Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menemukan air raksa atau mercury (Hg)
yang kini banyak digunakan oleh dunia kedokteran. Di mana dunia kedokteran
modern baru mengenalnya pada masa kaisar Alexei Mikhailovitsy (1629-1676 M)
yang memerintah pada tahun 1645-1676 M. Ar-Razi juga adalah orang pertama yang
melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf, mendiagnosa tekanan darah
tinggi (hypertensi) dengan menggunakan kai, sejenis akupuntur yang digunakan
untuk berbagai penyakit yang penyembuhannya memerlukan perangsangan saraf.
Beliau juga yang pertama kali menggunakan kayu pengapit (spalk) untuk patah tulang
(fracture) (Ulya, 2007)
B. KEBERADAAAN DAN DISTRIBUSI SENG, KADMIUM DAN MERKURI DALAM
PERSENYAWAANNYA PADA LAPISAN KERAK BUMI
1. Seng
Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat.
Mineral yang mengandung seng di alam bebas antara lain kalamin, franklinit,
smithsonit (ZnCO3), wilenit, zinkit (ZnO) serta dapat dijumpai dalam sfalerit atau
zink blende (ZnS) yang berasosiasi dengan timbal sulfida. Dalam pengolahan seng,
pertama-tama bijih dibakar menghasilkan oksida, kemudian direduksi dengan karbon
(kokas) pada suhu tinggi dan uap zink yang diperoleh diembunkan. Atau oksida
dilarutkan dalam asam sulfat, kemudian zink diperoleh lewat elektrolisis.
2. Kadmium
Nama unsur ini diturunkan dari nama kalamin, yaitu zink karbonat (ZnCO3), sebab
kadmium biasa dijumpai bersama-sama dalam bijih zink seperti sfalerit (ZnS),
walaupun juga dijumpai sebagai mineral grinolit (CdS). Kadmium biasa dihasilkan
bersamaan ketika bijih zink, tembaga, dan timbal direduksi. Jumlah normal kadmium
di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada
permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn).
Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni
berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan
di lingkungan. Umumnya kadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain
seperti Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang
Seng
Proses pembuatan seng dari bahan mentah hingga bahan jadi dimulai dari proses
pemotongan bahan baku kemudian dijadikan dalam bentuk road coil roll (dalam
keadaan gulungan lapis), bahan mentah yang sering digunakan adalah berupa seng
yang banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Setelah mendapatkan bahan
mentah yang akan dijadikan bahan jadi dengan proses pencucian dengan air yang
bersuhu 70-80 derajat celcius, hal ini bertujuan agar unsur yang ada pada bahan
mentah yang merupakan hasil dari bahan tambang bersih dari unsur lain.
Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan proses pelapisan baja dengan
menggunakan ammonium dan zat aditif lainnya, hal ini bertujuan agar seng dapat
tampang mengkilat dan tidak mudah berkarat. Selanjutnya setelah melalui proses
pelapisan baja hasil dari pelapisan tersebut dikeringkan dengan melewati mesin
pengeringan dengan suhu 500 derajat celcius sehingga seng dan lapisan baja beserta
zat aditif lainnya dapat menyatu dengan seng dalam bentuk plat. Setelah itu
didinginkan, seng dalam bentuk plat disusun rapi kemudian terakhir di masukkan ke
mesin gelombang sehingga dapat terbentuk plat seng yang pipih elastis dan
Anoda
setimbang :
perhatikan bahwa elektrolisis bersih, Zn2+ direduksi menjadi logam seng murni.
2.
Kadmium
Umumnya kadmium terdapat bersama-sama dengan Zn dalam bijinya, sehingga
kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng. Karena titik didihnya
rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan bertahap. Dalam
metode reduksi elektrolisis dan penyulingan seng maka sebelum terjadi reaksi :
Katode
Anoda
setimbang :
SO42-(aq)
larutan yang mengandung Zn2+ diberi serbuk seng, yang larut (sebagai Zn2+) dan
kemudian menggantikan Cd2+. Reaksinya sebagai berikut :
Zn(s) + Cd2+(aq) Zn2+(aq) + Cd(s)
Kemudian Cd disaring, dilarutkan dalam larutan asam dan dielektrolisis
mengahasilkan cadmium murni.
Kadmium merupakan suatu hasil sampingan yang tidak banyak ragamnya dan
biasanya dapat dipisahkan dari Zn dengan destilasi atau dengan pengendapan dari
larutan sulfat dengan debu Zn.
3.
Merkuri
Bijih air raksa dapat ditemui pada batuan : cinnabar (HgS), Metasinabarit, Kalomel,
Terlinguait, Eglestonit, Montroidit. Namun bijih air raksa yang terpenting hanyalah
cinnabar.
Cinnabar (HgS) ini dipanggang menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya
terdekomposisi kira-kira 500oC, air raksa akan menguap.
