daerah
kaki
bukit
dengan
kemiringan
15-25%,
70
oleh
pemukiman
warga,
pasar
dan
pertokoan.
71
c. Panorama
Kawasan puncak Buntu Burake menawarkan view yang indah kearah
kota makale sebagai ibukota Kabupaten Tana Toraja. Kawasan Buntu
Burake sendiri telah ditetapkan sebagai landmark kota Makale pasca
ditetapkannya pembangunan monumen patung Yesus di atas puncaknya
sebagai bagian dari ziarah umat Kristen di Toraja.
Selain itu, lingkungan alam yang masih asri dengan hamparan sawah
yang bertingkat menjadi daya tarik tersendiri dari kawasan ini. Berikut tabel
potensi panorama kawasan Buntu Burake sebagai kawasan wisata.
73
No.
1.
2.
3.
4.
Gambar
d. Permukiman Tradisional
Total terdapat 14 Tongkonan (Rumah Rumpun Keluarga) yang
terdapat di Kelurahan Burake yang dapat dijadikan sebagai objek wisata
di kawasan tersebut. Berikut peta letak Tongkonan di Kawasan Buntu
Burake (gambar 21).
75
76
2) Jaringan Jalan
Kondisi jaringan jalan di dalam kawasan pada umumnya baik dengan perkerasan menggunakan aspal dan beton.
Kondisi kemiringan lereng yang pada umumnya curam menyulitkan peningktan jalan dan aksesibilitas dalam kawasan.
Berikut tabel analisis kondisi jalan setempat.
No.
Jalan
1.
Analisis
L= 7 m
jalan
penghubung
antar
arteri
kabupaten.
b. Terdapat drainase
dilengkapi
tertutup
dengan
yang
drainase
dimanfaatkan
Jl. Burake
arah
barat
menuju
kawasan
b. Terdapat drainase
L= 5 m
78
3.
a. Material
perkerasan
aspal
L= 3 m
b. Terdapat drainase.
Jl. Tondon
4.
Sebagai
b. Terdapat drainase
penghubung
c. Tidak
terdapat
jalan
lingkungan
antar
Tongkonan.
jalan.
L= 3 m
jalan.
dari
di
jalan.
79
terdapat
arah
kawasan
tenggara
perencanaan.
menuju
Kondisi
yang
relatif
landai
6.
jalan
lingkungan
jalan.
d. Tidak
penerangan tempat
jalan.
terdapat
gorong
untuk
7.
b. Terdapat drainase.
c. Penghijauan
kemiringan
terdapat
yang
relatif
curam
L= 4 m
jalan.
8.
a. Material
perkerasan
7.777
perkerasan beton.
L= 6 m
Jl. Ziarah Puncak Burake
80
dengan
9.
a. Material
perkerasan
L = 2.5 m
Jalan Setapak
No.
Jalan
Penampang
Eksisting Jalan
e. Material
perkerasan
jalan dari aspal
f. Terdapat drainase
g. Terdapat
penerangan
jalan
h. Terdapat
penghijauan
jalan
Jl. Burake
e. Material
perkerasan
jalan dari aspal
f. Terdapat drainase
g. Terdapat
penerangan
jalan
h. terdapat
penghijauan
jalan
Jl. Tondon
e. Material
perkerasan
berupa aspal
f. Terdapat drainase.
g. Terdapat
penerangan
jalan.
h. Terdapat
penghijauan
jalan.
1.
L= 6 m
2.
L= 4 m
3.
L= 3 m
81
4.
L= 3 m
5.
L= 6 m
Rintisan Jalan Poros
6.
L= 3 m
Jl. Limbong
7.
L= 3 m
e. Material
perkerasan
jalan dari aspal.
Merupakan jalan lokal primer dari arah
f. Tidak terdapat drainase.
tenggara menuju kawasan
g. penghijauan
di perencanaan. Kondisi jalan sangat baik
sepanjang kedua sisi
dan berada pada kemiringan yang
jalan.
relatif landai namun belum dilengkapi
h. Tidak
terdapat
drainase dan penerangan jalan.
penerangan jalan.
e. Material
perkerasan
Merupakan jalan lingkungan
jalan dari beton.
penghubung antar tongkonan dari arah
f. Tidak terdapat drainase.
tenggara kawasan. Kondisi jalan cukup
g. Penghijauan
berupa
baik. Tidak dilengkapi drainase karena
pohon dan bambu di
kondisi kawasan yang curam, namun di
sepanjang kedua sisi
beberapa tempat terdapat gorong untuk
jalan.
mengalirkan air hujan dari satu sisi jalan
h. Tidak
terdapat
ke sisi jalan lainnya.
penerangan jalan.
Merupakan jalan lingkungan menuju
d. Material
perkerasan
bagian bukit Buntu burake. Memiliki
jalan dari beton.
kemiringan yang relatif curam dengan
e. Terdapat drainase.
drainase berupa galian di satu sisi jalan.
f. Penghijauan terdapat di
Kondisi jalan buruk dengan lubang di
sepanjang sisi jalan.
beberapa badan jalan.
82
8.
L= 6 m
c. Material
perkerasan
masih berupa hamburan
batu kapur.
d. Tidak terdapat drainase.
c. Material
perkerasan
masih berupa hamburan
batu kapur.
d. Tidak terdapat drainase.
9.
L = 2.5 m
Jalan Setapak
83
85
86
Jenis
Atraksi
Nama
Deskripsi
Frekuensi
Sering dilakukan
Sering
Dilakukan
Jarang
dilakukan
Magellu
Satu kelompok yang terdiri dari
tiga,lima atau lebih wanita remaja
yang di iringi oleh tabuhan
gendang dan hanya di lakukan
pada acara rambu tuka'
peresmian tongkonan,pesta
syukuran ,panen pesta
pernikahan
Makatia
1.
Tarian
Pabondesan
87
No
Jenis
Atraksi
Nama
Maganda
Manimbong
Mabadong
Deskripsi
Frekuensi
88
No
Jenis
Atraksi
Nama
Deskripsi
Paranding
Madandan
Padaubulan
Pa Sulling
2.
Musik
Tradisional
89
Frekuensi
Sering dilakukan
Sering dilakukan
Sering dilakukan
No
Jenis
Atraksi
Nama
Pa Barrung
Keso-keso
Deskripsi
Frekuensi
Papompang
Merupakan alat musik tiup
orchestra khas Toraja. Terbuat
dari tabung bambu yang yang
dirangkai sedemikian rupa. Satu
90
Sering dilakukan
Jarang dilakukan
No
Jenis
Atraksi
Nama
Deskripsi
Frekuensi
Jarang
dilakukan
Jarang
dilakukan
Sering dilakukan
Pa tau-tau
Seni Rupa
3.
Pa tannun
Passura
91
No
Jenis
Atraksi
Nama
Tongkonan
Deskripsi
Frekuensi
92
Sering dilakukan
B. Analisis Akesibilitas
Akses menuju Kawasan Buntu Burake tergolong cukup mudah namun
hanya dilayani oleh moda transportasi umum roda dua. Angkutan umum
berupa angkot hanya melayani sampai di luar kawasan. Hal ini
menyebabkan bertambahnya biaya angkutan menuju
Kawasan Buntu
Burake.
Tabel. 19 Analisis Tingkat Aksesibilitas Kawasan Buntu Burake
Faktor
Eksisting
Analisis
Dengan jarak 3.5 km dari
Waktu yang diperlukan
pusat kota, waktu yang
menuju ke kawasan
diperlukan untuk mencapai
perencanaan apabila
kawasan relatif cepat.
berasal dari pusat kota
Waktu
Menggunakan kendaraan
Makale menggunakan
umum angkot
kendaraan bermotor/ roda
membutuhkan wakktu
dua ditempuh dalam waktu
yang lebih lama dengan
6-7 menit.
waktu antara 10-15 menit.
Tarif kendaraan roda dua/
Kisaran biaya menuju
ojek dari pusat kota menuju
kawasan menunjukkan
pusat kawasan perencanaan
bahwa biaya yang
berkisar pada Rp. 10.000.
dibutuhkan menuju pusat
Menggunakan angkot lebih
kawasan perencanaan
murah dengan harga Rp.
tergolong mahal bila diukur
Biaya
3.000 namun hanya
dengan jarak 3.5 km.
melayani penumpang jalan
Namun faktor kemiringan
masuk kawasan. selebihnya
lereng jalan yang relatif
menggunakan ojek dengan
curam menjadi alasan para
harga Rp. 5.000 rupiah. Jadi
tukang ojek menetapkan
total pengeluaran sebanyak
harga.
Rp. 8.000.
Akses terbatas dengan
Lalu lintas kendaraan umum
pelayanan kendaraan
Aktivitas kegiatan
menuju kawasan dimulai
umum hanya melalui jalan
pergerakan
dari jam 5 pagi hingga jam 7
masuk dari Jalan Poros
kendaraan
malam setiap hari.
Pongtiku di sebelah barat
kawasan.
Sumber: Hasil analisis penulis, 2015
93
Gambar 24. Peta Analisis Jalur Aksesibilitas dan Sirkulasi Kawasan Buntu Burake
Sumber : Analisis Penulis, 2015
94
C. Analisis Spasial
1. Analisis Pola Ruang Kawasan Wisata Buntu Burake
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 serta Permen PU No. 20
PRT M 2011 tentang pedoman penyusunan RDTR dan Peraturan
Zonasi Kab.- Kota, pola ruang terdiri atas 3 yaitu, kawasan lindung,
kawasan penyangga dan kawasan budidaya. Ketiga kawasan ini dapat
ditentukan melalui proses skoring peta berupa peta kemiringan lereng
kawasan, peta jenis tanah kawasan serta data curah hujan kawasan.
a. Kemiringan Lereng
Berikut merupakan tabel klasifikasi kemiringan lereng (%)
berdasarkan data peta kontur.
Tabel 20. Data Klasifikasi Kemiringan Lereng
Kelas Lereng
Kemiringan
Keterangan
1
0-8%
Datar
2
8-15%
Landai
3
15-25%
Agak Curam
4
25-40%
Curam
5
>40%
Sangat Curam/ Terjal
Sumber: Modul Terapan Permen PU No. 20 Tahun 2011
b. Jenis Tanah
Berikut tabel klasifikasi jenis tanah yang diterapkan dalam
skoring jenis tanah di Kabupaten Tana Toraja.
Tabel 21. Klasifikasi Jenis Tanah
Kelas Tanah
Jenis Tanah
Keterangan
1
Rendolls
Tidak Peka
2
Tropudults
Agak Peka
3
Dyotropepts
Kurang Peka
4
Paleudults
Peka
Eutropepts,
5
Sangat Peka
eutrandepts
Sumber: Tabel Atribut Peta Jenis Tanah Kabupaten Tanah Toraja
dan Modul Terapan Permen PU No. 20 Tahun 2011
95
96
97
c. Curah Hujan
Berikut tabel klasifikasi intensitas hujan per mm/Tahun.
Tabel 22. Klasifikasi Kelas Intensitas Hujan per mm/ tahun
Kelas Intensitas
Intensitas Hujan
Hujan
(mm/tahun)
1500-2000
Sangat Rendah
2000-2500
Rendah
2500-3000
Sedang
3000-3500
Tinggi
3500-4000
Sangat Tinggi
Keterangan
Intensitas hujan di Kawasan Buntu Burake adalah 25003500mm/Tahun (berdasarkan tabel atribut peta curah hujan Kabupaten
Tana Toraja). Maka intensitas curah hujan di Kawasan Buntu Burake
tergolong dalam klasifikasi curah hujan dengan intensitas sedang.
Hasil skoring didapat melalui rumus berikut :
[ 20 (Kelas Lereng) ] + [ 10 (Kelas Tanah) ] + [ 5 (Kelas Intensitas Hujan) ]
99
Persentase(%)
41.39
58,60
100
100
kawasan
penyangga
merupakan
kawasan
dengan
102
103