Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

TB PARU
A. Definisi
TB paru adalah penyakit paru akibat infeksi kuman mycobacterium
tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh,
dengan lokasi terbanyak yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
(Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid II. Hal 469).
Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Yakni kuman aerob yang dapat hidup
terutama di paru atau diberbagai organ tubuh yang lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. (Tabrani, Rab. Ilmu
Penyakit Paru. Hal 236).
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman
TBC menyerang paru, tetapi dapat mengenai organ tubuh yang lainnya.
(Depkes. Pedoman Nasional Penanggulangan TBC Catatan ke 8. Hal 9).
B. Etiologi
Penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis yaitu kuman
berbentuk batang dengan tebal 0,3 0,6 m. Sebagian besar kuman terdiri
dari asam lemak (Lipid). Sehingga kuman sifatnya tahan terhadap asam
atau BTA dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. (Kapita
Selekta).
C. Manifestasi Klinis
1) Gejala Utama
Batuk terus menerus kurang atau lebih dari 3 minggu dengan atau
tanpa sputum.
2) Gejala Tambahan
Dahak bercampur darah
Batuk darah
Sesak nafas dan rasa nyeri dada
Badan lemah
Anoreksia

Berat badan turun


Malaise
Demam dan berkeringat terutama malam hari (Depkes.
Penanggulangan TBC. Hal 13).

D. Patofisiologi
Penularan TB paru terjadi karena kuman mycobacterium
tuberculosis dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet noclai
dalam udara. Partikel infeksi ini dapat hidup dalam udara bebas selama
kurang lebih 1 - 2 jam tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk, dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap
kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel ini
terhisap oleh orang sehat maka kuman ini akan menempel pada jalan
nafas atau paru-paru.
Partikel dapat masuk ke dalam alveolar bila ukuran partikel kurang
dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dahulu oleh neutropil,
kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan
oleh makrofag keluar dari lubang trachea bronkial bersama gerakan silia
dengan sekretnya. Bila kman menetap dijaringan paru maka ia akan
tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia
dapat terbawa masuk ke rongga tubuh lain.
Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang
tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau sarang ghon
(kokus). Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan paru bila
menjalar sampai ke pleura maka akan terjadi efusi pleura. Kuman juga
dapat masuk ke dalam saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring,
dan kulit, kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar keseluruh
organ, seperti paru, otak, ginjal, dan tulang. Bila masuk ke dalam arteri
pulmonalis maka akan terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru dan
menjadi TB milier.
Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis

regional). Sarang primer limfangitis lokal serta regional menghasilkan


komplek primer (range). Proses sarang paru ini memakan waktu 3 8
minggu.
E. Komplikasi
1) Komplikasi Dini
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringitis
2) Komplikasi Lanjut
Hemapoesis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah)
yang

dapat

menyebabkan

kematian

karena

syok

hipovolemik.
Kolabs dari lobus akibat retraksi bronchial.
Bronchiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibriasis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan) pada
paru.
Pnemothoraks (adanya udara di dalam rongga pleura)
spontan.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti tulang, otak,
persendian, dan sebagainya. (Depkes. Penanggulangan
TBC. Hal 11)
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium diantaranya:
Pemeriksaan darah:
Leukosit tinggi
Limfosit di bawah normal
Pemeriksaan LED meningkat.
2) Foto Rongen Dada
Lokasi lesi tuberculosis umumnya di daerah apeks paru.
3) Kultur Sputum
Diagnosa TBC paru ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada
pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
4) Tes Tuberculin
Biasanya digunaka tes mantouks yakni menyuntikkan 0,1 cc
tuberculin PPD (Perified Protein Derivativ) intra kutan. (IPD Jilid
II. Hal 1001-1002)

Setelah 48 72 jam tuberculin disuntikkan akan timbul reaksi


berupa indurasi kemerahan maka di ukur diameter transversal dari
indurasi yang terjadi, ukuran dinyatakan dalam milimeter dan uji
tuberculin positif bila indurasi >10 mm.

Anda mungkin juga menyukai