Anda di halaman 1dari 24

METODE

KEKAKUAN /
PERPINDAHAN

Metode Elemen Hingga

Outline
1. Matrik Kekakuan
2. Penurunan Matrik Kekakuan Elemen Pegas
3. Penggabungan Elemen Pegas
4. Penggabungan Matrik Kekakuan dengan
Metode
Kekakuan Langsung
5. Kondisi Batas
6. Contoh Kasus
2

1. Matrik Kekakuan
Matrik kekakuan k atau {k}
Suatu matrik sedemikian rupa sehingga f= kd untuk suatu
elemen, yang mana k menunjukkan matrik kekakuan untuk
koordinat lokal (x, y, z) yang berhubungan dengan node d
atau [d] untuk gaya-gaya f atau [f] yang bekerja pada satu
elemen.

Gambar elemen pegas satu dimensi 2 node yang ditinjau dari


koordinat lokal (x, y, z) atau koordinat global (x, y, z)
3

2. Penurunan Matrik Kekakuan Elemen Pegas


Asumsi Elemen Pegas
Mengikuti hukum Hook
Gaya yang bekerja hanya pada satu arah saja.
Langkah ke 1 : Memilih jenis
elemen
Elemen pegas mempunyai dua
node dengan panjang awal atau
jarak awal antar node sebesar L.
k = konstanta material pegas.
Jika elemen pegas tersebut
dikenakan beban sebesar T, maka
masing masing node akan
mengalami perpindahan sebesar
d1x dan d2x.

Langkah ke 2 : Memilih fungsi perpindahan


Elemen pegas menahan gaya aksial saja ke arah atau
paralel dengan sumbu x, maka derajat kebebasannya
atau perpindahan pada koordinat lokal adalah d1x dan
d2x. Di sini perpindahannya sesuai dengan fungsi u
pada masing-masing node.
Selanjutnya ditentukan fungsi perpindahan u ke
arah aksial sepanjang elemen pegas dengan asumsi
linier :
u' a1 a2 x' .........
(1)
Biasanya jumlah koefisien a
adalah sama dengan jumlah
derajat kebebabasan
a1
elemen
u' {1 x' }

a2

Node
1:
Node
2:

u1(0) a1 a2 (x' ) d'1x a1


u2 (L) a1 a2 (x' ) d'2 x d'1x a2 (L)
d2' x d1' x
a2
L

'
'

d 2 x d1 x
'
x '
u' d1 x
L

u ' {N 1

d1' x
N 2 } '
d2x

x'
u' {1
L
x'
N1 1
L
x'
N2
L
Shape
Function

x ' d1' x
} '
L d2x

.........
(2)

Persamaan (2) fungsi


bentuk, karena N
mengekspresikan bentuk
fungsi perpindahan yang
telah diasumsikan di
koordinat xpada elemen.
Jika N1= 1 pada node 1
maka pada node 2, N2= 0
dan jika N2 = 1 pada node
2 maka N1 = 0 pada node 1.
Untuk sembarang posisi
pada koordinat berlaku :
N1+ N2 = 1. N juga disebut
fungsi interpolasi, karena
dengan cara
mengintepolasikan, maka

Menunjukkan fungsi bentuk


untuk masing-masing node
(asumsi Linear)

Langkah ke 3 : Mendefinisikan hubungan antara gaya


dan perpindahan

Gambar berikut menunjukkan elemen pegas


yang mengalami perpanjangan (elongasi) atau
terdeformasi disebabkan oleh gaya T. Besar
elongasi sebesar d1x kearah kiri (negatif) dan
d2x kearah kanan (positif) sepanjang sumbu x.

Elongasi :

u' ( L) u' (0) d 2' x d1' x


Hubungan gaya dan
perpindahan
(elongasi)
T k :

T k d

'
2x

'
1x

Langkah ke 4 : Menurunkan rumus dan matrik


kekakuan elemen
Sesuai dengan arah beban dan prinsip keseimbangan :

f 2' x ' T

f1'x ' T

T f1'x ' k d 2' x ' d1' x '

T f 2' x ' k d 2' x ' d1' x '


f1'x '
k

k
f'

2 x'

k'

k
k

k
k

f1'x ' k d1' x ' d 2' x '

f 2' x ' k d 2' x ' d1' x '


'
k d1 x '
k d 2' x '

.........
(3)

k = matrik kekakuan
lokal.
Simetris, jumlah kolom
dan baris sama ( m = n 9).

