Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
diurai oleh tanah. Maka dari itu makalah ini dibuat untuk memberikan wawasan tentang
aplikasi ilmu kimia dalam indusrti plastik serta mengetahui nilai nilai ekonomi dan
lingkungan kepada penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini adapun yang jadi permsalahannya adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana manajemen pada industri plastik?
2. Apa bahan baku utama dari plastik?
3. Bagaimana cara memproduksi plastik?
4. Bagaimana pengaruhnya limbah plastik terhadap lingkungan sekitar?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui manajemen dalam industri.
2. Mengetahui jenis bahan baku utama dari plastik.
3. Mengetahui cara memproduksi plastik.
4. Mengetahui pengaruhnya limbah plastik terhadap lingkungan sekitar.
BAB II
ISI
Setiap kegiatan industri memerlukan bahan baku yang berbeda untuk dapat
melakukan produksi. Bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi karakteristik dan
kualitas produk yang dihasilkan.
2.1 Manajemen
Pengertian
Manajemen
menurut
organisasi
berhubungan
kerja adalah
agar
dapat
kegiatan-kegiatan
yang
dikerjakan bersama.
perincian tugas
sejenis
Sedangkan
pekerjaan agar
setiap
dan
saling
pembagian
individu
dalam
industri
plastik,
wewenang
untuk
memberi
keputusan
devisi
produksi
dan
distribusi.
Sedangkan
untuk
perusahaan.
Bertanggung jawab penuh terhadap kehilangan barang yang ada di gudang.
Membuat laporan yang mengenai keluar masuknya barang jadi di gudang.
Bertanggung jawab atas kebersihan di gudang.
Menjaga keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan perusahaan.
Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada wakil direktur.
dan
penarikan
sejumlah
karyawan
beberapa
kebutuhan-
penarikan
yang
biasa
digunakan
meliputi:
kantor penempatan
tenaga kerja,
serikat
buruh dan
Latihan
dimaksudkan
keterampilan-keterampilan
dan
untuk
memperbaiki
teknik-teknik
penguasaan
pelaksanaan
pekerjaan
lingkup
lebih
luas
dalam
pengembangan
dan
peningkatan
Manajemen
industri
plastik
tidak
segan
memberikan
pembayaran
dan
finansial
sebagai
untuk
dengan
pekerjaan,
memiliki
standar-standar,
serta
kerja
apabila
karyawan masih
melakukan pelanggaran, maka akan diterbitkan SP2. Jika dalam masa SP2
pihak karyawan melakukan kesalahan, maka pihak Manajemen terpaksa
mengeluarkan karyawan tersebut dari manajemen industri plastik sesuai
dengan prosedur pemecatan yang berlaku.
sebuah
pedoman
perusahaan
dalam
mengarahkan
kegiatan
fisik
yang
ada
dalam
perusahaan,
perusahaan
diberikan
kepada
para
karyawan,
dalam
perekrutan,
bekerja
dengan
baik
sesuai
dengan
yang
diharapkan
untuk
menjaga
tercapainya
tujuan
perusahaan,
bekerja
dengan
baik.
Sedangkan
untuk
staff
kantor,
pelanggan.
Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di
hasilnya.
Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan kepuasan
pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan, pemasok, pemodal,
keseluruhan.
Membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi.
Menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable,
organisasi.
Setiap karyawan harus mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja mereka.
Setiap karyawan harus memahami tugas dan tanggung jawab mereka.
Setiap karyawan harus secara aktif mencari kesempatan untuk meningkatkan
yang tidak dapat dimaafkan selama kegagalan tersebut dianalisis dan dilakukan perbaikan
ke depannya. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
- Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh
-
dalam organisasi.
Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang
dan efisien.
Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang
diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi
hambatan lintas-fungsional.
Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum
mengambil tindakan.
- Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
6. Perbaikan yang Terus-menerus
Perbaikan berkesinambungan dari kinerja keseluruhan organisasi harus menjadi
tujuan tetap organisasi. Ini juga berarti bahwa organisasi tidak boleh puas terhadap hasil
yang dicapai. Harus selalu ada peningkatan performa dari tahun ke tahun. Beberapa hal
yang harus dilakukan tekait prinsip ini adalah:
- Secara periodik melakukan pemeriksaan sistem seperti menjalankan kegiatan
-
inetranal audit
Secara periodik mengadakan rapat khusus yang membahas masalah yang berkaitan
menyebabkan mudahnya pesaing baru untuk memasuki industri ini, karena dengan
14
memiliki mesin yang ada, serta sumber daya manusia yang cukup, sudah dapat
mendirikan perusahaan manufaktur plastik ini.
Ancaman produk pengganti dalam industri sebenarnya tidak terlalu tinggi,
kecuali untuk beberapa produk, misalnya rotan plastik, rotan plastik memiliki produk
pengganti yaitu rotan asli yang memiliki kualitas lebih baik dan ketahanan yang
lebih
lama, tetapi harga bahan baku akan rotan plastik sudah tinggi diakibatkan
langkanya bahan baku, tetapi hal ini tetap menjadi ancaman bagi perusahaan apabila
konsumen mulai tidak memikirkan harga yang ada dan lebih mementingkan kualitas
terhadap produk rotan. Tetapi, kebanyakan pelanggan lebih memilih produk rotan
plastik karena harganya relatif lebih murah dibanding dengan produk rotan asli, serta
produk rotan plastik sekarang lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan rotan
yang asli. Produk rotan plastik juga memiliki varian yang lebih, misalnya saja warna
dari produk rotan plastik dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sedangkan
rotan asli hanya terbatas. Untuk biaya peralihan produk, konsumen akan merasakan
selisih harga yang lumayan tinggi antara produk plastik dengan produk rotan asli.
2.1.7 Utilitas Pabrik
Sebuah pabrik mempunyai dua sistem proses utama, yaitu sistem pereaksian
dan sistem proses pemisahan & pemurnian. Kedua sistem tersebut membutuhkan
kondisi operasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pabrik, panas biasanya
disimpan dalam fluida yang dijaga pada suhu dan tekanan tertentu. Fluida yang
paling umum digunakan adalah air panas dan uap air karena alasan murah dan
memiliki kapasitas panas tinggi. Fluida lain biasanya digunakan untuk kondisi
pertukaran panas pada suhu di atas 100oC pada tekanan atmosfer. Air atau uap air
bertekanan (dinamakan kukus atau steam) mendapatkan panas dari ketel uap (boiler).
Sistem pemindahan panas bertugas memberikan panas dan menyerap panas.
Misalnya, menyerap panas dari sistem proses yang menghasilkan energi seperti sistem
proses yang melibatkan reaksi eksotermik atau menyerap panas agar kondisi sistem di
bawah suhu ruang atau suhu sekitar. Untuk penyerap panas agar suhu di bawah suhu
ruang biasanya pabrik menggunakan refrigerant, bahan yang sama dengan yang
bekerja pada lemari es. Penggunaan air sebagai media pendingin juga dibatasi sifat
fisiknya, yaitu titik didih dan titik beku. Suhu air pendingin perlu dikembalikan ke
suhu sekitar atau suhu ruang agar bisa difungsikan kembali sebagi pendingin. Sistem
pemroses yang melakukan ini adalah cooling tower.
15
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia
dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat
perputaran sekrup injeksi dapat dilihat pada Gambar 2.4. Plastik yang sudah meleleh
diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle
ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang sudah dingin dan mengeras
dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam dalam rumah
cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat proses
pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik
sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh
bisa langsung diinjeksikan.
1) Blown film
2) Flat film and sheet
3) Ekstrusi pipa
4) Ekstrusi profil
5) Pemintalan benang
6) Pelapisan kabel
c. Proses Blow Molding
Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk
berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan
dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan
dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan.
d. Proses Thermoforming
Thermoforming adalah proses pembentukan lembaran plastik termoset dengan cara
pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan atau penekanan ke
rongga mold. Plastik termoset tidak bisa diproses secara thermoforming karena
pemanasan tidak bisa melunakkan termoset akibat rantai tulang belakang molekulnya
saling bersilangan. Contoh produk yang diproses secara thermoforming adalah bakelit.
Proses Polimerisasi
Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer
bereaksi untuk membentuk rantai yang besar.
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi
tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti
monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atomatom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama
berlangsungnya proses polimerisasi.
18
Polimerisasi
kondensasi
adalah
polimerisasi
yang
disertai
dengan
ester + air
2.2.4
CH2
C
Cl
polivinilklorida (PVC)
Macam-macam Plastik
Klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu: 1.
Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk
plastik termoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali
mengeras bila didinginkan. 2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi
akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik termoset dengan sifat tidak dapat
mengikuti perubahan suhu (irreversible) [3]. Bila sekali pengerasan telah terjadi maka
bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Plastik dapat dikelompokkan atas dua tipe, yaitu termoplastik dan termoset [4]:
a. Plastik Termoset yaitu jenis plastiik tidak dapat kembali kebentuk awal
(irreversibel). Jika dilakukan pengerasan maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis termoset ini tidak
19
begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
termoplastik. Contohnya fenol formaldehid dan urea formaldehid.
b. Plastik Termoplastik yaitu jenis plastik yang meleleh pada suhu tertentu, melekat
mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat kembali (reversibel)
kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Plastik
termoplastik merupakan jenis plastik yang dapat didaur ulang atau dicetak
kembali dengan proses pemanasan ulang. Plastik ini akan menjadi lunak bila
menerima pemanasan, dan menjadi keras bila suhu turun kembali. Karena itu
termoplastik mudah dibentuk dan dapat didaur ulang beberapa kali dengan
melakukan pemanasan setiap kali membentuknya [5]. Contohnya polietilena,
polipropilena, polistiren dan polivinilklorida.
1) Berdasarkan monomernya terbagi kepada:
a. Polietilenaterephthalate (PET)
Polietileneterepthalate (PET). Material ini dihasilkan dari kondensasi
antara etilena glikol dengan asam terepthalik dan termasuk pada tipe termoplastik.
PET ini dapat dibentuk menjadi fiber seperti dacron. Material PET ini merupakan
plastik utama untuk pembuatan kantong kemasan makanan.
Polipropilena
sangat
mirip
dengan
polietilena
dan
sifat-sifat
penggunaannya juga serupa [6]. Polipropilena lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap [7]. Monomer polipropilena diperoleh dengan
pemecahan secara distalasi minyak kasar etilen, propilena dan homolognya yang
lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan
menggunakan katalis Natta Ziegler polipropilena dapat diperoleh dari propilen.
20
mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi, yang banyak digunakan sebagai
pengemas makanan, karena sifatnya yang termoplastik, polietilena mudah dibuat
kantung dengan derajat kerapatan yang baik [8]. Konversi etilena menjadi
polietilena (PE) secara komersial semula dilakukan dengan tekanan tinggi, namun
ditemukan cara tanpa tekanan tinggi. Polietilena dibuat dengan proses
polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping dari industri
minyak dan batubara.
1) Proses polimerisasi yang dilakukan ada dua macam, yakni pertama dengan
polimerisasi yang dijalankan dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000 atm)
menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran
dari rantai lurus dan bercabang.
2) Polimerisasi dalam bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan
molekul makro berantai lurus dan tersusun paralel.
Reaksi polimerisasi etilena menjadi polietilena:
CH2=CH2
-(CH2-CH2)n-
21
tersebut dan bila batas waktu itu telah dilewati maka PVC kembali menjadi
mudah pecah dan mudah patah.
dengan cara polimerisasi yang menghasilkan produk seperti : polyvinyl chloride (PVC),
polyvinyl acetate (PVA), polyethylene (PE), polypropylene (PP), acryloninitrie butadiene
styrene (ABS), acrylonitrie styrene (AS), synthetic resin (alkyd, amino, epoxy, henolic,
polyester, polyurethane, vinyl acrylic), Phthalate (PET), polystyrene (PS), polyethylene
terephthalete (PET), styrene butadiene rubber (SBR [9]).
22
Metode pengolahan limbah industri secara fisika, kimia, dan biologi digunakan setelah
limbah dihasilkan. Metode pengolahan secara fisika digunakan untuk mengurangi konsentrasi
dan mereduksi jumlah limbah, dan untuk memisahkan jika terdapat perbedaan fase limbah,
metode pengelolaan limbah secara kimia digunakan untuk mengubah limbah berbahaya
menjadi produk yang tidak berbahaya. Pengelolaan secara biologi dilakukan dengan
penambahan mikroba dan enzim untuk mengubah limbah berbahaya menjadi tidak berbahaya,
yang digunakan untuk limbah organik [10].
2.3.1 Pengolahan Secara Fisika
Solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan/atau sifat kimia dengan
menambah bahan pengikat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau
membatasi kelarutan, pergerakan atau penyebaran daya racun limbah sebelum dibuang.
Dalam proses polimerisasi, monomer dan katalis digabungkan dengan aliran
limbah, dan polimer berbentuk endapan akan terbentuk. Produk kemudian dikemas dan
dibuang. Polimer yang digunakan dalam teknik ini adalah urea formaldehida (melamin).
Keuntungan dari proses ini adalah limbah tahan terhadap air dan kerusakan dan produk
akhir tidak perlu disimpan dalam wadah. Kelemahannya adalah solidifikasi merupakan
proses yang mahal dan hanya berlaku untuk limbah dengan volume yang kecil.
2.3.2 Pengolahan Secara Kimia
2.3.2.1 Kalsinasi
Kalsinasi adalah proses pengolahan untuk limbah kompleks yang mengandung
senyawa organik dan anorganik. Aplikasi nyata dari proses ini adalah kalsinasi lumpur
kapur dari pabrik pengolahan air, residu berat dari manufaktur kilang minyak,
konsentrasi dan pengurangan volume cair, limbah radioaktif, dan pengolahan lumpur
kilang yang mengandung hidrokarbon, fosfor, dan senyawa kalsium, magnesium, besi,
dan aluminium.
2.3.2.2 Klorinolisis
Proses ini digunakan untuk limbah organik terklorinasi, yang nantinya akan
diubah menjadi karbon tetraklorida (CCl4). Didalam proses, limbah organik dimasukkan
ke dalam reaktor di 9000 F bersama dengan gas klorin di bawah 20 atm. Klorin bereaksi
dengan hidrokarbon untuk membentuk karbon tetraklorida selain produk diklorinasi
lainnya, kemudian dipisahkan dengan cara destilasi. Proses ini hanya berlaku untuk
aliran limbah yang sudah diketahui hanya mengandung limbah organik. Selain itu,
klorinolisis menghasilkan asam klorida dan gas fosgen sebagai limbah, yang
23
diperlakukan lebih lanjut. Kebocoran klorin merupakan bahaya lain yang berkaitan
dengan proses ini.
2.3.3 Pengolahan Secara Biologi
Proses biologi melibatkan reaksi kimia yang dilakukan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme ini menyerap senyawa yang terkandung dalam limbah dan membusuk
dengan bantuan enzim tertentu. Kemudian limbah keluar dan terdekomposisi. Yaitu lumpur
aktif. Lumpur aktif adalah pengolahan limbah yang paling banyak digunakan dalam proses
pengolahan limbah biologis. Proses ini menggunakan mikroorganisme untuk membusukan zat
organik encer limbah cair. Dimana mikroorganisme bercampur dengan limbah organik.
Kemudian mikroba menyerap limbah tersebut ke dalam sel,melalui membran sel, kemudian
ke sitoplasma dimana enzim dihasilkan sehingga terjadi reaksi yang menghasilkan energi bagi
mikroorganisme tersebut.
2.3.4 Insinerasi
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah
berbahaya, namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas
beracun hasil pembakaran tidak mencemari lngkungan.
Insinerasi adalah proses yang melibatkan konversi limbah beracun dan berbahaya
menjadi kurang atau tidak beracun. Limbah dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk
mengubahnya menjadi gas dan partikel. Insinerasi dianggap sebagai pilihan yang menarik
setelah sumber pengurangan, dan daur ulang. Metode ini kadang-kadang lebih disukai karena
metode pengolahan lain berbahaya dalam kandungan limbahnya.
Insinerasi juga lebih baik untuk mengurangi limbah berbahaya dimana tidak menjaga
mereka dalam penahanan pembuangan dalam jangka panjang. Biasanya semua jenis sampah
organik atau bahan yang mudah terbakar adalah calon potensial untuk insinerasi. Bahkan air
yang terkontaminasi dan tanah saat dibuang oleh insinerasi.
Jenis yang paling umum dari insinerator:
1. Rotary kiln
2. Injeksi Cair
3. Fluidizedbed
4. Unit Buka-perapian
2.3.5 Pengolahan Limbah Plastik Termoset
24
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah tentang industri plastik yang kami buat ini dapat disimpulkan
bahwa:
Bahan baku plastik pada umumnya adalah monomer yang diubah menjadi
polimer baik berasal dari alam maupun sintesis. Polimer alam dapat diperoleh
seperti dari kayu, kulit binatang, kapas, karet alam. Sedangkan polimer sintesis
Process,
Ekstrusi
Process,
Blow
Molding
Process,
dan
Thermoforming Process.
Hasil produksi ini menghasilkan suatu limbah yang dapat mempengaruhi
ekosistem di lingkungan sekitarnya. Hal ini berdampak pada kesehatan dan
dapat berakibat buruk yang dapat menimbulkan suatu penyakit seperti:
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, beracun, dan juga dapat menyebabkan
kebakaran.
3.2 Saran
Untuk pembuatan makalah selanjutnya lebih baik difokuskan pada satu jenis jenis
plastik agar pokok bahasan lebih terpusat pada jenis plastik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
26
1 Hasibuan M. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara; 2011.
2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
3 Davidson A. Handbook of Precision Engineering. Britain: Mc Graw-Hill; 1970.
4 Erliza, Sutedja. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan. Bogor: IPB Press;
1987.
5 Syarief R, Santausa S, Isyana. Teknologi Pengemasan Pangan, PAU Pangan dan Gizi.
Bogor: IPB Press; 1989.
6 Brody AL. Aseptic Packaging of Food. Food Technology. 1972 70-74.
7 Winarno FG, Jennie. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia; 1982.
8 Sacharow, Griffin. Principle of Food Packaging. Westport: The AVI Publishing; 1980.
9 [Anonymous]. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
B3.
10 Ali MF, Basam A, James S. Handbook of Industrial Chemistry. USA: Mc Graw-Hill
Companies; 2005.
27