Field Trip PDA
Field Trip PDA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah bagian dari kehidupan di permukaan bumi. Air bukan
merupakan hal yang baru, karena kita ketahui bersama bahwa tidak ada
satupun kehidupan dimuka bumi ini dapat berlangsung tanpa adanya air.
Oleh karena itu , air dikatakan benda mutlak yang sangat diperlukan dalam
kehidupan makhluk hidup. Volume air dalam tubuh manusia rata - rata
65% dari total berat badannya dan volume tersebut sangat bervariasi pada
masing masing orang, bahkan juga bervariasi pada bagian bagi tubuh
seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air
antara lain : otak 74%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6% dan darah
83%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks, antara lain untuk
minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan
WHO, di negara - negara maju tiap orang memerlukan air antara 60 120
liter perhari. Sedangakan di Negara berkembang , termasuk Indonesia tiap
orang memerlukan air antara 30 60 perhari. Selain memenuhi syarat
kuatitas, penyediaan air minum bagi masyarakat juga harus memenuhi
syarat kualitas yang meliputi syarat fisik, syarat bakteriologis, syarat kimia
dan syarat radiologis dan juga tidak melewati nilai ambang batas yang
telah ditetapkan. Sampai saat ini, air permukaan ( sungai, mata air,waduk
dan lain lain) masih menjadi air baku bagi perusahaan air minum baik
perusahaan pemerintah maupun swasta. Oleh karena permukaan air mudah
terkontaminasi terutama bakteri, virus, jamur dan zat - zat kimia lain,
maka harus diadakan pengawasan kualitas air minum yang diproduksi
tetap terjaga.
Pengolahan air dimaksudkan untuk merubah kualitas air yang
semula tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi air yang memenuhi
syarat kesehatan. Sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010, tanggal 19 April 2010, air yang boleh
dikonsumsi oleh manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
C.
Air Tanah
Air tanah (groundwater) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau mengalami
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah.
Proses proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam
perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah biasanya bebas dari
kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau
penjernihan serta persediaannya cukup di sepanjang tahun, walaupun saat
musim kemarau. Tetapi air tanah juga mengandung zat zat mineral dalam
konsentrasi yang tinggi seperti magnesium, kalsium, dan logam berat.
D.
dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa
mual.
Mengukur kekeruhan berarti menghitung banyaknya bahanbahan terlarut yang ada di dalam air. Apabila kondisi air semakin
keruh maka cahaya matahari yang masuk ke permukaan air
berkurang, sehingga jumlah suplai oksigen yang diberikan oleh
tumbuhan akan berkurang. Bahan bahan terlarut dalam air juga
menyerap panas yang mengakibatkan suhu air meningkat, sehingga
jumlah oksigen terlarut dalam air juga berkurang. (Rahayu, dkk,
2009).
c. Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning
dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan
korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah
satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang
banyak ditemukan diperairan umum. Menurut Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 batas maksimal yang terkandung didalam
air adalah 0,3 mg/l. Penyimpangan standar akan menyebabkan rasa
tidak enak dalam air, menimbulkan noda putih pada alat serta
menimbulkan bau dan warna pada air.
d. Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 0,2 mg/l. Air yang
mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak
enak apabila dikonsumsi.
e. Zat organik
Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi
zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu
seperti NH4,H2S, So4 dan NO3 (Kusnaedi, 2004:6).
f. Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah
dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
F.
PDAM Semarang
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang
merupakan perusahaan milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang
pelayanan masyarakat yang menyediakan air bersih untuk masyarakat Kota
Semarang. Secara geografis wilayah Kota Semarang terletak pada posisi
astronomi di antara garis 650 710 Lintang Selatan dan garis 10935
11050 Bujur Timur sehingga Kota Semarang berada dilokasi perbukitan dan
pesisir pantai. Menurut batas wilayah administratif kota semarang terbagi atas
wilayah Barat berbatasan dangan Kabupaten Kendal, wilayah Timur
berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Demak, wilayah Utara berbatasan
dengan Laut Jawa dan wilayah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Ungaran. Penduduk Kota Semarang menurut data Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Semarang tahun 2013 jumlah penduduk kota Semarang
1.739.989. (pdamkotasmg.co.id).
bersih
wilayah
Kota
Semarang
per Februari
2014
berjumlah
24.848 pelanggan
31.232 pelanggan
40.566 pelanggan
29.179 pelanggan
19.813 Pelanggan
Pengolahan Lengkap
lengkap terdiri dari aerasi dan klorinasi. Pengolahan air tidak lengkap biasanya
digunakan untuk mereduksi parameter tertentu yang terkandung di dalam air.
