Anda di halaman 1dari 39

K EB IJA K A N

A K U N TA N S I
K EU A N G A N
D A ER A H

Hendy Widanarko
Jati Dwi Kesumaningrum

D A SA R H U K U M
Lam piran IPERATU RAN M EN TERID ALAM N EG ERIREPU BLIK
IN D O N ESIA N O M O R 64 TAH U N 2013 tentang Panduan
Penyusunan Kebijakan AkuntansiPem erintah D aerah

R u an g Lin g ku p :
1.

KEBIJAKAN

AKU N TAN SI

KEU AN G AN
2.

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N

PELAPO RAN

KEBIJAKAN AKU N TAN SI


Definsi:
a.

Kebijakan akuntansi adalah proses pemilihan metode


pelaporan, alternatif, sistem pengukuran dan teknik
pengungkapan tertentu diantara semua yang mungkin
tersedia untuk pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan
(Elden S Hendriksen)

b.

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar,


konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik
yang dipilh oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan (PSAP 04)
Akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran dan penyajian atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, pada
laporan keuangan.

Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan

Pengakuan

Pengukuran

Kapan dan kondisi seperti apa diakui

Berapa banyak yang diakui

Penyajian&Peng
Bagaimana disajikannya dan pengungkapannya
ungkapan
di Laporan Keuangan dan CaLK

Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Empat pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan
akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan
oleh manajemen:
a) Pertimbangan sehat;
b) Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi;
c) Subtansi mengungguli bentuk;
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan
sesuai hakekat transaksi dan realita kejadian, tidak semata-mata
mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian
d) Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang
cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusankeputusan (Paragraf 40 PSAP No.4)
)Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengindentifikasikan dan
menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas
pelaporan
dan
metode
penerapannya
yang
secara
material
mempenagruhi penyajuan LRA,LP SAL, Neraca, LO, LAK dan LPE. (paragraf
41 PSAP No.04)

Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Secara umum, kebijakan akuntansi pada CaLK menjelaskan
hal-hal berikut:
a) Entitas pelaporan;
b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan L/K;
c) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan L/K;
d) Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan
dengan PSAP ini diterapkan oleh suatu entitas pelaporan pada
masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan
beradasarkan kesiapan entitas;
e) Setiap kebijakan
memahami L/K

akuntansi

tertentu

yang

diperlukan

untuk

)Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi


diungkapkan, manajemen harus mempertimbangkan manfaat
pengungkapan
tersebut
dalam
membantu
pengguna
untuk
memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan.

Kebijakan AkuntansiLanjutan....
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu
dipertimbangkan untuk disajikan antara lain:
a)Pengakuan pendapatan-LRA;
b)Pengakuan pendapatan-LO;
c) Pengakuan belanja;
d)Pengakuan beban;
e)Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
f) Investasi;
g)Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud
dan tidak berwujud;
h)Kontrak-kontrak konstruksi;
i) Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
j) Kemitraan dengan pihak ketiga;
k)Biaya peneilitian dan pengembangan;
l) Persedian;
m)Pembentukan dana cadangan;
n)Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
o)Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika
perubahan tersebut:
Dipersyaratkan oleh suatu PSAP; atau
Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan
atau arus kas entitas.

Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari


satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan

Penerapan Perubahan
Kebijakan
Suatu Perubahan Kebijakan Akuntansi harus dilakukan
hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi akibat dari
peraturan perundang-undangan atau penerapan SAP yang berlaku, atau
apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai posisi keuanagn, kinerja keuangan atau arus kas
yang relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas

Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada


Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai
pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus
diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap
tahun-tahun yang akan datang (Paragraf 50 PSAP 04)

1 . KEBIJAKAN AKU N TAN SIPELAPO RAN KEU AN G AN

KEBIJAKAN AKU N TAN SIPEM ERIN TAH D AERAH


Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan
ini
mengatur
penyajian
laporan
keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) dalam
rangka meningkatkan keterbandingan
laporan
keuangan
baik
terhadap
anggaran, antar periode, maupun antar
entitas

Ruang Lingkup:
a) Penyajian laporan keuangan;
b) Pedoman struktur laporan keuangan, dan;

Kebijakan AkuntansiPem erintah D aerah Lanjutan

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dikelola, dengan menyediakan informasi mengenai:
a) Posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah;
b) Perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
daerah;
c) Sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
d) Ketaatan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan;
e) Cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan
kasnya;
f) Potensi pemerintah daerah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan;
g) Yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam
mendanai aktivitasnya

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


BERBASIS AKRUAL VS KAS MENUJU AKRUAL
NO

LAPORAN KEUANGAN

BASIS KAS
MENUJU
AKRUAL

BASIS
AKRUAL

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Neraca

Laporan Arus Kas (LAK)

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

Laporan Operasional (LO)

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

1. LRA adalah laporan yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
satu periode pelaporan.
2. Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu
3. LAK adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi,
dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan
4. CaLK adalah penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca, dan LAK, informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
SAP serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar
5. LPSAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
6. LO adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. LO menyajikan pendapatan dan beban (berbasis
akrual).
7. LPE adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
12

ISISTR U KTU R LAPO RAN


1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
)Pendapatan-LRA;
)Belanja;
)Transfer;
)Surplus/Defisit-LRA;
)Pembiayaan; dan
)Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
)Saldo Anggaran Lebih awal;
)Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
)Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
)Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya;
)Lain-lain; dan
)Saldo Anggaran Lebih akhir

ISISTRU KTU R LAPO RAN Lanjutan


3. NERACA
)Aset
)Kewajiban,
)Ekuitas
4. LAPORAN OPERASIONAL
)Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
)Beban dari kegiatan operasional;
)Surplus/defisit dari kegiatan non operasional;
)Pos luar biasa; dan
)Surplus/defisit-LO
5. LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris

ISISTRU KTU R LAPO RAN Lanjutan


6.LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS:
) Ekuitas awal;
) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
) Koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang
disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar, seperti:
. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya;
. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset
tetap.
)Ekuitas akhir

ISISTRU KTU R LAPO RAN Lanjutan


7.CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN:
Hal-hal yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
antara lain adalah:
) Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi;
) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target;
) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada
lembar muka laporan keuangan;
) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

CATATAN ATAS LAPO RAN KEU AN G AN

Lanjutan

Didalam bagian penjelasan kebijakan akuntansi


pada Catatan atas Laporan Keuangan, diuraikan
hal-hal sebagai berikut:
Dasar pengakuan dan pengukuran yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
memerlukan pengaturan lebih rinci oleh entitas
pelaporan; dan
Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang
diperlukan untuk memahami laporan keuangan

2. K EB IJA K A N A K U N TA N S I A K U N

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N N ERACA

Rujukan Utama:
a.PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan
b.PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi
c.PSAP 07 tentang Akuntansi Aset tetap
d.PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan
e.PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban
f. PSAP
10
tentang
Koreksi
Kesalahan,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak
Dilanjutkan; dan
g.IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait akun

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N N ERAC A Lanjutan


Menguraikan Jenis akun, metode penyajian, Pengungkapan,
pengakuan dan pencatatan atas:

A. Aset:
1. Kas Setara kas
2. Investasi Jangka
Pendek
3. Piutang
4. Persediaan
5. Investasi Jangka
Panjang
6. Aset Tetap
7. Aset Lainnya

B. Kewajiban:
1. Kewajiban jangka pendek di PPKD
terdiri atas:
. Utang Bunga;
. Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang;
. Utang Beban; dan
. Utang Jangka Pendek Lainnya;
2. Kewajiban jangka pendek di SKPD
terdiri atas:
. Utang Perhitungan Pihak
Ketiga (PFK);
. Pendapatan Diterima Dimuka;
. Utang Beban; dan
. Utang Jangka Pendek Lainnya.
3. Kewajiban jangka panjang di PPKD
terdiri atas:
. Utang Dalam Negeri;
. Utang Luar Negeri; dan
. Utang Jangka Panjang Lainnya

C. Ekuitas:
1. Ekuitas
2. Ekuitas SAL
3. Ekuitas untuk dikonsolidasikan

A. ASET
1) PIUTANG:

Piutang diakui saat:

Diterbitkan surat ketetapan; atau

Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau

Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Piutang dicatat dan diukur sebesar:

Nilai yang belum dilunasi dari setiap tagihan yang ditetapkan; atau

Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). oleh karena itu, terhadap piutang yang
diperkirakan tidak akan tertagih dilakukan penyisihan.

Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan umur piutang (aging
schedule). Piutang dalam aging schedule dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan
umur maupun penentuan besaran yang akan disisihkan.

2) PERSEDIAAN
Metode pencatatan :
a.

Metode Prepetual

b.

Metode periodik

) Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out). Harga pokok dari barang-barang
yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama kali

A. ASET Lanjutan .
3) INVESTASI JANGKA PANJANG:
Penilaian investasi jangka panjang dilakukan dengan tiga metode yaitu:

a.

Metode biaya (< 20% atau Kepemilikan berpengaruh signifikan )

b.

Metode ekuitas (>20%)

c.

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (kepemilikan nonpermanen)

4) ASET TETAP
) Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan;
) Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan
)Pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan dikapitalisasi jika memenuhi
kriteria sebagai berikut:
. Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:
. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
. bertambah umur ekonomis, dan/atau
. bertambah volume, dan/atau
. bertambah kapasitas produksi
)Penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam
neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.

A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana
cadangan. Aset lainnya antara lain aset tak berwujud, kemitraan dengan pihak ketiga, kas yang
dibatasi penggunaannya, dan aset lain-lain
Aset Tak berwujud (goodwill, hak paten, royaty dll)

a.

Pengakuan:
Aset Tak Berwujud harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
. Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan atau jasa
potensial yang diakibatkan dari Aset Tak Berwujud tersebut akan mengalir kepada/dinikmati
oleh entitas; dan
. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal

b.

Pengukuran
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak Berwujud yang memiliki
masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat dikukan dengan berbagai metode seperti garis lurus,
metode saldo menurun dan metode unit produksi.

) aset lain-lain
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dalam aset
tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan
kemitraan dengan pihak ketiga

A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:

aset lain-lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain. (rusak
berat, usang, dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena
sedang menunggu proses pemindahtanganan)
Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam
aset lain-lain
Pengukuran aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan
dari penggunaan aktif pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset
Lain-lain menurut nilai tercatatnya. Aset lain lain yang berasal
dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan
penyusutan aset tetap.
Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset Lainnya dan
diungkapkan secara memadai di dalam CaLK.

A. ASET Lanjutan .
5) ASET LAINNYA:
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus
dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap
untuk digunakan dan mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan
dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut akan
mengalir masuk kedalam entitas tersebut.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak
Berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti garis lurus, metode saldo
menurun dan metode unit produksi.
ATB disajikan dalam neraca sebagai bagian dari Aset Lainnya. Hal-hal
yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan atas Aset Tak Berwujud
antara lain sebagai berikut:
Masa manfaat dan metode amortisasi;
Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai sisa Aset Tak
Berwujud; dan
Penambahan maupun penurunan nilai tercatat pada awal dan akhir
periode, termasuk penghentian dan pelepasan Aset Tak Berwujud .

B.KEW AJIBAN D AN EKU ITAS

a. Kewajibaan
a) Pengakuan Kewajiban
)

Kewajiban diakui pada saat:


o)

Dana pinjaman diterima oleh pemerintah; atau

o)

Dana pinjaman dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan pemerintah


daerah; atau

o)

Pada saat kewajiban timbul.

Kewajiban dapat timbul dari:


o)

Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);

o)

Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), sesuai hukum yang berlaku


dan kebijakan yang diterapkan, yang belum dibayar lunas sampai dengan saat
tanggal pelaporan;

o)

kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events); dan

o)

Kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).

b) Pengukuran Kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kewajiban pemerintah
daerah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

B. KEW AJIBAN D AN EKU ITAS Lanjutan .

b. Ekuitas
a) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari
Ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya
seperti koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain.
b) Ekuitas SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka
penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
mencakup antara lain Estimasi Pendapatan, Estimasi Penerimaan Pembiayaan,
Apropriasi Belanja, Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan
SAL, Surplus/Defisit - LRA.
c) Ekuitas untuk Dikonsolidasikan
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal account
untuk kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening Koran
PPKD.

C. KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO


a.

Pendapatan LO
Pendapatan-LO merupakan hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

1) Pengakuan
Pendapatan-LO diakui pada saat:
) Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini dikenal juga
dengan earned.
) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber
daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara
tunai (realized) maupun masih berupa piutang (realizable)

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan


a) Pendapatan LO PPKD
) PAD
)

Melalui Penetapan (pendapatan denda atas keterlambatan pekerjaan dll)

Tanpa penetapan (jasa giro, komisi, potongan dll)

PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan (Pendapatan hasil eksekusi jaminan diakui saat
pihak ketiga tidak menunaikan kewajibannya)

) Pendapatan Transfer
) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
) Pendapatan non operasional
Pendapatan Non Operasional mencakup antara lain Surplus Penjualan Aset Nonlancar,
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang, Surplus dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan


b) Pendapatan LO SKPD

) PAD
3 (tiga) alternatifpengakuan :
1) Pendapatan pajak yang didahului oleh penerbitan Surat
Ketetapan. diakui ketika telah diterbitkan penetapan berupa
Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait
2) Pendapatan pajak yang didahului dengan penghitungan
sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan
dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan
perhitungan tersebut. diakui ketika telah diterbitkan
penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan
terkait
3) Pendapatan retribusi yang pembayarannya diterima untuk
memenuhi kewajiban dalam periode tahun berjalan . diakui
ketika pembayaran telah diterima.

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan

2) Pengukuran Pendapatan LO
) Pendapatan-LO operasional non pertukaran,
diukur sebesar aset yang diperoleh dari
transaksi non pertukaran yang pada saat
perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar
) Pendapatan-LO dari transaksi pertukaran
diukur
dengan
menggunakan
harga
sebenarnya (actual price) yang diterima
ataupun menjadi tagihan sesuai dengan
perjanjian yang telah membentuk harga

Pendapatan LRA vs Pendapatan LO

Keteranga
n

LRA

LO

Pengakuan

a. Diterima di Rekening Kas Umum


Daerah; atau
b. Diterima oleh SKPD; atau
c. Diterima entitas lain diluar pemerintah
daerah atas nama BUD.

a.Timbulnya hak atas


pendapatan.
b.Pendapatan direalisasi

Pengukuran

a. membukukan penerimaan bruto, dan


tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)
b. diukur dengan menggunakan nilai
nominal kas yang masuk ke kas daerah
dari
sumber
pendapatan
dengan
menggunakan asas bruto
c. Dalam hal besaran pengurang terhadap
Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat
variabel
terhadap
pendapatan
dimaksud dan tidak dapat dianggarkan
terlebih dahulu dikarenakan proses
belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan

a.Pendapatan-LO operasional
non
pertukaran,
diukur
sebesar aset yang diperoleh
dari
transaksi
non
pertukaran yang pada saat
perolehan tersebut diukur
dengan nilai wajar
b.Pendapatan-LO
dari
transaksi pertukaran diukur
dengan
menggunakan
harga sebenarnya (actual
price)
yang
diterima
ataupun menjadi tagihan
sesuai dengan perjanjian
yang
telah
membentuk
harga

Pendapatan LRA VS Pendapatan LO Lanjutan ..

Keteranga
n
Pengukur
an

LRA
d. Pengecualian azas bruto dapat
terjadi jika penerimaan kas dari
pendapatan
tersebut
lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain
dari pada pemerintah daerah atau
penerimaan kas tersebut berasal
dari transaksi yang perputarannya
cepat, volume transaksi banyak dan
jangka waktunya singkat

LO

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan


b. Beban LO
1)

Pengakuan Beban LO

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset,


atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa/saat
terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti
keluarnya kas dari kas umum daerah.
a) Pengakuan Beban PPKD
)

Beban bunga

Beban Subsidi

Beban hibah

Beban Bantuan sosial

Beban penyisihan piutang

Beban Transfer

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan


a) Pengakuan Beban PPKD
) Beban bunga saat bunga tersebut jatuh tempo untuk
dibayarkan

) Beban Subsidi saat kewajiban pemerintah daerah untuk


memberikan subsidi telah timbul.
) Beban hibah sesuai NPHD dilakukan bersamaan dengan
penyaluran

) Beban Bantuan sosial bersamaan dengan penyaluran


) Beban penyisihan piutang saat akhir tahun.
) Beban Transfer saat diterbitkan SP2D atau pada saat
timbulnya kewajiban pemerintah daerah (jika terdapat dokumen
yang memadai).

KEBIJAKAN AKU N TAN SIAKU N LO Lanjutan


b) Pengakuan Beban SKPD
)

Beban pegawai
Melalui LS beban pegawai diakui saat diterbitkan SP2D atau pada
saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah
Melalui GU/UP/TUbeban pegawai diakui ketika bukti pembayaran
beban

Beban Barang
Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang atau
Berita
Acara Serah Terima ditandatangani. Dalam hal pada akhir tahun masih
terdapat barang persediaan yang belum terpakai, maka dicatat
sebagai pengurang beban

2) Pengukuran Beban
) Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar aset yang
digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur
dengan nilai wajar.
) Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga
sebenarnya (actual price) yang dibayarkan ataupun yang menjadi
tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk harga.

Kesalahan
K
esala
peng han dapa
ak
t
peng uan, pen timbul dal
un
gu
am
keua gkapan u kuran, pe
ngan
nsurn
.
unsu yajian ata
r lapo
u
ran

Laporan keuangan tidak sesuai dengan


PSAP jika mengandung:

al aha
s
e
K
1.

i al , a
r
e
t
a
nm

tau

ntuk
u
a
j
a
seng laporan
i
d
g
n
n
rial ya penyajia euangan
e
t
a
ak m ai suatu kinerja k
d
i
T
.
2
ap
n,
menc keuanga rtentu.
i
posis rus kas te
a
atau

D . KO REKSIKESALAH AN
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua)
jenis:
a)Kesalahan tidak berulang; dan
b)Kesalahan berulang dan sistemik;

Beberapa macam koreksi kesalahan pada pemerintah daerah:


) Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak,
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam
periode berjalan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja,
maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.
) Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatanLRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.

Pengungkapan Koreksi Kesalahan


Sifat kesalahan periode lalu;
Mempunyai
pengaruh
yang
signifikan/material pada periode
berikutnya.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai