya itu sudah menjadi tanggung jawab saya, kan gitu kan. Ikutin aja
arusnya jangan dilawan. Jangan dilawan-lawan, kalo harus berobat
harus berobat.
(R2.W1.b.0468-0473.h.57)
Menggunakan waktu kerja untuk merawat istri adalah hal rutin yang
selalu dilakukan Azis ketika kondisi istrinya menurun. Azis sangat
bersyukur pekerjaannya tidak terikat sehingga ia bisa segera menghubungi
teman kerjanya untuk memberitahu bahwa istrinya sedang sakit dan ia tidak
bisa bekerja selama beberapa hari hingga kondisi istrinya kembali normal.
Nah, kalau kondisinya dia sakit agak lebih diperhatikanla, lebihla
perhatiannya, untung saya kerjanya gak terikat, jadi kalau dia minta
saya dirumah aja ya dirumah , walaupun agak litak.
(R2.W3.b.1203-1208.h.75)
...abang hubungi kawan kerja, biar dia apain semuanya. Saya bilang
aja istri sakit saya gak tau entah kapan bekerja lagi udah gitu aja, dia
taunya itukan, udah ngerti dia.
(R2.W3.b.0881-0885.h.75-76)
Masalah lain yang dihadapi Azis adalah masalah pengeluaran biaya
yang tidak sedikit untuk mengobati istrinya. Azis sering merasa khawatir
dan cemas menghadapi masalah ini. Ia menyadari bahwa sebagai makhluk
Tuhan tidak boleh sombong sehingga ia berusaha ikhlas.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Jalan keluar tetap berusaha dicarinya, Azis menukar obat medis dengan
suplemen kesehatan yang harganya lebih murah.
Kita cari yang buat kondisi gak bagus apa, o.. rupanya kalo tidurnya
bagus ada masalah kita support aja, vitamin banyak masukla paling gak
madu 1 hari 180 gr 1 kg seminggu lebih. Saya pake obat herba ini
masalah harga juga...
(R2.W1.b.0381-0388.h.55)
Ternyata usahanya belum berhasil, karena istrinya tidak bisa tenang jika
tidak diberi obat medis. Azis memberikan obat medis dan suplemen
kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini Azis memutuskan menggunakan
uang tabungannya walaupun terasa berat, ia berpikir bahwa lebih baik uang
tersebut digunakan untuk kesembuhan istrinya sebelum bertambah buruk.
Cuman kan apa yang ada aja, balek-balek yah masi ada kok...yah pake
ajala, kan gitukan untuk apa disimpan-simpan, tau-tau besok ada rezeki
yang laen, itu memang selalu menghantui itu, karena obatnya kan
mahal-mahal. Jadi sekarang tambah herba, obat lagi tambah double,
kalo dulu obat ajakan, sekarang madunya lagi, udah hampir imbang itu
biayanya...
(R2.W2.b.1021-1031.h.70)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Wawancara
dimulai
pada
pukul
10.00
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
WIB,
Toni
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
ini. Pada wawancara kali ini Toni menunjukkan ekspresi wajah muram,
Toni jarang tersenyum seperti biasanya. Peneliti menanyakan ada apa
dengannya dan ia menjawab kondisi kesehatannya tidak begitu baik.
Peneliti menawarkan untuk tidak melakukan wawancara pada hari tersebut,
tetapi Toni tidak bersedia karena khawatir ia tidak memiliki waktu untuk di
wawancara.
Wawancara diawali dengan memperjelas jawaban akan pertanyaan Toni
sebelumnya, kemudian Toni menjelaskannya walaupun terlihat dari
wajahnya ia sedikit tidak bersemangat dalam menjawab pertanyaan peneliti.
Toni duduk agak membungkuk karena tempat duduk ruang tunggu tidak
memiliki sandaran. Toni sering memegang kepala dan lehernya. Toni tidak
fokus dalam menjawab pertanyaan peneliti, ia sering melihat-lihat orangorang yang hilir mudik dihadapan peneliti dan Toni.
Sekitar dua puluh lima menit wawancara Toni sudah mulai fokus dan
menjawab pertanyaan dengan baik. Ia tidak memegang leher maupun
kepalanya lagi, tetapi sesekali memegang kakinya. Perubahan posisi duduk
berubah ketika Toni menjawab pertanyaan yang berhubungan apa yang ia
tidak sukai mengenai perilaku istrinya ketika sakit, ia menegakkan
badannya dan nada suara berubah menjadi lebih keras dan cepat.
Menjelang akhir wawancara istri Toni menghampiri peneliti dan
responden karena ia sudah selesai berobat dan tinggal mengambil obat.
Wawancara tetap berlangsung sampai pukul 10.30 WIB. Wawancara yang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
berdurasi lebih kurang satu jam tersebut berjalan dengan baik walaupun di
awal wawancara kurang berjalan lancar.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
c.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Penyakit stroke yang diderita Toni adalah salah satu sumber stres utama
yang dialaminya. Toni mengalami stroke akibat kecelakaan kendaraan
bermotor. Penyakit stroke sudah dirasakannya sejak dua tahun lalu yang
mengakibatkan aktifitas geraknya khususnya bagian pada bagian kaki
terbatas.
Aku sakit, udah dua kali aku di operasi karena tabrakan.
(R3.W1.b.0082-0083.h.84)
Aku kena stroke aku.
(R3.W1.b.0069.h.83)
Toni tidak menyangka bahwa hingga saat ini ia belum sembuh juga
walaupun sudah melakukan berbagai pengobatan. Perasaan sedih muncul
sebab ia merasa membebani keluarganya dengan kondisi fisiknya yang tidak
normal.
Apaya..ya aku kurasa..kok sampe kayak gini,
berobatnya.
Payah kurasa sekarang.
(R3.W1.b.0110-112.h.85)
padahal udah
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Waktu itu kalo kumat dia. Ya ngusir anak-anakla, dipukul, aku pun
diusir, malam-malam waktu itu.
(R3.W1.b.0134-0137.h.86)
Banyak, diusir-usiri kami dari rumah, anakku pun diusir, dipukuli.
(R3.W1.b.0291-0293.h.91)
Mau putus asala, aku udah sakit, datang lagi istriku sakit
(R3.W1.b.0141-0142.h.86)
Perubahan perilaku istri Toni menambah sumber stres Toni. Toni
merasa masalah yang dihadapinya sangat rumit dan sulit karena muncul
hampir secara bersamaan. Toni berpikiran bahwa dirinyalah yang
menyebabkan istrinya mengalami perubahan perilaku.
Rumitla...
(R3.W1.b.0079.h.84)
...kadang putus asala, kayakmanala, udah aku sakit datang lagi istriku
kayak gitu.
(R3.W2.b.0657-0659.h.102)
...baru habis itu kena stroke lagi, itu yang membuat stres. Ibu pun
karena itu stres.
(R3.W1.b.0085-0087.h.84)
Selain tidak bisa mengontrol amarah, istri Toni tidak bisa tidur dan
berbicara sendiri mengenai hal yang tidak masuk akal. Toni merasa heran
melihat perilaku istrinya tersebut. Hal ini menyebabkan Toni merasa
terganggu dan tidak bisa beristirahat, padahal Toni juga sedang sakit dan
butuh istirahat.
Suka dia apa, ngomong-ngomong sendiri, tentang Tuhanla. Istriku
e..suamiku Tuhan katanya, padahal kan manusia.
(R.3.W1.b.0170-0173.h.87)
Susah, sedih...ya Kayakmana ya, ck, gak taula aku...akupun gak bisa
tidur. Dia mondar-mandir, gak tenangla.
(R.3.W2.b.0665-0668.h.102-103)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Pembicaraan istri Toni yang tidak masuk akal tidak hanya berhubungan
dengan Tuhan. Perasaan sedih dirasakannya ketika beberapa perkataan
istrinya sering merupakan kecurigaan dan tuduhan perselingkuhan kepada
diri Toni. Toni merasa yang dikatakan istrinya sangat tidak benar karena
semenjak sakit sudah jarang keluar rumah tetapi istrinya tetap menuduhnya
berselingkuh dengan wanita lain.
Ya..dia suka bilang aku sama cewek lain, padahal gak ada.
(R.3.W1.b.0210-0211.h.89)
Ya...kadang maula di bilang sama aku, tukang maen cewek katanya,
suka curiga tapi semenjak sakit istriku
(R.3.W2.b.0617-0620.h.101)
Ya..sedihla. Dibilang kayak gitu tapi gak betul itu.
(R3.W1.b.0220-0221.h.89)
Ya sedihla, orang aku gak pernah keluar rumah.
(R3.W2.b.0622-0623.h.101)
Istrinya seperti mendapatkan keahlian baru yaitu meramal. Semenjak
sakit istrinya suka meramal nasib individu-individu yang berada si sekitar
mereka. Setelah meramal istrinya akan menyampaikan kata-kata yang tidak
masuk akal kepada tetangga, hal ini mengganggu Toni karena ia merasa
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
malu dengan perilaku istrinya tersebut. Pada saat itu Toni tidak mengerti
apa yang harus dilakukannya untuk menghentikan kebiasaan istrinya
tersebut karena ia merasa dengan keterbatasan fisik yang dideritanya ia
tidak mampu melakukan apa-apa.
...awalnya dulu dia ngeramal-ngeramal, suka dia, umpanya kan ada
orang
duduk-duduk dia suka.
(R3.W1.b.0230-0233.h.89)
Ngomong yang aneh-anehla, malu aku. Dia ngomong di banyakbanyak orang.
(R3.W1.b.0244-0246.h.90)
Apala...gak ngerti juga aku liatnya. Keluar-keluar dia bilang kayak
gitu sama orang. Aneh-aneh...
(R3.W1.b.0249-0251.h.90)
Gak ngerti aku...ya...sedihla. karena aku sakit apa...istriku jadi sakit
juga.
(R3.W1.b.0260-0262.h.90)
Masalah lain yang mengganggu Toni adalah istri Toni sering tidak
mendengarkan lagi perkataan yang disampaikan Toni. Padahal sebelum
sakit mereka sering berbagi cerita satu sama lain. Saat ini istri Toni sering
mengabaikan ucapan Toni dan terkesan tidak menghargai Toni lagi. Toni
merasa sangat tidak nyaman dengan perilaku istrinya, ia merasa kesal
dengan ucapan-ucapan yang disampaikan istrinya.
Aku udah malas ngomong
(R3.W3.)
Ya...kayakmana la ya, dari gelagatnya benci sama aku.
(R3.W1.b.0199-0200.h.88)
...Kayak, sepele.
(R3.W1.b.0203.h.88)
Aku ngomong pun gak di dengarnya.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
(R3.W1.b.0212-0213.h.89)
Kayakmanala ya, malasla ngomong. Habis kalo ngomong aku gak
ditanggapi.
(R3.W3.b.0933-0935.h.111)
Ya aku ngomong gak ditanggapin, kubilang kayak gini, kayak gak
suka dia, gak suka dia apa yang aku bilang itu. Kesalla.
(R3.W3.b.0940-0943.h.111)
Perasaannya semakin sedih manakala di tengah-tengah situasi tersebut
istrinya mengajukan permintaan cerai. Ucapan tersebut tidak hanya sekali
disebutkan oleh istrinya hampir setiap ia marah mengucapkan hal tersebut.
Tidak jarang istri Toni tidak mau mengurus anak-anak dan meminta Toni
untuk mengurus sendiri anak-anak mereka. Toni berusaha mengerti
pernyataan tersebut muncul akibat penyakit skizofrenia yang diderita
istrinya.
Ya...sempatla aku dibilang ceraikan aku katanya.
(R3.W1.b.0272-0273.h.90)
O..sama akula dibilang urus anakmu ini katanya. Kalo biaya sama
anakmu ini kau yang berpikir katanya.
(R3.W2.b.0348-0351.h.93 )
Ya..sedihla, aku udah sakit tiba-tiba dia bilang kayak gitu, tapi gak,
gak, gak apa, setengah hati dia ngomong gitu.
(R3.W1.b.0276-279.h.91)
...sedihla Dia kan stengah hati, tapi ya sedih juga dengarnya, aku sakit
gak bisa ngapa-ngapain, dia bilang pulak lagi itu.
(R3.W1.b.0354-0358.h.93)
Konflik yang dialami Toni dan istrinya terkadang disertai dengan
pemukulan yang dilakukan istri Toni kepada dirinya. Hal ini menimbulkan
rasa kesal, apalagi Toni merasa dia tidak melakukan kesalahan, walaupun
pada saat itu Toni sudah merasakan ada yang berbeda dari istrinya.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Ya aku ditampari
(R3.W1.0151.h.86)
Ah..apa ya..kurasa yang ada lainnya ini.
(R3.W1.b.0154-0155.h.87)
Ya kesal juga, tiba-tiba gak ada aku salah ditampar.
(R3.W1.b.0159-0160.h.87)
Perilaku merusak barang juga diperlihatkan istri Toni ketika ia sedang
marah. Istri Toni membakar semua barang-barang yang ada di dalam rumah.
Barang-barang tersebut dibakar di halaman depan rumah meraka. Perasaan
tidak nyaman dan takut muncul melihat apa yang dilakukan istrinya, karena
tidak hanya mengganggu ketenangan mereka tetapi juga lingkungan sekitar.
Suka dia membakar barang...
(R3.W1.b.0323.h.92)
Baju kami semuala, dibuangi, dibakar di depan rumah.
(R3.W1.b.0328-0329.h.93)
Kayakmanala ya...gak bisa kutahan. Takut kalau dia bakar apa.
(R3.W1.b.0334-0335.h.93)
Kayakmanala ya...aku putus asala aku.
(R3.W1.b.0187-0188.h.88)
Takutla, kalo ada kebakaran, gak tau aku apa aja dibakarnya, yang
kunampak cumak baju, tapi takut jugala aku.
