Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK SOSIAL PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI ROBOT DI INDONESIA


Ariyanto Hartono, ST.
Department of Computer Science, Gadjah Mada University, Indonesia
E-mail : ariyanto_hartono2013@yahoo.com

Abstrak
Robot merupakan benda yang tidak asing lagi di era yang telah maju ini. Namun, sebagian
besar dari kita masih membayangkan robot humanoid, padahal itu hanyalah salah satu
jenis robot. Robot adalah alat mekanik yang dapat melakukan tugas tertentu untuk
membantu manusia, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia maupun
menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dahulu (kecerdasan buatan). Robot
biasanya digunakan untuk tugas berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang atau kotor.
Namun, belakangan ini robot juga mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan
dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu dan pemotong rumput. Seiring
banyaknya pemanfaatan robot juga muncul dampak sosial pada masyarakat.
Kata kunci : Robot, manusia, dampak sosial.
1. Latar Belakang
Robot adalah alat mekanik yang dapat melakukan tugas tertentu untuk membantu
manusia, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia maupun menggunakan
program yang telah di definisikan terlebih dahulu (kecerdasan buatan). Istilah robot berasal
dari bahasa Cheko (robota) yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau
bosan. Sesuai dengan definisi itu, Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat,
berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri
digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan
limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa, pertambangan, pekerjaan SAR, dan
untuk pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang
hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan pemotong rumput.
Selain definisi di atas, robot juga memiliki beberapa definisi lainnya, seperti :

Webster, An automatic device that performs function ordinarily ascribed to human


beings

Oxford, A machine capable of carrying out a complex series of actions

automatically, especially one programmed by a computer


Robot Institute of America, A reprogammable multifunctional manipulator
designed to move materials, parts, tools or other specialized devices through variable

programmed motions for the performance of a variety of tasks.


International Standard Organization (ISO 8373), An automatically controlled,
reprogrammable, multipurpose, manipulator programmable in three or more axes,
which may be either fixed in place or mobile for use in industrial automation
applications

Dari sekian banyak definisi robot juga terdapat beberapa jenis robot, yaitu :

Robot Mobil, konstruksi robot yang ciri khasnya adalah mempunyai aktuator berupa
roda untuk menggerakkan keseluruhan badan robot tersebut, sehingga robot tersebut
dapat melakukan perpindahan posisi dari satu titik ke titik yang lain. Robot mobil ini
sangat disukai bagi orang yang mulai mempelajari robot. Hal ini karena membuat
robot mobil tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Untuk dapat membuat sebuah
robot mobile minimal diperlukan pengetahuan tentang mikrokontroler dan sensorsensor elektro.

Gambar 1. Robot Mobil

Robot Manipulator (tangan), robot ini hanyak memiliki satu tangan seperti tangan
manusia yang fungsinya untuk memegang atau memindahkan barang, contoh robot ini
adalah robot las di Industri mobil, robot merakit elektronik dll.

Gambar 2. Robot Manipulator

Robot Humanoid, yaitu robot yang miliki kekmpuan menyerupai manusia, baik
fungsi maupun cara bertindak, contoh robot ini adalah Ashimo yang dikembangkan
oleh Honda.

Gambar 3. Robot Humanoid

Robot Berkaki, memiliki kaki seperti hewan atau manusia, yang mampu melangkah,
seperti robot serangga, robot kepiting dll.

Gambar 4. Robot Berkaki


Flying Robot (Robot Terbang), yaitu robot yang mampu terbang, robot ini
menyerupai pesawat model yang deprogram khusus untuk memonitor keadaan di
tanah dari atas, dan juga untuk meneruskan komunikasi.
2

Gambar 5. Robot Terbang

Under Water Robot (Robot dalam air), robot ini digunakan di bawah laut untuk
memonitor kondisi bawah laut dan juga untuk mengambil sesuatu di bawah laut.

Gambar 6. Robot dalam air


Sejalan dengan jenis-jenis robot yang dikembangkan seperti diatas, mayoritas
dikembangkan dengan alasan untuk membantu atau mempermudah manusia untuk
melakukan pekerjaan (contohnya robot rumah tangga) yang berulang-ulang, berbahaya
(contohnya robot medan perang) atau yang membutuhkan presisi yang tinggi (contohnya
robot industri). Dalam bidang industri, robot membantu perusahaan dalam mengurangi
pengeluaran kebutuhan ketenagakerjaan, baik gaji hingga tunjangan, dengan mengganti
manusia dengan robot untuk memberikan proses produksi yang cepat dan presisi, karena
robot tidak mudah lelah atau bosan.

2. Perkembangan Teknologi Robot


Awal munculnya robot dapat diketahui dari bangsa Yunani kuno yang membuat
patung yang dapat dipindah pindahkan. Sekitar 270 BC, Ctesibus, seorang insinyur Yunani
membuat organ dan jam air dengan komponen yang dapat dipindahkan. Zaman Nabi
3

Muhammad SAW pun, telah membuat mesin perang yang menggunakan roda dan dapat
melontarkan bom.
Tahun 1920
Ide robot bukanlah hal yang baru. Cukup lama manusia memimpikan adanya mekanik
pintar yang dapat menggantikan tugas manusia. Penemuan mainan dan peralatan otomatis
yang kemudian menginspirasi robot dalam bentuk gambar, cerita dan film, menjadi awal
dimulainya perkembangannya. Istilah robot pertama kali dipakai tahun 1920 oleh penulis
Czech Karel Capek (dibaca Chopek) dengan karyanya R.U.R atau Rossums Universal
Robot dimana seorang laki-laki membuat robot dan robot membunuh penciptanya. Banyak
kemudian film menggambarkan robot sebagai alat yang tidak bersahabat atau sebagai mesin
perusak yang berlawanan dengan arti robot (robota) dalam bahasa Czech yang berarti pekerja
paksa.
Tahun 1997
Beberapa film terkenal seperti starwar tahun1977 dengan menampillan robot C3PO
dan R2D2 justru menampilkan robot sebagai pembantu manusia sekaligus juga musuh
manusia. Robot dalam film ini terlihat menyerupai manusia atau istilahnya Android.
Tahun 1941
Tahun 1941, barulah istilah robotics digunakan dalam teknologi robot oleh penulis
fiksi ilmiah Isaac Asimov. Dia juga memprediksi akan munculnya robot-robot industri
canggih dimasa datang. Jika kita lihat hari ini, maka apa yang dibayangkan olehnya terbukti
dimana begitu pesatnya perkembangan robot-robot industri saat ini. Istilah revolusi robot,
robot age atau era robot sudah menjadi hal biasa untuk menjelaskan perkembangan itu.
Robotics diterima sebagai istilah atau kata untuk mendeskripsikan semua kemajuan teknologi
yang berhubungan dengan robot.

Tahun 1956
Georde Devil dan Joseph Engelberger membentuk perusahaan robot pertama kali tahu
1956. Devil memprediksi robot akan menjadi bagian penting di industri sebagai operator
pabrik dan membantu pekerja dalam menjalankan mesin-mesin pabrik. Beberapa tahun
4

kemudian atau tepatnya 1961, General Motor pertama kali menggunakan robot untuk pabrik
otomotifnya. Robot industri kemudian berkembang dan mulai banyak digunakan tahun 1980
oleh perusahaan selain otomotif dimana perkembangan elektronik dan computer membuat
robot modern lahir.
Sekarang
Bentuk robot seperti manusia tidak lagi diperhatikan meski perkembangan robot
android atau humanoid tetap berlangsung dan mengalami penyempurnaan. Kini robot adalah
pekerja industri atau berupa tangan dan lengan yang dikontrol oleh computer dan dapat
dirubah fungsinya dengan mengedit program robot. Bentuk robot industri ini lebih dikenal
sekarang dibanding robot menyerupai manusia.
Perkembangan robot di Indonesia
Mulai tahun 80-an, kebijakan nasional dalam pengembangan riset teknologi telah
memberikan dukungan pada litbang permesinan otomatis dalam rangka mencermati dan
menunjang Sumber Daya Manusia Indonesia yang memiliki minat dan kemampuan untuk
menguasai teknologi robot. Salah satu wujud konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah
laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomatis) yang
diprakarsai oleh BPPT bekerjasama dengan ITB, Industri strategis, serta LET (Laboratorium
Elektronika Terapan) di LIPI.
Sejak dikembangkannya sejumlah laboratorium tersebut, beraneka macam permesinan
otomatis / robot telah berhasil dikembangkan, diproduksi, serta dikomersilkan oleh berbagai
industri, baik industri strategis maupun industri lainnya di Indonesia. Bahkan dalam
pengembangan robot terbaru saat ini, telah dikembangkan jenis robot yang memiliki
kemampuan untuk mengontrol seluruh sistem operasi suatu pabrik.
Sejak tahun 80an, pendayagunaan dan pemanfaatan permesinan otomatis telah
dilakukan terutama melalui sejumlah industri strategis, di antaranya: PT PINDAD (sistem,
peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT, perangkat lunak, komputasi), PT Bharata dan PTBBI
(pengecoran presisi untuk membuat bagian-bagian mesin), dll. Di samping itu, PT DI dan PT
PAL, yang merupakan pengguna mesin otomatis, telah menguasai pengetahuan mengenai
operasionalisasi robot untuk teknologi pesawat terbang dan teknologi perkapalan.

Kontes Robot Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas tahun 1990.
Sebelas tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah satu perwakilan dari Indonesia,
yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah berhasil mencapai prestasi yang spektakuler, yakni
dengan keluar sebagai Juara Pertama pada Asia Pasific Broadcasting (ABU) Robocon yang
diselenggarakan di Tokyo.
Pada tahun 2001 juga, Kementerian Ristek bersama dengan Depdiknas telah mempromosikan
juara Kontes Robot Indonesia dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO
(Research, Inovation, Technology Expo) yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta.
Dalam pameran tersebut terlihat respon positif dan antusiasme dari masyarakat.
Menjelang Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama dengan
Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah
menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tema "Peluang dan Tantangan
Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka ini diselenggarakan dengan tujuan mempertemukan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan teknologi robot, agar para
stakeholders tersebut dapat saling berbagi informasi terbaru dan berbagi pemahaman
mengenai isu-isu teknologi robot yang sedang berkembang saat itu.
Pertanyaannya sekarang apakah robot akan menggantikan manusia? Kemampuan
robot untuk melakukan semua pekerjaan manusia masih jauh baik dari sisi ketrampilan dan
kecerdasan maupun kebebasannya. Robot sekarang adalah model industri bukan Android dan
kita tidak bisa menyamakan kecerdasan ke robot karena ia bekerja berdasarkan perintah yang
dimasukan oleh manusia sebagai program. Robot bisa melakukan semua gerakan manusia
seperti mengambil, menyentuh, menarik dll tapi robot tidak bisa berfikir. Ilmuwan dan
Insinyur mencoba mengembangan kecerdasan buatan buat robot (AI= Artificial Intelegent)
tapi untuk membuat robot berfikir seperti layaknya manusia masih sangat jauh.
Kemampuan robot untuk melakukan gerakan manusia sangat membantu dunia
industri seperti industri mobil, proses pengelasan, perakitan, pemindahan dan banyak lagi.
Gerakan berulang yang presisi adalah salah satu keunggulan robot daripada manusia sehingga
didapat hasil produksi yang konstan dan standard.
Robot industri harus diprogram untuk melakukan semua step gerakan atau kerja
sebelum ia digunakan. Tahap awal ini bisa disebut merangkai atau membangun pola
berfikirnya robot. Benda kerja harus ditempatnya ditempat yang pasti dan tidak berubah-ubah
6

selama proses (meski sekarang kemajuan object recognition sudah maju namun dalam
prakteknya benda kerja masih harus diposisikan ditempat yang tetap). Jika benda kerja
meleset dari posisinya maka proses akan salah dan robot tidak bisa mengkoreksinya. Robot
tidak bisa melihat dan mendengar. Dia tidak bisa merasakan objek dan meprediksi adanya
kesalahan dan robot tidak memiliki kemampuan mengadopsi situasi baru yang terjadi
disekitarnya.
Robot memberikan keuntungan tersendiri bagi pekerja industri dan suatu negara
dimana ia bisa memperbaiki kualitas hidup manusia karena bebas dari pekerjaan yang
menjenuhkan, kotor dan penuh resiko atau dalam istilahnya 3D= Dull, Dirty and Dangerous.
Benar bahwa robot akan menimbulkan pengangguran tapi jangan lupa robot juga
menciptakan lapangan pekerjaa; Insinyur robot, Teknisi, Sales, Programmer dan
Pengawas/supervisor. Robot memberikan keuntungan bagi industri karena adanya
peningkatan output dan perbaikan kualitas. Industri robot tidak mengenal lelah dan keluhan,
ia bisa bekerja tanpa lelah siang malam dengan performance yang sama. Akibatnya, biaya
produk per unit akan turun, menaikan keuntungan dan memberi dampak positif terhadap
pasar serta ekonomi dunia secara keseluruhan.
3. Dampak Penggunaan Robot
Setiap saat waktu bertambah, seiring dengan waktu, perkembangan teknologi pun
terus berkembang dengan pesatnya. Tentunya disertai dengan dampaknya. Kita sudah banyak
merasakan bagaimana dampak negatif perkembangan teknologi di bidang ekonomi. Contoh,
zaman sekarang udah banyak pabrik-pabrik yang memakai mesin dalam memproduksi
barang-barangnya, tentunya ini menggantikan peran manusia dalam memproduksi. Tapi
walaupun begitu, itu semua terjadi karena perbuatan kita yang selalu tidak puas, sehingga
tidak mungkin bagi produsen untuk tidak mengembangkan usahanya. Dari contoh itu
seharusnya orang-orang yang mempunyai kemampuan yang kurang hendaknya harus berpikir
lebih maju. Jangan hanya mengandalkan pekerjaan yang mengutamakan otot, atau
kemampuan lain yang tidak membutuhkan keahlian tinggi. Seperti memasukkan air dalam
botol, menempel stiker pada suatu produk, bahkan seorang kasir pun akan digantikan oleh
mesin di masa depan.
Untuk lebih jelas dalam membayangkan keburukan teknologi adakalanya kita simak
salah satu film doraemon, di film ini dikisahkan suatu negeri yang dikuasai oleh robot,
dimana robot-robot itu pada asalnya diciptakan manusia untuk memudahkan hidupnya, mulai
7

dari pekerjaan yang memerlukan keahlian tingkat rendah sampai kepada keahlian yang
memerlukan keahlian tingkat tinggi. Bahkan yang paling spektakuler adalah penciptaan robot
penemu. Apakah akibatnya? manusia menjadi malas, menjadi konsumtif segala pekerjaan
dilakukan oleh mesin, bahkan saat manusia berjalanpun memakai mesin hasil penemuan si
robot penemu tadi. Akibatnya si robot penemu itu malah berkhianat,dan akhirnya menguasai
manusia, sehingga manusia dijebloskan ke penjara.
Dampak terhadap ketenagakerjaan
Beberapa analis, seperti Martin Ford, penulis The Lights di Tunnel: Otomasi,
Teknologi Mempercepat dan Ekonomi Masa Depan, berpendapat bahwa robot dan bentuk
lain dari otomatisasi pada akhirnya akan menghasilkan signifikan pengangguran ekonomi
kecuali direkayasa untuk menyerap mereka tanpa menggusur manusia, sebagai mesin mulai
mencocokkan dan melebihi kemampuan pekerja untuk melakukan sebagian besar pekerjaan.
Saat ini dampak negatif hanya pada pekerjaan kasar dan berulang, dan sebenarnya ada
dampak positif pada jumlah pekerjaan untuk teknisi yang terampil, insinyur, dan spesialis .
Namun, pekerjaan ini sangat terampil tidak cukup jumlahnya untuk mengimbangi penurunan
lebih besar dalam pekerjaan antara populasi umum, menyebabkan pengangguran struktural di
mana keseluruhan (bersih) meningkat pengangguran.
Seiring perkembangan robotika dan kecerdasan buatan, beberapa khawatir bahwa
pekerjaan terampil bahkan banyak mungkin terancam. Menurut teori ekonomi konvensional,
ini hanya akan menyebabkan peningkatan produktivitas industri yang terlibat; sehingga
permintaan lebih tinggi untuk barang lain. Semakin canggih dan berbahaya pekerjaan di
sebuah industri, pemanfaatan alat bantu robot makin tidak dapat dihindarkan. Misalnya saja
robot pengelas di industri mobil, robot untuk mencari dan memusnahkan ranjau, robot di
perusahaan pertambangan bawah tanah atau pengeboran minyak, serta robot yang bekerja
menangani bahan kimia beracun dan berbahaya.
Dampak terhadap manusia
Selain dampak terhadap ketenagakerjaan, secara tidak langsung penggunaan robot
juga menghasilkan beberapa dampak negatif bagi manusia, seperti :