a. Intake
Tempat pengambilan air baku dilengkapi dengan Bar screen /
penyaring yang bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung
(sampah) agar tidak sampai masuk ruang intake karena bisa
mengganggu kinerja pompa.
b. Koagulasi & Flokulasi
Proses Koagulasi adalah proses pemberian koagulan CMA dengan
maksud mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga
partikel koloid tersebut bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
c. Flokulasi
Flokulasi yaitu proses pemberian flokulan dengan maksud
menggabungkan flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses
sebelumnya (koagulasi) sehingga menjadi besar dan mudah untuk
diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat
memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan
mencegah pecahnya kembali flok-flok yang sudah terbentuk.
d. Sedimentasi
Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel / flok-
flok yang
e. Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk melakukan penyaringan flok-flok
halus yang belum dapat terendapkan pada bak sedimentasi. Proses
filtrasi dilakukan dengan cara melewatkan air melalui media porous
yaitu; pasir silica/ kwarsa.
f. Chlorinasi
pelanggan.
2. Pengolahan Tidak Lengkap
Pengolahan tidak lengkap diberlakukan pada air baku yang
hanya mempunyai beberapa parameter saja yang harus diturunkan
kadarnya, contoh air baku yang berasal dari mata air dan air tanah
dalam. Misal air baku tersebut mempunyai kadar zat besi (Fe) yang
melebihi ambang batas, maka pengolahan yang perlu dilakukan adalah:
a. Aerasi
3. Bakteri
4. Algae dan organisme lain sebagai plankton
5. Rasa dan bahan-bahan penyebab rasa
6. Fosfat, sebagai sumber makanan bagi algae
Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan,
penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda
muatan, atau karena elektroforesis. Elektroforesis dapat menyebabkan
koagulasi karena endapan pada salah satu elektrode semakin lama semakin
pekat dan akhirnya membentuk gumpalan. Beberapa proses koagulasi yang
sengaja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain perebusan telur,
pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembuatan lateks, dan penjernihan air
sungai (Sutresna, 2007).
Mekanisme terjadinya koagulasi dikelompokkan atas teori kimia dan
teori fisika. Teori kimia menyatakan bahwa koloid memperoleh muatan listrik
pada permukaannya oleh ionisasi gugus kimia dan koagulasi terjadi karena
interaksi kimia di antara partikel koloid dan koagulan. Muatan partikelpartikel koloid penyebab kekeruhan di dalam air adalah sejenis, oleh karena
itu jika kekuatan ionik di dalam air rendah, maka koloid akan tetap stabil.
Stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunya
permukaan muatan sejenis. Sedangkan teori fisika menekankan terutama
terhadap faktor fisik sebagai lapisan listrik ganda dan adsorbsi counter ion di
mana koagulasi terjadi melalui pengurangan gaya sebagaimana halnya beda
potensial. Partikel koloid menyerap ion-ion positif, ion-ion ini kemudian
menyerap ion negatif tetapi jumlahnya yang diserap lebih sedikit dari ion
positif yang ada sehingga terjadi lapisan listrik ganda. Antara permukaan
partikel koloid dan larutan terjadi beda potensial elektrokinetik sedangkan ionion positif dan negatif di luar lapisan listrik ganda dapat bergerak bebas di
dalam larutan (Manurung, 2012).
Koagulan yang sering digunakan untuk mengendapkan limbah adalah
alum, feri sulfat, feri klorida, dan kapur. Alum akan bereaksi dengan bahan
yang bersifat basa dan membentuk alumunium hidroksida yang tidak dapat
larut dan mengkoagulasi partikel koloid. Kapur akan bereaksi dengan
BAB III
HASIL
A. Klasifikasi Air
Pengolahan air yang dimaksudkan untuk merubah kualitas air yang
semula tidak memenuhi tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi air yang
memenuhi syarat kesehatan. sebagaimana Peraturan menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010, tanggal 19 April 2010, air yang boleh dikonsumsi
manusia harus memenuhi persyaratan fisi, kimia, dan mikrbiologi dengan
Air Baku
Air yang ada di alam (air tanah, air permukaan, dan mata air) yang
kualitasnya mungkin belum memenuhi syarat kesehatan.
Air Bersih
Air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah tangga yag
kualitasnya hamper memenuhi syarat kesehatan dna apabila di minum
B. Sumber Produksi
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang dalam memproduksi air minum
menggunakan berbagai sumber air yang kemudian diolah menjadi air minum
yaitu dapat berasal dari air permukaan, mata air, dan air tanah dalam yang
terbagi dalam sumur kota dan sumur pegunungan. Adapun perinciannya
sebagai berikut:
Air permukaan
Mata air
Air tanah dalam
- Sumur kota
- Sumur pegunungan
Total
C. Jenis Pengolahan
Lokasi
Kontribusi
Produksi
7
8
Produksi
69,2%
11,1%
Th.2011 (lt/det)
1.802,10
345,79
5
25
45
0,9%
18,8%
100%
23,14
472,96
2.643,99
Pada PDAM Tirta Moedal ini menggunakan tiga sumber air baku yang
diolah menjadi air minum. Pada masing-masing sumber air baku tersebut
memerlukan pengolahan air yang berbeda-beda. Jenis pengolahan air baku
dapat dilihat pada table berikut
Tabel 3.2 Jenis Pengolahan Air Baku
No.
1
2
3
Jenis pengolahan
Pengolahan tak lengkap
Pengolahan tak lengkap
Pengolahan lengkap
Gambar 3.2 peralatan untuk melaksanakan tahap demi tahap pengolahan air
Pada pengolahan air permukaan yang diambil dari sungai dilakukan
pengolahan secara lengkap yaitu sebagai berikut:
a. Penyaringan Awal
Aliran air sungai sebagian diarahkan ke intake yang merupakan unita
bangunan pertama dari instalasi pengolahan air. Pada unit bangunan ini
terjadi proses penyaringan terhadap kotoran yang melaynag dan terapung
dengan menggunakan screen jeruji besi (Bar Screen).
proses
sedimentasi
yang
masih
Proses pemberian zat desinfektan dalam hal ini yang dipakai adalah Chlor
(gas/cair) yang bertujuan untuk membunuh bakteri/ kuman yang mungkin
masih ada dalam air. Pembubuhan dilakukan di inlet reservoir dengan
maksud agar mempunyai waktu kontak yang lebih lama di pelanggan.
Reservoir
2
Pelanggan
Jumlah
Total
804
1114
1330
84
216
Pelaksanaan sampling:
1. Dinas Kesehatan Kota Semarang : 600 sampel
2. PDAM Kota Semarang
: 730 sampel
Fisika
Satuan
Kadar
Maksimum
diperbolehkan
yang
1
2
3
4
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
III
1
Warna
Rasa dan Bau
Temperatur
Kekeruhan
Kimia
Antimony
Air raksa
Arsenic
Barium
Boron
Cadmium
Chromium
Tembaga
Sianida
Fluoride
Timah
Molybdenum
Nikel
Nitrat
Nitrit
Selenium
Ammonia
Alminium
Khlorida
Tembaga
Kesadahan
Hydrogen sulfida
Besi
Mangan
pH
Sodium
Sulfat
Total Padatan terlarut
Seng
chlorine
Bakteriologis
Koliform Tinja
a. Pada air minum
b. Pada air yang masuk
TCU
o
C
NTU
15
Tidak berasa/berbau
Suhu udara 3
5
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,005
0,001
0,01
0,7
0,3
0,003
0,05
2
0,07
1,5
0,01
0,07
0,02
50
3
0,01
1,5
0,2
250
2
500
0,05
0,3
0,4
6,5 - 8,5
200
250
500
3
600 - 1000
Jml/100ml
Jml/100ml
0
0
system distribusi
c. Pada
system Jml/100ml
distribusi
Total Koliform
a. Pada air yang masuk Jml/100ml
system distribusi
b. Pada
system Jml/100ml
distribusi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Semarang
adalah perusahaan daerah yang menyediakan kebutuhan air bagi masyarakat
kota Semarang. PDAM memproduksi air serta mendistribusikannya keseluruh
pelanggan. PDAM Tirta Moedal Semarang dibangun sejak jaman penjajahan
Belanda pada tahun 1911. Jumlah pelanggan aktif sampai dengan 31
Desember 2014 sebesar 152.014 pelanggan yang dibedakan menjadi 5 wilayah
pelayanan yakni cabang Semarang Tengah, cabang Semarang Selatan, cabang
Semarang Timur, dan cabang Semarang Barat. Cakupan pelayanan PDAM
Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 62,27% dan tingkat kehilangan
sebesar 45.58%. Kehilangan ini berasal dari kebocoran pipa maupun
pencurian oleh masyarakat.
Kapasitas produksi air minum pada PDAM Kota Semarang
berdasarkan sumber air yaitu : sebesar 68% dari air permukaan, 12% dari mata
air, 1% dari sumur kota, dan 20% dari sumur pegunungan.
B. Saran
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Studi
Teknik
Kimia
Departemen
Teknik
Gas&Petrokimia.
17. Jenie, Betty Sri Laksmie, dan Winiati Pudji Rahayu. 1993. Penanganan
Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
18. Oxtoby, David W. 2001. Principles Of Modern Chemistry. Jakarta: Erlangga.
19. Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
20. Hendricks, David W. 2006. Water Treatment Unit Process: Physical and
Chemical. CRC Press. Florida.