(R3.W1.b.0339-0342.h.93)
Skizofrenia Paranoid yang dialami istri Toni mengakibatkan istrinya
terkadang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya,
terutama ketika istrinya menunjukkan perilaku agresif hingga melakukan
pengrusakan pada barang-barang. Perilaku yang sudah mengganggu
keluarganya tersebut mengharuskan istrinya untuk di rawat inap di Rumah
Sakit Jiwa. Selama istrinya tidak di rumah Toni harus beradaptasi dengan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
situasi rumah yang berantakan dan tidak terurus sebab tidak ada orang lain
yang mengurus rumahnya. Anak-anak Toni tidak bisa membantu banyak
sebab mereka juga sekolah, sedangkan Toni yang mengalami stroke tidak
bisa banyak beraktifitas.
Masik, nyiapin makanan, bersihkan rumah. Tapi kalau lagi sakit, gak
mau dia itu.
(R3.W2.b.0404-0406.h.95)
Ya akula, tapi ya gitu. Aku pun sakit, gak bisa banyak kerja. Rumah
ya gitu-gitula. Anak-anak pun kadang makan kadang gak, tapi orang
itu ngerti kondisi ibuk.
(R3.W2.b.0501-0506.h.98)
Kalau sakit dibiari aja semua...
(R3.W3.b.0761.h.106)
Pekerjaan rumah tangga yang terkadang tidak dikerjakan istrinya
menimbulkan stres pada Toni, karena tidak hanya situasi di dalam rumah
yang tidak diperhatikan tetapi juga anak-anak mereka, walaupun Toni
mengerti situasi tersebut akibat penyakit istrinya, sehingga ia tidak
mengharuskan istrinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Ya udahla, yang sakitnya dia itu...daripada e...daripada tambah kumat
nanti biarkan aja...
(R3.W2.b.0411-0414.h.95)
Aku, aku kasian juga, apalagi liat anak-anakla, gak ada yang urus,
tapi ya...dia abis itu sehat lagi. Apa, apa namanya, kadang-kadang aja.
(R3.W2.b.0417-0425.h.95)
Stresla aku, rumah entah kayakmana tapi kudiamkan aja.
(R3.W2.b.0423-0425.h.95)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
yang
dihadapi Toni
semenjak
istrinya sakit
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Lae udah tambah aneh itomu, baru kayakmana itu lae? Kubilangkan,
o..kalo kayak gitu bawa ajala kerumah sakit jiwa katanya...
(R3.W2.b.0543-0547.h.99)
Sering apa, ngomong gitu, konsultasi aku sama lae ku mengenai
istriku
(R3.W3.b.0899-0891.h.109)
Toni membawa istrinya untuk berobat secara teratur ke rumah sakit
jiwa setiap sepuluh hari sekali, walaupun ia pernah membawa istrinya ke
pengobatan alternatif tetapi tidak menunjukkan perubahan. Setelah dengan
pengobatan teratur Toni mengawasi istrinya untuk mengkonsumsi obat
secara pula sehingga istrinya tetap bisa beraktifitas seperti biasanya.
Ya berobat kemari aja sekali sepuluh hari.
(R3.W3.b.0848-0849.h.108)
eh..o...ada, pernah kami ke parapat berobat. Jadi dikasila obat baru dia
istriku ini payah makan obat, dibuangi obatnya, gak mau dia.
(R3.W3.b.0851-0855.h.109)
Ya kayakmanala, namanya sakit, ya dibawala berobat ke rumah sakit
jiwa. Ya..e..diawasila. Kalo minum obat ya diminumnya, tapi kadang
dia gak mau. Jadi itula, harus diawasi. Kalo lagi sehat ya bagus, mau
nyapu, ngepel, membersihkan halaman, tiap hari disapunya.
(R3.W2.b.0600-0609.h.101)
Untuk melengkapi usaha-usahanya Toni tidak lupa berdoa kepada
Tuhan agar ia bisa menghadapi situasi stres yang dialaminya. Toni juga
mengajak anak-anak untuk berdoa akan kesembuhan ibu mereka.
Kadang ku ajak sama anak-anak berdoa kalian biar dia sembuh, paling
yah ngawasi biar dimakannya obatnya, itu la.
(R3.W3.b.0755-0758.h.106)
Gak adala, paling berdoa.
(R3.W2.b.0498.h.98)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
dengan
istrinya karena
perilaku-perilaku
istrinya
yang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
adalah
mengenai
pengobatan
istrinya.
Iman
melakukan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Metode ini juga digunakan Iman untuk membantu istrinya yang mudah lupa
dimana ia meletakkan barang-barangnya. Iman pasti terlebih dahulu
meminta istrinya untuk berpikir dengan tenang kemudian mencari dimana
tempat ia meletakkan barang tersebut.
Iman yang mempunyai tanggung jawab baru sebagai seorang caregiver
harus menyusun rencana mengenai apa yang harus dikerjakannya untuk
merawat istrinya. Ia mulai dengan menyediakan semua keperluan istrinya
baik pakaian dan makanan, mengawasi jadwal memakan obat dan menuruti
semua kemauan istrinya selama menurutnya kemauan istrinya tidak kelewat
batas. Iman bersedia memenuhi keinginan istrinya setelah memperhatikan
perilaku istrinya yang jika keinginannya tidak dipenuhi akan memicu
pertengkaran.
Confrontative coping yaitu tindakan asertif yang sering melibatkan
kemarahan juga dilakukan Iman. Hal ini dilakukannya untuk menghadapi
perilaku istrinya yang curiga dan cemburu berlebihan. Iman meluapkan
amarahnya agar istrinya berhenti untuk mencurigai dirinya dan tidak
mengatakan tuduhan yang tidak benar.
Tidak semua situasi stres dihadapi Iman dengan fungsi stres yang
berpusat pada masalah. Di beberapa situasi Iman memilih melakukan
coping yang berpusat pada emosi (emotion focused coping).
Positive reappraisal yaitu mencari makna positif dari permasalahan yang
berfokus pada pengembangan diri, biasanya melibatkan hal-hal yang
bersifat religius. Positive reappraisal sering digunakan Iman pada beberapa
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
2. Responden II
a. Sumber stres dan proses appraisal
Masalah-masalah yang dihadapi oleh Azis semenjak istrinya
menderita penyakit skizofrenia dapat dinyatakan sebagai sumber stres yang
berasal dari keluarga. DiMatteo (1991) menyatakan bahwa peristiwaperistiwa yang membawa perubahan dalam kehidupan manusia dan
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Sementara itu Azis juga harus membagi waktu antara pekerjaan dan
merawat istrinya. Situasi ini sangat membuat Azis bingung karena harus
memilih antara bekerja dengan merawat istrinya. Selain itu Azis merasa
terbebani dan tidak nyaman dengan situasi ini karena ia sebagai kepala
rumah tangga harus mencari nafkah akan tetapi ia tidak bisa meninggalkan
istrinya sendiri di rumah pada saat kondisinya sedang menurun.
Azis harus mengambil alih pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan
istrinya.
Jungbauer,
Wittmund,
Dietrich,
dan
Angermeyer(2004)
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
b. Coping stres
Stres merupakan pengalaman subjektif, sehingga setiap individu
dapat memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Stres bisa
berdampak secara fisik maupun psikologis. Stres yang dialami oleh individu
biasanya disertai dengan ketegangan emosi dan ketegangan fisik yang
menyebabkan ketidaknyamanan. Situasi seperti ini membuat individu
termotivasi untuk melakukan suatu tindakan yang bisa meredakan stres.
Tindakan yang dilakukan adalah coping (Sarafino, 2006).
Permasalahan yang dihadapi Azis semenjak istrinya menderita
skizofrenia dihadapi dengan berbagai fungsi coping. Beberapa masalah
dihadapi Azis dengan fungsi coping yang berpusat pada masalah (problem
focused coping) dan beberapa dihadapi dengan fungsi coping yang berpusat
pada pengaturan emosi (emotion focused coping).
Individu bisa menggunakan fungsi coping secara langsung (problem
focused coping). Inilah yang dilakukan Azis ketika mengatasi sumber stres
melihat istrinya merasa stres karena masalah kuliah. Azis melakukan
penyelesaian masalah terencana (planful problem solving) dengan
mengerjakan tugas-tugas kuliah istrinya semampunya, menghubungi teman
istrinya, dan memberikan nasehat kepada istri agar tetap melanjutkan
kuliahnya.
Pada saat mengetahui istrinya menderita skizofrenia Azis juga
menggunakan metode penyelesaian masalah terencana (planful problem
solving) dengan langsung memberikan air putih yang dibacakan ayat Al
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
yang
yaitu
makna
dengan
terfokus
pada
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Pada
situasi
ini
Azis
menggunakan
cara accepting
responsibility yaitu mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan sambil
berusaha untuk memperbaikinya (Lazarus & Folkman dalam Taylor, 1995).
Sebagai caregiver kesabaran sangat dibutuhkan Azis ketika
melayani semua kebutuhan istrinya. Meskipun merasa kesulitan ia harus
tetap bersabar menjalani peran tersebut demi kesembuhan istrinya. Lazarus
dan Folkman (dalam Taylor, 1995) menyatakan usaha untuk menyesuaikan
diri dengan perasaan maupun tindakan dalam hubungannya dengan masalah
dikenal dengan metode coping kontrol diri (self control).
Upaya coping dengan mencari dukungan sosial (seeking social
support), yaitu usaha mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan
informasi dari orang lain juga dilakukan Azis ketika ia harus merawat
istrinya yang menderita skizofrenia. Dukungan diterimanya dari berbagai
sumber, dari dokter, tetangga, dan juga teman sekerjanya yang mengerti
keadaannya jika tidak bisa masuk kerja.
3. Responden III
a. Sumber stres dan proses appraisal
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
cenderung aneh yang dilakukan oleh istri Toni seperti mengusir keluarga,
memukul, dan tidak mendengarkan kata-kata Toni memicu persaan kesal
karena istrinya berperilaku dengan cara yang ia tidak mengerti (Mueser &
Gingerich, 2006). Rasa malu juga muncul ketika pasangan yang menderita
skizofrenia berperilaku yang menarik perhatian orang lain (Mueser &
Gingerich, 2006). Istri Toni meramal dan membakar barang-barang di
halaman depan menarik perhatian dari lingkungan sekitarkhususnya
tetangga.
Penambahan tugas pada Toni sebagai caregiver dari istrinya dan anak
yang usianya cukup dewasa menimbulkan perubahan yang memunculkan
stres (Sarafino, 2006). Toni harus melakukan beberapa pekerjaan rumah
tangga yang tidak dilakukan istrinya ketika sakit, ia juga harus mengambil
alih tugas yang biasa dilakukan istrinya seperti mengantar dan menjemput
anak-anak untuk pergi ke sekolah.
Menurut Lazarus dan Folkman (1984), terdapat dua jenis penilaian yang
dilakukan individu untuk menilai apakah suatu peristiwa bisa atau tidak
menimbulkan stres, yaitu penilaian primer (primary appraisal), proses
penentuan makna dari peristiwa yang dialami dan penilaian sekunder
(secondary appraisal), penilaian mengenai kemampuan individu melakukan
coping serta sumber daya yang dimilikinya.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
b. Coping stres
Stres merupakan pengalaman subjektif, sehingga setiap individu dapat
memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Stres bisa berdampak
secara fisik maupun psikologis. Stres yang dialami oleh individu biasanya
disertai dengan ketegangan emosi dan ketegangan fisik yang menyebabkan
ketidaknyamanan. Situasi seperti ini menyebabkan individu termotivasi
untuk melakukan suatu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan
stres, yaitu coping (Sarafino, 2006).
Lazarus dan Folkman (1984), mengklasifikasikan dua jenis coping, yaitu
problem focused coping dan emotion focused coping. Problem focused
coping adalah penanganan stres dengan cara mengurangi, atau memecahkan
masalah yang menjadi sumber stres. Sedangkan emotion focused coping
adalah penanganan stres dengan mengendalikan respon emosi yang
diakibatkan oleh sumber stres. Untuk mengatasi masalahnya Toni
menggunakan kedua jenis coping ini.
Problem focused coping
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Toni memasukkan istrinya ke rumah sakit jiwa ketika ia sudah tidak bisa
mengatasi perilaku istrinya yang mengganggu, setelah menunjukkan
perubahan saat ini Toni secara teratur setiap sepuluh hari sekali menemani
istrinya untuk kontrol ulang.
Kebiasaan istrinya yang baru semenjak sakit yaitu meramal nasib dengan
mengatakan hal yang tidak masuk akal diatasi Toni dengan penyelesaian
masalah terencana (planful problem solving) juga, setelah melihat istrinya
meramal ia tidak mengizinkan istrinya keluar rumah seperti biasa. Perilaku
istri Toni yang semenjak sakit suka meletakkan barang tanpa bisa
mengingat kembali dimana ia meletakkannya berusaha diselesaikan Toni
dengan penyelesaian masalah terncana (planful problem solving), Toni
mengingatkan istrinya dimana ia meletakkan barang-barang. Metode ini
juga digunakan Toni dalam membagi waktunya antara urusan perkerjaan
dan keluarga. Ia menggunakan sebagian waktu kerjanya untuk mengurus
keluarganya meskipun harus mencuri jam kerja.
Seeking social support dimana individu berusaha mencari informasi dan
kenyamanan secara emosi dari orang lain(Folkman & Lazarus, dalam
Taylor, 2005). Toni melakukan hal tersebut dengan menghubungi adik
iparnya untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya melihat perilaku
istrinya yang mengganggu. Menurut McFarlane, Dixon, Lukens, dan
Lucksted (dalam Chen & Greenberg, 2004), ketika menghadapi masalah
penyakit mental, anggota keluarga cenderung mencari dukungan dari
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
memicu
pertengkaran
dengan
menyatakan
bahwa
Toni
berselingkuh.