Pergeseran atau penggantian manusia (displacement, subtitution), misalnya fungsi


otot-otot besar manusia yang di dalam pekerjaannya diganti oleh teknologi, sehingga
manusia mengalami atrofi atau dapat pula otaknya digantikan sehingga terjadi atrofi
8

mental. Bahkan mungkin seluruh fungsi manusia diganti oleh robot, sehingga tergeser

dari pekerjaannya.
Kebebasan terkekang, dalam banyak hal kita harus menyesuaikan diri dengan alat-alat
dan sistem. Waktu mengatur pekerjaan kita meskipun bertentangan dengan
kronobiologi atau irama biologi kita. Hasil pekerjaan yang utuh tidak bisa dinikmati,
karena pekerjaan yang sudah terfragmentasi dan monoton. Informasi yang dapat
diolah semakin banyak, tetapi saluran untuk mengungkapkan informasi tersebut

semakin sedikit.
Kepribadian terhimpit, karena pengaruh informasi yang sifatnya global maka manusia
cenderung menjadi manusia yang terpengaruh oleh isue-isue global, sementara kultur,

nilai-nilai lokal menjadi semakin terkikis.


Objektifitas manusia (dehumanisasi), manusia dianggap sebagai hal yang obyektif,
diurai-urai hanya hal-hal yang dapat diukur atau dihitung saja, sedangkan yang lain
dianggap periferal dan tidak menjadi pertimbangan dalam usaha-usaha pengembanan,

pendidikan dan peningkatannya.


Mentalitas teknologi, hal ini tercermin pada kepercayaan yang berlebihan pada alat
(teknosentris), seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh teknologi dan
sesuatu akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan peralatan dan disertai angkaangka. Hal ini yang sudah biasa atau mudah diperhitungkan masih memerlukan

bantuan penelitian eksperimen.


Penyeimbangan kembali yang tidak adaptif, dalam rangka mengembalikan
keseimbangan yang terganggu oleh teknologi. Orang kadang lari dari kenyataan hidup
dengan menggunakan obat-obatan seperti narkotika, psikotropika dan mencari
kekuatan dengan mengumpulkan barang-barang status (positional goods) untuk

mengkompensasi adaptasi yang gagal.


Krisis teknologi, berbagai krisis yang melanda dunia abad ini terutama disebabkan
oleh perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan
integrasi tidak sempat dilakukan. Akibatnya terhadap individu ialah technostress,
penyakit urban, penyakit peradaban.

Dampak terhadap lingkungan


Seperti halnya dampak terhadap manusia, maka dampak negatif terhadap lingkungan
bertambah penting karena makin luas, cepat dan irreversibel. Beberapa dampak teknologi
terhadap lingkungan adalah :
9

Terkurasnya sumberdaya, karena teknologi cenderung berkembang kearah penciptaan


kebutuhan baru, hiperkonsumsi, maka manusia makin meninkat terutama untuk

kebutuhan kultural.
Gangguan iklim, tumbuhnya kawasan industri, sehingga dapat menimbulkan

perubahan cuaca dan iklim


Pencemaran lingkungan, masalah ini juga banyak dibicarakan oleh pemerhati

lingkungan.
Estabilisasi dan dekompensasi lingkungan, mengganggu keseimbangan ekosistem

atau lebih tepat kesatuan alam menjadi rusak.


Beban lebih informasi, ligkungan informasi juga akan menimbulkan problem karena
pertumbuhannya yang sangat cepat, melampui daya serap dan daya olah manusia.

Perkembangan teknologi robot dengan setiap fungsinya masing-masing sangat baik


karena dapat membantu pekerjaan manusia dan meningkatkan produktifitas. Namun dari
setiap perkembangan yang ada selalu seperti uang yang bermuka dua, juga terdapat sisi
negatif didalamnya. Hal tersebut memang tidak dapat dipungkiri maupun dihindari, hanya
dapat diperlambat saja.
Dengan kecerdasan buatan yang kini telah ditanamkan pada robot, ia dapat berlaku sesuai
dengan yang diperintahkan bahkan tengah dikembangkan, self-learning pada robot, yang
menghasilkan pertambahan produktifitas juga diperlukan kreatifitas dari manusia untuk terus
mengembangkan dan bersaing dalam hal keahlian, sehingga masalah ketenagakerjaan dapat
diminimalisir. Bukan sebaliknya, menjadi malas dan konsumtif yang akhirnya menyebabkan
masalah sosial, yaitu ketergantungan terhadap teknologi dan sulit beradaptasi yang pada
akhirnya merusak lingkungan.

4. Kesimpulan

Perkembangan robot baik dalam hal fungsional maupun kecerdasan semakin


meningkat dengan pesatnya sehingga dapat diterapkan pada industri, pekerjaan
berbahaya (medan perang), hingga rumah tangga.

10

Perkembangan robot bagi industri menghasilkan efektifitas yang tinggi dengan


mempercepat produksi dengan kualitas semakin baik dan jumlah karyawan manusia

berkurang yang beriringan berkurangnya pengeluaran.


Perkembangan robot juga menghasilkan dampak negatif, dibidang ketenagakerjaan
menghasilkan banyak pengangguran akibat pekerjaannya digantikan robot yang
akhirnya memicu kemalasan manusia dan semakin rendahnya keahlian manusia yang
kurang terasah lalu merusak bidang sosial dengan terbatasnya pekerjaan,
dehumanisasi manusia, mentalitas teknologi, konsumtif, tidak adaptif dan krisis
teknologi serta dalam bidang lingkungan menghasilkan eksploitasi berlebihan
terhadap sumber daya.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Aplikasi Robot Dalam Bidang Industri,
http://willayem.blogspot.com/2011/01/aplikasi-robot-dalam-bidang-industri.html
(terakhir diakses 2 Juni 2015)
[2] Dilema Ketenagakerjaan : Manusia atau Robot,
http://harimgh.wordpress.com/2011/10/12/dilema-ketenagakerjaan-manusia-ataurobot/ (terakhir diakses 2 Juni 2015)
[3] Pentingnya Peranan Mesin Robot Bagi Manusia Baik Dalam Dunia Industri maupun
Kehidupan Sehari-hari, http://aplikasiergonomi.wordpress.com/2012/04/12/
pentingnya-peranan-mesin-robot-bagi-manusia-baik-dalam-dunia-industri-maupunkehidupan-sehari-hari/ (terakhir diakses 2 Juni 2015)
[4] Robot, http://id.wikipedia.org/wiki/Robot (terakhir diakses 2 Juni 2015)
[5] Robot dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Sosial,
http://noshagustinugraha.wordpress.com/2011/11/18/robot-dan-pengaruhnya-dalamkehidupan-sosial/ (terakhir diakses 2 Juni 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai