Asfiksi Sedang
Asfiksi Sedang
Disusun Oleh :
NOVITA DWI WARDANI
Nim. 0405.82
2007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek
klinik di BPS Bedali Lawang Malang.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Lydia Putri selaku Kepala Puskesmas Malang
2. Yulianik, SKM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang
3. Endah Tri Agustin, S.SiT selaku Pembimbing Akademi Kebidanan
Widyagama Husada Malang
4. Pembimbing Lapangan Puskesmas Lawang Malang
5. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bawah penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi sempurnanya laporan asuhan kebidanan ini. Semoga laporan asuhan
kebidanan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya penulis.
Malang,
Februari 2007
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.A Usia 3 menit
Dengan Asfiksia Sedang
Di BPS Bedali Lawang Malang
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Pembimbing Lapangan
Wulidha, L.N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asfiksia merupakan keadaan yang paling sering terjadi dilapangan ini
disebabkan karena beberapa hal antara lain gangguan aliran darah uterus,
hipoventilasi akibat pemberian obat analgenetika, kelainan congenital pada
bayi. Jika penanganan pada bayi asfiksia kurang tepat akan mengakibatkan
kematian pada bayi.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan
asfiksia sedang oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil kasus
bayi dengan asfiksia ini.
1.2.2
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai analisa data
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa dapat mengintervensikan suatu masalah
6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
1.2.3
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam membuat asuhan kebidanan
pada bayi Ny. R usia 5 hari dengan asfiksia sedang menggunakan
metode pendekatan deskriptif dengan melakukan tinjauan kasus
Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan praktek lapangan di
Puskesmas pada tanggal 1 Februari 2007.
1.2.5
Sistematika penulisan
BAB 1 Pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan,
pelaksanaan, sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan Teori berisi
landasan teori, konskep manajemen kebidanan. BAB 3 Tinjauan
Kasus berisi pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi
diagnosa dan masalah potensial, kebutuhan segera, intervensi,
implementasi, evaluasi. BAB 4 Pembahasan berisi bahasan dari kasus
apakah ada perbedaan dalam lapangan dan teori BAB 5 penutup yang
berisi kesimpulan dari bahasan kasus dan saran-saran untuk penulis.
Daftar Pustaka
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Asfiksia Neonatorum
2.1.1
2.1.2
Etiologi
Towell (1996) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi terdiri dari :
1. Faktor ibu
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan
kondisi plasenta. Asfiksia janin atas terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusi plasenta, perdarahan
plsenta dan plasenta previa.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilicus dan menghambat
pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ii
dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbug, tali pusat
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
4. Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir yang dapat terjadi
beberapa hal yaitu :
a. Pemakaian alat anastesi (analgetika yang berlebihan pada ibu)
b. Trauma yang terjadio pada persalinan (perdarahan intracranial)
c. Kelainan
congenital
pada
bayi
(hernia
diafragmatika,
Patogenesis
a. Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbullah
rangsangan terhadap nesovagus sehingga jantung janin menjadi
lambat. Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, maka nesovagus
tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbullah kini rangsangan dari neso
Jika Djj normal dan ada mekonium maka janin mulai hipoksia
Jika Djj > 160 x / menit dan ada mekonium maka janin sedang
hipoksia
Jika Djj < 100 x / menit dan ada mekonium maka janin dalam
keadaan gawat
Diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis gawat janin dapat ditetapkan
dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a. In utero
-
Kardiotografi
Ultrasografi
2.1.5
2.1.6
Penanganan
1. Prinsip dasar resusitasi ialah
a. Memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan
saluran pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya
pernafasan
3. Tindakan khusus
a. Asfiksia berat (skor apgar 0-3)
1) Memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan O2
dengan tekanan dari intermiten / melakukan intubasi
endotrakeal
2) Meletakkan Katter dalam trakea, O2 diberikan dengan
tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O untuk mencegah
antibiotika
profilaksi
pada
bayi
yang
intravena
dengan
perlahan-lahan
melalui
umbilikalis)
5) Jika setelah 3x inflasi tidak ada perbaikan pernafasan maka
harus segera masase jantng eksternal dengan frekuensi 80100 x / menit. Dilakukan dengan cara 1 kali ventilisasi
tekanan diikuti oleh 3 kali kompresi dinding toraks
b. Asfikisa sedang (skor apgar 4-6)
1) Melakukan stimulasi dalam waktu 30-60 detik bila tidak
timbul pernafasan spontan maka ventilisasi aktif harus
segar dilakukan
2) Cara ventilisasi aktif yaitu dengan meletakkan kateter O 2
intranasal dan O2 dialirkan dengan aliran 1-2 1/menit
3) Memberikan posisi dorsoflkeis kepala pada bayi
4) Lakukan gerakan membuika dan menutup nares dan mulut
secara teratur disertai gerakan dagu keatas da ke bawah
dalam frekuensi 20x/menit sambil memperhatikan gerakan
dinding toraks dan abdomen
5) Jika tidak ada hasil yang diperlihatkan oleh bayi maka
lakukan ventilisasi mulut ke mulut atau ventilisasi kantong
masker. Ventilisasi dilakukan secara teratur dengan
frekuensi 20 30 x/menit sambil memperhatikan gerakan
pernafasan spontan yang timbul.
(Hasan, 1985 : 1077)
Pengkajian
Tanggal
Jam
Tempat
Oleh
No. Reg
1. Data Subyektif
a. Biodata
Biodata bayi
- nama, jenis kelamin, usia tanggal lahir
b. Keluhan Utama
c. Riwayat prenatal, natal, dan postnatal
-
Prenatal
Natal
ibu
mengobservasi
peredaran
post
: lemah
- TTV
2) Pemeriksaan fisik
Muka
Mulut
Dada
Ekstremitas
3) Pemeriksaan neurologist
-
Reflek moro
Reflek menggenggam
Reflek rooting
Reflek menghisap
Glabella reflek
Gland reflek
4) Pemeriksaan antropometri
BB : normal 2500 4000 gr
PB
: normal 48 52 cm
LK : normal 33 35 cm
2.2.2
Ds
Do
: KU
: lemah
AS
: 4-6
Ketuban : pecah
2.2.3
2.2.4
Suhu
: 350 C
Nadi
: 94 x / menit
Asfiksi berat
Gangguan SSP
Kejang
Kematian
2.2.5
Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi silang
2. Meletakkan bayi pada posisi yang benar yaitu eksternsi
R/ Mempermudah posisi ekstensi membuka jalan napas lebih luas
pada daerah epiglotis
3. Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan slym sucker
R/ Memperlancar jalan nafas agar pemenuhan O2 terpenuhi
4. Memberikan rangsangan taktil
R/ Merangsang timbulnya rasa nyeri
5. Pemeriksaan TTV
R/ mengetahui kondisi bayi dan diteksi dini adanya kelainan
6. Menjelaskan pada keluarga keadaan bayi
R/ Keluarga
lebih
kooperatif
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
7. Rujuk jika masih tetap tidak Bernafas
R/ untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan
dan segera mendapatkan perawatan yang sesuai
2.2.6
Implementasi
Sesuai dengan intervensi
2.2.7
Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN DATA
Tanggal
: 1 Februari 2007
Jam
: 21.48 WIB
Tempat
: di BPS
Oleh
No. Reg
: -
: Y
Nama ibu/ayah
: Ny. R & Tn H
Umur
: 19 th & 26 th
Pendidikan
Umur
: 3 menit
Pekerjaan
Alamat
: Bedali 05/06
Agama
: Islam
Alamat
: Bedali 05/06
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan hamil pertama, ibu tidak pernah menderita penyakit
yang dapat mempengaruhi seperti DM, hepatitis, jantung, asma, dan
TBC. Ibu periksa hamil 6x selama hamil. Ibu suntik TT selama hamil
2x, ibu mengkonsumsi jamu-jamuan selama hamil ibu makan 2-3 x.
hari
4. Riwayat Natal
Ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan, bayi lahir 21.45 WIB lahir
nomal, datang langsung pembukaan lengkap, BB bayi 3000 gr PB. 40
cm ketiban banyak dan keruh letak kepala dan ditolong oleh bidan
TTV :
suhu : 350 C
Nadi
: 94 x/menit
RR
: 24 x / menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Muka
: sianosis / pucat
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Abdomen : simetris, tai pusat belum lepas dan terbungkus kasa kering
Genetalia : lai-lai testis belum turun, glan penis normal
Ekstremitas : warna kulit dan kuku sianosis, gerakan lea turgor kulit
baik
3. Pemeriksaan Nurologis
a. Reflek moro
Pada bayi tidak timbul gerak terkejut ketika diberi suntikan
mendadak
b. Reflek menggenggam
Saat tangan disentuh dengan jari pemeriksam bayi tidak
menggenggam jari pemeriksa
c. Reflek rooting
Bayi tidak menoleh waktu pipi disentuh
d. Reflek menghisap
Hisapan bayi pada putting susu lemah
e. Glabella reflek
Bayi tidak mengerutkan kening dan mengedipkan mata saat
disentuk pada daerah as glabella
4. Pemeriksaan antropometri
a. BB : 3000 gr
b. PB : 40 cm
c. LK : 34 cm
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx
Ds
: -
Do
: KU
: lemah
BB
: 3500 gr
PB
: 40 cm
AS
: 4-6
: 350 C
Nadi
: 94 x / menit
RR
: 24x / menit
Muka
: Siaonosis
Mata
: konjungtiva pucat
Dada
Asfikisa berat
Gangguan SSP
Kejang
Kematian
Tujuan
: 1 Februari 2007
Jam
: 21.48 WIB
Dx
1) Melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah melaukan tindakan
2) Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk
3) Memberikan posisi yang benar yaitu kepala ekstensi dan memberi batal
agar leher tetap tengadah
4) Membersihkan jalan nafas dengan cara :
a. Kepala dimiringkan agar cairan terkumpul di mulut dan tidak difaring
bagian belakang
b. Mulut dibersihkan terlebih dahulu agar cairan tidak teraspirasi
c. Menghisap lendir dengan slym sucker sampai bayi bisa Bernafas
sendiri
5) Memberikan rangsangan takstil pada bayi dengan cara :
a. Menggosok punggung bayi
b. Menepuk atau menyentil telapak kaki bayi
6) Menjelaskan pada keluarga tentang keadaan bayinya saat ini
7) Menkjelaskan pada bayi dan keluarga agar tidak dimandikan bayinya
setelah 6 jam sehingga tidak memperparah keadaan bayi
8) Melakukan observasi TTV untuk mengetahui adanya komplikasi yang
menyertai
3.7 EVALUASI
Tanggal
: 2 Februari 2007
Jam
: 12.10 WIB
Dx
: KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
BB
: 3000 gr
PB
: 40 cm
Nadi
: 130 x / menit
RR
: 60 x / menit
: 36,70 C
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asfiksia neonatorum merupakan kasus yang banyak dijumpai
dilapangan yang disebabkan karena beberapa hal. Namun ini dapat dicegah
jika ibu hamil tidak mengkonsumsi jamu-jamuan saat hamil dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan janinnya.
Dalam penulisan laporan asuhan kebidanan pada bayi asfiksia
neonatorum ini penulis tidak menemukan kesenjangan yang mencolok dan
tindakan yang telah dilakukan maupun hasil yang diperoleh, mendapatkan
perawatan sesuai dengan terapi dan teori yang ada juga hasil yang
memuaskan
5.2 Saran
Hendaknya dalam asuhan kebidanan dikumpulkan data yang lengkap
dan valid, agar kita sebagai tenaga kesehatan memberikan asuhan yang
optimal baik pada intervensi maupun implementasi terlebih dalam
menentukan atau mengidentifkasi atau diagnosa dan masalah sehingga kita
dapat memahami dan melakukan kebutuhan segera melakukan penanganan
yang sesuai atau kompeten
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : Arcan.
Mochtar Rustam. 1998. Synopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC