Oleh:
Saubanur Ramadhan
Jevo Rivan Sandikta
Harsoni
Pembimbing :
dr. Netty Herawati M.Ked
(For) Sp.F
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
KERACUNAN
ER-10
Racun
Adalah zat atau bahan yang bila
masuk ke dalam tubuh melalui mulut,
hidung ( inhalasi), suntikan dan absorbsi
melalui kulit, atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif
besar akan merusak kehidupan atau
mengganggu dengan serius satu atau
lebih organ atau jaringan
Macam-2 Toksikologi:
1. Toksikologi
klinis
2. Toksikologi
industri
3. Toksikologi
forensik
Macam-macam dosis
Motif Keracunan
Kecelakaan.
Bunuh diri.
Pembunuhan.
Pemeriksaan Dalam :
Pemeriksaan Tambahan :
Pemeriksaan Toksikologis.
JENAZAH :
Organ Penerima.
Organ Pengedar.
Organ Pemakai.
Organ Pengeluaran.
Kulit sekitar tempat suntikan
Rambut dan kuku
Semuanya tergantung dari jenis racun yang
Prosedur ADMINISTRASI :
- Foto Copy SPVR.
- Laporan Polisi.
- Surat Permohonan pemeriksaan
dengan ket.singkat hasil otopsi.
- Berita Acara penyegelan &
pembungkusan BB
DASAR HUKUM :
Keppres
RI No.3
KUHP
Pasal
202 tahun
205 1997 tentang
Pengawasan
dan Pengendalian
UU
RI No 35 tahun
2009 ttg
Minuman Beralkohol.
Narkotika
Pasal 133 ayat 1 KUHAP
Pemeriksaan
TKP mencari
sisa-2 barang
bukti racun di
gelas, cangkir,
piring, dll.
Menanyai
saksi-2
sekitar
Meminta
otopsi
jenazah
TOKSIKOLOGI
KHUSUS
A. RACUN-RACUN GOLONGAN :
MINUMAN BERALKOHOL
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA
OBAT-OBAT TERTENTU
PENGERTIAN ALKOHOL :
Yang dimaksud alkohol dalam minuman
beralkohol adalah etilalkohol atau etanol.
Di pasaran dikenal :
C2H5OH
Banyak diproduksi untuk minuman beralkohol
Peredaran diatur dengan KEPPRES.
Pada kadar tertentu menimbulkan keracunan
akut maupun kronis.
CH30H
Tidak untuk konsumsi minuman beralkohol
Dipakai untuk industri,dll
Dikenal dengan istilah SPIRITUS BAKAR.
Farmakokinetik
- Alkohol diabsorpsi dalam jumlah sedikit pada
mukosa mulut & lambung.
- Sebagian besar (80%) diabsorpsi di usus
halus & sisanya di colon.
- Kecepatan absorpsi tergantung kepada takaran
& kons. alkohol dalam minuman yg diminum
serta kondisi lambung & usus yg kosong.
- Kadar alkohol dalam darah mencapai puncak
30-90 menit sesudah masuk.
10% alkohol yg dikonsumsi dikeluarkan lewat
urine, keringat, dan pernapasan. Kons. dalam
urine lebih besar daripada dalam darah.
Pengaruh
Alkohol
dalam
Tubuh
30-40 mg % :
penciutan lapangan pandang, penurunan ketajaman
penglihatan.
80 mg % :
gangguan penglihatan 3 dimensi, gangguan pendengaran,
kurang konsentrasi.
200 mg % :
banyak bicara, reflek menurun, inkoordinasi otot-2 kecil,
kadang-2 nistagmus.
250-300 mg % :
penglihatan kabur, tak dapat mengenali warna, konjungtiva
merah, dilatasi pupil, makin tinggi pembicaraan makin kacau,
tremor pada tangan dan bibir
400-500 mg % :
aktivitas motorik hilang, pernapasan perlahan, dangkal, suhu
turun, koma
jangka
lama.
- Penderita tidak dapat menguasai dirinya fisik
dan
mental, sehingga membahayakan dirinya
maupun
sekitarnya.
- Gambaran post mortem :
KERACUNAN METANOL
Terjadi akibat mengkonsumsi metilalkohol
(spiritus bakar).
Biasanya dlm. bentuk dicampur dengan
etilalkohol (minuman beralkohol).
Metanol dioksidasi dalam hepar menjadi
formalde- hide kemudian dioksidasi lagi
menjadi as. formiat.
Gejala timbul 1/2 - 1 jam setelah ingesti.
Dalam dosis fatal timbul stupor, koma,
kejang, hipo-termia, dan mati. Kematian
didahului dg. kebutaan (akibat neuritis
optica).
Kadar fatal dlm.darah : 80 mg %.
Pada otopsi tidak memberikan gambaran
spesifik.