Langkah ke 5 : Menggabungkan rumus elemen lokal


untuk mendapat rumus global
Prinsipnya adalah menjumlahkan masing-masing kekakuan
tiap elemen dan gaya tiap elemen sedemikian
rupa atau dinyatakan sebagai berikut:
N

K k '( e )
e 1

dan

F f '( e )
e 1

.........
(4)

Langkah ke 6 : Menghitung perpindahan node


Harga perpindahan dapat diketahui setelah diberikan kondisi
batas, seperti tumpuan, pada persamaanpersamaan yang telah disusun pada langkah
sebelumnya, sehingga dapat diselesaikan
persamaan [F]={K}[D] secara simultan.
Langkah ke 7 : Menghitung gaya-gaya pada elemen
Setelah perpindahan dapat diketahui harganya, maka dengan
cara subtitusi kembali pada persamaan gaya,
maka gaya pada masing masing elemen dapat
10
diketahui.

3. Penggabungan Elemen Pegas


Struktur seperti truss, frame dan
kontruksi jembatan, terdiri dari
komponen-komponen struktur yang
saling berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Untuk menganalisanya maka,
kekakuan seluruh struktur yang
terdiri dari elemen-elemen harus
ditentukan terlebih dahulu. Perlu
disusun matrik kekakuan global
(seluruh struktur) yang terdiri dari
kekakuan lokal.
Gambar berikut menunjukkan dua
elemen pegas yang saling
berhubungan, dan sesuai dengan
langkah 5, matrik kekakuan global

11

Elemen
f1'x1'
k

f ' k
3x'

Elemen
f 3'x2'
k

k
f'

2 x'

(1)
k d1 x '
k d 3(1x)'

(2)
k d3x'
k d 2( 2x )'

.........
(5)

.........
(6)

Kedua elemen tersebut terhubung pada


node(1)3 ( 2 )
d 3x' d 3x ' d 3x
Kontinuitas atau syarat
kompatibilitas
(1)
( 2)
F3 x f 3 x ' f 3 x '
Gaya yang bekerja pada node 3
Gaya yang bekerja pada node 1 dan 2

F1 x f1(x1')

F2 x f 2(x2')
12

Mensubtitusikan persamaan-persamaan sebelumnya:

F3 x f 3(x1') f 3(x2' ) k1d1(1x )' k1d 3(1x)' k 2 d 3( 2x ') k 2 d 2( 2x )'


F2 x f 2(x2') k 2 d 3( 2x ') k 2 d 2( 2x )'
F1 x f1(x1') k1d1(1x )' k1d 3(1x)'
k1 k 2
F3 x
F2 x k 2
F
k1
1x

Diatur sedemikian
rupa sehingga bisa
berurutan dari
node 1 sampai ke
node 3

k2
k2

k1
F1 x
F2 x 0
F
k1
3x

k1

0
k1

d 3x'
d (2)
2(1x)'
d1 x '

0
k2
k2

F K d

.........
(7)

k1

k2
k1 k 2

d1 x '
d ......
2x'
(8)
d 3 x '
13

4. Penggabungan Matrik Kekakuan dengan Metode


Kekakuan Langsung

Sering digunakan karena lebih mudah untuk


menyusun matrik kekakuan global.
Berdasarkan superposisi pada tiap elemen
pada suatu struktur
menunjukkan masing-masing
derajat kebebasan pada tiaptiap node sesuai dengan
harga k-nya

14

Sistem pegas pada kasus mempunyai 3 derajat


kebebasan atau 1 derajat kebebasan pada
masing-masing node,
Matrik kekakuan untuk masing-masing elemen
dapat dinyatakan dalam matrik yang berdimensi 3
1
x Elemen
3
.........
(9)

Elemen 2
.........
(10)
15

Kaidah kesetimbangan
gaya
Gaya-gaya yang bekerja di
tiap-tiap node menghasilkan
resultan gaya ( gaya global)
Subtitusi persamaan (9) dan
(10) :
(1)
1 0 1 d1x '
0 0 0

k1 0 0 0 d 2(1x)' k2 0 1 1
1 0 1 d (1)
0 1 1

3x'

k1

0
k2

k k
1
2

k1

k2

d1x

F1x

d 2 x F2 x
k1 k 2 d 3 x F3 x

.........

f1(x1') 0 F1x
0 f 2(x2') F2 x

f (1) ( 2 )
3 x ' f 3 x ' F3 x

d1(x2')

F1x

( 2)
d

F
2 x' 2 x
d 3( 2x ') F3 x

3 derajat kebebasan :
Matrik kekakuan global (3 x
3)
Matrik kolom perpindahan
dan gaya global (3 x 1 ;
jumlah barisnya = jumlah
derajat kebebasan)
16

Matrik K disusun dengan secara langsung


menjumlahkan nilai k pada tiap node-nya.
1.Tulis kembali matrik k pada masing-masing elemen
2.Jumlah derajat kebebasannya adalah 3, maka matrik
K pasti berdimensi 3 x 3, langsung buat matrik dengan
dimensi tersebut.
3.Susun sel pada matrik K dari tiap sel dari matrik k

17

5. Kondisi Batas
Persamaan kekakuan global dapat diselesaikan,
maka suatu struktur harus mempunyai kondisi
batas.
Kondisi batas, dalam kasus ini adalah tumpuan.
Ada dua jenis kondisi batas : homogen dan non
homogen.
Kondisi batas homogen terjadi pada tumpuan yang
harga perpindahannya nol. Sedangkan untuk non
homogen jika perpindahannya mempunyai harga
F1 x
k1
0 atau
k1 tidak
tertentu
0 nol.

0
k

k
d

k1 0 (perpindahannya
0 d 2 x k1d 3 x F1 x
a.
batas
di
node
1 2:x homogen
Kondisi

2
2
2x

nol)
k1 k 2 k1 k 2 d 3 x F3 x

0 0 k 2 d 2 x k 2 d 3 x F2 x
k1 0 k 2 d 2 x k1 k 2 d 3 x F3 x

.........

18

Jika rumus ke dua dan ke tiga pada


persamaan (12) diubah ke bentuk matrik
maka:
0
k1
k1

k 2 d 2 x F2 x
k2
0
k2
k2

k k k
F
k1 k 2 k1 k 2

2
1
2 d 3x
3x

0 F1 x
d 2 x F2 x


d 3 x F3 x

Teknik Partisioning Matrix


baris dan kolom pada matrik K
yang mempunyai harga
perpindahannya nol dapat
dihilangkan

d 2 x k2
d k 2
3x

1 1

k 2 F2 x k 2 k1

k1 k 2 F3 x
1

k1

k1 0 0 d 2 x k1d 3 x F1x

1
k1
1

k1

F2 x
F
3x

k1d 3 x F1x
19

a. Kondisi batas di node 1 : tidak homogen


(perpindahannya tidak nol, misal d1x = L)
k1

0
k1

0
k2
k2

k1

k2
k1 k 2

L F1 x
d 2 x F2 x


d 3 x F3 x

k1 L 0 d 2 x k1d 3 x F1x

0 L k 2 d 2 x k 2 d 3 x F2 x

k1 L k 2 d 2 x k1 k 2 d 3 x F3 x
F1x, = besar gaya pada saat node 1 telah
berpindah sebesar L
20

k 2 d 2 x k 2 d 3 x F2 x
k 2 d 2 x k1 k 2 d 3 x F3 x k1 L

k2
k

k2
k1 k 2

d2x

F2 x

d F k L
3x 3x 1

harga d2x dan d3x dapat ditentukan, selanjutnya F1


Pada kondisi batas non homogen
Kolom dan baris pertama matrik K dan baris
pertama pada matrik d yang berhubungan dengan
kondisi batas tidak dapat dihapus karena
merupakan perkalian dengan harga lebih besar dari
nol dan hasilnya harus dipindah ke ruas kanan
sebelum perpindahan yang tidak diketahui (d2x dan
21
d3x) diselesaikan.

Contoh Kasus (1)


Suatu rangkaian pegas
mempunyai harga konstanta
pegas
k1 = 2000 N/m
k2 = 4000 N/m
k3 = 6000 N/m
dan diberi beban P = 10 000 N
pada node 4, tentukan ;
a. Matrik kekakuan global,
b. Perpindahan pada node 3 dan
4
c. Gaya reaksi pada node 1 dan
2
d. Gaya-gaya yang bekerja pada
masing-masing pegas

Contoh Kasus (2)


Gambar berikut menunjukkan
rangkaian elemen pegas,
Node 1 adalah tetap sedangkan
node 4 mempunyai perpindahan
sebesar L = 0,2 m. Konstanta
pada semua elemen pegas
adalah sama yaitu k = 100 kN/m.
Tentukan :
(a)Matrik kekakuan global,
(b)Perpindahan pada node 3 dan
4
(c)Gaya-gaya global
(d)Gaya lokal pada masingmasing elemen.

24

Anda mungkin juga menyukai