BAB II Thorak Sri Titin
BAB II Thorak Sri Titin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Thorax
Thorax adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen.
Didepan dan dibelakang toraks rata dan di samping melengkung. Di
superior toraks berhubungan dengan leher melalui apertura thoracic
superior dan di inferior dipisahkan dari abdomen oleh diafragma (Snell,
1995).
1. Rangka Dada
Rangka dada atau toraks terdiri dari tulang dan tulang rawan. Rangka dari
dada atau toraks tersusun atas 12 vertebra thorakal, 12 pasang iga, dan
sebuah tulang sternum. Enam iga yang teratas bersendi langsung dengan
vertebra thorakal disebelah posterior dan dengan sternum di sebelah
anterior. Iga VII X bersendi dengan unsur unsurnya masing masing
di sebelah posterior dan tulang rawan iga di sebelah anterior yang
kemudian bergabung menjadi tepi iga yang fleksibel. Iga XI dan XII
bersendi dengan vertebra thorakal tetapi tidak melekat pada unsur anterior
rangka iga. kedua iga ini disebut iga melayang, tetapi hakekatnya,
diliputi otot-otot dinding dada dan perut dengan baik. (Evelyn C. Pearce,
2008).
2. Rongga Thorak
Rongga toraks berada di dalam rangka toraks. Di dalam rongga toraks
terdapat rongga pleura kanan dan kiri, paru paru kanan dan kiri, serta
mediastinum (Basmajian dan Slonecker, 1995). Batas batas yang
membentuk rongga di dalam toraks adalah sternum dan tulang rawan iga
di anterior, kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas
(discus intervertebralis) di posterior, iga iga serta otot interkostal di
samping, diafragma di bawah dan dasar leher di atas. Sebelah kanan dan
kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah dan membentuk batas
lateral pada mediastinum (Pearce, 2001).
7. Insisura kardiaka
8. Perikardium
2. Lengkung aorta
9. Fisura oblikua
3. Fisura oblikua
4. Lobus inferior
5. Diafragma
6. Lobus inferior
3. Mediastinum
Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada antara kedua
paru-paru yang berisi jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar,
oesofagus, duktus torasikus, aorta descenden dan vena kava superior,
saraf vaggus dan frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe (Pearce,
2001).
paru-paru
karbondioksida.
Pada
ialah
pertukaran
pernapasan
gas
melalui
oksigen
dan
paru-paru
atau
1) Lobus paru-paru.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh
fisura, paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri
dua lobus. Paru-paru kanan terdiri dari lobus superior, lobus
medius, dan lobus inferior yang dipisahkan oleh fisura horisontalis
dan fisura oblikua. Sedangkan paru-paru kiri terdiri dari lobus
superior dan inferior yang dipisahkan oleh fisura oblikua
(Basmajian dan Slonecker, 1995).
Setiap lobus pada paru-paru tersusun oleh lobulus, diantara
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf,
dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus, bronkiolus ini
bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus
alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2 0,3 mm (Syaifuddin, 1997)
2) Bronkhus pulmonaris.
Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini
bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya
menjelajahi paru-paru bronkhus-brokhus pulmonaris bercabang
dan beranting lagi banyak sekali (Pearce, 2001)
3) Hilus paru-paru.
Hilus paru-paru dibentuk oleh struktur arteri pulmonali, yang
mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk
diisi oksigen, Vena pulmonalis yang mengembalikan darah berisi
oksigen dari paru-paru ke jantung. Bronkhus yang bercabang dan
beranting membentuk pohon bronkhial merupakan jalan utama
udara. Arteri bronkhialis keluar dari aorta dan mengantarkan darah
arteri ke jaringan paru-paru, Vena bronkhialis mengembalikan
sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior, dan pembuluh
limfe yang masuk keluar paru-paru sangat banyak, persarafan paruparu mendapat pelayanan dari saraf vagus .
Alat tubuh yang sering mejadi tempat anak sebar ialah kelenjar adrenal,
hati, otak, tulang dan ginjal.
2. Karsinoma Sel Alveolus
Tumor hampir terletak pada bagian perifer paru-paru. Merupakan
tonjolan atau kadang-kadang merata seperti pneumonia. Tumor berasal
dari epitel alveolus atau epitel bronchiolus terminalis. Tampak gambaran
seperti alveolus / bronvhiolus dilapisi oleh epitel kuboid atau thorak tinggi,
tumbuh membentuk tonjolan papiler. Sel epitel tampak mengandung
musin. Beberapa sel datia berinti banyak dapat ditemukan.
3. Adenoma Bronchus
Tumor biasanya tumbuh pada bronchus utama, merupakan
tonjolan polipoid, ukuran tidak melebihi 3-4 cm. Tumor dapat menonjol
ke dalam lumen menimbulkan obstruksi atau menginfiltrasi jaringan
peribronchial membentuk lesi menyerupai kancing leher.
Tumor ini dapat berbentuk 2 macam:
a. Jenis
karsinoid,
menyerupai
tumor
karsinoid
pada
saluran
gastrointestinal.
b. Jenis silidromatosa, mirip dengan tumor kelenjar liur. Bentuk ini lebih
ganas dan lebih mudah bermetastasis.
4. Tumor Mesenchym
Merupakan sarkoma yang dapat berasal dari jaringan ikat, otot
polos, tulang rawan atau jaringan limfoid.
5. Tumor lain-lain
b.
Volume pemakaian
: 80 100 ml
c.
Injeksi rate
: 2 ml/detik
d.
Waktu Scanning
6. Teknik Pemeriksaan
a. Posisi Pasien
Paisen Supine diatas meja pemeriksaan dengan Head First
b. Posisi obyek
Pasien diposisikan sehingga Mid Sagital Plane (MSP) tubuh sejajar
dengan lampu indikator longitudinal. Lengan pasien diletakkan di atas
kepala,
lutut
diganjal
untuk
kenyamanan
pasien.
Pasien
Gantry Tilting
Gantry tilting adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal
dengan gantry. Rentang penyudutan antara -25 sampai +25 derajat.
Penyudutan gantry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing
masing kasus dan untuk mengurangi dosis radiasi terhadap organorgan yang sensitif. Pada CT Scan Thorak gantry tidak perlu
dimiringkan.
e.
f. Rekonstruksi Matriks.
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom dari
elemen gambar (picture element / pixel) dalam proses rekonstruksi
gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan elemen dalam memori
komputer yang berfungsi untuk merekonstruksi gambar. Pada
umumnya matriks yang digunakan berukuran 512 x 512, yaitu 512
baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks berpengaruh terhadap
resolusi gambar. Semakin tinggi matrik yang dipakai maka semakin
tinggi resolusinya.
g. Window
Pada CT Scan dikenal 2 macam window yaitu :
1). Window Width
Window Width adalah rentang nilai CT Number yang dikonversi
menjadi grey level untuk ditampilkan pada TV monitor. Nilai ini
mempunyai satuan HU (hounsfield unit) (Jaengsri, 2004). Window
Scanogram
Range
Slice thickness
FOV
Gantry Tilt
kV
mAs
Rekonstruksi Algorittma
Window width (WW)
Window level (WL)
Thorak AP
Apex paru sampai diafraghma
5 -10 mm
30 50 cm
Gantry tidak perlu dimiringkan (0o)
137
180
High resolution
1000 HU 2000 HU
-600 700 HU