HgS (s) + O2 (g) Hg (g) + SO2 (g)
Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS dengan
Fe atau CaO
HgS (s) + Fe (s) FeS (s) + Hg (g)
4 HgS (s) + 4 CaO (s) 3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)
Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi,
mengurai menjadi Hg (g) dan O2 (g).
Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3 (aq), yang mengoksidasi
hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan
dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah
diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998%
Hg atau lebih).
b. Sifat Fisika
Sifat
Nomor atom
Konfigurasi elektron
Elektronegativitas
Jari-jari atomik / pm
Jari-jari ionik, M2+ / pm
Energi ionisasi / kj mol - I
II
E0(potensial reduksi standar)/ V
Titik lebur / C 0
Titik didih / C 0
Zn
30
[Ar] 3d 10 4s 2
1.6
134
74
906,1
1733
-,07619
419,5
907
Cd
48
[Kr] 4d 10 5s 2
1.7
151
95
876,5
1631
-0,4030
302,8
765
Hg
80
[Xe] 4f 14 5d 10 6s 2
1,9
151
102
1007
1809
0,8545
-38,9
357
Density (25 0 C) / g cm -3
7.14
8.65
13,534
c. Sifat kimia
1. Seng
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal.
a. Reaksi dengan udara
Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk
membentuk seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi,
maka warna akan berubah menjadi kuning.
2Zn(s) + O2(g) 2ZnO(s)
b. Reaksi dengan halogen
Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida.
Zn(s) + Br2(g) ZnBr2(s)
Zn(s) + I2(g) ZnI2(s)
c. Reaksi dengan asam
Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas
hidrogen.
Zn(s) + H2SO4(aq) Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)
Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO 3 sangat
kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.
d. Reaksi dengan basa
Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk
membentuk zinkat.
2. Cadmium
Kadmium memiliki sifat yang serupa dengan zink, kecuali cenderung
membentuk kompleks. Kadmium sangat beracun, meskipun dalam konsentrasi
rendah.
mampu
mengkorosi
alumunium
dengan
cepat,
sehingga
Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen fosfor serta untuk
industri tabung televisi dan lampu pendar.
Seng
adalah
mikromineral
yang
ada
di
mana-mana
dalam
jaringan
3. Merkuri
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi,insektisida,termometer,
barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan
pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol,digital, atau
termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifattoksik yang
dimilikinya.
Merkuri (I) klorida digunakan dalam sel kalomel dan sebagai fungisida.
Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat
melalui oksida zink panas di udara.
2. Cadmium
Memiliki beberapa warna dari kuning kehijauan sampai coklat yang mendekati hitam
tergantung dengan kondisi suhu pemanasan. Warna tersebut merupakan akibat dari
beberapa jenis terputusnya kisi kristal.
3. Merkuri
Merkuri (II) oksida berwarna merah; ia terbentuk ketika logam merkuri
dipanaskan pada suhu ~3500C dalam waktu yang cukup lama:
2Hg(l) + O2(g) 2HgO(s)
Merkuri (II) oksida tidak stabil terhadap panas, terurai kembali menjadi
logamnya dan oksigen pada pemanasan yang lebih kuat. Reaksi dekomposisi ini
cukup menarik untuk demonstrasi, sebab warna serbuk merah merkuri (II)
oksida pada pemanasan menjadi hilang dan terbentuk butiran-butiran logam
raksa dengan warna keperakan. Namun, tentu saja demonstrasi ini cukup
berbahaya berkkenaan dengan kesehatan. Eksperimen inilah yang dilakukan
oleh Joseph Priestly untuk mendapatkan gas oksigen murni:
2HgO(s) 2Hg(l) + O2(g)
KALKONIDA
Kalkonida, pertama, Zinc blende, ZnS, adalah bijih paling banyak tersebar dari seng dan
sumber utama logam itu, tetapi ZnS juga ditemukan secara alami meskipun dalam bentuk
lebih jarang yang dikenal dengan wurtzite, yang lebih stabil pada suhu tinggi. ZnS murni
berwarna putih
Berikut adalah strutur kristal ZnS. (a) struktur kubik kristal zink blende, (b) struktur
heksagonal kristal wurtzite.
Kalkonida kadmium mirip dengan kalkonida Zn dan menampilkan dualitas pada struktur
mereka.
Klorida
Bromida
Iodida
ZnF2
ZnCl2
ZnBr2
ZnI2
Putih
Putih
Putih
Putih
(872o, 1500o)
CdF2
(275o , 756o)
CdCl2
(394o, 702o)
CdBr2
Putih
Putih
Kuning pucat
Putih
(1049o, 1748o)
HgF2
(586o, 980o)
HgCl2
(566o, 863o)
HgBr2
(388o, 787o)
HgI2
Putih
Putih
Putih
merah, yellow
(d > 645o)
Hg2F2
(280o, 303o)
Hg2Cl2
(238o, 318o)
Hg2Br2
(257 o, 351o)
Hg2I2
Kuning
Putih
Putih
Kuning
(d > 570o)
(subl 383o)
(subl 345o)
(subl 140o)
Dihalida yang dikenal terdapat 12 dan disamping itu ada 4 halida dari Hg 22+ yang mudah
dianggap terpisah. Hal ini terlihat jelas pada difluorida yang berbeda dari dihalides
lainnya, titik leleh dan titik didih yang jauh lebih tinggi, menunjukkan karakter
dominan ionik, seperti juga ditunjukkan oleh struktur tiga dimensi biasanya ion
mereka (ZnF2, 6: 3 rutil; CdF2 dan HgF2, 8: 4 fluorit). ZnF2 dan CdF2, seperti
fluorida alkali tanah, memiliki energi kisi tinggi dan hanya sedikit larut dalam air,
sementara HgF2 dihidrolisis menjadi HgO dan HF.
Halida lain ZnII dan CdII pada umumnya higroskopis dan sangat larut dalam air .
Encer metode preparatif menghasilkan hidrat yang beberapa dikenal. Struktur dari
CdCl2 (CdBr2 mirip) dan CdI2 merupakan penting karena kekhasan mereka MX 2
senyawa yang ditandai dengan efek polarisasi. Dalam mempelajari difraksi elektron
ditunjukkan bahwa ZnX2 (X = C1, Br, I) memiliki struktur linear X-Zn-X dalam
fase gas.
Komersial ZnCl2 adalah salah satu senyawa penting dari seng digunakan dalam
pengolahan tekstil. Halida kadmium digunakan dalam electroplating dan dalam
produksi pigmen.
Halida adalah senyawa yang paling familiar merkuri(I) dan semua mengandung ion
Hg22+. Hg2F2 diperoleh dengan memperlakukan Hg2CO3 (sendiri dipicu oleh NHCO3
dari larutan Hg2(NO3)2 yang diperoleh oleh aksi di HNO 3 pada kelebihan logam
merkuri) dengan larutan HF. Larut dalam air tetapi sekaligus dihidrolisis dengan
"oksida hitam" yang sebenarnya merupakan campuran Hg dan HgO. Pada
pemanasan itu, disproportionates dengan logam dan HgF2.
F. SIFAT-SIFAT SENYAWA-SENYAWA DIVALEN SENG, KADMIUM DAN MERKURI
Berikutnya akan dijelaskan monovalen dan divalen senyawa. Pertama, itu akan
dijelaskan tentang merkuri pertama. Mercury (I) senyawa secara umum dapat dibuat,
seperti halida hanya dibahas, dengan pengurangan garam HgII sesuai, sering dengan
logam itu sendiri, atau dengan presipitasi dari larutan air dari nitrat. Nitrat ini dikenal
sebagai dihidrat, Hg2 (NO3) 2.2H2O, dan stabil dalam air jika ini diasamkan, garam jika
dasar seperti Hg (OH) (NO3) dan Hg2 (OH) (NO3) yang diendapkan. Perklorat adalah
satu-satunya garam lumayan larut lainnya, sisa yang baik larut atau, seperti sulfat,
klorat dan garam asam organik, hanya sedikit larut. Dalam semua kasus dinuclear
Hg
2+
ion hadir bukan mononuklear Hg Hal ini dibuktikan dengan beberapa alasan.:
+
alternatif dan X
-1
nitrat logam lainnya dan tidak aktif dalam inframerah; oleh karena itu diagnostik
peregangan getaran Hg-Hg sejak getaran diatomik homonuclear adalah data
active.Similar tidak inframerah aktif Raman kemudian telah diproduksi untuk sejumlah
senyawa lain dalam keadaan padat dan dalam larutan.
(3) Mercury (I) senyawa yang diamagnetic, sedangkan monoatomik Hg ion akan
+
(4) EMFs diukur dari sel konsentrasi merkuri (I) garam hanya dijelaskan pada
asumsi bahwa transfer 2-elektron yang terlibat. Ini tidak akan terjadi jika Hg terlibat:
+
2+
2+]
+] 2,
dari jenis:
2HG + 2ag
Hg
(Bukan Hg + Ag
2+
+ 2ag
Hg + Ag)
Atau
Hg + Hg
(Bukan Hg + Hg
2HG
2+
2+
Hg
2+
+)
Dalam rangka untuk memahami pembentukan dan stabilitas merkuri (I) senyawa
akan sangat membantu untuk mempertimbangkan potensi penurunan yang relevan:
Hg
2+
+ 2e
dan 2HG + 2e
2+
Hg
2+;
E + 0.920V
o
dan Hg
Hg (1); E + 0,8545 V
Hg (1) + Hg
2+
2+;
E - 0,131 V
O
10
K = [Hg
2+]
/ [Hg
2+]
= 0,006 1
Khusus untuk merkuri, itu akan dibahas tentang Hg (II) -N dan Hg (II) -S. The Hg
(II) -N, Mercury memiliki kemampuan karakteristik untuk membentuk tidak hanya amina
dan amina kompleks konvensional tetapi juga, dengan perpindahan hidrogen, ikatan
kovalen langsung ke nitrogen, misalnya:
dan CIO
-,
+,
2+
3) 4]
, [Hg (LL)
2]
2+
3]
(LL = en, bipy, phen) dapat disiapkan. Namun, dengan tidak adanya tindakan
II
dilakukan oleh ahli kimia di m iddle sebuah ges, tetap tidak jelas sampai penerapan
kristalografi sinar-X dan, masih baru-baru ini , teknik spektroskopi seperti NMR,
inframerah dan Raman.
Secara umum, semua produk ini diperoleh dalam proporsi yang tergantung pada
konsentrasi NH dan NH
3
dan pada suhu, tetapi lebih atau kurang murni produk dapat
3)
C1
2],
mendeskripsikan ively dikenal sebagai "endapan putih melebur", dapat diisolasi dengan
mempertahankan konsentrasi tinggi
NH4
+,
karena reaksi (2) dan (3) yang demikian terhambat, atau lebih baik lagi dengan
menggunakan pelarut non-polar. Hal ini terdiri dari kisi kubik C1 ion dengan linear
-
N-Hg-NH
II
bawah ini.
Dengan menggunakan konsentrasi rendah NH
amida
[Hg
(NH
2)
Cl],
"endapan
putih
2)}
dan tanpa NH
dpt
awalnya ini,
dicairkan"
adalah
ion.
[Hg NCI (H O)] adalah klorida dasar Millon ini, [Hg N (OH). (H O)
2
2],
dan dapat
diperoleh baik dengan memanaskan diammine, atau amida dengan air atau, lebih baik
masih, oleh aksi asam klorida pada basis Millon ini yang terbaik disiapkan oleh metode
ini, digunakan pada 1845 oleh penemunya, pemanasan kuning HgO dengan air NH
3.
NX (H
O)], struktur
yang (dan dari dasar itu sendiri) terdiri, dengan variasi hanya kecil, dari jaringan
{Hg N} unit terkait sehingga setiap N tetrahedral terkait dengan 4 Hg dan setiap
2
Hg linier terkait dengan 2 N (Hg-N = 204-209pm tergantung pada X). The X ion dan
-
molekul air yang ditampung interstisial dan bahan-bahan ini berperilaku sebagai
penukar anion.
Ketika Hg C1 diperlakukan dengan berair NH disproporsionasi terjadi (Hg
2
C1 HgCl + Hg); yang HgC1 kemudian bereaksi seperti diuraikan di atas untuk
2
2+.
ditunjukkan oleh tdk dpt dan inertness dari HgS, Hg memiliki afinitas yang besar untuk
II
belerang. HgO bereaksi keras dengan merkaptan (itulah sebabnya RSH yang memberikan
t dari n yang merkaptan nama), menggusur H seperti amina:
HgO + 2RSH Hg (SR) + H O
2
dan C
6.
2,
Ph) adalah polimer yang mengandung tetrahedral HgS unit, sebagian besar mengandung
4
3) 2
(py)] dimana Hg
o).
Sebagian besar
tioeter (SR2) kompleks yang telah disiapkan adalah adisi dari halida Hg dan mencakup
II
monomer dan polimer (yaitu X-bridge) spesies seperti halnya dengan campuran
kompleks tiolat-halida. Dalam [Hg
(SC
11)
12
Br
2],
berwarna ketika solusi metanol HgBr dan natrium cyclohexanethiolate dicampur, enam
2
atom Hg yang 4- koordinasi tapi mengandung hampir linier S-Hg-S ( av. angle = 159,3
O)
2) 2]
salah satu yang memiliki struktur yang sama seperti yang sesuai Zn dan Cd senyawa
II
II
Senyawa lain khusus merkuri adalah senyawa kluster merkuri. Cluster berarti m
ercury memiliki kemampuan ditandai untuk obligasi dengan logam lain. Dalam ddition
ke amalgam telah disebutkan bertindak sebagai serbaguna struktur bangunan blok dengan
membentuk ikatan Hg-M dengan fragmen cluster berbagai jenis: misalnya pengurangan
dari [RhCl (PME
3) 3]
3)
3) 3]
yang terdiri
kelompok. Sekali
[Os (CO) Hg] terdiri dari paling tidak biasa "rakit" struktur di mana tiga segitiga OS3
3
II
2.
48]
2-
C (CO)
10
24]
2-
adalah mungkin
20
cluster Os dari yang terbentuk, menimbulkan lima negara redoks yang berbeda.
l0
CD
M
P
/
B
P
M
P
Hg
BP /
C
o
M
P/
C
BP /
C
o
S
a
y
a
2
9
,
2
4
6
4
,
5
105,
5
92,5
E
t
2
8
1
1
7
2
1
64
(19
mm
Hg)
159
P
h
1
0
7
d
2
8
0
1
7
3
12
1.
8
(s
ub
l)
204
(10
mm
Hg)
Setelah mengetahui semua tentang logam dan senyawanya, hal yang paling
penting lainnya adalah efek kesehatan manusia. Ini adalah kontras yang luar biasa itu,
sedangkan Zn secara biologis salah satu dari logam yang paling penting dan tampaknya
diperlukan untuk semua bentuk kehidupan, Cd dan Hg tidak memiliki peran biologis
yang bermanfaat dikenal dan di antara yang paling beracun dari elemen.
Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 2g Zn tapi 'enzim telah Zn hadir
dalam sel tubuh yang paling, konsentrasinya sangat rendah dan realisasi
Oleh karena itu pentingnya tertunda. Kedua enzim Zn yang telah menerima perhatian
yang besar adalah Carboxypeptidase A dan karbonat anhidrase.
Memiliki berat molekul sekitar 34.000 dan berisi satu Zn tetrahedral terkoordinasi
untuk dua histidin N s atom, sebuah karboksil O dari residu glutamat, dan cule mol air.
Mekanisme yang tepat dari aksinya tidak akhirnya menetap terlepas dari studi intensif
sistem model, tetapi disepakati bahwa langkah pertama adalah koordinasi peptida
terminal ke Zn oleh nya
dihidrolisis, dan protein ini, seluruh, diadakan di yang benar Posisi oleh ikatan H ke app
kelompok ropriate di enzim.
Karbonat anhidrase adalah enzim logam Zn pertama yang ditemukan (1940) dan
dalam beberapa bentuk yang didistribusikan secara luas pada tanaman dan hewan. Ini
mengkatalisis reaksi kesetimbangan:
Dalam eritrosit mamalia (-sel darah merah) ke depan (hidrasi) reaksi terjadi
selama penyerapan CO
reaksi terjadi ketika CO yang kemudian dirilis di paru-paru. Enzim meningkatkan tingkat
2
dengan C dari CO (yang mungkin akan diselenggarakan di posisi yang benar oleh ikatan
2
H untuk dua atom oksigen) untuk menghasilkan HCO . Hal ini setara dengan mengganti
3
Yang terakhir biasanya akan membutuhkan pH tinggi dan kontribusi enzim karena
dianggap menjadi penyediaan lingkungan yang sesuai, dalam saku protein, yang
memungkinkan pemisahan dari dikoordinasikan H 0 terjadi di media pH 7 yang kalau
2
2 +
ion
masing-masing jari mengikat DNA, jarak mereka cocok dengan urutan basa dalam DNA
dan sehingga memastikan pengakuan akurat.
Kadmium sangat beracun dan terakumulasi pada manusia terutama di ginjal dan
hati; asupan berkepanjangan, bahkan jumlah yang sangat kecil, menyebabkan disfungsi
ginjal. Kerjanya dengan mengikat kelompok SH dari residu sistein dalam protein dan
menghambat enzim SH. Hal ini juga dapat menghambat aksi enzim seng dengan
menggusur seng.
Efek racun dari merkuri telah lama dikenal, dan penggunaan HgC1 sebagai racun
2
yang telah disebutkan. Penggunaan garam merkuri dalam produksi merasa untuk topi dan
debu yang dihasilkan dalam sakit lokakarya berventilasi dengan proses pengeringan
berikutnya, menyebabkan gangguan saraf yang dikenal sebagai "shakes hatter" dan
mungkin juga untuk ekspresi "gila sebagai hatter".
Logam itu sendiri, memiliki tekanan uap yang cukup, juga beracun, dan
menghasilkan sakit kepala, tremor, saya nflammation dari kandung kemih dan kehilangan
memori. Kasus terbaik didokumentasikan adalah bahwa dari Alfred Stock yang konstan
penggunaan merkuri dalam garis vakum yang digunakan dalam studi boron dan silikon
hidrida, menyebabkan dia menderita selama bertahun-tahun. Penyebabnya akhirnya
diakui dan sebagian besar disebabkan publikasi Bursa di 1926 dari rincian
pengalamannya bahwa kebutuhan untuk perawatan dan ventilasi yang memadai sekarang
sepenuhnya dihargai.
Masih lebih berbahaya daripada logam merkuri atau senyawa merkuri anorganik
senyawa organomercury yang ion metil merkuri HgMe mungkin yang paling mana+
mana. Ini dan organomercurials lainnya lebih mudah diserap di saluran pencernaan dari
Hg
II
Mereka berkonsentrasi dalam darah dan memiliki efek yang lebih langsung dan
permanen pada otak dan sistem saraf pusat, tidak diragukan lagi bertindak dengan
mengikat kelompok -SH protein. Alami bakteri anaerob dalam sedimen lantai laut atau
danau yang mampu methylate merkuri anorganik (kelompok Co-Me vitamin B mampu
l2
The Minamata bencana di Jepang, ketika 52 orang tewas pada tahun 1952, terjadi
karena ikan, yang membentuk makanan pokok masyarakat nelayan kecil, mengandung
konsentrasi normal merkuri yang tinggi dalam bentuk MeHgSMe. Hal ini ditemukan
berasal dari karya kimia lokal di mana Hg
II
II
organomercurials sebagai dressing benih fungisida juga telah mengakibatkan korban jiwa
di banyak bagian dunia ketika benih kemudian dimakan.
Sekarang jelas bahwa bakteri sudah kebal terhadap logam berat dan proses
detoksifikasi dimulai dan dikendalikan oleh metalloregulatory protein yang mampu
selektif untuk mengenali ion logam. Merr adalah kecil DNA yang mengikat protein yang
menampilkan sensitivitas yang luar biasa untuk Hg . Logam ini tampaknya mengikat S
2+
atom sistein dan ini telah menjadi besar insentif untuk pekerjaan baru pada kimia Hg-S.
Perhatian publik tentang keracunan merkuri telah menyebabkan peraturan yang lebih ketat
untuk penggunaan sel merkuri dalam industri chlor-alkali. Catatan kesehatan industri ini
telah, pada kenyataannya, telah sangat baik, tetapi biaya tambahan sesuai standar masih
lebih tinggi telah menyebabkan produsen untuk pindah dari sel merkuri ke diafragma sel,
dan perubahan ini telah membuat persyaratan hukum di Jepang.
DIVALEN SENG DAN KADMIUM
Senyawa biner
Oksida, ZnO dan CdO dibentuk dengan pembakaran logamnya di udara, atau
dengan pirolisis karbonat atau nitratnya; asap oksida dapat diperoleh dengan pembakaran
alkil, asap kadmium oksida luar biasa beracun. Seng oksida biasanya putih dan
berubah menjadi kuning pada pemanasan. CdO warnanya beragam dari kuning kehijauan
sampai coklat mendekati hitam, bergantung kepada riwayat pemanasannya. Warna-warna
ini adalah hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya. Kedua oksida menyublim pada
suhu yang sangat tinggi.
Hidroksidanya diendapkan dari larutan garamnya dengan penambahan basa.
Zn(OH)2 mudah larut dalam basa
larutan pekat. Cd(OH)2 dialrutkan dalam basa. Kedua hidroksida Zn dan Cd mudah
larut dalam amonia kuat berlebih membentuk kompleks amin, misalnya
[Zn(NH3)4]2+.
Sulfida
Ini diperoleh dengan interaksi langsung atau pengendapan oleh H2S dari larutan
akua, larutan asam untuk CdS, larutan netral atau basa untuk ZnS. Sulfida, demikian juga
dengan selenida dan tellurida semuanya memiliki struktur wurzite dan zinc blende.
Halida
Floourida benar-benar ionik, padatan bertitik leleh tinggi, sedangkan halida
lainnya bersifat lebiih kovalen. Flourida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan
dari energi kisi yang tinggi bagi struktur-struktur ZnF 2 (rutil) dan CdF2 (flourit).
Halida lainnya jauh lebih larut tidak hanya dalam air tetapi dalam alkohol, keton
dan pelarut donor lainnya. Larutan kadmium halida mengandung semua spesies Cd 2+,
CdX+, CdX2, dan CdX3- dalam kesetimbangan.
Garam Okso dan Ion Akuo
Garam dari asam okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat dan asetat larut
dalam air. Ion Zn2+ dan Cd2+ agak mirip dengan Mg2+ dan banyak garamnya isomorf
dengan garam magnesium, misalnya Zn(Mg)SO4.7H2O. Ion akuo bersifat asam dan
larutan garamnya terhidrolisis. Dalam larutan peroklorat, satu-satunya spesies bagi Zn, Cd
(dan Hg) kurang dari 0,1 M adalah ion MOH+, misalnya
Zn2+(aq) + H2O ZnOH+(aq) + H+
Bagi larutan kadmium yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd2OH3+:
2Cd2+(aq) + H2O(l) Cd2OH3+(aq) + H+(aq)
Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halida, spesies seperti Cd(OH)Cl
atau CdNO3+ dapat diperoleh.
Kompleks
Semua ion halida kecuali F- membentuk anion halogeno bilamana berlebih, namun
bagi Zn2+ dan Cd2+ tetapan pembentukan jauh lebih kecil daripada Hg2+. Hal yang sama
diterapkan pada kation kompleks dengan NH3 atau amin, banyak di antaranya dapat
diisolasi sebagai garam kristal.
2-
adalah mungkin
Individu yang mengalami sindrom malabsorpsi, celiac disease dan short bowel
syndrome
Pecandu alcohol
Kekurangan seng pertama dilaporkan pada tahun 1960-an, yaitu pada anak dan
remaja laki-laki di Mesir, Iran, dan Turki dengan karakteristik tubuh pendek, dan
keterlambatan pematangan seksual. Diduga penyebabnya makanan penduduk sedikit
mengandung daging, ayam dan ikan yang merupakan sumber utama seng dan tinggi
konsumsi serat dan fitat. Mengingat banyaknya enzim yang mengandung seng, maka
pada keadaan defisiensi seng reaksi biokimia dimana enzim seng berperan akan
terganggu. Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu
hamil dan menyusui serta orang tua. Manifestasi klinis defisiensi seng pada manusia,
dapat terlihat sebagai berikut :
2. Efek Toksik Zn
Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi
tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya
aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak 2 gram atau lebih dapat
menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan
reproduksi. Suplemen seng ( Zn ) bisa menyebabkan keracunan, begitupun
makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi seng ( Zn )
(Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010 ).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas
memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Znoksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn.
Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn
dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi
Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai
bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme
homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam
hati(Widowati et al, 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus
pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan
mesoderm untuk rangka.
Konsumsi Zn berlebih m,ampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn
bisa berifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan
kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan
kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena
seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit
berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50 mg Zn bisa
mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/
hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam jangka
waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60 mg/ hari (50
mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi Cu.
Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa menggangu
ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi
sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan
menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati et al, 2008).
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrate,
dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit tenggorokan
bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida
bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala
toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian
bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones
bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al,
2008).
Dampak Zink Terhadap Lingkungan
Pembuangan limbah rumah tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipapipa air dan produk-produk konsumer (misalnya, formula detergen) yang tidak
diperhatikan sarana pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi 2008).
Selain itu pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal dari buangan limbah rumah
tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipaair dan produk-produk
konsumen
(misalnya,
formula
detergen)
yang
tidakdiperhatikan
sarana
pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai
akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah. Dengan demikian kadmium (Cd) adalah
salah satu logam berat yang keberadaanya patut mendapat perhatian khusus karena
secara luas terdapat di lingkungan baik sebagai pencemar atau sebagai komponen
dalam rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Salah satu sistem organ yang
yang merupakan target dari Cd adalah sistem reproduksi, khususnya pada individu
jantan. Beberapa efek lain yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya
kerusakan ginjal,liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah. Bahaya
dari unsur ini sebenarnya bila manusia mengkonsumsi (baik itu dihirup atau dimakan)
dalam jumlah yang cukup besar. Karena pada kenyataanya, kadmium itu tidaklah
mudah untuk keluar di dalam tubuh, logam ini akan terakumulasi terus didalam
tubuh, akibatnya bila sudah mencapai kadar tinggi, akan menyerang organ tubuh
terutama ginjal dan paru-paru. Jumlah normal kadmium di tanah berada dibawah 1
ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sampel tanah yang
diambil di 6 7 POOOOCH3CH3CH3 dekat pertambangan biji seng. Kadmium lebih
mudah diakumulasi oleh tananam dibandingkan dengan ion logam berat lainnya
sepertitimbal (Widowati, 2008). Berdasarkan FAO/WHO, nilai ambang batas kadar
logamkadmium yang diperbolehkan dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi
manusia yakni 0,1 ppm. Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia No. 013548-1994 tentang batas maksimum cemaran logam pada makanan yang
diperbolehkan untuk logam kadmium adalah sebesar 0,2 mg/kg (ppm). Apabila
kadmium yang terkandung dalam makanan dikonsumsi terus menerus maka akan
terakumulasi di berbagai jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang
membahayakan kesehatan konsumen (Palar, 2008). Salah satu contoh nyata kasus
pencemaran oleh kadmium yang telah menimbulkan dampak negatif terhadap
ekosistem dan kehidupan manusia adalah seperti kasus epidemi keracunan akibat
mengkonsumsiberas yang tercemar logam kadmium telah terjadi di sekitar Sungai
Jinzu Kota Toyama Pulau Honsyu Jepang pada tahun 1960. Penderita mengalami
pelunakkan seluruh kerangka tubuh yang diikuti kematian akibat gagal ginjal.
Penyakit ini dikenal dengan nama Itai-itai Disease (Alif, 2001).
Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai
metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat dalam gugus
sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil
dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium (Cd) disebabkan
oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein tersebut, sehingga menimbulkan
hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh (Darmono, 2001).
Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang.
Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada
pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium (Cd). Penyakit
tersebut dinamakan itai-itai. (Palar, 2004)
Daya racun yang dimiliki oleh kadmium (Cd) juga mempengaruhi sistem reproduksi
dan organ-organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium (Cd) dapat mematikan sel-sel
sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap
logam kadmium (Cd) dapat mengakibatkan impotensi. (Palar, 2004)
Pemaparan kadmium kronis menghasilkan berbagai efek akut dan kronis pada
mamalia serupa dengan yang terlihat pada manusia. Kerusakan ginjal dan emfisema
paru-paru adalah efek utama kadmium tinggi dalam tubuh. Vertebrata laut tertentu
mengandung konsentrasi kadmium nyata meningkat pada ginjal, yang, meskipun
dianggap berasal dari alam, telah dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan ginjal
dalam organisme yang bersangkutan.
Burung laut secara umum dikenal untuk mengakumulasi tingkat tinggi kadmium.
Kerusakan ginjal telah dilaporkan dalam koloni liar burung laut pelagis memiliki
tingkat kadmium dari 60-480 ug / g pada ginjal (WHO 1992b). Burung laut dan
mamalia laut di Greenland memiliki tingkat kadmium, namun para peneliti tidak
menemukan bukti efek dalam studi yang dipilih spesimen segel bercincin dengan
tingkat kadmium yang sangat tinggi di dalam ginjalnya. (AMAP 2002).
Mamalia dapat mentolerir tingkat rendah paparan kadmium dengan mengikat logam
dengan protein khusus yang menjadikan itu tidak berbahaya. Dalam bentuk ini,
kadmium yang terakumulasi dalam ginjal dan hati. Tingginya tingkat eksposur,
bagaimanapun, menyebabkan kerusakan ginjal, kalsium terganggu dan vitamin D
metabolisme, dan keropos tulang. Tubuh membutuhkan waktu puluhan tahun untuk
menghilangkan kadmium dari jaringan dan organ.
Mikroorganisme
Kadmium adalah racun bagi berbagai mikroorganisme seperti yang ditunjukkan oleh
percobaan laboratorium. Namun, kehadiran sedimen, konsentrasi tinggi garam
terlarut atau bahan organik dalam pembuluh menguji semua mengurangi dampak
beracun. Efek utama adalah pada pertumbuhan dan replikasi. Mikroorganisme tanah
yang paling terkena dampak adalah jamur, beberapa spesies yang tersingkir setelah
terpapar kadmium dalam tanah. Ada seleksi untuk strain yang resisten terhadap
mikroorganisme setelah paparan rendah untuk logam dalam tanah.
Dalam sistem perairan, kadmium yang paling mudah diserap oleh organisme
langsung dari air dalam bentuk bebas Cd ionik (II) (AMAP 1998). Toksisitas akut
kadmium untuk organisme air adalah variabel, bahkan antara spesies terkait erat, dan
berhubungan dengan konsentrasi ion bebas dari logam. Kadmium berinteraksi dengan
metabolisme kalsium dari hewan. Dalam ikan itu menyebabkan kekurangan kalsium
(hipokalsemia), mungkin oleh penyerapan kalsium menghambat dari air. Namun,
konsentrasi kalsium yang tinggi dalam air melindungi ikan dari serapan kadmium
dengan bersaing di lokasi serapan. Efek jangka panjang paparan dapat mencakup
kematian larva dan pengurangan sementara pertumbuhan (AMAP 1998). Seng
meningkatkan toksisitas kadmium pada invertebrata air. Efek subletal telah
dilaporkan pada pertumbuhan dan reproduksi invertebrata air, ada efek struktural
pada insang invertebrata. Ada bukti dari pemilihan strain resisten dari invertebrata air
setelah terpapar kadmium di lapangan. Toksisitas adalah variabel pada ikan,
salmonoids menjadi sangat rentan terhadap kadmium. Efek subletal pada ikan,
terutama kelainan tulang belakang, telah dilaporkan. Yang paling rentan hiduptahapan itu adalah embrio dan larva awal, sedangkan telur paling rentan.
Dalam studi trout danau terkena berbagai tingkat kadmium, peneliti menemukan
bahwa perilaku mencari makan kadmium terpengaruh, sehingga keberhasilan yang
lebih rendah pada menangkap mangsanya. Penurunan fungsi tiroid sebagai akibat dari
paparan cadmium juga telah didokumentasikan. Kedua tanggapan menunjukkan
ambang respon yang rendah untuk kadmium menyebabkan perubahan perilaku.
(AMAP 2002)
mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi
persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri
berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup,
ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah merkuri
bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup pada
perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-HgC6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi
senyawa ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri
anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua
bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl
mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air adalah
0,001 mg/l.
Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:
sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk
produksi klorin dari sodium klorida.
Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil
rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan.
Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai
antiseptik dan fungisida.
menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk
uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan
saluran pernafasan.
2. Merkuri inorganik
Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit.
Pemaparan dalam jangka pendek dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan gagal
ginjal sedangkan pada pemaparan jangka panjang dengan dosis yang rendah dapat
menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan
gangguan imunologis.
3. Merkuri organic
Terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi
neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia,
disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui
plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam
kandungan dan cerebral palsy.