Anda di halaman 1dari 18

TEORI BEHAVIORISME

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN JAKARTA

Ciri

utama manusia:
- Berpikirmenjelajah fenomena yang
nampak dan tidak nampak
- Berbahasaberkomunikasi, bersosialisasi
untuk menyampaikan hasil pemikirannya

TEORI
1.
2.
3.

Mendeskripsikan, menerangkan,
menjelaskan fakta.
Meramalkan kejadian-kejadian yang akan
terjadi berdasarkan teori yang sudah ada.
Mengendalikan: mencegah sesuatu supaya
tidak terjadi atau mengusahakan supaya
terjadi.

BELAJAR
Teori

berhubungan dengan belajar.


Belajar: pemerolehan ilmu melalui proses,
pengalaman, dan latihan,
Belajar akan melibatkan ingatan.
Lupa belum tentu hilang sama sekali dari
ingatan.
Ingatan dapat dipanggil kembali dengan
merangsang otak.
Caranya yaitu dengan belajar kembali.

PRINSIP BELAJAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dilakukan dengan sengaja.


Harus direncanakan sebelumnya dengan struktur
tertentu.
Guru menciptakan pembelajaran buat siswa.
Memberikan hasil tertentu buat siswa.
Hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol dengan
cermat.
Sistem penilaian dilaksanakan secara
berkesinambungan.

Pengertian Belajar
Perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon
Bentuk perubahan yg dialami siswa dalam hal
kemampuannya dg cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon.
Faktor penting dalam belajar behavioristik
Masukan atau input, yang berupa stimulus
Keluaran atau output, yang berupa respon
Faktor penguatan (reinforcement) baik positive reinforcement maupun
negative reinforcement

Tokoh aliran behavioristik, antara lain: Thorndike, Watson,


Clark Hull, Edwin Guthrie dan Skinner

Harapan

dari belajar:
Adanya perubahan (behavioral change),
menghasilkan kecakapan baru, adanya
usaha untuk mencapai yang lebih baik denga
disengaja

Teori Behaviorisme
1. John B. Watson (1878-1958)
Bapak Behaviorisme
Stimulus Respons
Menolak adanya pengaruh naluri (instinct).
Makan lapar
Kegiatan makan bukan karena naluri tetapi
karena adanya stimulus dan respon.

2. Skinner (1957)
Operant Conditioning
Misalnya, jika seorang anak bayi kecil mengatakan
minta susu dan orangtuanya memberinya susu,
maka operant dikuatkan.
Menurut Skinner, perilaku verbal adalah perilaku
yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu
hadiah, perilaku itu akan terus dipertahankan.
Namun, bila akibatnya adalah hukuman, atau kurang
adanya penguatan, perilaku itu akan diperlemah
atau pelan-pelan akan disingkirkan.

3. Pavlov (1948-1936)
Teori Pembiasaan
Pembelajaran merupakan rangkaian panjang
dari respons-respons yang dibiasakan.
Teori ini diperkuat oleh Thorndike (19471919) yang terkenal dengan teori Trial and
Error.

Thorndike berpendapat bahwa pembelajaran


merupakan suatu proses menghubung-hubungkan di
dalam sistem saraf.
Yang dihubungkan adalan peristiwa fisik dan mental.
Fisik: segala rangsangang (stimulus) dan gerak
balas (respons).
Mental: segala yang dirasakan oleh pikiran (akal).

Temuan Thorndike:
the law of exercise,
the law of effect
Misalnya, ketika sedang belajar bersepeda
atau belajar bahasa seperti pengucapan
kata-kata yang sulit. Kegagalan diulang
terus-menerus lama-kelamaan akan berhasil

4. Albert Bandura
Social Learning
Observational Learning
Perilaku Individu tidak semata-mata karena refleks
otomatis S-R, tetapi juga karena reaksi yang timbul
sebagai interaksi antara lingkungan dengan individu itu
sendiri.
Belajar menurutnya adalah yang dipelajari manusia
terutama belajar sosial dan moral terjadi melalui
peniruan (imitation) dan penyajian contoh periklaku
(modeling).

Teori

ini juga masih memandang penting


conditioning.
Pemberian reward dan punishment akan
membuat seorang berpikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Aplikasi teori behavioristik


dalam pembelajaran
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Mendudukkan siswa sebagai individu yang pasif.
Unsur-unsur penting dalam behavioristik, hubungan S-R, siswa
pasif, perilaku sebagai hasil belajar yg tampak, pembentukan
perilaku (shaping) dengan penataan kondisi yang ketat,
reinforcement dan hukuman.
Aplikasi teori tergantung, tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran
Sesuatu yang ada didunia nyata menurut teori ini, terstruktur rapi,
teratur maka orang belajar harus dihadapkan aturan yang jelas
Tujuan pembelajaran ditekankan pada penambahan pengetahuan
Evaluasi menekankan respon pasif, biasanya menggunakan paper
and pencil test

15

Teori belajar behavioristik.ppkm

Langkah-langkah pembelajaran
Menentukan tujuan pembelajaran
Menganalisis lingkungan kelas
Menentukan materi pelajaran
Memecah materi menjadi bagian kecil-kecil (pokok bahasan, sub
pokok bahasan, topik, dsb)
Menyajikan materi pelajaran
Memberi stimulus
Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa.
Memberikan penguatan/reinforcement ataupun hukuman
Memberikan stimulus baru
Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
Evaluasi hasil belajar

16

PERBEDAAN BEHAVIORISTIK DENGAN


PSIKOANALISIS DAN HUMANISTIK
No.

1.

2.

Evaluasi
Sudut
Pandang

Analogi

Pandangan
tentang
kehendak
bebas

Aliran
Behavioristik

Aliran
Psikoanalisis

Aliran
Humanistik

Manusia
dianggap sebagai
tikus pintar yang
mempelajari
labirin
kehidupan

Manusia
dipandang
sebagai
sekumpulan
dorongan seksual
dan agresi yang
dikungkung oleh
peradaban

Manusia
dipandang
sebagai makhluk
yang sadar dan
bebas
yang
mencari
pemenuhan
spiritual

Perilaku
ditentukan oleh
lingkungan

Perilaku
ditentukan oleh
dorongandorongan dan
konflik-konflik
dalam diri

Kehendak bebas
penting
untuk
menjadi manusia

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai