DOSEN PEMBIMBING :
Nurmawati, SST., S.Pd.
Oleh kelompok 5
Lavender A
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
(13,1173)
(13,1174)
(13,1175)
(13,1176)
(13,1205)
(13,1206)
(13,1207)
(13,1208)
TINJAUAN PUSTAKA
I.
adalah
sirkumferensia
frontooksipitalis
dengan
titik
putaran.
Http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-christiani-5576-3babii.pdf
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba
UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan. Menurut
statistic hal ini terjadi pada 1% dari seluruh persalinan.
(Mochtar, rustam. 2011: 339)
Letak puncak kepala merupakan bentuk defleksi yang paling ringan,
tetapi karena lingkaran kepala bayi yang akan melalui jalan lahir
(sirkumferensia oksipito-bregmatika) sepanjang 34 cm, maka akan terjadi
distosia.
(Manuaba, I.B.G. dkk. 2007:774)
Tidak terjadi fleksi maupun ekstensi : ubun-ubun kecil dan dahi sama
tingginya didalam panggul. Bagian terendahnya adalah puncak kepala
(Vertex). Penunjuknya adalah ubun-ubun kecil (occiput). Diameter
terendahnya adalah diameter occipitofrontalis yang panjangnya 11,0 cm
lebih
panjang
dari
diameter
suboccipitobregmantika
yang
lebih
kemajuan persalinan
lebih lambat dan sedikit lebih sering terjadi persalinan tidak maju.
Kebanyakan sikap militer bersifat sementara, kalau sudah turun kepala akan
fleksi. Kadang-kadang terjadi ekstensi menjadi presentasi dahi atau muka
(Harry. 1990:192 ).
B. Etiologi
Letak defleksi ringan ini biasanya disebabkan:
1. Kelainan panggul (panggul picak)
2. Kepala bentuknya bundar
3. Anak kecil atau mati
4. Kerusakan dasar panggul
(Mochtar, rustam. 2011: 339)
C. Mekanisme persalinan
Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu di depan dan glabella akan
berada di bawah simfisis sebagai hipomoklion. Lingkaran kepala yang
melewati panggul adalah planum fronto-occiput sebesar 34 cm, karenanya
partus akan berlangsung lebih lama.
(Mochtar, rustam. 2011: 339)
Mekanisme persalinan :
1. Lingkaran yang akan melalui jalan lahir cukup besar (34 cm) sehingga
dapat menimbulkan trauma.
2. Morbiditas dan mortalitas lebih tinggi.
3. Bentuk persalinan:
a. Kavum atau forsep ekstraksi
b. Seksio sesarea
(Manuaba, I.B.G. dkk. 2007:775)
Kepala masuk panggul paling sering pada diameter transversal PAP. Kepala
turun perlahan-lahan, dengan ubun-ubun kecil dan dahi sama tingginya (tidak
ada fleksi maupun ekstensi) dan dengan sutura sagitalis pada diameter transversa
panggul, sampai puncak kepala mencapai dasar panggul. Sampai disini ada
beberapa kemungkinan penyelesaian :
1. Paling sering kepala mendangak fleksi, Ubun-ubun kecil berputar
kedepan, dan kelahiran terjadi dengan kedudukan Occipitoanterior.
2. Kepala mungkin bertahan pada diameter transversa panggul. Diperlukan
pertolongan operatif untuk deep transverse arrest.
3. Kepala mungkin berputar kebelakang dengan atau tanpa fleksi. Ubunubun kecil menuju ke lengkung sakrum dan dahi ke pubis.
bertindak
sebagai
hipomoglionnya.
b. Sirkumferensia oksipito frontalis sebesar 34 cm, melalui jalan lahir.
(Manuaba, I.B.G. dkk. 2007:775)
Pada pemeriksaan abdominal :
1. Sumbu panjang janin sejajardengan sumbu panjang ibu (gbr. 1a)
2. Diatas panggul teraba kepala
3. Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi
yang berlawanan.
4. Difundus uteri teraba bokong
5. Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak teraba dengan
jelas adanya tonjolan kepala pada sisi yang satu maupun sisi lain
Pada pemeriksaan Denyut Jantung Janin:
1. Denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah perut ibu,
pada sisi yang sama dengan punggung janin.
(Harry.1990:192)
E. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi partus yang lama robekan jalan lahir yang lebih
luas. Selain itu karena partus lama dan moulage hebat, maka mortalitas anak
agak tinggi (9%).
(Mochtar, rustam. 2011: 340)
F. Prognosis
Meskipun persalinan sedikit lebih lama dan lebih sukar daripada
persalinan normal baik bagi ibu maupun anaknya, prognosisnya cukup baik.
Umumnya terjadi fleksi dan melanjut kepersalinan normal.
1. Morbiditas dan mortalitas tinggi pada persalinan pervaginam
2. Untuk mencapai well born baby dan well health mother sebaiknya
dilakukan secio sesarea
(Manuaba, I.B.G. dkk. 2007:775)
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G. dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi dan Obstetri
Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Harry, Oxorn. 1990. Patologi & fisiologi persalinan. Jogjakarta: Yayasan Essentia
Medica
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. A INPARTU KALA 2
DENGAN KELAINAN LETAK PUNCAK KEPALA
DI BPM MURYATI KANOR - BOJONEGORO
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal : 08 Oktober 2014
Jam : 06.00
WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
Istri
Suami
Nama
: Ny. B
Nama
: Tn. C
Umur
: 23 tahun
Umur
: 26 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:-
Pekerjaan
: karyawan
Penghasilan
Alamat
:Penghasilan
: + Rp.3.500.000,: Ds. Margomulyo RT. 03/RW. 01 Balen - Bojonegoro
2. Keluhan Utama
Ibu hamil anak pertama, usia kehamilan 9 bulan. Mengeluh perutnya
kenceng-kenceng sejak tanggal 07-07-2014 jam 23.00 WIB, sudah
mengeluarkan lendir bercampur darah, sejak jam 02.00 WIB,
kemudian keluarga membawa ibu ke rumah sakit tanggal 07-07-2014
jam 04.00 WIB.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis, bawaan, menular serta
tidak pernah menajalani operasi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
7
: 13 tahun
Siklus
Lama
: 5-6 hari
Karakteristik
Flour albus
: tidak pernah
Dismenorhea
: tidak pernah
: 01-01-2014
TTP
: 08-10-2014
6. Riwayat Perkawinan
Nikah
:1x
: 1 tahun
Persalinan
Anak
Nifas
BB/
Jenis
Jenis
No Sua
U Penyu
Penol Tem Pen
TB Hidup Men Peny
Anak
Persal
Kela
mi
K
lit
ong pat yulit
Lahi /Mati etek ulit
inan
min
r
1 1
Hami - l ini
8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama
Trimester I
Selama hamil
Selama Persalinan
Makan 4 x/hari, porsi sedang Makan 4 sendok, porsi terdiri
terdiri nasi, sayur, lauk dan buah nasi dan sayur
Eliminasi
Istirahat
Kebersiha
n
BAB 1 x/hari
BAB : -
BAK : 2x
Kebiasaan
Aktivitas
keramas 3 x/minggu
Tidak merokok, tidak minum- Tidak merokok, tidak minumminuman beralkohol
Rekreasi
Seksual
Ibu
mengerjakan
minuman beralkohol
pekerjaan Berbaring di tempat tidur dan
Pola
Selama hamil
Menonton TV, jalan-jalan pagi
Selama Persalinan
1 x/minggu
: Baik
: Composmentis
: 158 cm
: 63 kg
: 27 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala
Rambut
Muka
Mata
Telinga
Hidung
10
Mulut
Leher
Dada
Payudara
Perut
Genetalia
Anus
Payudara
Perut
Leopold I
Leopold II
: Pada
perut
ibu
sebelah
kiri
teraba
keras
11
c. Auskultasi
DJJ 148 x/menit, terdengar jelas pada perut ibu sebelah kiri, 3
jari dibawah pusat
DJJ
148 x/menit
d. Perkusi
Patella reflek kanan / kiri = (+) / (+)
e. Pemeriksaan laboratorium
Darah (Hb sahli) = 12 gr%
Urine
= tidak dikaji
Pemeriksaan Dalam
VT 5 cm, ketuban , effasement 50%, teraba UUB dan UUK,
bidang hodge I.
h. Kesimpulan :
1. Ibu inpartu kala II, dengan presentasi puncak kepala
2. G1P0 A0
3. Usia kehamilan 38-40 minggu
4. Hamil intra uterine
5. Hamil tunggal
6. Janin hidup
12
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dx : G1P0 A0, inpartu kala I fase aktif, UK 38-40 minggu dengan presentasi
puncak kepala.
Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama, usia kehamilan 9 bulan. Mengeluh
perutnya kenceng-kenceng sejak tanggal 07-10-2014 jam 23.00 WIB,
sudah mengeluarkan lendir bercampur darah tanggal 08-10-2014 sejak
jam 2.00 WIB, kemudian keluarga membawa ibu ke rumah sakit tanggal
08-10-2014 jam 04.00 WIB
HPHT = 01-01-2014
Do : TTP
= 08-10-2014
Tanda-tanda Vital :
TD
= 120/80 mmHg
Kesadaran
= composmentis
= 36,8oC
TB/BB
= 158 cm / 63 kg
= 80 x/menit
Lila
= 27 cm
= 22 x/menit
Payudara : tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, colostrum sudah keluar
Perut
13
IV.
V.
INTERVENSI
Tanggal : 08-10-2014
Dx : G1P0 A0, inpartu kala I fase aktif dengan kelainan letak dahi.
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : ibu lebih kooperatif dan tidak cemas
2. Berikan nutrisi dan hidrasi yang adekuat kepada ibu bersalin
Rasional : sebagai sumber tenaga dan mencegah ibu kelelahan selama
persalinan
3. Lakukan observasi dengan menggunakan partograf
Rasional : mengetahui kemajuan persalinan
4. Anjurkan ibu untuk tidur mirik kearah janin
Rasional : membantu putar paksi dalam
5. Lakukan pertolongan persalinan secara cermat
Rasional : persalinan ibu lancar
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 08-10-2014
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan baik, sudah waktunya melahirkan namun ada kealinan
pada posisi kepala janin, sehingga ibu perlu mengikuti saran bidan yaitu
tidur miring kearah punggung janin agar posisi kepala normal kembali.
2. Memberikan nutrisi dan cairan yang adekuat kepada ibu bersalin dengan
memberikan makanan dan minuman kepada ibu ketika tidak ada kontraksi
3. Partograf
4. Mengatur posisi ibu agar miring kearah punggung janin atau jongkok
5. Melakukan pimpinan persalinsssan terhadap ibu dengan benar.
VII.
EVALUASI
Tanggal : 08-10-2014
1.
14
2.
Ibu bersedia makan sebanyak 4 sendok porsi nasi dan sayur, dan
minum 2 gelas air putih pada saat tidak ada kontraksi
3. Pr
4. Ibu bersedia miring sesuai anjuran bidan
5. Ibu mengikuti instruksi bidan dengan baik
15