Jurnal Tavip
Jurnal Tavip
A. Latar Belakang
Negara Indonesia seringkali disebut sebagai negara yang
mengusung gagasan Negara kesejahteraan (wellfare State/WS), hal ini
karena di dalam pembukaan UUDRI 1945 terdapat salah satu tujuan
negara yang mengekspresikan gagasan Negara kesejahteraan itu.
Gagasan Negara kesejahteraan sebagai sebuah konsep, bukan terlahir
dari sebuah ihtiar pendek.
dalam
bayang-bayang
pergumulan
dua
ideologi
ekstrim
yakni,
kuat
pemerintahan
pemerintah
peneliti
Indonesia
adalah
setelah
adalah,
sebagai
melihat
bahwa
actor
penyelengaraan
secara
utama
untuk
konstitusional
memajukan
kesejahteraan umum, akan tetapi hal ini secara dinamis dan pasti telah
bergeser menjauh dari gagasan itu. Apakah makna dibalik semua ini?.
Bagaimanakah
memaknai
dinamika
dan
karakater
Negara
berporos
dari
mainstream
ideology
sosialis
maupun
kapitalis
dan
UUD
1945
dua
pandangan
yang
dikemukakan
diatas,
dapat
dengan
konsep
negara
kesejahteraan)
harus
ekonomi
pasar,
khususnya
yang
merugikan
bagi
dikemukan
oleh
Esping-Andersen
sebagaimana
dikutip
oleh
Darmawan Triwibowo,8
Negara kesejahteraan bukanlah satu konsep dengan
pendekatan baku. Negara kesejahteraan lebih sering ditengarai
dari atribut-atribut kebijakan pelayanan dan transfer sosial yang
6Memahami bahwa konsep negara kesejahteraan seperti itu, maka
karakter hukum pada negara kesejahteraan seharusnya adalah
responsif (Demokratis). Konsep hukum responsive dikemukakan oleh
Nonet dan Zelsnick.
7 Telusuri Dinna Wisnu, Poltik Sistim Jaminan Sosial, Menciptakan Rasa
Aman Dalam Ekonomi Pasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2012.
Hlm.33.
8 Darmawan Tri Wiowo, Mimpi Negara Negara Kesejahteraan, LP3ES,
Jakarta, 2006. hlm 8.
Sejarah Lahirnya
UUD 1945 : Penelusuran Terhadap
Eksistensi Gagasan Kesejahteraan sosial
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 1 Maret 1945, Pemerintah
Jepang
Penyelidik
Usaha-usaha
dibutuhkan
merdeka.
dalam
usaha
pembentukan
negara
Indonesia
Kebangsaan;
Internasionalisme;
Permusyawaratan/perwakilan;
Kesejahteraan;
9 Sartono Kartodirdjo, dkk., op. cit., hal. 16; lihat juga G. McT. Kahin,
Nationalism and revolution in Indonesia, Ithace : Cornell University
Press, 1978, hal. 121
10 Ibid., hal. 87-88
5. Ketuhanan.
Terkait dengan penelusuran tulisan ini, maka keterangan yang
relevan adalah dasar keempat yaitu adalah kesejahteraan. Soekarno
berkata :
prinsip no. 4 sekarang saja usulkan. Saja didalam 3 hari ini belum
mendengarkan prinsip itu, jaitu prinsip kesedjahteraan, prinsip:
tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka ... Maka oleh
karena itu djikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat,
mentjintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale
rechtvaardigheid ini, jaitu bukan sadja persamaan politiek.
Saudara-saudara, tetapi pun diatas lapangan ekonomi kita harus
mengadakan persamaan, artinja kesedjahteraan bersama jang
sebaik-baiknya.11
Pada
akhir-akhir
pembahasan
di
BPUPKI,
disamping
terjadi
yang
berkorelasi
dengan
konsep
negara
tujuan
kesejahteraan
disahkan
pada
tanggal
18
Agustus
1945,
secara
bagian
hulu
yang
meliputi
kata
Pembuka
PEMBUKA
(empat kalimat)
TUBUH KONSTITUSI
BAB I. Bentuk dan Kedaulatan
(1 Pasal)
BAB II. Majelis Permusyawaratan Rakyat
(2 Pasal)
BAB III. Kekuasaan Pemerintah Negara
(12 Pasal)
BAB IV. Dewan Pertimbangan Agung
(1 Pasal)
BAB V. Kementrian Negara
(1 Pasal)
BAB VI. Pemerintah Daerah
( 1 Pasal)
BAB VII. Dewan Perwakilan Rakyat
(4 Pasal)
BAB VIII. Hal keuangan
BAB IX. Kekuasaan Kehakiman
( 2 Pasal )
BAB X. Warga Negara
(3 Pasal)
BAB XI. Agama
( 1 Pasal)
BAB XII. Pertahanan Negara
(1 Pasal)
BAB XIII. Pendidikan
(2 Pasal)
BAB XIV. Kesejahteraan Sosial
(2 Pasal)
BAB XV. Bendera dan Bahasa
(2 Pasal)
PENUTUP
BAB XVI. Perubahan Undang-undang Dasar
(1 Pasal)
ATURAN PERALIHAN
(Pasal I-IV)
ATURAN TAMBAHAN
(2 AYAT).
Mecermati sistimatika UUD 1945 di atas, gagasan kesejahteraan
sosial ditemui pada Bab XIV.
Melalui
penelusuran
yang
digambarkan
diatas,
dapat
philosophische
gagasan
kesejahteraan
sosial
terserap
di
dalam
kewajiban
konstitusional
dalam
sistim
ketatanegaraan
Indonesia.
1.3.
10
2.
untuk
mencegah
dan
menangani
risiko
dari
dan
karakteristik
Negara
2.1. Era Orde lama: Masa Transisi yang tidak terkelola secara
baik.
Tidak seperti halnya negara Malaysa dan Singapura, meski
merupakan bekas koloni Inggris, kedua negara ini memiliki sistim
jaminan sosial yang relatif baik dan maju dibanding Indonesia 17. Ahmad
Subianto18 dalam suatu kesempatan mengikuti workshop dana pensiun
di Inggris, dengan tema Pension Scheme: Security and Choice, The
16 Edy Suharto.
17 Telusuri Dinna Wisnu, Poltik Sistim Jaminan Sosial, Menciptakan
Rasa Aman Dalam Ekonomi Pasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2012. Dinna melakukan riset tentang sistim jaminan social pada
negara di Asia. Telusuri pula, Ahmad Subianto, Sistim Jaminan Sosial
Nasional, Pilar Penyangga Kemandirian Perekonomian Bangsa, Gibon
Books, Jakarta, 2011.
11
jaminan
di
sosial
Indonesia
masih
belum
maksimal,
timbul
12
Organisasi
Perburuhan
Internasional
Nomor
106
deretan
Undang-undang
yang
disebutkan
itu,
secara
21
nasionalisasi
terhadap
perusahaan
asing
merupakan
dengan
hal
ini,
sebenarnya
Jimly
Asshidiqy 23
telah
13
rehabilitasi
seharusnya
tampak
sosial
dan
dalam
pemberdayaan
sebuah
negara
sosial
yang
kesejahteraan,
14
dapat
disimpulkan
bahwa
secara
konseptual,
pada
masa
awal
lemah,
ditandai
oleh
pengeluaran
pemerintah
untuk
27
karena norma
dipengaruhi
oleh
pendekatan
ekonomi
manajemen-
15
bahwa
bagaimana
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
32
hingga
bidang
kesehatan,
pendidikan,perumahan
di
16
17
program
kebijakan
yang
digambarkan
diatas,
dapat
disimpulkan:
1
mengalami
pemutakhiran
konsolidasi,
sistimatika
dan
hal
ini
dibuktikan
paradigma
berpikir
dengan
dalam
pembangunan
kesejahteraan
sosial
Indonesia,
masih
(kolektivisme).
36
berbasis
pada
cita
negara
kekeluargaan
18
2.3.
Era
Reformasi:
Implikasi
Perubahan
Struktur
Ketatanegaraan
Tahun
1999
terhadap
type
dan
karakteristik negara kesejahteraan Indonesia
dalam
realitas
hukum,
politik
dan
ekonomi
yang
disebut
pertumbuhan
dengan
ideologi
bernuansa
38
begitu
panjang,
sentralisme
telah
menggurita
hingga
19
produk
hukum
yang
bertipikal
pembangunan
Undang-undang
No.25
tahun
1997
Tentang
Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia;
3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang PokokPokok Kepegawaian
b) Kabinet Persatuan Nasional: K.H. Abdurrahman Wahid.
Pada periode ini tidak terbit produk legislasi nasional yang
berkaitan dengan pembangunan kesejahteraan sosial.
c) Kabinet Gotong Royong: Megawati Soekarnoputri
1. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2003
Tentang
Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
2003
Tentang
Sistim
Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang
Nomor
2Tahun
2004
Penyelesaian
Nomor
24
Tahun
2007
Tentang
Penanggulangan Bencana;
40 Jika dicermati lebih dalam, rezim orde baru, pada akhir-akhir masa
pemerintahannya cenderung lebih aspiratif-untuk tidak menyebutnya
sebagai demokratis. kebijakan sosialnya yang pro kesejahteraan di
akhir-akhir itu (yang terlihat melalui pemutakhiran produk hukumnya)
yang membuat penulis berkesimpulan bahwa Indonesia tetap
merupakan negara kesejahteraan dengan model minimal-korporatif.
20
Nomor
52
Tahun
2009
Tentang
Fakir Miskin;
10.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
11.Undang-Undang
Nomor
13
Tahun
2011
Tentang
Badan
secara
fundamental
telah
mengubah
sendi-sendi
ketatanegaraan Indonesia.
Melalui UUD 1945 hasil amandeman, kewajiban negara atas
kesejahteraan sosial lebih dipertegas dan dipertajam 42. Demikian pula
melalui Leigislasi otonomi daerah, konstelasi kewajiban negara yang
diperankan
oleh
desentralisasi
pemerintah43
wewenang
mengalami
kepada
rekonstruksi
Pemerintah
Daerah,
melalui
sehingga
21
sekolah-sekolah
yang
dipaparkan
diatas
dirangkaikan
dengan
seting
orde
reformasi,
format
negara
kesejahteraan
Indonesia
ke
depan,
mempertimbangkan
dan
menerjemahkan
secara
tepat
22
Indonesia
adalah
internasionalisme
yang
pada
uraian
analisis
disimpulkan
bahwa
pada
negara
kesejahteraan
sosial,
negara
Indonesia
teridentifikasi
23
D. Kesimpulan
Berdasar uraian analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa produk legislasi dan regulasi yang beridiom kesejahteraan
sosial pada tiga masa rezim pemrintahan, menunjukan bahwa negara
kesejahteraan
Indonesia
masih
mencari
bentuk.
Dalam
proses
24
Dasar
Republik
25