Anda di halaman 1dari 61

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

SECARA BIOLOGIS

KUALITAS, MENENTUKAN FUNGSI

Kualitas yang sesuai untuk suatu fungsi belum


tentu sesuai untuk fungsi yang lain.
Kualitas air danau yang sesuai untuk olahraga
dayung tidak sesuai untuk diminum.
Kualitas air minum dapat digunakan untuk air
pendingin mesin, tetapi tidak sebaliknya.

KUALITAS AIR,

Ditentukan oleh keberadaan senyawa kimia


terlarut dan tersuspensi.
Ditentukan oleh jumlah senyawa kimia terlarut
dan tersuspensi.
Ditentukan oleh akibat dari senyawa kimia
terlarut dan tesrsuspensi tersebut terhadap
mahluk hidup penghuni ekosistem

KELAS KUALITAS AIR:

Kelas satu, dapat digunakan untuk air baku air


minum;
Kelas dua, dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, dan air untuk mengairi
pertanaman;
Kelas tiga, dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan
air untuk mengairi pertanaman;
Kelas empat, dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman.

PENCEMARAN AIR

Pembuangan bahan sisa sangat mudah


dilakukan melalui air.
Bahan sisa yang dibuang melalui air hilang dari
pandangan tetapi tidak pernah hilang
senyawanya.
Air memiliki kemampuan merombak senyawa
penyusun bahan sisa, tetapi tidak secepat
jumlah bahan sisa yang dimasukkan ke dalam
air.

PENCEMARAN AIR

Jumlah buangan bahan sisa yang melampaui


kemampuan badan air merombak senyawa
penyusun bahan sisa tersebut menghasilkan
pencemaran.
Bahan sisa yang mencemari air sebagian besar
berasal dari rumah tangga, pertanian, dan
industri.
Bahan sisa pencemar juga mengandung
senyawa-senyawa kimia sintetik yang
berbahaya dan senyawa-senyawa kimia yang
tidak dapat dirombak oleh alam.

PENCEMARAN AIR
DEFINISI:
masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya

ASAL PENCEMARAN AIR


1. LANGSUNG (point source)
Rumah tangga: Septic tanks, Grey water.
Pertanian: Kotoran peternakan.
Perkotaan: Timbunan pembuangan
sampah, timbunan endapan IPAL, tempat
pemakaman umum, timbunan bahan
pengerasan jalan.

ASAL PENCEMARAN AIR


1. LANGSUNG (point source)

Industri: Kebocoran tangki dan pipa


minyak, kebocoran dan tumpahan bahan
kimia bahan baku industri, sumur injeksi
limbah industri, bahan pengawet, tailing
di industri pertambangan, debu terbang
dari instalasi pembangkit tenaga, buangan
lumpur minyak di industri pengilangan
minyak, dan sisa pencucian alat industri.

ASAL PENCEMARAN AIR


2. TIDAK LANGSUNG (non-point source)
Pupuk dari lahan pertanian
Pestisida dari lahan pertanian dan hutan
Jatuhan bahan kimia terlarut/tersuspensi
melalui hujan.

PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA


Aktifitas manusia menghasilkan senyawasenyawa kimia yang dilepaskan ke udara.
Senyawa-senyawa kimia tersebut
menyebar melalui aliran udara melewati
batas-batas wilayah pemerintahan
sehingga disebut long-range
transboundary air pollution (LRTAP).
Senyawa-senyawa tersebut memasuki
lingkungan air melalui pengendapan
basah maupun kering.

PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA

Hujan asam, merupakan fenomena LRTAP yang


sering dipublikasikan, berasal dari gas buang
mesin berbahan bakar batu bara dan minyak,
industri peleburan logam, industri pengilangan
minyak, dan industri pulp dan kertas. Gas SO2
dan NO2 diubah menjadi H2SO4 dan HNO3 di
udara setelah bereaksi dengan air.
Di Kanada bagian timur, hujan asam
diperhitungkan berasal dari Amerika Serikat.
Sedangkan hujan asam di bagian timur laut
Amerika serikat diperkirakan berasal dari
Kanada.

PENCEMARAN AIR LEWAT UDARA

Hujan asam mengancam lingkungan yang


tidak tahan asam. Berbagai jenis ikan,
serangga, tanaman air, dan
mikroorganisme mengalami gangguan
reproduksi dan kematian. Penurunan
populasi organisme ini dapat
mempengaruhi jaringan makanan.

BAHAN KIMIA PENCEMAR AIR

Terdapat hampir 10.000.000 bahan kimia, kurang


lebih 100 000 di antaranya digunakan secara
komersial.
Hampir semua bahan kimia beracun dilepaskan ke
lingkungan air secara langsung, sebagian lainnya
melalui rembesan atau aliran air permukaan.
Bahan-bahan kimia pencemar air dapat
mengakibatkan perubahan rasa, bau, dan warna
air.
Bahan kimia pencemar air yang beracun dapat
mengakibatkan penurunan fertilitas, perubahan
bentuk tubuh, kerusakan sistem ketahanan tubuh,
dan peningkatan kebolehjadian tumor pada hewan.

PENCEMARAN AIR
OLEH LIMBAH CAIR

Limbah cair banyak dihasilkan oleh industri


dan rumah tangga.
Limbah cair sering mengandung:
Bahan organik tersuspensi (tinggi)
Bakteri (coliforms dan pathogen)
Pencemar kimia, pestisida dan logam berat
Sebagian besar dapat dihilangkan oleh
aktifitas mikroba

LIMBAH CAIR INDUSTRI

Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa


zat cair dan diolah melalui IPAL.
Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah
tersebut beracun berdasarkan baku mutu, harus
dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.
Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk
internal production consumption atau dibuang ke
lingkungan dengan ijin BAPPEDAL

20 Senyawa beracun pencemar air


1 ARSENIC
2 LEAD
3 MERCURY
4 VINYL CHLORIDE
5 POLYCHLORINATED BIPHENYLS
6 BENZENE
7 CADMIUM
8 POLYCYCLIC AROMATIC HYDROCARBONS
9 BENZO(A)PYRENE
10 BENZO(B)FLUORANTHENE

20 Senyawa beracun pencemar air


11 CHLOROFORM
12 DDT, P,P'13 AROCLOR 1254
14 AROCLOR 1260
15 DIBENZO(A,H)ANTHRACENE
16 TRICHLOROETHYLENE
17 CHROMIUM, HEXAVALENT
18 DIELDRIN
19 PHOSPHORUS, WHITE
20 CHLORDANE

PENGOLAHAN BIOLOGIS UNTUK LIMBAH


CAIR

Peraturan tentang baku mutu air limbah.


Beberapa perlakuan dibutuhkan untuk memenuhi
baku mutu:
Perlakuan primer
Penghilangan fisik bahan tersuspensi.
Perlakuan sekunder
Degradasi oleh mikroba untuk menghilangkan
senyawa organik terlarut.
Perlakuan tersier
Pemisahan bahan terendapkan.

PERLAKUAN PRIMER
Pemisahan fisik bahan organik tersuspensi
dalam bak pengendapan untuk mengurangi
kebutuhan oksigen biologis (BOD).

PERLAKUAN SEKUNDER
Degradasi oleh mikroba untuk mengurangi
kandungan senyawa organik. Ada dua cara:
Degradasi anaerobik dalam sludge tank /
activated sludge tank
Degradasi aerobik menggunakan trickling bed
filter.

KEBUTUHAN OKSIGEN

Kebutuhan oksigen mencerminkan proses biologis.


Dinyatakan dalam Biological Oxygen Demand (BOD)
yang merupakan kebutuhan oksigen untuk merombak
senyawa organik dalam limbah cair selama 5 hari pada
suhu 20oC.
Dinyatakan juga dalam bentuk Chemical Oxygen
Demand (COD) yang merupakan jumlah oksigen ang
diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik
selama.
Perbedaan BOD dan COD mencerminkan efisiensi
proses biologi yang dilakukan.

PERLAKUAN TERSIER

Untuk menghilangkan sisa senyawa organik dan


mineral (biasanya berbeaya tinggi dan tidak selalu
dibutuhkan).
Fosfat dapat diendapkan dengan flokulasi
menggunakan garam yang mengandung
aluminium, besi atau kalsium.
Mikroba pathogen dapat dihilangkan dengan
khlorinasi atau penyinaran UV.
Arang aktif dapat digunakan untuk menghilangkan
senyawa oganik rekalsitran.

PARAMETER HASIL OLAHAN

BOD (Biological Oxigen Demand)


COD (Chemical Oxigen Demand)
SS (Suspended Solid)
TSS (Total Suspended Solid)
N-Ammonium (Nitrogen Removal)
N-Nitrit (Nitrogen Removal)
N-Nitrat (Nitrogen Removal)
P-Phospat (Phospourus Removal)
pH

Primary Settling
Basins

Primary Settling

Primary Settling Tank Design

Size
rectangular: 3-24 m wide x 15-100 m long
circular: 3-90 m diameter
Detention time: 1.5-2.5 hours
Overflow rate: 25-60 m3/m2day
Typical removal efficiencies
solids: 50-60%
BOD5: 30-35%

Secondary Treatment

Tahap ini dapat melakukan penurunan BOD jauh


diatas Primary treatment, tujuannya :
Penghilangan BOD (soluble)
Pengilangan lebih lanjut suspended solids
Proses dengan konsumsi bahan organik oleh
bakteri (aerobik) :
organic carbon + O2 + mikroba + nutrisi CO2
+ mikroba baru + H2O + Amonia

Bagaimana Prosesnya ?

Lingkungan dibuat
kaya berbagai jenis
mikroba

Dispersed growth vs Fixed Growth

Dispersed Growth suspended organisms


Activated sludge
Oxidation ditches/ponds
Aerated lagoons, stabilization ponds
Fixed Growth attached organisms
Trickling filters
Rotating Biological Contactors (RBCs)

Activated Sludge

Proses dimana campuran antara limbah cair


dan mikroorganisme diagitasi dan aerasi.
Selanjutnya terjadi proses oksidasi dari bahan
organik di limbah cair.
Setelah oksidasi, dilakukan pemisahan sludge
dan cairan bening.
Terjadi pertumbuhan mikroba
Perlu

nutrisi, oksigen
Diharapkan Mixed Liquor Suspended Solids
(MLSS) 3,000 - 6,000 mg/L

Activated Sludge
Return
Activate
d Sludge
(RAS)

Waste
Activate
d
Sludge

Mixed
Liquor

w/w

Air

Treated
Secondary w/w
clarifier

Discharge to
River or Land
Application

Activated sludge

East Lansing WWTP

Secondary Clarifier

East Lansing WWTP

Activated Sludge Design

Major design parameter: food to microorganism


ratio:

F QS 0

M VX
where Q flow rate
S 0 initial soluble BOD 5
V volume
X mixed liquor volatile
suspended solids (MLVSS)

Activated Sludge Design

td = approximately 6 - 8 hr

Long rectangular aeration basins


Air is injected near bottom of aeration
tanks through system of diffusers
Aeration system used to provide mixing
MLVSS and F/M controlled by wasting a
portion of microorganisms

F/M Parameter

Low F/M (low rate of wasting)


starved

organisms
more complete degradation
larger, more costly aeration tanks
more O2 required
higher
less

power costs (to supply O2)

sludge to handle

High F/M (high rate of wasting)


organisms

are saturated with food


low treatment efficiency

Trickling Filters
Rotating distribution arm sprays primary
effluent over circular bed of rock or other
coarse media
Air circulates in pores between rocks
Biofilm develops on rocks and microorganisms degrade waste materials as
they flow past
Organisms slough off in clumps when film
gets too thick

Trickling Filters

Filter Material

Trickling Filters
Not a true filtering or sieving process
Material only provides surface on which
bacteria to grow
Can use plastic media

lighter

- can get deeper beds (up to 12 m)


reduced space requirement
larger surface area for growth
greater void ratios (better air flow)
less prone to plugging by accumulating slime

Trickling
Filters

Trickling Filter Plant Layout

Rotating Biological Contactors


Called RBCs
Consists of series of closely spaced discs
mounted on a horizontal shaft and rotated
while ~40% of each disc is submerged in
wastewater
Discs: light-weight plastic
Slime is 1-3 mm in thickness on disc

Rotating Biological Contactors

Rotating Biological Contactors


Aeration

Film
mixes with
wastewater

Shearing of excess
microorganisms

Attached microorganisms
pick up organics

Rotating Biological Contactors


Primary
Settling

Sludge
Treatme
nt

Secondary
Settling

Sludge Treatment

Low-tech solutions
Aerobic ponds
Facultative ponds
Anaerobic ponds

Aerobic ponds

Shallow ponds (<1 m


deep)
Light penetrates to
bottom
Active algal
photosynthesis
Organic matter converted to CO2, NO3-,
HSO4-, HPO42-, etc.

Facultative ponds
Ponds 1 - 2.5 m deep
td = 30 - 180 d
not easily subject to
upsets due to
fluctuations in Q,
loading
low capital, O&M costs

Aerobic
Facultative
Anaerobic

Oxidation Ditches

Anaerobic Ponds
Primarily used as a pretreatment process
for high strength, high temperature wastes
Can handle much high loadings
2 stage:

fermentation: Organics Org. acids


Methane fermentation Org. Acids CH4 and
CO2
Acid

Land and Wetland Application


Spray irrigation and infiltration
Overland flow
Wetlands

Source: Environmental
Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, PrenticeHall, N.J., c. 1981

Spray irrigation
Secondary
Treatment

Flooding,
channeling
spray irrigation

Usually follows oxidation ponds, aerated lagoons


Application leads to filtering, biological
degradation, ion exchange, sorption,
photodegradation
Need about 1 acre/100 people

Spray irrigation

Problems
climate
pathogens
need

buffer zone
Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel
and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981

Overland flow
Secondary
Treatment

Application to land
slopped at 2-8%

Water irrigated onto long narrow fields


Use grasses that take up large amounts of
nitrogen
Underlying soil should be fairly impervious

Overland Flow:
Emmitsburg, MD

Treats 1 MGD on 200


acres
Settling pond then
irrigated
Fields planted with
reed canary grass
Below ~1 ft topsoil is
compacted clay

Source: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebel


and R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J., c. 1981

Overland Flow:
Emmitsburg, MD

W/W applied to one side of


field, percolates through
topsoil to a collecting gutter
Water in gutter (clear and
nutrient-free)
Collected in another
reservoir and spray-irrigated
onto forage crops

Source: Environmental Science, 4th ed.


B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall
N.J., c. 1981

Overland Flow:
Emmitsburg, MD

Land for irrigation was


donated by townsperson
Why? What were the
benefits of such a project?
What would be the
concerns?

Source: Environmental Science, 4th ed.


B.J. Nebel and R.T. Wright, Prentice-Hall,
N.J., c. 1981

Overland Flow:
Emmitsburg, MD

Advantages
free

water
free nutrients
plants can be fed to
animals
low-cost
low-maintenance
water meets discharge
regulations (NPDES)

Disadvantages
will

not work in cold


climates
pathogen dispersion in
air
need buffer zones
need large amount of
land

(From: http://www.city.pg.bc.ca/finished.htm)

Wetlands

Use of natural or artificial wetlands


Floating plants act as filters and support
for bacteria

(From: Environmental Science, 4th ed., B.J. Nebeland R.T. Wright, Prentice-Hall, N.J.,
1981)

Facility Options

Considerations for wastewater treatment


facility options
costs
capital
operation and maintenance (including energy)

availability

of space
degree of treatment required by NPDES
permit
municipal or municipal plus industrial
flowrate

Facility Options

Considerations for wastewater


treatment facility options
distance

from residential properties

problems with: odors, flies, other nuisances

agricultural

usage or land application

options
presence of pathogens
experience of design engineers

Anda mungkin juga menyukai