A K U N TA N S I
K EU A N G A N
D A ER A H
Hendy Widanarko
Jati Dwi Kesumaningrum
D A SA R H U K U M
Lam piran IPERATU RAN M EN TERID ALAM N EG ERIREPU BLIK
IN D O N ESIA N O M O R 64 TAH U N 2013 tentang Panduan
Penyusunan Kebijakan AkuntansiPem erintah D aerah
R u an g Lin g ku p :
1.
KEBIJAKAN
AKU N TAN SI
KEU AN G AN
2.
PELAPO RAN
b.
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan
Pengakuan
Pengukuran
Penyajian&Peng
Bagaimana disajikannya dan pengungkapannya
ungkapan
di Laporan Keuangan dan CaLK
Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Empat pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan
akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan
oleh manajemen:
a) Pertimbangan sehat;
b) Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi;
c) Subtansi mengungguli bentuk;
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan
sesuai hakekat transaksi dan realita kejadian, tidak semata-mata
mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian
d) Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang
cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusankeputusan (Paragraf 40 PSAP No.4)
)Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengindentifikasikan dan
menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas
pelaporan
dan
metode
penerapannya
yang
secara
material
mempenagruhi penyajuan LRA,LP SAL, Neraca, LO, LAK dan LPE. (paragraf
41 PSAP No.04)
Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Secara umum, kebijakan akuntansi pada CaLK menjelaskan
hal-hal berikut:
a) Entitas pelaporan;
b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan L/K;
c) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan L/K;
d) Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan
dengan PSAP ini diterapkan oleh suatu entitas pelaporan pada
masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan
beradasarkan kesiapan entitas;
e) Setiap kebijakan
memahami L/K
akuntansi
tertentu
yang
diperlukan
untuk
Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu
dipertimbangkan untuk disajikan antara lain:
a)Pengakuan pendapatan-LRA;
b)Pengakuan pendapatan-LO;
c) Pengakuan belanja;
d)Pengakuan beban;
e)Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
f) Investasi;
g)Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud
dan tidak berwujud;
h)Kontrak-kontrak konstruksi;
i) Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
j) Kemitraan dengan pihak ketiga;
k)Biaya peneilitian dan pengembangan;
l) Persedian;
m)Pembentukan dana cadangan;
n)Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
o)Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai
Penerapan Perubahan
Kebijakan
Suatu Perubahan Kebijakan Akuntansi harus dilakukan
hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi akibat dari
peraturan perundang-undangan atau penerapan SAP yang berlaku, atau
apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai posisi keuanagn, kinerja keuangan atau arus kas
yang relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas
Ruang Lingkup:
a) Penyajian laporan keuangan;
b) Pedoman struktur laporan keuangan, dan;
LAPORAN KEUANGAN
BASIS KAS
MENUJU
AKRUAL
BASIS
AKRUAL
Neraca
1. LRA adalah laporan yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
satu periode pelaporan.
2. Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu
3. LAK adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi,
dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan
4. CaLK adalah penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca, dan LAK, informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
SAP serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar
5. LPSAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
6. LO adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. LO menyajikan pendapatan dan beban (berbasis
akrual).
7. LPE adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
12
Lanjutan
2. K EB IJA K A N A K U N TA N S I A K U N
Rujukan Utama:
a.PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan
b.PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi
c.PSAP 07 tentang Akuntansi Aset tetap
d.PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan
e.PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban
f. PSAP
10
tentang
Koreksi
Kesalahan,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak
Dilanjutkan; dan
g.IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait akun
A. Aset:
1. Kas Setara kas
2. Investasi Jangka
Pendek
3. Piutang
4. Persediaan
5. Investasi Jangka
Panjang
6. Aset Tetap
7. Aset Lainnya
B. Kewajiban:
1. Kewajiban jangka pendek di PPKD
terdiri atas:
. Utang Bunga;
. Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang;
. Utang Beban; dan
. Utang Jangka Pendek Lainnya;
2. Kewajiban jangka pendek di SKPD
terdiri atas:
. Utang Perhitungan Pihak
Ketiga (PFK);
. Pendapatan Diterima Dimuka;
. Utang Beban; dan
. Utang Jangka Pendek Lainnya.
3. Kewajiban jangka panjang di PPKD
terdiri atas:
. Utang Dalam Negeri;
. Utang Luar Negeri; dan
. Utang Jangka Panjang Lainnya
C. Ekuitas:
1. Ekuitas
2. Ekuitas SAL
3. Ekuitas untuk dikonsolidasikan
A. ASET
1) PIUTANG:
Nilai yang belum dilunasi dari setiap tagihan yang ditetapkan; atau
Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). oleh karena itu, terhadap piutang yang
diperkirakan tidak akan tertagih dilakukan penyisihan.
Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan umur piutang (aging
schedule). Piutang dalam aging schedule dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan
umur maupun penentuan besaran yang akan disisihkan.
2) PERSEDIAAN
Metode pencatatan :
a.
Metode Prepetual
b.
Metode periodik
) Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out). Harga pokok dari barang-barang
yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama kali
A. ASET Lanjutan .
3) INVESTASI JANGKA PANJANG:
Penilaian investasi jangka panjang dilakukan dengan tiga metode yaitu:
a.
b.
c.
4) ASET TETAP
) Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan;
) Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan
)Pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika memenuhi
kriteria sebagai berikut:
. Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:
. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
. bertambah umur ekonomis, dan/atau
. bertambah volume, dan/atau
. bertambah kapasitas produksi
)Penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam
neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana
cadangan. Aset lainnya antara lain aset tak berwujud, kemitraan dengan pihak ketiga, kas yang
dibatasi penggunaannya, dan aset lain-lain
Aset Tak berwujud (goodwill, hak paten, royaty dll)
a.
Pengakuan:
Aset Tak Berwujud harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
. Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan atau jasa
potensial yang diakibatkan dari Aset Tak Berwujud tersebut akan mengalir kepada/dinikmati
oleh entitas; dan
. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal
b.
Pengukuran
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak Berwujud yang memiliki
masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat dikukan dengan berbagai metode seperti garis lurus,
metode saldo menurun dan metode unit produksi.
) aset lain-lain
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dalam aset
tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan
kemitraan dengan pihak ketiga
A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:
aset lain-lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain. (rusak
berat, usang, dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena
sedang menunggu proses pemindahtanganan)
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam
aset lain-lain
Pengukuran aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan
dari penggunaan aktif pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset
Lain-lain menurut nilai tercatatnya. Aset lain lain yang berasal
dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan
penyusutan aset tetap.
Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset Lainnya dan
diungkapkan secara memadai di dalam CaLK.
A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus
dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap
untuk digunakan dan mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan
dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut akan
mengalir masuk kedalam entitas tersebut.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak
Berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti garis lurus, metode saldo
menurun dan metode unit produksi.
ATB disajikan dalam neraca sebagai bagian dari Aset Lainnya. Hal-hal
yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan atas Aset Tak Berwujud
antara lain sebagai berikut:
Masa manfaat dan metode amortisasi;
Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai sisa Aset Tak
Berwujud; dan
Penambahan maupun penurunan nilai tercatat pada awal dan akhir
periode, termasuk penghentian dan pelepasan Aset Tak Berwujud .
a. Kewajibaan
a) Pengakuan Kewajiban
)
o)
o)
o)
o)
o)
b) Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kewajiban pemerintah
daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
b. Ekuitas
a) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari
Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya
seperti koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain.
b) Ekuitas SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka
penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
mencakup antara lain Estimasi Pendapatan, Estimasi Penerimaan Pembiayaan,
Apropriasi Belanja, Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan
SAL, Surplus/Defisit - LRA.
c) Ekuitas untuk Dikonsolidasikan
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal account
untuk kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening Koran
PPKD.
Pendapatan LO
Pendapatan-LO merupakan hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
1) Pengakuan
Pendapatan-LO diakui pada saat:
) Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini dikenal juga
dengan earned.
) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber
daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara
tunai (realized) maupun masih berupa piutang (realizable)
PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan (Pendapatan hasil eksekusi jaminan diakui saat
pihak ketiga tidak menunaikan kewajibannya)
) Pendapatan Transfer
) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
) Pendapatan non operasional
Pendapatan Non Operasional mencakup antara lain Surplus Penjualan Aset Nonlancar,
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang, Surplus dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya
) PAD
3 (tiga) alternatifpengakuan :
1) Pendapatan pajak yang didahului oleh penerbitan Surat
Ketetapan. diakui ketika telah diterbitkan penetapan berupa
Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait
2) Pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan
sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan
dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan
perhitungan tersebut. diakui ketika telah diterbitkan
penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan
terkait
3) Pendapatan retribusi yang pembayarannya diterima untuk
memenuhi kewajiban dalam periode tahun berjalan . diakui
ketika pembayaran telah diterima.
2) Pengukuran Pendapatan LO
) Pendapatan-LO operasional non pertukaran,
diukur sebesar aset yang diperoleh dari
transaksi non pertukaran yang pada saat
perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar
) Pendapatan-LO dari transaksi pertukaran
diukur
dengan
menggunakan
harga
sebenarnya (actual price) yang diterima
ataupun menjadi tagihan sesuai dengan
perjanjian yang telah membentuk harga
Keteranga
n
LRA
LO
Pengakuan
Pengukuran
a.Pendapatan-LO operasional
non
pertukaran,
diukur
sebesar aset yang diperoleh
dari
transaksi
non
pertukaran yang pada saat
perolehan tersebut diukur
dengan nilai wajar
b.Pendapatan-LO
dari
transaksi pertukaran diukur
dengan
menggunakan
harga sebenarnya (actual
price)
yang
diterima
ataupun menjadi tagihan
sesuai dengan perjanjian
yang
telah
membentuk
harga
Keteranga
n
Pengukur
an
LRA
d. Pengecualian azas bruto dapat
terjadi jika penerimaan kas dari
pendapatan
tersebut
lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain
dari pada pemerintah daerah atau
penerimaan kas tersebut berasal
dari transaksi yang perputarannya
cepat, volume transaksi banyak dan
jangka waktunya singkat
LO
Pengakuan Beban LO
Beban bunga
Beban Subsidi
Beban hibah
Beban Transfer
Beban pegawai
Melalui LS beban pegawai diakui saat diterbitkan SP2D atau pada
saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah
Melalui GU/UP/TUbeban pegawai diakui ketika bukti pembayaran
beban
Beban Barang
Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang atau
Berita
Acara Serah Terima ditandatangani. Dalam hal pada akhir tahun masih
terdapat barang persediaan yang belum terpakai, maka dicatat
sebagai pengurang beban
2) Pengukuran Beban
) Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar aset yang
digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur
dengan nilai wajar.
) Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga
sebenarnya (actual price) yang dibayarkan ataupun yang menjadi
tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk harga.
Kesalahan
K
esala
peng han dapa
ak
t
peng uan, pen timbul dal
un
gu
am
keua gkapan u kuran, pe
ngan
nsurn
.
unsu yajian ata
r lapo
u
ran
al aha
s
e
K
1.
i al , a
r
e
t
a
nm
tau
ntuk
u
a
j
a
seng laporan
i
d
g
n
n
rial ya penyajia euangan
e
t
a
ak m ai suatu kinerja k
d
i
T
.
2
ap
n,
menc keuanga rtentu.
i
posis rus kas te
a
atau
D . KO REKSIKESALAH AN
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua)
jenis:
a)Kesalahan tidak berulang; dan
b)Kesalahan berulang dan sistemik;
Terima
Kasih