SAINS BANGUNAN
SEMESTER GENAP
Winda Saraswati
Dwi Iswanto
M. Sahid
Eva Rosdiana
M. Aziz
: 04.2013.1.02660
: 04.2013.1.02658
: 04.2013.1.02638
: 04.2013.1.02639
: 04.2013.1.02666
JURUSAN ARSITEKTUR
FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCIANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2015
Kelompok 1 (Sains Bangunan)
TAMPAK DEPAN
pada
jam
09.00
dititik
diarea
imam
kami
mengukur
temperatur,kelembaban dan percahayaan.jam 09.02 kami mengukur pada titik 2 diarea tempat
wudhu perempuan dan kami mengukur temperatur,kelembaban dan percahayaan.
a) Pada jam 09.04 kami mengukur pada titik 3 area jamaah laki-laki depan atau 1,5
meter dari area imam kami mengukur temperatur,kelembaban dan percahayaan.
b) Pada jam 09.06 kami mengukur pada titik 4 area luar masjid sebelah selatan 1 meter
dari jendela kami mengukur temperatur,kelembaban dan percahayaan.
c) Pada 09.08 kami mengukur pada titik 5 area jamaah perempuan 1 meter dari jendela
kami mengukur temperatur,kelembaban dan percahayaan.
d) Pada jam 09.10 kami mengukur pada titik 6 area jamaah laki-laki sejajar dengan titik
7. 1 meter dari jendela kami mengukur percahayaan.
e) Pada jam 09.12 kami mengukur pada titik 7 area luar masjid sebelah utara 1 meter
dari jendela kami mengukur temperatur kelembaban dan percahayaan.
f) Pada jam 09.12 kami mengukur titik 8 pada area jamaah laki-laki belakang kami
mengukur temperatur kelembaban dan percahayaan.
g) Pada jam 09.14 kami mengukur pada titik 9 area luar sebelah timur 1 meter dari pintu
masuk kami mengukur temperatur kelembaban dan percahayaan
Letak
Afiliasi agama
Deskripsi Arsitektur
Jenis arsitektur
Masjid
Gaya arsitektur
Modern
Tahun selesai
2014
Pengaruh Iklim yang mempengaruhi
3.1.3
Penerangan Alami
Pada Siang Hari Cahaya alami yang di gunakan pada bangunan kampus itats hanya
dengan Cahaya matahari langsung yang didapat pada jendela atau pintu kaca pada ruangan ,
hal itu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penerangan pada siang hari di dalam bangunan.
Tetapi sebaiknya cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan
karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari.,
Kelompok 1 (Sains Bangunan)
3.1.4
Intensitas cahaya
Dari data yang kita dapat pada bangunan masjid Kampus Itats, intensitas cahaya pada
3 titik di sisi utara timur - selatan . Telah sudah memenuhi standard SNI 200 lux atau
lebih , di bandingkan 3 titik di dalam yang berjarak hanya 1 meter dari setiap sisi titik . 1 titik
paling dalam di area imam memiliki nilai intensitas cahaya yang sangat tinggi, karena
kurangnya pencahayaan alami yang masuk kedalam area imam .
Jika semua tempat memiliki nilai intensitas cahaya dibawah nilai yang di anjurkan .
hal ini dapat terjadi karena pengukuran dilakukan pada saat penerangan yang kurang
maksimum atau kurangnya cahaya secara langsung .
3.1.5
menghamburkan biaya. Memang ada masjid yang memakai system penghawaan bangunan
sekelas AC yang terbilang
kemungkinan besar hanya ada di masjid-masjid kecil setingkat komplek atau perumahan
mengingat luasan ruang dalamnya yang tidak terlalu besar sehingga AC masih dapat bekerja
secara efektif. Selebihnya, penghawaan di masjid-masjid terutama yang berskala besar seperti
Masjid Kampus Itats ini mengutamakan system penghawaan alami, didukung beberapa kipas
angin.
Seperti yang ada pada masjid kampus itats bukaan seperti pintu, jendela, kisi-kisi,
jendela atas, memungkinkan terjadinya cross ventilation (sistem sirkulasi udara dimana
bukaan-bukaan diletakkan sedemikian rupa sehingga udara bisa mengalir dengan baik.).
Hasilnya, pergantian udara, temperature, dan kelembapan di area masjid setiap waktu
senantiasa terjaga dan tetap pada kondisi yang baik meski dipenuh ijemaat.
Dari data yang suda kita dapat kelembaban udara pada masjid di setiap titik sekitar 50-60% ,
itu dikatakan nyaman dan wajar meskipun kulit terasa kering . turun di bawah 40% kering yang kita
rasakan tidak wajar untuk kulit normal . di atas 80% kulit akan terasa lengket , pengap , panas.
4.1 Analisa Pengukuran
Kenyamana dan perasaan nyaman adalah peniaian komprehensif seseorang terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu kenyamanan tidak bisa diwakili oleh satu angka tumggal.
Kita menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam diri kita
melelui keenam indra kita yang oleh saraf dibawa ke otak dan dinilai. Dalam hal ini yang
terlibat bukan hany fisik biolgis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu, dan lain
rangsangan ditangkap sekaligus kemudian diolah oleh otak. Kemudian otak akan
memberikan penilaian yang relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak. ( fisika bangunan,
prasasto satwiko)
Demilian juga analisa yang kami lakukan di masjid ITATS. Kami menggunakan fisik
dan perasaan untuk menyimpulkan hasil analisa. Analisa dilakukan pada jam 09.00 dengan
keadaan langit cerah. Kami melakukan analisa di 8 titik. 4 titik di luar masjid dan 4 titik di
dalam masjid. Pada titik luar masjid sebelah selatan hasil yang kami peroleh adalah 31,7
derajat celcius lebih kecil dibandingkan dengan bagian luar sebelah utara yang nilainya 31,9
derajat celcius. Dari hasil ini kami mulai menganalisa terhadap perbedaan nilai temperature.
Analisa yang kami simpulkan bahwa perbedaan terjadi karena factor vegetasi dan sinar
matahari. Pada sisi luar bagian selatan vegetasi lebih banyak dibandingkan dengan sisi luar
bagian utara. Sinar matahari pada sisi luar bagian utara lebih tinggi sedangkan pada sisi luar
bagian selatan tidak sepenuhnya tersentuh sinar matahari karena tertutup dengan gedung B.
untuk nilai temperature yang paling besar berda pada daerah sekitar imam, yaitu 32,5 derajat
celcius. Dari nilai ini kami menganalisa dan menyimpulkan bahwa pada titik imam terasa
panas karena dinding masjid hampir 55% adalah kaca. Karena kaca lebih cepat ditembus
sinar matahari dari pada dinding. Alasan lainnya karena cahaya yang masuk dari tiga sisi
masjid dan tidak terdapat pengaruh vegetasi dari luar. Itulah kenapa di titik imam lebih panas
daripada di titik-titik lainnya.
Kami juga menganalisa pencahayaan alami. Hasil analisa kami pencahayaan alami di
masjid ITATS bisa dikategorikan cukup. Alasannya kembali lagi ke material dinding yang
50%nya adalah kaca.
Kami juga menganalisa tentang RH (Relative humidity ). Besaran RH yang bisa
diterima oleh tubuh manusia adalah 50% - 60%. Hasil analisa kami menunjukkan nilai RH
disemua titik antara 54% - 57% kecuali di titik luar sebelah selatan yaitu 61,8%. Dari hasil ini
kami menyimpulkan bahwa perbedaan nilai yang terjadi dikarenakan sisi selatan tidak
sepenuhnya terkana sinar matahari dan pengaruh vegetasi yang besar.
Dari analisa ini, kami menyimpulkan bahwa kinerja bangunan tidak cukup baik karena
kami merasa gerah dan panas ketika didalam masjid. Alasannya karena material dinding di
sisi utara, timur, dan barat menggunakan kaca. Sehingga panas yang masuk ke dalam
bangunan bisa melalui semua sisi dan itu mengakibatkan suhu yang tinggi.
T U G AS I
SAINS BANGUNAN
SEMESTER GENAP 2013/2014
Winda Saraswati
Dwi Iswanto
M. Sahid
Eva Rosdiana
M. Aziz
: 04.2013.1.02660
: 04.2013.1.02658
: 04.2013.1.02638
: 04.2013.1.02639
: 04.2013.1.02666
JURUSAN ARSITEKTUR
FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCIANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2015