Pendahuluan
Tujuan
Pendahuluan
Materi (1)
Sistem Persamaan Linear
1.
Matriks
2.
Operasi Matriks
Jenis Matriks
Aturan-aturan Ilmu Hitung Matriks
SPL dan Matriks Invers
3
Materi (2)
3.
4.
Vektor
5.
Ruang n-Euclidis
Pendahuluan
Materi (3)
Ruang Vektor
6.
Basis Ortonormal
7.
Proses Gram-Schmidt
8.
Diagonaliasi
Diagonalisasi Ortogonal; Matriks Simetrik
5
Ilustrasi Matriks
Pendahuluan
Application
Matrices
in Engineering
Graphs and Networks
Markov Matrices, Population, and Economics
Linear Programming
Fourier Series: Linear Algebra for Functions
Linear Algebra for Statistics and Probability
Computer Graphics
Contoh (1)
Akan dibuat 2 macam produk A dan B.
Produk A memerlukan bahan 10 blok B1
dan 2 blok B2, sedangkan produk B
memerlukan bahan 5 blok B1 dan 6 blok
B2. Berapa jumlah produk yang dapat
dihasilkan bila tersedia 80 blok bahan B1
dan 36 blok bahan B2.
Pendahuluan
Contoh (2)
Referensi
Matriks
Matriks
Definisi
Sebuah matriks adalah serangkaian
elemen dalam bentuk persegi panjang.
Elemen ke-(i,j) aij dari matriks A berada
dibaris ke-i dan kolom ke-j dari rangkaian
tersebut.
Order (dimensi/ukuran) dari sebuah
matriks dikatakan sebesar (m x n) jika
matriks tersebut memiliki m baris dan n
kolom.
Misalnya:
a11
a21
:
:
am1
a12
a22
:
:
am1
a1n
... a2n
:
:
... amn
2
Matriks
Operasi
1.
2.
3.
4.
Misal:
A memiliki dimensi ( m x r ),
maka B harus memiliki dimensi ( r x n ),
m dan n adalah ukuran sembarang.
Matriks
Transpose
Jika matriks A=aij berukuran m x n
maka transpose A adalah matriks AT = n x m
yang di dapat dari A dengan menuliskan baris
ke-i dari A sebagai kolom ke-i dari AT.
Contoh: A =
-2
1
4
3
7
0
5
1
maka AT =
5
AT + BT
k(AT) = (kA)T
(AB)T = BT AT
Matriks
Jenis Matriks
Matriks Bujursangkar, adalah
matriks yang jumlah baris dan jumlah
kolomnya sama.
Barisan elemen a11, a22, a33, .ann
disebut diagonal utama dari matriks
bujursangkar tersebut.
Matriks Nol, adalah matriks yang
semua elemennya nol
Sifat-sifat :
Jenis Matriks
Matriks Diagonal, adalah matriks
bujursangkar yang semua elemen di
luar diagonal utamanya nol.
3
0
0
0
1
0
0
0
5
1
0
0
0
1
0
0
0
1
A*I=A
I*A=A
8
Matriks
Jenis Matriks
0
3
0
0
0
3
3
1
0
0
2
2
4
0
1
3
0
1
1
4
1
1
0
2
2
3
0
0
3
2
0
0
0
1
Transformasi Elementer
1.
2.
3.
10
Determinan
Determinan
Determinan
a11
a21
a12
a22
a11 a12
= a11a22 a12a21
a21 a22
Contoh
B=
3
2
4
1
a11
a21
a31
a12
a22
a32
a13
a23
a33
det (A) =
a11
a21
a31
a12
a22
a32
a13
a23
a33
a12
a22
a32
a13
a23
a33
a11
a21
a31
a12
a22
a32
Determinan
Contoh:
C =
1
4
3
2
1
2
3
5
4
Hitung det(C)
Determinan
Minor
Jika ada sebuah determinan dengan orde ke-n
maka yang dimaksud dengan MINOR unsur aij
adalah determinan yang berasal dari determinan
orde ke-n tadi dikurangi dengan baris ke-i dan
kolom ke-j.
D=
a11
a21
a31
a41
a12
a22
a32
a42
a13
a23
a33
a43
a14
a24
a34
a44
Maka MINOR elemen a32 adalah minor baris ke-3 kolom ke-2
M32 =
a11
a21
a41
a13
a23
a43
a14
a24
a44
Kofaktor
Kofaktor suatu unsur determinan aij adalah
c12
c22
:
:
cn2
c1n
... c2n
:
:
... cnn
8
Determinan
Teorema LAPLACE
Determinan dari suatu matriks sama dengan jumlah
perkalian elemen-elemen dari sembarang baris
atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya
Ekspansi Baris
n
Ekspansi Kolom
n
Contoh:
1
2
1
2
3
5
3
4
7
10
Determinan
Matriks Adjoin
transpose dari matriks kofaktor
adj(A)
11
Invers Matriks
adj(A)
A-1 =
det(A)
A-1
= invers matriks A
adj(A) = matriks adjoin dari matriks A
det(A) = determinan matriks A
12
Aturan Cramer
Aturan Cramer
Aturan Cramer
Apabila [A] [X] = [B]
maka nilai x dapat dicari dengan
xk =
| Ak |
|A|
Aturan Cramer
| A1 |=
| A3 | =
x1 =
b1 a12 a13
b2 a22 a23
b3 a32 a33
a11
a21
a31
| A1 |
|A|
a12
a22
a32
| A2 |=
a11 b1 a13
a21 b2 a23
a31 b3 a33
b1
b2
b3
x2 =
| A2 |
|A|
x3 =
| A3 |
|A|
3
Invers Matriks
Invers Matriks
Invers Matriks
Contoh:
Cari invers matriks A
2
4
A =
1
3
misal
x1
x3
X =
x2
x4
x1
x2
x3
x4
1
0
0
1
Invers Matriks
Invers Matriks
Teorema 15
Jika A adalah matriks nxn, maka
inversnya dapat dicari dengan cara
mereduksi A menjadi matriks
identitas (I) dengan menggunakan
operasi-operasi baris dan
menerapkan operasi-operasi ini
secara serempak pada I untuk
menghasilkan A-1.
Transformasi Elementer
untuk mencari Invers
[A|I]~[I|X]
setelah melalui transformasi elementer
[ A-1 ] = [ X ]
Invers Matriks
A =
2
5
0
3
3
8
[A|I]~[I|X]
1
2
1
2
5
0
3
3
8
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
x11
x21
x31
x12
x22
x32
x13
x23
x33
9
10
Invers Matriks
Contoh:
Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
x1 + 2x2 + 3x3 =5
2x1 + 5x2 + 3x3 =3
x1 + 8x3 = 17
Akan dicari solusi untuk x1, x2, dan x3
1
A = 2
1
2
5
0
3
3
8
x1
X = x2
x3
5
B = 3
17
X = A-1 B
11
Sistem
Persamaan
Linier (1)
Kartika Firdausy UAD
blog.uad.ac.id/kartikaf
x2
x1
persamaan x12 + x2 5 = 0
a1x1+ a2x2.+anxn+b=bn
3
Contoh 1
Persamaan x1+x2=1
x2
(0,1)
x1 + x2 = 1
(1,0)
x1
Contoh 2
(0,1)
-x1 + x2 = 1
x1 + x2 = 1
(-1,0)
(1,0)
:
:
:
:
a12
a22
:
:
am1
[A]
a1n
... a2n
:
:
... amn
x1
x2
:
:
xn
[x]
b1
b2
:
:
bm
[b]
AUGMENTED MATRIX
a11
a21
:
:
am1
a12
a22
:
:
am1
a1n
... a2n
:
:
... amn
b1
b2
bn
10
Contoh
2x + y = 8
4x 3y = 6
11
Eliminasi Gauss
Jika diketahui [A][X]=[B] maka dengan menyusun matriks
baru yaitu matriks [A.B] akan didapat matriks berorde (n,
n+1) dimana matriks baru tersebut dikenai OBE berkalikali sehingga diperoleh matriks [A] menjadi matriks
segitiga atas yang diagonal utama elemennya bernilai 1.
Metode penyelesaian SPL dengan menggunakan
metode Eliminasi Gauss:
1. Membentuk matriks lengkap SPL
2. Mengubah matriks lengkap menjadi matriks eselon
dengan sejumlah OBE
3. Mendapat jawaban SPL
12
Contoh
a11x1+ a12x2 + a13x3 =b1
a21x1+ a22x2 + a23x3 =b2
a31x1+ a32x2 + a33x3 =b3
Matriks awal
a11
a21
a31
a12
a22
a32
a13
a23
am3
x1
x2
x3
b1
b2
b3
a12
a22
a32
a13
a23
am3
b1
b2
b3
13
a12
a13
b1
a23
b2
b3
Contoh
Selesaikan sistem persamaan linier berikut :
15
Contoh
Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
x1+x2+x3=6
x1+2x2-x3=2
2x1+x2+2x3=10
Akan dicari solusi untuk x1, x2, dan x3
16
Perkalian silang
dua vektor di R3
Kartika Firdausy UAD
blog.uad.ac.id/kartikaf
u x v=
=
i
u1
v1
u2 u3
v2 v3
j
u2
v2
i-
k
u3
v3
u1 u3
v1 v3
j+
u1 u2
v1 v2
|u x v|2
= ( u2.v3 u3.v2 )2 + (u1.v3 u3.v1)2 + ( u1.v2 u2.v1)2
Contoh
Diketahui a = ( 1,2,1 ) dan b = ( 2,2,3 )
Hitung luas segi empat yang dibentuk
oleh a dan b
Contoh
Diketahui segitiga ABC dengan titik titik
sudut adalah :
A (2,1,2 ) , B ( 0,1,0 ) dan C ( 1,2,1 )
Hitung luas segitiga ABC
Ruang Vektor
Ruang Vektor
Kartika Firdausy UAD
blog.uad.ac.id/kartikaf
Ruang Vektor
Subruang vektor
Diketahui V ruang vektor dan U subhimpunan V.
U dikatakan subruang dari V jika memenuhi dua
syarat berikut :
1. Jika u ,v U maka u + v U
2. Jika u U , untuk skalar k berlaku ku U
Ruang Vektor
Kombinasi linier
Vektor v dikatakan merupakan kombinasi
linier dari vektor vektor v 1, v 2,,v n bila
v bisa dinyatakan sebagai :
v = k1 v 1 + k2 v 2++ kn v n ,
k1,k2,,kn adalah skalar
Contoh
Diketahui a = ( 1,2 ) , b = ( 2,3 ) dan c = ( 1,3 )
Apakah c merupakan kombinasi linier dari a dan b ?
Ruang Vektor
Contoh
Tunjukkan bahwa v =(3,9,-4,-2)
merupakan kombinasi linier
u1= (1,-2,0,3), u2 = (2,3,0,-1) dan u3= (2,-1,2,1)
Jawab:
Bila v merupakan kombinasi linier dari u1, u2, dan u3
maka dapat ditentukan x, y dan z sehingga:
v = xu1 + yu2 + zu3
(3,9,-4,-2) = x(1,-2,0,3)+ y(2,3,0,-1) + z (2,-1,2,1)
(3,9,-4,-2) = (1x,-2x, 0x, 3x)+ (2y,3y,0y,-1y) +
(2 z,-1z,2z,1z)
7
x + 2 y + 2z = 3
2 x + 3 y z = 9
2 z = 4
3 x y + z = 2
8
Ruang Vektor
Penyelesaian:
x =1, y = 3 dan z = -2
Jadi v = u1 + 3u2 2u3
Jika sistem persamaan di atas tidak
memiliki penyelesaian maka v tidak
dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linier dari u1, u2, dan u3
9
Ruang Vektor
Contoh
Apakah u = ( 1,2,3 ) , v = ( 2,4,6 )
dan w = ( 3,4,7 ) membangun R3
11
Kebebasan Linier
Vektor vektor di S dikatakan bebas linier
(linearly independent) jika persamaan
0 = k1 s 1 +k2 s 2++ kn sn
hanya memiliki penyelesaian
k1= k2 == kn = 0
jika ada penyelesaian lain untuk nilai
k1,k2,,kn selain 0 maka dikatakan
vektor vektor di S bergantung linier
(linearly dependent)
12
Ruang Vektor
Contoh
Diketahui u = ( 1,2 ) , v = ( 2,2 ) , w = ( 1,3 )
a. Apakah u , v dan w membangun R2 ?
b. Apakah u , v dan w bebas linier ?
13
14
Ruang Vektor
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
15
Contoh
Misal v1=(1,2,1), v2=(2,9,0), dan v3=(3,3,4).
Tunjukkan bahwa himpunan S=(v1,v2,v3) adalah
basis untuk R3
Syarat:
1. S bebas linier
2. S membangun V
Sebarang vektor b dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier
b = k1 v 1 +k2 v 2+ k3 v3
Sistem memiliki pemecahan untuk semua pilihan b= (b1 ,b2 ,b3 )
k1 v 1 +k2 v 2+ k3 v3 = 0
Pembuktian bebas linier pembuktian sistem homogen
S bebas linier dan membangun R3 matriks koefisien dapat
dibalik, karena det A = .
16
Ruang Vektor
Jika A =
a12
a22
:
am1
a1n
... a2n
:
... amn
17
Contoh
A=
2
3
1
1
0
-4
18
Ruang Vektor
rank matriks
19
10
Vektor
Vektor
Vektor
Kuantitas fisis yang memiliki
besar dan arah
Luas
Gaya
Panjang
Kecepatan
Massa
Percepatan
Suhu
Perubahan Letak
Skalar
Vektor
2
Vektor
Jenis Vektor
Vektor Fisik
v
Vektor Aljabar
v = (a, b)
Vektor Geometri
(a, b)
b
v
y
Vektor AB
B
AB
c = AB
B
A
Vektor
A(2, 3)
B(7,4)
v = (5, 1)
Q(7, 3)
P(5, 1)
v2
v = ( v1 , v2 ) =
v1
v2
komponen dari v.
v1
5
B(c, d)
v = (c-a, d-b)
A(a, b)
P(c-a, d-b)
z
B(d, e, f)
f-c
A(a, b, c)
e-b
d-a
Vektor
Dua vektor aljabar sama jika dan hanya jika komponenkomponen yang bersesuaian sama.
a1
a2
a1
a2
a3
b1
b2
b1
b2
b3
Vektor
Jumlahan Vektor
Menjumlahkan dua vektor geometri:
y
b
a+b
a
Jumlahan Vektor
Menjumlahkan dua vektor aljabar
Misalnya a = (a1, a2), b = (b1, b2), maka a+ b = (a1 + b1, a2 +b2)
y
y
a
A(a1, a2)
C(a1+b1, a2+b2)
B(b1, b2)
x
a = (a1, a2)
a+b
x
b = (b1, b2)
x
a+b = (a1+b1, a2+b2)
10
Vektor
Contoh
1.
u
Jawab: a
a
u
11
Contoh
2.
a
Jawab: e
a
b
e
12
Vektor
Contoh
3.
Contoh
5.
b
a
Jawab: h
?h
b
a
14
Vektor
Vektor nol
Vektor nol adalah vektor dengan panjang nol,
digambarkan sebagai titik, vektor nol 0.
Secara aljabar vektor nol adalah
vektor yang semua komponennya nol:
0 = (0, 0) pada bidang
0 =(0, 0, 0) pada ruang
0 vektor nol
x
0 vektor nol
x
15
Vektor satuan
Vektor satuan adalah vektor dengan panjang 1
y
c
a
j=(0, 1)
i=(1, 0)
16
Vektor
a
Jika
Jika
2a
-1/2a
1/3a
Jika
17
Pengurangan
-b
a
-a
a
-b
a-b
b
a
-a
b-a
-b
a-b
-a
b-a
a
u-v
v-u
u
18
Vektor
ka
c
a
c
a
lb
b
c
ka
c = ka + lb
lb
19
v=(v1, v2)
v = (v1 v2)
v2j
v1i
j=(0, 1)
i=(1, 0)
v = v1i + v2j
20
10
Vektor
Basis standar R3
Basis standard bidang R3 adalah:
{i = (1, 0, 0), j = (0, 1,0), k = (0, 0, 1)}
Setiap vektor (a, b, c) dapat dinyatakan secara
tunggal sebagai kombinasi linier ai + bj +ck
y
P(a, b, c)
k
j
x
z
21
1.
2.
b
a
x
a = (a1, a2), b = (b1, b2)
a+b = (a1+b1, a2+b2)
b+a = (b1+a1, b2+a2)
=
+b
a
b+
x
a1+b1 = b1+a1 dan a2+b2 = b2+a2
( sifat komutatif penjumlahan skalar)
22
11
Vektor
=
c)
b+
(
a+
c b
c
)+
+b
(a
x
a+(b+c) = (a1+(b1+c1), a2+(b2+c2))
(a+b)+c = ((a1+b1)+c1, (a2+b2)+c2)
(sifat assosiatif penjumlahan skalar)
23
b
0
b+0
24
12
Vektor
Negatif vektor
5. Penjumlahan vektor dengan negatifnya menghasilkan
vektor nol.
y
b
0
-b
x
b = (b1, b2), -b = (-b1,-b2)
x
b+(-b) = (0, 0) = 0
25
3u
y
u = (v1,v2)
v = 3u = 3(v1,v2) = (3v1,3v2)
w = 2v = 2(3v1,3v2) = (6v1,6v2)
6u
26
13
Vektor
Sifat aritmetika
7. hasil kali skalar dengan jumlahan dua vektor dapat dilakukan dengan
mengalikan masing-masing vektor dengan skalar, baru kemudian
dijumlahkan.
y
2(u+v)
u+v
2u+2v
2v
2u
x
2(u+v) = (2(u1+v1),2(u2+v2))
u = (u1,u2), v = (v1,v2)
u+v = (u1+v1,u2+v2)
2u+2v = 2(u1,u2)+2(v1,v2)
= 2(u1+v1,u2+v2)
= (2(u1+v1),2(u2+v2))
27
Sifat Aritmetika
8. Hasil kali vektor dengan jumlahan dua skalar, sama
dengan jumlahan dua vektor setelah dikalikan dengan
masing-masing skalar.
y
3u
u
y
u = (u1, u2)
3u = (3u1, 3u2)
(2+1)u = 2u + u
2u
= (3u1, 3u2)
28
14
Vektor
Sifat Aritmetika
9. Perkalian vektor dengan skalar nol, menghasilkan vektor nol.
10.Mengalikan vektor dengan skalar 1 tidak mengubah vektor tersebut
y
u
0(u)
x
y
u = (u1, u2)
0u = 0(u1, u2)
= (0, 0)
1u
1u = 1(u1, u2)
= (u1, u2)
29
v12 + v22
x
y
norm/panjang vektor v adalah ||v|| =
v 12 + v 22 + v 32
x
z
30
15
Vektor
z
panjang vektor v adalah jarak antara titik P ke Q
31
0 jika a = 0 atau b = 0
16
Vektor
b
A
x
B
a.b =
||a|| ||b|| cos .
untuk a, b vektor tak nol dengan 0 .
Soal latihan
1. Benar atau Salah: hasil kali titik dua vektor hasilnya vektor lain
2. Diketahui a dan panjangnya dua kali b, panjang b sama dengan k
satuan, a dan b membentuk sudut 45 derajat. Tentukan a.b.
c. 2k2
e. 22k
a. 2k2
b. 22k2
d. 62k
3.
(0, 6)
b
a
e. (6, 5)
(5, 0)
17
Vektor
y
cos =0
cos <0
u.v
cos >0
Contoh:
||b||=7
||b||=7
||a||=8
||a||=5
||a||=5
||b||=8
a.b= ?
a.b=?
a.b=?
Jawab:35 cos
Jawab: 64x0=0
Jawab: -35cos(-)
0
36
18
Vektor
v12 + v22
v12 + v 22 + v 32
37
[a 1
b
a 2 ] 1
b2
= abT
Jika a, b vektor-vektor di R3
b1
Maka
38
19
Vektor
39
Latihan:
Diberikan u = (5, 3), v = (4, 6), dan skalar k = 4.
Hitunglah (ku).v dan k(u.v)
20
Vektor
Latihan:
Diberikan u = (5,3), v = (4,6), dan w = (4,7).
Tentukan u.(v+w) dan u.v + u.w
Apakah u.(v+w) = u.v + u.w?
41
42
21
Vektor
43
u2 u3
v2 v3
u1 u3
v1 v3
u1 u2
v1 u2
Prosedur menentukan u x v
u1 u2 u3
v1 v2 v3
u2 u3
v2 v3
det
u2
u3
v2
v3
44
22
Vektor
u1 u3
det
v1 v3
Komponen ketiga (k):
u1 u2
det
v1 v2
u1 u3
v1 v3
u1 u2
v1 v2
-4
-4
u2 u3
u2 u3
v2 v3
v2 v3
u1 u3
u1 u3
v1 v3
v1 v3
u1 u2
u1 u2
v1 v2
v1 v2
46
23
Vektor
Prosedur menentukan v x u
Prosedur menentukan vxu
v1 v2 v3
u1 u2 u3
Komponen pertama (i):
v2 v3
u2 u3
v1 v3
u1 u3
v1 v2
u1 u2
47
Prosedur
Jika dua baris A ditukat tempat maka nilai
determinannya dikalikan -1, jadi
u2 u3
v2 v3
u1 u3
v1 v3
u1 u2
v1 v2
v2 v3
v1 v3
v1 v2
u2 u3
u1 u3
u1 u2
Terlihat bahwa u x v = - (v x u)
48
24
Vektor
i
k
(0, 0, 1)
i
(1, 0, 0)
(0, 1, 0)
x
ixj = (0x0-1x0)i (1x0 0x0)j +(1x1 0x0)k = k
jxi= -k
jxk = i
kxj = -i
kxk = ?
kxi = ?
ixk = ?
49
A=
u1 u2 u3
v1 v2 v3
u x v = det(A)
=
+
i
+ +
j
u1 u2 u3
u1 u2
v1 v2 v3
v1 v2
50
25
Vektor
uxv = -v x u
Jika u // v maka uxv = -v x u= 0,
akibatnya u x u = 0
(ku) x v = u x (kv) = k(u x v)
u x (v+w) = u x v + u x w
u.(v x w) = (u x v).w (hasil kali triple skalar)
ixj
(0, 0, 1)
j
j
i
(1, 0, 0)
(0, 1, 0)
(1, 0, 0)
(0, 1, 0)
i
jxi
(0, 0, -1)
51
Contoh 1
Diketahui vektor:
p = 2i + 4j + 3k
q = i + 5j 2k
Tentukan pxq
52
26
Vektor
Contoh 2
Diketahui vektor a = ( 1, 3 ) dan b = ( 3k, 1 )
Tentukan nilai k jika a dan b saling tegak lurus
Jawab
Agar a dan b saling tegak lurus, maka
a.b=0
a . b = 3k + 3 = 0
k = 1
53
Contoh 3
Diketahui u = ( 2, 1,1 ) dan v = ( 1,1,2 )
Tentukan besar sudut yang dibentuk oleh u dan v !
Jawab
u . v = 2 1 + 2 = 3
||u|| = 22 + (1)2 +12 = 6
||v|| = 12 +12 + 22 = 6
u . v = ||u|| . ||u|| . cos
cos = u.v / (||u|| . ||u|| )
= 3/6 = 1/2 = 60o
Jadi sudut yang dibentuk antara u dan v adalah 60o
54
27
Basis Ortonormal
Basis
Ortonormal
Kartika Firdausy UAD
blog.uad.ac.id/kartikaf
Basis Ortonormal
Pembuktian Simetris
Misal
a = ( a1,a2,a3 )
b = ( b1,b2,b3 )
c = ( c1,c2,c3 ) maka a , b , c R3
< a ,b > = ( a . b )
= (a1b1 + a2b2 + a3b3 )
= (b1a1 + b2a2 + b3a3 )
=<b,a>
Basis ortonormal
Diketahui V ruang hasil kali dalam
dan v 1, v 2,, v n adalah vektor vektor dalam V
Beberapa definisi penting:
a.
H = { v 1, v 2,, v n } disebut himpunan ortogonal
bila setiap vektor dalam V saling tegak lurus,
yaitu < v i, v j > = 0 untuk i j dan i,j = 1,2,,n.
b.
Basis Ortonormal
Metode GramSchmidt
mengubah suatu himpunan vektor yang bebas
linier menjadi himpunan yang ortonormal
Syarat:
Himpunan yang ditransformasikan ke himpunan
ortonormal adalah himpunan yang bebas linier
Jika yang akan ditransformasikan adalah
himpunan vektor yang merupakan basis dari
ruang vektor V maka metode GrammSchimdt
akan menghasilkan basis ortonormal
untuk V.
5
Proyeksi ortogonal
vektor terhadap ruang yang
dibangun oleh himpunan vektor
Diketahui H = { v 1, v 2,, v n }
adalah himpunan vektor yang bebas linier
dari ruang vektor V dengan dim n
dan S = { w 1, w 2,, w n }
merupakan himpunan yang ortonormal
Jika W menyatakan ruang yang dibangun
oleh w 1, w 2,, w n maka
untuk setiap vektor z 1 dalam W ,
dapat dituliskan z 1 = k1 w 1 + k2 w 2 ++ kn w n
dengan k1, k2, ,kn skalar.
Basis Ortonormal
Basis Ortonormal
Metode GramSchmidt
v1
1. w1 =
|v1|
10
Basis Ortonormal
2. w2 =
v2 -< v2,w1> w1
| v2 -< v2,w1> w1 |
3. w3 =
n. wn =
Secara umum
wi =
vi proy W (vi )
| vi proyW (vi ) |
12
Basis Ortonormal
Contoh
Diketahui H = { a , b , c }
dengan a = ( 1,1,1 ) , b = ( 1,2,1 ) , c = (1,1,0 )
a. Apakah H basis R3 ?
b. Jika ya, transformasikan H menjadi basis
orthonormal dengan menggunakan hasil kali
dalam Euclides
13
Contoh
Diketahui dan a , b ,c R3 dengan a = ( 2,1,1 ) ,
b = ( 2,5,1 ) , c = ( 1,0,2 ) .Jika R3 merupakan
RHD Euclides,
transformasikan a , b , c ke basis ortonormal
14
Basis Ortonormal
Perubahan Basis
16
Basis Ortonormal
k1
[x]S = k2
:
kn
[x]S =
<x, s1>
<x, s2>
:
<x, sn>
17
18
Ruang-n Euclidis
Ruangn Euclidis
Definisi 1
Jika n adalah sebuah bilangan bulat
positif maka n-pasangan terurut adalah
(a1,a2,..,an)
dimana ai , i = 1,..,n adalah bilangan riil.
Himpunan semua n-pasangan terurut ini
dinamakan ruang-n dan dinyatakan
dengan n
Ruang-n Euclidis
Teorema 1
Dua vektor u = (u1,u2,...,un) dan v = (v1,v2,..,vn) pada n
Teorema 2
Jika U, V, W n , k,l maka :
(a) Jika u,v V, maka u + v V
(b) u+v = v+u
(c) u+(v+w) = (u+v)+w
(d) Jika 0 V sehingga 0 + u = u+ 0, u V
(e) u V , - u V (negatif u).
sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0
Ruang-n Euclidis
Definisi 2
Jika U, V n maka yang disebut
sebagai Euclidean Inner product
adalah
U.V = u1 v1 + u2 v2 + ... + un vn
Jika
U =
u1
V =
un
v1
vn
5
Definisi 3
Norm Euclidis (panjang euclidis)
vektor u = (u1,u2,...,un) pada n adalah:
||u|| = (u.v) =
d(u,v)=||u-v|| =
Ruang-n Euclidis
Contoh 1
Diketahui a = ( 1,1,2,3 ) dan b = ( 2,2,1,1 )
Jawab
a b = (1, 1,1,2 )
d ( a , b ) = (1)2 + (1)2 +12 + 22
= 7
Ax = x
(Ax menghasilkan vektor yang besarnya kali x )
Semua nilai yang memenuhi persamaan tersebut
sehingga ada nilai x yang nyata ( bukan
vektor 0 saja ) disebut nilai eigen ( karakteristik ).
Diagonalisasi
penentuan matriks diagonal D dan
matriks pendiagonal P yang berkaitan
dengan basis ruang eigen
D = P1AP
sehingga dikatakan matriks A dapat didiagonalisasi.
P merupakan matriks n x n yang kolom kolomnya
merupakan vektor vektor kolom dari basis ruang
eigen A. P disebut matriks yang mendiagonalisasi A ,
sedangkan D merupakan matriks diagonal yang
elemen diagonalnya merupakan semua nilai eigen
dari A.
Diagonalisasi ortogonal
matriks ortogonal