Mengatasi sumber stresnya yang berupa penambahan tugas karena
harus mengurus pekerjaan rumah tangga Toni menggunakan Problem
focused coping yaitu Planful problem solving dimana ia memutuskan untuk
mengerjakan pekerjaan rumah tangga ketika kondisi istrinya tidak sehat,
walaupun tidak dikerjakannya secara keseluruhan. Untuk mengatasi sumber
stresnya pada saat yang bersamaan Toni menggunakan Emotion focused
coping dengan metode Accepting responsibility, ia mengakui perannya
dalam masalah dan sambil berusaha memperbaikinya (Folkman & Lazarus
dalam Taylor, 1995). Toni mengetahui perannya sebagai kepala rumah
tangga dan ketika istrinya sedang sakit maka ia menerima tanggung jawab
untuk mengurus rumah dan anak-anak. Menurut Lazarus dan Folkman
(dalam Taylor, 1995), individu yang berada pada suatu episode stressful
akan menggunakan kedua fungsi coping secara bersamaan.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari jawaban-jawaban masalah
penelitian. Kesimpulan di diskusikan berdasarkan teori dan hasil penelitian
yang telah ada. Pada akhir bab dikemukakan saran praktis dan metodologis
yang berguna untuk penelitian dengan tema coping stres suami yang
memiliki istri skizofrenia di masa mendatang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan interpretasi, maka terdapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
problem
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
menerima
tanggung
jawab
(accepting
B. Diskusi
Peneliti mendapatkan temuan yang menjadi bahan diskusi bagi
penelitian ini. Temuan tersebut adalah :
1. Hanya responden II yang tidak menggunakan fungsi coping yang
berpusat
pada
masalah
dengan
metode
menghindar
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
individu
melakukan penyesuaian
atau
proses
2006)
individu
cenderung
konsisten
dalam
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
C. Saran
1. Saran praktis
a. Bagi suami yang memiliki istri skizofrenia disarankan banyak
mencari informasi mengenai skizofrenia dari berbagai sumber
agar lebih bisa memahami kondisi kesehatan istri.
b. Bagi suami
yang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L., & Atkinson, R.C. & Hillgard, E.R. (1999). Pengantar
Psikologi (8 th ed), Jilid 2, Jakarta : Erlangga.
Beanlands, H., Horsburgh, M. E., Fox, S., & Howe, A. (2005, Nov-Dec).
Caregiving by family and friends of Adults Receiving Dialysis.
Nephrology Nursing Journal. Vol. 32 (6). [On-line]
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=960647661&SrchM
ode=1&sid=2&Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&V
Name=PQD&TS=1228099903&clientId=63928. Tanggal akses: 13
Mei 2009.
Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2006). Psikologi Abnormal. (9
th
ed). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Folkman, R.S., & Folkman, S.F. (1984). Stress, Appraisal, and Coping.
New York : Springer Publishing Company.
Folkman, S., Richard, S.L., Christine, D.S., Anita, D., & Rand, J.G. (1986).
Dynamics of a stressful encounter: Cognitive appraisal, coping, and
encounter outcomes. Journal of Personality and Social Psychology,
50 (5), 992-1003.
Stres.
Jungbauer, J., Wittmund, B, Dietrich, S., & Angermeyer, M.C. (2004). The
Disregard Caregivers:Subjective Burden in Spouses of
Schizophrenia Patients. Schizophrenia Bulletin. Vol.30 (3). [On-line]
http://schizophreniabulletin.oxfordjournals.org/cgi/reprint/30/3/665?
maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Needs+of+Family+Caregivers+in+Chronic+Schizophrenia&searchid
=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT
Keliat, B.A. (2001, April). Peran Keluarga dalam Penanganan Penderita
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Buletin skizofrenia:kami peduli.
Kumar, S. & Mohanty, S. (2007, Juli), Spousal Burden of Care in
Schizophrenia. Journal of the Indian Academy of Applied
Psychology, 33(2), 189-194
Marks, D.F., Murray, M., Evans, B., & Willig, C. (2004). Health
Psychology. London: Sage Publications.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Nairne, J.S. (2003). Psychology The Adaptive Mind (3rd ed), Amerika
Serikat:Thomson Wadsworth.
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal (5th ed).
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Nietzel, Michael T., et al. (1998). Introduction to clinical psychology (5th
ed). New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Provencher, H.L., Fournier, J.P., Perreault, M., & Vezina, J. (2000, juni).
The Caregivers Perception of Behavioral Disturbance in Relatives
with Schizophrenia: A Stress-Coping Approach. Vol.36(3).
Community Mental Health Journal. 293-306.
Rice, R.L. (1992). Stress and Health, California: Brooks Cole Publishing.
Sadock, B.J., & Sadock, V.A. (2003). Synopsis of Psychiatry (9th ed),
Amerika Serikat: Lippincott Williams&Wilkins.
Sanders, S., & Power, J. (2009, Nov). Roles, Responsibilities among Older
Husbands Caring for Wives with Progressive Dementia and Other
Chronic Conditions, Health & Social Work, [On-line]
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=119&did=830126121&Srch
Mode=1&sid=3&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309
&VName=PQD&TS=1235489613&clientId=65438. Tanggal akses:
15 Mei 2009.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Sugiura, K., Ito, M., Kutsumi, M., & Mikami, H. (2009, jan). Gender
Diffrerences in Spousal Caregiving in Japan. The Journals of
Gerontology.
64B.
[Online]
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=33&did=459490931&Srch
Mode=1&Fmt=6&VInst=ReferenceLinking&VType=PQD&RQT=3
09&VName=PQD&TS=1235488705&clientId=63925.
Tanggal
akses : 10 Juni 2009.
Survivor,
Married
to
paranoid
schizophrenic,
[On-line]
Stein, C.H., & Wemmerus, V.A. (2001, okt). Searching for a Normal
Life:Personal Accounts of Adults With Schizophrenia, Their Parents
and Well-Siblings. American Journal of Community Psychology,
Vol.
29.(5).
[On-line]
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=119&did=830126121&Srch
Mode=1&sid=3&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309
&VName=PQD&TS=1235489613&clientId=63928. Tanggal Akses:
8 Februari 2009.
Stephens,L. Townsend, B., & Martire, A.J. (2001). Balancing parent care
with other roles: Interrole conflict of adult daughter caregivers.
Journal of Gerontology: Psychological Sciences, 56B (1), 24-34.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
L
A
M
P
I
R
A
N
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
LEMBAR OBSERVASI
Responden
Hari/tanggal wawancara
Waktu wawancara
Tempat wawancara
Wawancara ke
No
Hal-hal yang
Keterangan
diobservasi
1
Penampilan
fisik
responden
2
Setting wawancara
Sikap
responden
selama wawancara
4
Hal-hal
mengganggu
yang
selama
wawancara
5
responden
selama wawancara
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
PEDOMAN WAWANCARA
I. Sumber stres
1. Masalah apa saja yang timbul setelah istri responden sakit?
2. Perubahan apa saja yang terjadi dalam kehidupan responden
semenjak istri sakit?
3. Perilaku apa saja yang ditunjukkan istri semenjak sakit?
4. Perilaku
istri seperti
apa
yang
paling
mengganggu
responden?
5. Bagaimana reaksi keluarga menghadapi penyakit istri?
6. Bagaimana reaksi lingkungan sekitar responden menghadapi
penyakit istri?
mengetahui
istri
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
perasaan
responden
mengenai
keharusan
merawat istri?
3. Darimana responden memperoleh informasi
mengenai
perawatan istri?
4. Bagaimana cara responden untuk merawat istri?
5. Bagaimana cara responden membagi waktu antara merawat
istri dan pekerjaan lainnya?
6. Masalah apa saja yang muncul ketika responden merawat
istri?
7. Apa saja usaha responden agar kesehatan istri membaik?
8. Apa usaha yang responden lakukan agar istri tetap bisa
bersosialisasi dengan lingkungan?
9. Bagaimana peran suami setelah istri menderita skizofrenia?
10. Bagaimana perasaan responden menghadapi perubahan peran
tersebut?
11. Apa tindakan responden jika istri melakukan kesalahan?
12. Apa peran keluarga dalam merawat istri?
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
berbagai
macam
usaha
untuk
mengobati
penyakitnya?
14. Bagaimana responden menanggapi kesehatan istri saat ini?
15. Apa harapan responden mengenai kondisi istri selanjutnya?
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
INFORMED CONSENT
Pernyataan Pemberian Izin oleh Responden
Judul Penelitian
Peneliti
NIM
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan secara sukarela dan tidak
ada unsur paksaan dari siapapun, bersedia berperan serta dalam penelitian
ini.
Saya telah diminta dan telah menyetujui untuk diwawancarai sebagai
responden dalam penelitian mengenai Coping Stres Suami yang Memiliki
Istri Skizofrenia.
Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian ini beserta dengan tujuan dan
manfaat penelitiannya. Dengan demikian, saya menyatakan kesediaan saya
dan tidak berkeberatan memberi informasi dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada saya.
Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya berika
akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk
tujuan penelitian saja.
Medan,
Agustus 2009
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.