Anda di halaman 1dari 51

PRESENTASE

SEMINAR HASIL
SKRIPSI
STUDI PENGEMBANGAN EKOWISATA DESA
STUDI
PENGEMBANGAN
EKOWISATA
DESA
JEFLIO
DISTRIK
MAYAMUK KABUPATEN
SORONG
JEFLIO DISTRIK MAYAMUK KABUPATEN SORONG

Di susun oleh :
SYAHRAJUL RIDHA ROSMAN HADI / 45
10 042 050
Fak. Teknik Jur. Pwk Univ. 45

Di buat dan dipresentasikan oleh : Syahrajul Ridha Rosman Hadi


pada : Seminar Hasil Ujian Skripsi. di Universitas 45 Fakultas Teknik Jurusan PWK 27 Februari 2015

MATRIK PERBAIKAN SEMINAR HASIL


NO

Dosen

Ir. Syafri, Msi

Perbaikan
Tata tulis diperbaiki

Keterangan
Sudah diperbaiki

Kata pada rumusan masalah diperbaiki

Sudah diperbaiki, hal 4

Lokasi penelitian

Sudah diperbaiki, hal 33

Definisi Operasional

Sudah diperbaiki, hal 46

Peta arahan diperbaiki

Sudah diperbaiki.

Bobot variabel pada tabel hasil potensi

Sudah diperbaiki. Hal 120

ekowisata

Suda di perbaiki

Stategi sesuaikan dengan judul


Matrik SWOT pada metode penelitian

Sudah diperbaiki, hal 45

Tabel 4.6, dan tabel 4.7

Sudah diperbaiki, hal 72, 73

Klasifikasi A, B, C dijelaskan

Di jelaskan

Pemisah antar zona diberi tanda

Jelaskan apa kesimpulan yang di peroleh

Dra. Umi Salamah,


MTr

Sudah diperbaiki
Sudah ada, hal 170

dari hasil wawancara


3

Ir. Ilham Yahya ST.,


MSP

Apa yang menjadi keunikan dan daya

Sudah ada pada hal 83

Sudah diperbaiki

Sudah diperbaiki

Sudah di perbaiki, hal 52

tarik kawasan

Strategi buat sesuakan dengan tema/


judul penelitian sebagai kawasan

Ir. Jufriadi, ST.,MSP

ekowisata
Judul TA, disesuaikan dengan metode
penelitian arahan pengembangan

Kerangka fikir mengacu pada arahan


pengembangan wisata ekowisata.

A. LATAR
BELAKANG

BAB I

PENDAHULU
AN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial di kembangkan dalam


meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional.
Indonesia sebagai salah satu negara bahari dengan sendirinya memiliki pesisir
pantai yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.
Pengembangan ekowisata adalah salah satu cara agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan. Potensi kawasan ekowisata di
Indonesia sangat besar. Pengembangan ekowisata tidak saja meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) akan tetapi juga memperluas lapangan serta
memberi kontribusi terhadap kelestarian dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat
Data dari Dinas Pariwisata pantai Jeflio menunjukkan penurunan jumlah
pengunjung, dikarenakan kondisi yang ada saat ini, objek wisata pada desa Jeflio
belum berkembang secara optimal. Pada hal Dalam RIPPDA Kabupaten Sorong
pantai Jeflio termasuk salah satu wisata unggulan. Dengan potensi atraksi alam
dan budaya serta masih alaminya kondisi pada desa Jeflio dapat dikembangkan
menjadi desa ekowisata yang mampu meningkatkan pendapatan asli dareah (PAD)
dan mengedepankan kelestarian lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana arahan pengembangan desa Jeflio sebagai
desa ekowisata ?
2. Bagaimana strategi yang dapat di lakukan guna
mengembangkan desa Jeflio?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Untuk mengetahui arahan pengembangan kawasan
ekowisata desa Jeflio.
2. Untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan guna
mengembangkan kawasan ekowisata desa Jeflio.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat penelitian ini
adalah
3. Menjelaskan arahan pengembangan kawasan ekowisata
4. Menjelaskan strategi yang dapat diakukan guna
mengembangkan kawasan ekowisata desa Jeflio.
5. Sebagai referensi bagi para peneliti peneliti selanjutnya
terutama yang berkaitan dengan pengembangan
kawasan ekowisata desa Jeflio.

D. BATASAN MASALAH
Agar penelitian tugas akhir ini tidak menyimpang dari
ruang lingkup pembahasan, maka penulis membuat
batasan masalah sebagai berikut :
Penelitian terfokus pada arahan pengembangan kawasan
wisata bahari yang ada pada Desa Jeflio yang ingin di
kembangkan menjadi ekowisata dan strategi dalam
mengembangkan Desa Jeflio.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
STUDI
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP

BAB II

TINJAUAN
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yangPUSTAKA
dilakukan

A. PENGERTIAN PARIWISATA

seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu


tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan
dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Sedangkan menurut Undang - Undang RI nomor 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam waktu sementara.
B. PARIWISATA BERKELANJUTAN

Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang dapat memenuhi


kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang; tidak merusak
alam dan budaya masyarakat setempat agar dapat diwariskan pada
generasi penerus.

C. PENGERTIAN EKOWISATA
Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggung jawab
dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan
terhadap usaha usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan
pendapatan masyarakat lokal.(Permendagri No.33 Tahun 2009).
Menurut World Conservation Union (WCU), ekowisata adalah perjalanan wisata ke
wilayahwilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai
warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya upaya konservasi, tidak
menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta
menghargai partisipasi penduduk lokal.

D. PRINSIP EKOWISATA
Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan
suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip prinsip pariwisata
berkelanjutan yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Di dalam
praktik hal itu terlihat dalam bentuk kegiatan wisata yang ; a) secara aktif
menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya ; b) melibatkan
masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan
wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan mereka ;
dan c) dilakukan dalam bentuk wisata independent atau organisasi dalam
bentuk kelompok kecil.

E. POTENSI EKOWISATA
Potensi ekowisata adalah semua objek (alam, budaya, buatan) yang memerlukan
banyak penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan
(Damanik.dkk, 2006 :36). Potensi ekowisata terdiri atas :
Atraksi.
Aksesbilitas.
Cakupan
Atraksi. Atraksi
Atraksi dibedakan
dibedakan
Aksesbilitas.
Cakupan
menjadi
atraksi
yang
aksesbilitas
yaitu
menjadi
atraksi
yang
aksesbilitas
yaitu
tangible
dan
intangible
yang
keseluruhan
sarana
dan
tangible dan intangible yang
keseluruhan
sarana
dan
memberikan
kenikmatan
prasarana
transportasi
yang
memberikan
kenikmatan
prasarana transportasi yang
kepada
melayani
kepada wisatawan
wisatawan baik
baik yang
yang
melayani wisatawan
wisatawan dari,
dari, ke,
ke,
berupa
kekayaan
alam,
dan
berupa
kekayaan
alam,
dan selama
selama di
di daerah
daerah tujuan
tujuan
budaya
dan
hasil
buatan
wisata.
budaya dan hasil buatan
wisata.
manusia.
manusia.
F. Prinsip Pengembangan Ekowisata

Amenitas.
Amenitas. Fungsi
Fungsi Amenitas
Amenitas
lebih
kepada
pemenuhan
lebih kepada pemenuhan
kebutuhan
wisatawan
kebutuhan
wisatawan
sehingga
sering
sehingga sering kali
kali tidak
tidak
berhubungan
langsung
berhubungan
langsung
terkait
dengan
bidang
terkait
dengan
bidang
pariwisata
pariwisata

Menurut Mahdayani.dkk (2009 : 18 20) pelaksanaan ekowisata menyebutkan


lima prinsip pengembangan ekowisata yaitu :
1. Pelestarian
2. Pendidikan
3. Pariwisata
4. Ekonomi
5. Peran serta masyarakat

G. KRITERIA EKOWISATA

Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan ekowisata,


Menurut Gunn dalam (Damanik.dkk, 2006 : 66) kriteria ekowisata yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Atraksi alam
Atraksi budaya
Aksesibilitas
Usaha jasa
Informasi wisata
Promosi
Komitmen pelaku wisata

H. WISATA BAHARI
Wisata pesisir dan bahari adalah bagian dari wisata lingkungan(ecotourism),
Sarwono Kusumaatmaja,berpendapat; selain sebagai bagian dari ekowisata,
wisata pesisir dan baharimerupakan industri yang menjanjikan.

G. KONSEP PENGEMBANGAN
EKOWISATA
Memanfaatkan dan mengembangkan ekowisata pada prinsip-prinsip
pembangunan ekowisata yang berkelanjutan menjadi bagian penting dari
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan sebagai konsep dan pendekatan
yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Untuk tercapainya
pengembangan dan pembinaan ekowisata integratif, dibutuhkan beberapa
pendekatan salah satunya adalah
Pendekatan Zonasi Kawasan Ekowisata
Zoning peletakan kawasan dibedakan dalam empat zonasi yaitu zona inti, zona
pendukung dan zona pendukung dan zona penunjang.
1. Zona Inti
2. Zona Antara
3. Zona Pendukung
4. Zona Penunjang

A. RANCANGAN
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif
kualitatif serta deskriftif kuantitatif, dengan
melakukan pengamatan atau observasi,
wawancara, quesioner dan dokumen

BAB III
METODE
PENELITIAN
B. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berada Distrik


Mayamuk sebagai wilayah studi
dan Desa Jeflio sebagai lokasi
kajian mikro
Secara geografis lokasi studi merupakan kawasan pesisir
pantai dengan keragaman karakteristik lingkungan, hewan dan
tumbuhan
yang ada.
C. JENIS
dan SUMBER
DATA
Jenis data pada penelitian adalah Data Kuantitatif & Data
Kualitatif
Sumber Data pada penelitian ini adalah Data Primer dan
Data Sekunder

D. POPULASI DAN
SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 yang berkunjung
sebanyak 5.529 jiwa dan masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi.
sampel pada penelitian ini adalah
1. Wisatawan nusantara dan lokal dengan jumlah populasi pada tahun 2013 5.529 jiwa adalah dengan
batas kesalahan yang diinginkan adalah 20%
n = Ukuran sampel
N
N = Ukuran populasi
n
=
2
E = Nilai kritis ( batas ketelitian ) yang dinginkan ( persen
1+N (e)
kelonggaran
ketidak telitian karena kesalahan
5.529
pengambilan
sampel
populasi ).
n =

n =

5.529 (0,2)2
5.529
1+5.529
(0.02)

Sumber rumus :
Slovin,1960 dalam Sevilla.dkk (2006:161)

5.529
n =

2. Sampel masyarakat dengan jumlah populasi (N) pada


kawasan wisata sebanyak 685 jiwa dengan batas kesalahan
yang diinginkan 10%

110,6

n = 50 Orang

N
1+N (e)2

n =
n =

685
+
685
685
1+685

685
kuota pewakil dari masyarakat di ambil sebanyak 99
orang dan pengunjung di ambil sebanyak 50 orang

n =

6,86
n = 99 Orang

(0,1)2
(0.01)

E. TEKNIK PENGUMPULAN
DATA

Observasi.
terhadap permasalahan yang terdapat pada lokasi
penelitian baik itu segi kondisi fisik lokasi, sosial
budaya serta ekonomi yang terdapat pada lokasi
penelitian.

wawancara dan diskusi langsung .


dengan masyarakat setempat, instansi terkait serta
para pengunjung yang ada pada obyek lokasi
penelitian.

Pengumpulan data pada instansi instansi terkait

Dokumentasi gambar, rekaman mengenai


kondisi pada lokasi

F. METODE ANALISIS DATA


Analisis Deskriptif Kualitatif
Merupakan metode yang bersifat deskriptif yang dilakukan sesuai hasil pembahasan dengan
menguraikan secara jelas apa yang ada dilapangan dan disertai perbandingan
Analisis Pembobotan
Metode yang dipergunakan untuk mengetahui Desa Jeflio termasuk sebagai kriteria desa
ekowisata dengan melihat kondisi eksisiting dari Desa Jeflio ini dengan mengukur kriteria yang
berdasarkan pada indeks bobot sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai

Analisis SWOT.
Metode analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi pengembangan.
No
1
2
3

Tingkat Kualitatif
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai

Tingkat Kuantitatif
>3 5
>1 3
1

Indeks Skala Penilaian Kriteria Desa Jeflio


Sumber : Sumaatmaja

keterangan Penilaian :
Sangat Sesuai ( >3 5 )

: Apabila Indikator yang dinilai dianggap memiliki kriteria

sangat sesuai
Sesuai ( >1 3 )

: Apabila Indikator yang dinilai dianggap memiliki kriteria

sesuai
Tidak Sesuai ( 1 )

: Apabila Indikator yang dinilai dianggap memiliki kriteria tidak

Variabel yang digunakan dalam analisis


untuk mengetahui potensi pada kawasan
wisata.

Variabel dan Indikator Penilaian Kriteria Desa Jeflio

No

Variabel

Atraksi Alam

Atraksi Budaya

Aksesibiltas

Usaha Jasa

Informasi Wisata

Sumber : Gunn dalam (Damanik.dkk 2006 : 66}

Promosi

Indikator

Keindahan

Keunikan

Kealamian

Keunikan

Sosial

Waktu Pencapaian

Kondisi Jalan

Moda Angkutan

Jarak Pencapaian

Penginapan

Rumah Makan

Buku Panduan Wisata

Pemandu Wisata

Publisitas

Efektivitas

Nilai

Bobot

Hasil

K
E
R
A
N
G
K
A
P
I
K
I
R

BAB IV
Gambaran Umum Wilayah

a. Tinjauan Umum Kab. Sorong

Berdasarkan Peta Rupa Bumi


BAKOSURTANAL skala 1 : 250.000,
wilayah Kabupaten Sorong tersebut
secara geografis terletak di antara : 130o
40 49 132o 13 48 BT dan 00o 33
42 01o 35 29 LS. 19 distrik dengan
18 kelurahan dan 149 desa/kampung.
Luas wilayah Kabupaten Sorong adalah
sekitar 13.063 km2 yang terbagi dalam
wilayah daratan seluas 8.457 km2 dan
wilayah lautan seluas 514.636,39 Ha
atau 5.146,36 km2

Sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Selat Dampir,


Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten
Sorong Selatan ,
Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram
Sebelah barat Kota Sorong, Kab.Raja Ampat dan Laut Seram

FISIK WILAYAH

Klimatologi

iklim Kabupaten Sorong memiliki iklim tropis yang lembab dan panas. 30,9 0C dan
suhu minimal 24,70C. Sedangkan kelembaban udara bervariasi 81 85 %.

Topografi

Berdasarkan bentuk permukaan bumi Kabupaten Sorong bergelombang


dan pegunungan mencapai luas 60 % dari luas wilayah kabupaten
Sorong
Jenis Tanah
Bagian terbesar atau mayoritas tekstur tanah Kabupaten Sorong adalah
tekstur halus sementara tekstur sedang dan kasar relative kecil.
Inceptisol, Litosol dan Regosol, Latosol (Ultisol) dan Laterik (Oksisol),
Molisol, Aluvial dan Gambut,Tanah Salina tau tanah garaman
Sosial
Budaya

Penduduk Kabupaten Sorong secara sosial budaya terdiri atas


penduduk asli dan pendatang suku terdiri dari Suku Moi, Suku
Maybrat, Suku Inanwatan, Suku Tehit
Sementara penduduk pendatang berasal dari 2 kelompok utama,
yaitu: transmigran dan bukan transmigran. Penduduk transmigran
telah bermukim sejak sekitar 1980-an

No
1.

2.

Jenis Obyek Wisata di Kabupaten Sorong


Tahun 2013
Jenis Obyek Wisata
Lokasi
Wisata Bahari
Pantai Mailan

Distrik Makbon

Pantai Katapop

Distrik Salawati

Pantai Walio

Distrik Seget

Pantai Moraid

Distrik Moraid

Malaumkarta

Distrik Makbon

Peraiaran Seget

Disrik Seget

Pulau Jeflio

Distrik Mayamuk

Pulau Um

Distrik Makbon

Wisata Alam
Air Terjun Klabot

Distrik Klabot

Taman Hutan Klamono

Distrik Klamono

Sungai Air Panas

Distrik Sayosa

Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Sorong Tahun 2013

Gambaran Umum Distrik Mayamuk


Distrik Mayamuk merupakan salah
satu dari 18 kecamatan / distrik di
Kabupaten Sorong. luas wilayah di
Distrik Mayamuk ialah 9.520,38 Ha.
Desa Makotyamsa memiliki luas
wilayah terbesar yaitu 2.507 Ha,
terluas kedua adalah Desa Klasmelek
dengan luas wilayah 1.893,51 ha ,
sedangkan luas wilayah yang terkecil
adalah Desa Arar dengan luas wilayah
49,51 ha.

Sebelah Utara
Sebelah Selatan

: Distrik Mariat, Aimas


dan Klayli
: Distrik Salawati dan
Salawati

Timur
Sebelah Timur

: Distrik Klamono

Sebelah Barat

: Selat Dampir

Sumber : Distrik Mayamuk Dalam Angka 2013

FISIK WILAYAH

Klimatologi

Mengikuti suhu dan klim pada umumnya di distrik mayamuk sama pada iklim Kabupaten
Sorong memiliki iklim tropis yang lembab dan panas. 30,9 0C dan suhu minimal 24,70C.
Sedangkan kelembaban udara bervariasi 81 85 %.

Topografi

di Distrik Mayamuk sebagian besar berada di wilayah Dataran sebanyak


8 dari 8 Desa. Dengan rata-rata ketinggian wilayah 2 meter dari
permukaan
laut
Jenis Tanah
pada Distrik Mayamuk di klasifikasikan kedalam jenis tanah Aluvial dan
Gambut, sedangkan jenis bantuannya meliputi jenis batuan endapan
dan batuan beku/vulkanik.
Hidrologi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa lokasi studi
berada dekat dengan sungai Warsamson. Rata-rata masyarakat
menggunakan Air sumur untuk mandi cuci dan keperluan seharihari, dengan kedalam air tanah antara 3 - 20 M. sedangkan PDAM
berasal dari Sungai Warsamson , Sungai Mega dan Sungai Kwoor.

Kependudukan
No

Distrik / Kecamatan

Jumlah
Penduduk

Makotyamsa

1.679

Makbalim

2.497

Jeflio

Makbusun

Arar

636

Klain

436

Klasmelek

613

Wen

260

685

Total

3.798

10.289

Sumber : Distrik Mayamuk Dalam Angka 2013

Jumlah penduduk Distrik Mayamuk


tahun 2012 berdasarkan Proyeksi Juni
2012 mencapai 10.289 jiwa yang
terdiri dari 5.421 penduduk laki-laki
dan 4.868 penduduk perempuan.
Jumlah
penduduk
terbanyak
di
Kelurahan Makbusun, yaitu sebanyak
3.798 jiwa dan Kelurahan Makbalim,
yaitu sebanyak 2.497 jiwa

Sosial Budaya
Penduduk Distrik Mayamuk bercirikan
pada budaya agraris. Distrik Mayamuk
merupakan masyarakat yang majemuk,
hal ini disebabkan karena letak kabupaten
Sorong yang merupakan jalur lintas
beberapa kecamatan dan merupakan
pesisir pantai. Ada dua suku yang berada
pada distrik Mayamuk yaitu Suku Moi dan
Suku Inanwatan.

Gambaran Khusus Kawasan Wisata


Desa Jeflio
Letak dan Batas
Adminsitrasi
Desa Jeflio sebagai salah satu
desa di Distrik Mayamuk. jarak
dari Ibukota Kabupaten Yaitu
Aimas adalah 10 Km
sedangkan dari Distrik Mayamuk
berjarak 5 Km.

Sebelah Utara

Sebelah Selatan : Distrik Salawati

Sebelah Timur

Sebelah Barat

: Desa Wen
: Desa Makbalim dan Desa Makotyamsa
: Selat Dampir

Luas wilayah 2.552 km2 atau sekitar 255,20 Ha dengan jumlah


penduduk 685 Jiwa

Aspek Fisik Dasar


b. Topografi dan Kemiringan Lereng
merupakan daerah pantai yang sebagian besar berbentuk dataran
serta ketinggian wilayah 2 meter dari permukaan laut dengan
kemiringan lereng 0 8 %.
c. Geologi dan Jenis Tanah
Keadaan struktur tanah dan batuan di klasifikasikan kedalam jenis
tanah Aluvial dan Gambut, dan batuannya meliputi jenis batuan
endapan dan batuan beku/vulkanik.
d. Klimatologi
Berdasarkan dari stasiun
Badan
Meteorologi
dan
Geofisika (BMG) sorong,
pada Distrik Mayamuk suhu
udara adalah 30,90C dan
suhu
minimal
24,70C.
Sedangkan
kelembaban
udara bervariasi 81 85 %.

Berdasarkan catatan tahun 2006, curah


hujan rata-rata perbulan sebesar
195,4mm dan banyaknya hari hujan
rata-rata sebesar 13 hari. Kejadian hujan
terbanyak pada bulan januari, dengan
jumlah hari hujan 27 hari. Intensitas
penyinaran matahari rata-rata adalah
59,0% dan tekanan udara antara
1.009,6MB.

Kependudukan
Jumlah penduduk Desa
Jeflio pada tahun 2008
sebanyak 545 Jiwa dan
mengalami peningkatan
hingga di tahun 2011
menjadi 651 jiwa,
Sumber : Kantor Distrik Mayamuk 2013

N
o

1
2
3
4
5

Tahun

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Pertambaha
n
(jiwa)

2008
2009
2010
2011
2012

545
585
603
651
685

40
18
48
34
140

mlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Pada Tahun 2012 berjumlah 685 jiwa yang
terdiri dari laki-laki berjumlah 413 jiwa dan
perempuan berjumlah 272 jiwa.

Jumlah Penduduk
Menurut Mata
Pencaharian
Sumber : Kantor Distrik Mayamuk Tahun

Jumlah

Pola Penggunaan Lahan


Pola Penggunaan Lahan di Desa Jeflio Tahun
2012
No

Penggunaan Lahan

Luas (Ha)

Persentase
(%)

1 Permukiman

5,47

1,14

2 Perdagangan

0,04

0,01

3 Penginapan

0,60

0,26

4 Open Space

0,53

0,20

217,09

85,06

6 Hutan Bakau

16,22

6,35

7 Pantai

15,04

5,89

8 Tempat Parkir

0,21

0,08

9 Perkebunan

1,82

0,71

255,20

100

5 Hutan

Jumlah

Sumber : Kantor Distrik Mayamuk 2013

Aksesibilita
s

Jangkauan ke lokasi obyek dapat menggunakan


kendaraan umum baik dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat dengan jarak dari pusat kota20km
dan waktu tempuh 30 menit.

Akses Melalui
Darat
eadaan Sarana Desa Jeflio
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Kesehatan
Posyandu 1 unit

Akses Melalui Laut

: (SD) 1 unit dan (SMP) 1 unit


: Puskesmas Pembantu (Pustu) 1 unit, dan

Fasilitas Peribadatan : Gereja yang berjumlah 1 unit, dan Mushola 1


ondisi Prasarana Desa Jeflio
unit

Jaringan jalan : Kondisi jaringan jalan cukup baik dan arus pergerakan kendaraan
yang cukup lancar dengan jenis jalan Aspal
Jaringan Drainase : Sistem jaringan drainase terbuka yang terdiri dari drainase
primer dan sekunder
Jaringan Air Bersih : sebagian besar menggunakan PDAM dan sumur galian
Jaringan Listrik : sudah mampu melayani dengan baik, namun terkadang mengalami
gangguan teknis
Jaringan Persampahan : sistem pengolahannya terdiri dari beberapa tahap yaitu
pewadahan, pengumpulan, dan pemindahan ke tempat Pembuangan sementara
(TPS) / Kontainer kemudian menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan
menggunakan kendaraan pengangkut sampah.
Jaringan Telepon : terdapat PT. Telkom dan jaringan telepon seluler yang telah

Sarana & Prasarana Penunjang


Wisata
Akomodasi : terdapat 1 coutage yang dikelola oleh pemerintah, dan 1unit
penginapan yang di kelola oleh pihak swasta.
Rumah Makan : terdapat 2 unit restoran/rumah makan yang
permanen dan 4 rumah makan semi permanen yang terletak di
sekitar lokasi
wisata
di desa
Jeflio yang terdapat pada pinggiran
Gazebo
:terdapat
5 gazebo
pantai

Atraksi Alam
Pantai Jeflio

Atraksi budaya

Potensi dan Daya Tarik Wisata di


Desa Jeflio
Panorama Bawah Laut

Flora dan Fauna

kondisi krang yang baik


Flora berupa : vegetasi
dengan presentase 49,5
hutan bakau atau
81,5 %, dengan tutupan
hutan mangrove hutan
karang kategoriPectinia dan
lebat yang
di dominasi oleh kategori
mendominasi Desa
Acropora dengan presentase
Jeflio
tutupan yaitu 56%. Dari hasil
sedangkan fauna :
tersebut menunjukkan
memiliki jenis hewan
presentase tutupan karang
yang sangat baik untuk
adalah burung pelagis,
pengembangan kegiatan
penggunting laut
Berupa
Atraksi
yang dilakukan
pada
saat
upacara
wisata
selambudaya
dan Snorkeling
belang
dan
cikalang

perkawinan, hari besar, dan juga penyambutan


orang
kecil.
penting yang berkunjung di desa Jeflio seperti Suling Tambur

Peta Sebaran Wisata

Jumlah Kunjungan Wisata


Faktor angkutan sangat menentukan antara jarak dan waktu dalam
perjalanan sehingga merupakan salah satu unsure utama langsung
dalam tahap dinamis gejala gejala pariwisata
Jumlah Wisatawan (Jiwa)
No

Tahun

Domesti Mancanegar
k
a

Jumla
h
(Jiwa)

Perkemban
gan
(Jiwa)

5.222
3
5.225

5.328

5.328
103
5.675

5.675
347
4
5.901
3
5.904
229
5
5.781
5
5.786
- 188
5.52 Kabupaten Sorong
5.52Tahun 2013
Sumber : Kantor Pariwisata
Rata-rata
2
122.75
7
9
1
2
3

2009
2010
2011
2012
2013

Promosi
Wisata
Promosi wisata pantai Jeflio
pada Desa Jeflio sudah ada
tetapi masih memakai media
konvensional yaitu seperti
brosur atau leaflet

Komitmen Pelaku Wisata


Dukungan Pemerintah
seperti dana
pengembangan wisata
Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemeliharaan Obyek

BAB V
Hasil Dan
Pembahasan

Analisis Kebijakan
Pengembangan Pariwisata

rencana pembangunan Pariwisata 5 (lima) tahun,


Kabupaten Sorong
Program pemasaran pariwisata daerah
Program pengembangan produk wisata
Pengembangan obyek-obyek wisata alam, budaya dan sejarah
Peningkatan informasi promosi wisata alam dan wisata bahari
Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata alam
Pembangunan taman-taman rekreasi dan tempat-tempat

hiburan yang tersebar


Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pariwisata
Program pembinaan dan pengembangan kebudayaan dan
keseniaan daerah

kebijakan menjadi penentu dan pedoman teknis untuk melakukan


pembangunan baik fisik maupun pembangunan non fisik maupun
pembangunan obyek wisata Kabupaten Sorong lebih terarah dan

Analisis Karakteristik Fisik Kawasan


Topografi
Berdasarkan hasil data sekunder, pada kawasan studi memiliki merupakan daerah pantai
yang sebagian besar berbentuk dataran serta ketinggian wilayah 2 meter dari permukaan
laut. Dengan wilayah yang datar pada lokasi studi, merupakan salah satu penentu dalam
mendistribusiksn pola pemanfaatan ruang yang akan berlangsung diatasnya

Jenis Tanah
Kondisi jenis tanah dan batuan di desa jeflio sangat mendukung dengan adanya
kondisi jenis tanah dan batuan yang baik untu di kembangkan jenis ini berada
pada daerah datar, maka kawasan ini dapat menerima kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana wisata pada desa Jeflio.
Iklim
iklim pada wilayah studi sangat memungkinkan peningkatan frekuensi kunjungan wisatawan
dari tahun ketahun di desa Jeflio karena Suhu udara pada kawasan ini berada suhu yang
sedang dengan tingkat penyinaran matahari berkisar pada 59%, sedangkan curah hujan
tertinggi 13 hari dan terendah 27 hari.

Hidrologi
Keadaan Hidrologi di desa Jeflio berdasarkan debit air yang ada pada musim
hujan dan musim kemarau tidak mengalami perubahan yang besar karena
desa Jeflio berada dekat dengan sungai Warsamson dan mengandalkan
kemampuan air bersih yang terdapat dalam tanah yang kedalamannya 3-5

Analisis Sosial dan Budaya


Kependudukan
Analisis Aspek Budaya
Analisis Aspek Ekonomi
Perkembangan jumlah penduduk pada
Desa Jeflio setiap tahun terus mengalami
peningkatan
Untuk menunjang perkembangan Ekowisata diperlukan suatu usaha unutuk
mengemas berbagai potensi alamnya yang dimiliki untuk pemenuhan
permintaan pasar local maupun global selain potensi alam masih terdapat
jenis wisata budaya sperti tarian adat (suling tambur dan yospan untuk
menjemput para tamu khusus dan penting), pembuatan gelang, tas khas
papua dan makanan khas daerah dengan tradisi kebudayaann seperti ini
dapat dijadikan atraksi budaya sehingga perpaduan antara wisata alam dan
budaya sejalan dan berkelanjutan
dampak terhadap perekonomian daerah tujuan wisata, sektor pariwisata
merupakan system kegiatan ekonomi yang prospektif pada masa yang
akan datang

Analisis Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan kebutuhan yang
sangat penting untuk sampai diobyek wisata
dimanana aksesibilitas yang kurang memadai
akan mejadi hambatan bagi pengembangan
kawasan wisata
kawasan wisata pada desa Jeflio terletak pada jalan poros. Ini
menandakan bahwa aksesibilitas menuju kawasan ini sangat
mudah dijangkau, melalui darat dan laut, sedangkan jalan pada
kawasan / Iingkungan pada lokasi studi masih berupa
pengerasan, dan perlu untuk dilakukan perbaikan

Analisis Prasarana Pendukung


Pada Kawasan Wisata desa Jeflio masih ada beberapa yang belu tersedia. Maka
pengembangan prasarana pada Kawasan Wisata Desa Jeflio perlu
dipertimbangkan mengingat sistem tersebut merupakan bagian terpenting
dalam pemenuhan para wisatawan. Prasarana yang diadakan akan disesuaikan
dengan upaya pengembangan kawasan yang mengarah pada skala pelayanan
lokal dan internasional

Jaringan Jalan
Jaringan Drainase
Jaringan Air Bersih
Jaringan Persampahan
Jaringan Listrik
Jaringan Telepon

Tinjauan Potensi Pengembangan


Ekowisata di desa Jeflio
Atraksi alam
Atraksi Budaya
Aksesibilitas
Usaha Jasa
Informasi Wisata
Promosi
Komitmen Pelaku Wisata

Pengembangan
Ekowisata Pantai Jeflio
Untuk mengetahui potensi pengembangan
ekowisata pantai Jeflio maka
memperhatikan beberapa variabel dan
indikator dalam penentuan potensi
pengembangan ekowisata Pantai Jeflio.
dilakukan proses penilaian dengan
menggunakan indeks bobot kualitatif dan
kuantitatif setiap indikator setiap indikator
yang potensial untuk dilakukan

Sumber : Hasil Analisis PenelitianTahun 2014

Tabel Parameter Potensi Ekowisata


Di Desa Jeflio
No

Kriteria

Nilai

Bobot

Skoring

Atraksi Alam

50

5 x 0,5 = 2,5

Atraksi Budaya

10

5 x 0,1 = 0,5

Aksesibiltas

10

3 x 0,1 = 0,3

Usaha Jasa

10

3 x 0,1 = 0,3

Informasi Wisata

3 x 0,05 = 0,15

Promosi

3 x 0,05 = 0,15

Komitmen Pelaku Wisata

10

3 x 0,1 = 0,3

100

4,2

Jumlah Total

Dari penilaian potensi masing-masing variabel


diatas dapat diketahui besar potensi dari setiap
indikator yang ada, untuk menilai kemampuan
kawasan wisata yang dapat dikembangkan
menjadi kawasan ekowisata dapat diuji melalui
metode penilaian yang di dasarkan pada standar
indeks bobot kualitatif dan kuantitatif

Standar Indeks Bobot Kualitatif dan Kuantitatif


Berdaskan Parameter Potensi Ekowisata Desa Jeflio

N
Tingkat Kualitatif
o
1 Sangat Sesuai
2 Sesuai
3 Tidak Sesuai

Tingkat
Kuantitatif
>3 5
>1 3
1

Sumber : Sumaatmaja

Berdasarkan analisis pembobotan diatas, jumlah


yang didapatkan 4,2 maka dapat diketahui hasil
pembobotan berada pada level > 3 - 5 yang
berindikasi bahwa potensi yang dimiliki kawasan
wisata adalah sangat sesuai dengan kriteria
Ekowisata, sehingga dapat diketahui bahwa
potensi kawasan wisata di Desa Jeflio mendukung
untuk dikembangkan menjadi ekowisata.

Kriteria Pembagian Zonasi


Jenis Atraksi yang dimiliki
Kondisi fisik kawasan
Aksesibilitas
Daya dukung lahan untuk peruntukan fasilitas
criteria dasar
Faktor keamanan/keselamatan
Mempertimbangkan faktor pelestarian lingkungan
dukung dengan keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
keindahan,
keramahan, dan kesan
Memberikan kemudahan-kemudahan
Pewadahan kegiatan
Pendekatan terhadap lingkungan masyarakat
Peruntukan nya
Zona
Zona
Zona
Zona

I merupakan kawasan utama


II merupakan kawasa antara
III merupakan kawasan pendukung
IV merupakan kawasan penunjang

Zonasi Kawasan Ekowisata

Ekowisata
Zona I

Arahan Pengembangan Kawasan


Ekowisata

Zona II

Arahan Pengembangan Kawasan


Ekowisata

Zona III

Arahan Pengembangan Kawasan


Ekowisata

Zona IV

Jeflio
Internal
Eksternal

STRENGTH (S) (Kekuatan)


Memiliki potensi alam yang
memiliki daya tarik wisata.
Habitat dan ekosistem yang
dijaga kelestariannya.
Sosial budaya dan adat istiadat
masyarakat setempat yang
masih dijaga.
Kondisi alam yang masih
terjaga
Sebagai kekuatan ekonomi
yang. menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat
lokal.
Adanya kebijaksaan dari
pemerintah mengenai
pengembangan kawasan
ekowisata.
STRATEGI S-O

OPPORTUNITIES (O) (Peluang)


Potensi yang dimiliki
sangat besar untuk
dikembangkan
Meningkatkan PAD
(pendapatan asli daerah).
Dapat dijadikan lapangan
pekerjaan untuk
masyarakat setempat.
Adanya UU dan Perda yang
mengatur.
Keinginan pemerintah
untuk melakukan
pengembangan di sektor
pariwisata.
-

Menjaga dan melestarikan


potensi terumbu karang dan
hutan mangrove pada zona inti
kawasan ekowisata
Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat setempat
akan pentingnya menjaga
lingkungan pada kawasan
ekowisata
Memanfaatkan masyarakat
setempat sebagai pengawas /
penjaga kawasan
pengembangan ekowisata

Memanfaatkan kebijakan
pemerintah untuk menjaga

WEAKNESES (W)(Kelemahan)
Potensi alam yang memiliki
daya tarik wisata belum
terlalu dioptimalkan.
Kurangnya sarana dan
prasarana ekowisata yang
memadai.
Merupakan tanah adat.
SDM lokal yang masih
rendah
Kurangnya promosi
kawasan ekowisata.

STRATEGI W-O
Mengoptimalkan potensi
alam yang dimiliki.
Meningkatkan sarana dan
prasarana pendukung
berdasarkan potensi yang
dimiliki.
Menjadikan UU dan Perda
sebagai landasan hukum
dalam menjaga, mengelola
dan mengatur habitat dan
ekosistemnya dengan
potensi pariwisatanya.
Meningkatkan SDM lokal
dengan melakukan
pelatihan-pelatihan oleh
instansi terkait.
Mengoptimalkan kegiatan
Ekowisata tanpa intervensi
terhadap tanah adat
Memaksimalkan promosi
kawasan wisata melaui
iklan koran, TV, website,
dll.

melestarikan dan
mengembangkan kawasan
ekowisata
-

Memanfaatkan potensi
ekowisata sebagai ruang usaha
guna mengoptimalkan
pendapatan asli daerah (PAD)

THREAT (T) (Ancaman)


Berdampak adanya
kemungkinan pengrusakan
lingkungan alami akibat
dari pembangunan fisik
pada kawasan ekowisata.

Menggunakan sumberdaya lokal

dalam penyerapan tenaga kerja


STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
Memberikan rasa aman dan
Peningkatan SDM yng
nyaman bagi wisatawan.
berada didalam kawasan
Mempertahankan budaya asli
ekowisata agar tetap
daerah.
melestarikan dan
Memberikan sanksi yang tegas
melindungi SDA.
-

Posisi berada pada sumbu X = 1,06 dan sumbu Y =


1,28, jadi posisi pada kuadran I. Strategi yang
digunakan dan diprioritaskan yaitu strategi SO
(Rumusan Strategi adalah Memaksimalkan
Kekuatan dengan memanfaatkan Peluang).

Strategi SO
Menjaga dan melestarikan potensi terumbu karang dan hutan

mangrove pada zona inti kawasan ekowisata


Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat akan
pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan pada kawasan
ekowisata terutama pada zona inti.
Menggunakan sumberdaya lokal atau masyarakat setempat dalam
penyerapan tenaga kerja sebagai pengawas / penjaga kawasan
pengembangan ekowisata.
Meningkatkan hubungan kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah untuk menjaga dan melestarikan zona inti pada kawasan
ekowisata.
Memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk menjaga, melestarikan
dan mengembangkan kawasan ekowisata
Memanfaatkan potensi ekowisata sebagai ruang usaha guna
mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD)
Pemerintah membuat program program untuk menjaga dan
melestarikan kawasan ekowisata

KESIMPULAN

BAB VI

Arahan pengembangan kawasan ekowisata untuk desa Jeflio menggunakan konsep


pembagian zonasi zonasi yang terdiri dari Zona I sebagai zona inti yang diarahkan untuk
wisata bahari dengan aktifitas rekreasi berupa mandi, berenang, bermain, menikmati
panorama, berfoto, menyelam, snorkeling dan konservasi serta tetap dijaga kelestarian
hutan mangrove dan terumbu karang. Zona II sebagai zona yang dia arahkan
pengembangannya untuk melindungi kawasan utama/inti agar kawasan inti tidak
terganggu dan rusak oleh pembangunan dan pengembangan. Zona III pendukung kegiatan
di dalamnya yaitu fasiltas pendukung, permukiman, hutan dan perkebunan campuran.
Pengembangan zona ini diarahkan untuk berbagai fasilitas yang dibutuhkan wisatawan
sedangkan pada areal hutan diperuntukkan sebagai kawasan lindung. Zona IV sebagai
zona penunjang yang diarahkan untuk menunjang kawasan ekowisata pada desa Jelfio.

Berdasarkan hasil analisis SWOT tentang rumusan strategi Pengembangan


Kawasan Ekowisata Desa Jeflio adalah sebagai berikut:
Menjaga dan melestarikan potensi terumbu karang dan hutan mangrove pada
zona inti kawasan ekowisata
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat akan pentingnya
menjaga lingkungan pada kawasan ekowisata
Menggunakan sumberdaya lokal atau masyarakat setempat dalam penyerapan
tenaga kerja sebagai pengawas / penjaga kawasan pengembangan ekowisata.
Memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk menjaga, melestarikan dan
mengembangkan kawasan ekowisata
Memanfaatkan potensi ekowisata sebagai ruang usaha guna mengoptimalkan
pendapatan asli daerah (PAD)
Mengoptimalkan dukungan pada potensi ekowisata sebagai kekuatan ekonomi
yang menciptakan lapangan pekerjaan dan layanan bersifat aglomerasi melalui
instansi pengelolaan.

SARAN
perlu adanya pemanfaatan potensi secara
optimal, sehingga kedepannya dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisata
Peningkatan sumber daya manusia baik itu
pengelola, masyarakat lokal yang terdapat di
kawasan dan seluruh stakeholder dengan
memberikan
pelatihan-pelatihan
ataupun
seminar-seminar
yang
berkaitan
dengan
Pariwisata.
Penerapan sanksi yang tegas dan pengawasan
yang ketat terhadap pelanggar aturan UU dan
Perda Kabupaten Sorong.
Promosi akan potensi ekowisata oleh berbagai
pihak, baik itu pemerintah, maupun pengelola.

Anda mungkin juga menyukai