Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI


FASYANKES

LATAR BELAKANG
Limbah medis, jika tidak ditangani
dengan baik dapat berbahaya bagi
petugas kesehatan, pasien,
masyarakat, dan lingkungan. Ini
adalah masalah di Indonesia, dimana
sistem pelayanan kesehatan
meningkat tetapi sistem pengelolaan
limbah medis belum diperkuat ke
tingkat yang sama.

Indonesia mengandalkan insinerator sebagai


pengolah limbah medis. Masalah dengan
insinerator meliputi keadaan fisik insinerator
dan kapasitas yang tidak memadai,
insinerator skala kecil dibangun tersebar di
berbagai Fasyankes, keluhan dari masyarakat
setempat tentang asap, efisiensi rendah
dalam mencapai suhu pembakaran optimal,
tingginya biaya bahan bakar, dan kesulitan
dalam memperoleh izin operasional .

Regulasi terhadap proses insinerasi sangat


ketat dan Biaya instalasi, operasional,
pemeliharaan MAHAL
Sistem berbasis panas dan uap seperti
autoclave dapat digunakan untuk
sterilisasi limbah infeksius. Metode ini
efektif dan juga mencegah pelepasan
dioxin dan furan, dan emisi yang
berhubungan dengan insinerator
limbah medis.

Namun, teknik ini (autoclave )


jarang digunakan di Indonesia,
sebagian karena hanya ada sedikit
pengalaman dengan teknik ini. Oleh
karena itu, peningkatan kapasitas ini
dimaksudkan untuk menunjukkan
bagaimana autoclave sebagai
teknologi pengolahan limbah medis
non insinerasi dapat digunakan di
Indonesia dengan memulai di Rumah
Sakit di Yogyakarta dan Bali

PRINSIP KEBIJAKAN

Mencegah risiko
kesehatan terkait
dengan pemajanan
terhadap petugas
limbah layanan
kesehatan dan
masyarakat , melalui
promosi kebijakan
pengelolaan limbah
pelayanan kesehatan
yang ramah
lingkungan.

Mendukung
upaya global
untuk mereduksi
jumlah
pembuangan
emisi ke atmosfir
untuk mereduksi
penyakit

Mendukung
Basel
Convention
atas limbah
berbahaya

Mendukung
Stockholm
Convention atas
Persistent Organic
Pollutants (POPs).

Mereduksi
pemajanan
polutan toksik
terkait proses
pembakaran
insinerasi
suhu tinggi.

Kebijakan Pengelolaan Limbah Medis


Mewajibkan
semua pengelola
fasyankes untuk
mengelola
limbah dengan
benar

Melakukan
program
pengurangan
limbah

Meningkatkan
kapasitas SDM

Meningkatkan
kemitraan
khususnya
dengan swasta/
pihak ketiga

Meningkatkan
monitoring
dan evaluasi

Strategi Solusi
Mendorong
Mendorong
terselenggaranya
pengembangan
pengelolaan
pengelolaan
limbah di institusi
limbah medis
yang berbasis
terpusat skala
minimisasi
Limbah. Mengembangkan wilayah.
koordinasi Lintas
Sektor/Lintas Program
dalam PEMBINAAN dan
PENGAWASAN
pengelolaan limbah medis
melalui pembentukan
FORUM di tingkat Pusat,
provinsi maupun
Kabupaten/Kota.

Mendorong
pengembangan
teknologi
alternatif non
insinerasi yang
efektif & efisien.

Mendorong peran
swasta dalam
pengembangan
pengolahan limbah
medis terpusat.

Tujuan
Tujuan umum
Tujuan utama pengelolaan limbah medis adalah untuk
mendukung pelaksanaan pengelolaan Limbah layanan
kesehatan dengan metode non insinerasi

Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan para pekerja untuk metode
non insinerasi dalam pengelolaan limbah fasilitas
layanan kesehatan .
Sebagai sebuah model/contoh untuk teknologi
lingkungan terbaik untuk meminimalkan atau
menghilangkan pelepasan dioksin, NOx , SOx , dan CO.

Peraturan
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999
Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun
1995
Tentang : Simbol Dan Label Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun
. Instruksi menteri Lingkungan Hidup RI
no 1 tahun 2013 ttg persyaratan dan
kewajiban dlm izin pengelolaan limbah B3

Kep Ka Badan Pengendalian Dampak


Lingkungan No 01/ Bapedal/09/1995
tentang tata cara dan persyaratan
teknis penyimpanan dan pengumpulan
limbah bahan berbahaya dan beracun
Kep Ka Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan No 03 / Bapedal /09 / 1995
tentang persyaratan teknis pengolahan
limbah bahan berbahaya danberacun

Kepmenkes RI no 1204 tahun 2004 tentang


persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit
Kepmenkes RI no 1428 tahun 2006 tentang
pedoman penyelenggaraan kesehatan
lingkungan puskesmas
. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
. dll

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014
TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai