PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tidak
hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata satu tetapi juga sebagai
pusat
pemberdayaan
keluarga
dan
masyarakat
sehingga
Puskesmas
dapat
serta
peningkatan
kemampuannya
untuk
berkomunikasi
dalam
pembangunan melalui penghayatan keadaan dan masalah dengan lebih baik sehingga
masyarakat termotivasi untuk memecahkan masalahnya dan secara khusus menjadi
upaya peningkatan peran serta masyarakat yang diwujudkan dalam program
pembangunan kesehatan masyarakat kota dan desa melalui pendekatan Primary
Health Care.
1.2
Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai peran serta masyarakat dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui peran serta aktif masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta
masyarakat dan upaya kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
3.
4.
Pauh.
Untuk mengetahui UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran pelaksanaan
UKBM di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.4
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur,laporan tahunan dan tengah semester Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan
pemegang Program Promosi Kesehatan dan Pimpinan Puskesmas Pauh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1 Definisi
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya serta wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
lintas sektor, dan lembaga terkait.1,4
bertugas
menggerakkan
peran
serta
masyarakat
dalam
menyelenggarakan
sehingga pelayanan
1.
2.
3.
bergerak di bidang kesehatan agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Ketentuan mengenai syarat dan tatacara peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
2.
3.
2.1.4
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kader kesehatan.
Pengorganisasian
c. Pendanaan.
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
2.1.7
1.
2.
Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak
mungkin menerapkan suatu keharusan yang sifatnya mutlak.
3.
4.
5.
kedudukan.
Peran serta karena rasa ingin memiliki.
Peran serta karena kesadaran, tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan.
Peran serta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab.
Tenaga,
seseorang
berperan
serta
dalam
kegiatan
kelompok
dengan
sebagainya.
Materi, seseorang
berperan
serta
dalam
kegiatan
kelompok
dengan
2.2.1 Definisi
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas,
lintas sektor, dan lembaga terkait. 3
2.1.2 Tujuan Terbentuknya UKBM 3
1.
2.
3.
4.
menghimpun,
dan
mengelola
pendanaan
masyarakat
untuk
menumbuhkembangkan UKBM.
2.1.3 Tingkat Perkembangan UKBM 3
Pada umumnya, UKBM dibagi berdasarkan tingkat perkembangannya menjadi 4
strata, yaitu:
1. Pratama, yaitu UKBM yang baru dibentuk.
2. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya masih
rendah.
3. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya sudah
tinggi.
4. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur, cakupannya tinggi dan >50%
masyarakatnya telah menjadi anggota dana sehat.
2.1.5 Sasaran UKBM
Sasaran UKBM, yaitu: 3
1.
2.
3.
Keluarga
Kelompok masyarakat: generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja, dan
4.
5.
lain-lain.
Organisai masyarakat: organisai profesi, LSM, dan lain-lain.
Masyarakat umum: desa, kota dan pemukiman khusus.
antara
pelayanan
profesional
dan
non
profesional
(oleh
masyarakat).
b) Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi. Imunisasi,
penangulangan diare) maupun lintas sektoral .
c) Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos
imunisasi, pos kesehatan, dan lain-lain).
d) Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5
tahun, ibu hamil, PUS).
e) Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
a) Meja 1 : Pendaftaran
8
b) Meja 2 : Penimbangan
c) Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
d) Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pemberian oralit, vitamin A ,dan tablet besi
e)Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.6
Klasifikasi Posyandu6
Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:
a) Posyandu Pratama (Warna Merah)
Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bias rutin tiap bulan dan
kader aktifnya terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan
kali dalam satu tahun. Posyandu pratama dinilai gawat. Intervensi nya antara
lain:pelatihan kader, penyegaran kader, dan penambahan jumlah kader.
b) Posyandu Madya (Warna Kuning)
Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah
kader kurang lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi,
Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan
posyandu sudah lebih baik tetapi masih rendah cakupan nya, untuk itu perlu di
lakukan penggerakan masyarakat secara intensif, serta penambahan program
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
c) Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader
lima orang atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah
ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih
sederhana.
d) Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program
tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat
menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
serta mampu berswasembada.
merupakan
pengembangan
dari
promosi
2.
3.
4.
11
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.2.4
Suatu karya bhakti Hasuda (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda
khususnya pramuka dalam bidang kesehatan.
2.
3.
4.
5.
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1. Peran serta masyarakat di Puskesmas Pauh
Tabel III.1.1
Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Tahun 2013
No Kelurahan
Jujumlah (orang)
Posyandu
1
Limau Manis Selatan
40
10
2
Cupak Tangah
32
8
3
Piai Tangah
32
8
4
Pisang
48
12
13
5
6
7
8
9
Kapalo Koto
Limau Manis
Binuang Kp Dalam
Koto Luar
Lambung Bukit
Puskesmas
28
28
28
32
12
140
7
7
7
8
3
70
Grafik III.1.2
Peran Serta Aktif Masyarakat (Kader) Menurut Kelurahan Tahun 2013
Pada Bulan april Promkes Puskesmas PAUH juga melaksanakan kegiatan
penyegaran kader posyandu yang di bina sebanyak 140 Kader dari 70 Posyandu yang
ada di wilayah kerja Puskesmas PAUH.
Tabel III.1.3
Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Triwulan I 2014
14
Kelurahan
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
0
0
0
0
1
1
3
2
4
5
6
3
3
2
3
2
Limau Manis
0
Binuang
kp
0
Dalam
Koto Luar
0
Lb Bukit
0
Jumlah
0
1
1
14
5
1
37
2
1
19
Limau
Manis
Selatan
Cupak Tangah
Piai Tangah
Pisang
Kapalo Koto
15
Dari data diatas menunjukan strata Posyandu Puskesmas Pauh pada tahun
2013 adalah Strata Mandiri 19 (27,14%), Strata Purnama 37 (52,85 %) dan Strata
Madya 14( 20%)
Tabel III.2.2
Pencapaian D/S dan N/D Tahun Triwulan I 2014
Dari data diatas menunjukan pencapaian D/S, N/D Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh
adalah D/S 82.03 dan N/D 76.3 .
16
3.3. TOGA
Tabel III.3.1
Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelurahan
Limau
Manis
Selatan
Cupak Tangah
Piai Tangah
Pisang
Kapalo Koto
Limau Manis
Binuang
kp
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
35
15
40
30
20
37
0
5
5
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
3
44
0
0
0
0
0
0
35
Dalam
Koto Luar
45
Lb Bukit
29
PUSKESMAS 266
Grafik III.1.3
Strata Toga Menurut Kelurahan Triwulan I 2014
Dari data di atas menunjukan bahwa Strata toga Pratama sebanyak 266 dan Strata
Madya sebanyak 44 sedangkan purnama dan mandiri masih 0.
3.4. Pos Kelurahan Siaga
Tabel III.4.1
17
No Kelurahan
Limau
Kondisi Kelsi
Tdk
Bidan
Bangunan
Alat
Aktif
Dilatih
Ada
Ada
Blm
Aktif
Blm
Manis
Sltan
cpk tgh
kap koto
piai tgh
Lm
koto lua
binuang
V
V
kp
dalam
Pisang
lb bukit
Puskesmas
11
V
V
3
Kelurahan (MMK) dengan masalah perilaku yang tidak sehat tertinggi yaitu
Kebiasaan merokok, Kurangnya Konsumsi sayuran dan buah, cpts serta memberantas
jentik nyamuk.
18
Tabel III.5.1
kegiatan penyuluhan masyarakat tahun 2013
Kegiatan
Jan
Fe
Ma Apri Me Juni
Jul
35
8
25
8
15
8
30
8
27
8
28
8
32
7
Gedung
1.
Posy. 70
70
70
70
70
70
Balita
2.
Posy. 13
13
13
13
13
Lansia
3. SD
4. SLTP
5. SMU
6.
10
3
2
7
9
5
1
8
11
4
1
9
1
2
1
2
3
1
2
3
1
Ags
Se
Ok
No
De
35
5
28
8
25
6
30
7
27
5
70
70
70
70
70
70
13
13
13
13
13
13
13
13
3
2
7
12
3
1
6
10
5
6
8
8
2
4
6
16
3
3
6
11
4
4
8
12
5
3
7
10
4
2
8
1
3
1
2
2
1
3
0
1
4
0
1
2
2
1
4
3
1
3
4
1
2
2
1
Dalam
Gedung
1. Individu
2. Kelompok
Luar
14
3
3
10
Kel.Pntesial
7. Remaja
3
8. Kel. PKK
4
9.
Siaran 1
Kellg
Tabel III.5.2
Data perilaku hidup bersih dan sehat ( phbs) tahun 2013
No
Kelurahan
Pisang
Binuang
Jml KK
Jumlah RT
di Survey
Rumah
Tangga yang
1587
210
Ber PHBS
146
Kp 1288
210
145
19
%
Sehat
69.52%
69.5%
RT
Dalam
3
Piai Tangah
988
210
137
65.23%
Cupak Tangah
1521
210
150
71.42%
Kapalo Koto
1293
210
150
71.42%
Koto Luar
1741
210
141
67.14%
Lambung Bukit
851
210
130
61.90%
Limau
210
146
69.52%
Selatan
Limau Manis
1149
210
140
66.66%
12.452
1.890
1.440
76.19%
Manis 2043
Jumlah
Data pembinaan PHBS menurut tatanan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2013 pada Puskesmas Pauh berjumlah 1890 Rumah Tangga. Dari jumlah tersebut
rumah tangga sehat yang telah dibina adalah 1440, dan rumah tangga tidak sehat yang
dibina adalah 450. Jumlah sekolah keseluruhan 46, yang dibina PHBS adalah 4
sekolah. Jumlah tempat kerja keseluruhan adalah 64, yang dibina PHBS adalah 38
tempat kerja. Jumlah sarana kesehatan yang dibina PHBS adalah 8.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Peran serta masyarakat
Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah kader di sembilan kelurahan di Wilayah
kerja Puskesmas Pauh sebanyak 280 orang dengan jumlah kader paling banyak terdapat di
Kelurahan Limau Manis Selatan yaitu sebanyak 48 orang dan paling sedikit di kelurahan
Lambung bukit sebanyak 12 orang.
Dari hasil diskusi dengan pemegang program promosi kesehatan, dari 280 orang
kader, hanya 261 orang yang aktif. Hal ini dikarenakan kesibukan dari masing-masing kader
20
dan kurangnya motivasi dari kader sendiri sebagai peran aktif sebagai agen kesehatan di
masyarakat.
4.2. Posyandu
Dari gambar 3.1 dapat diketahui bahwa strata Posyandu Puskesmas Pauh pada Januari
Maret 2014 yang terbanyak adalah Strata Purnama sebanyak 53 %, sedangkan target yang
ditentukan oleh dinas kesehatan adalah 40 %, sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian
unit posyandu dengan strata purnama di wilayah kerja puskesmas pauh sudah mencapai
target.
Dari tabel 3.2 menunjukkan pencapaian D/S pada triwulan I 2014 di Puskesmas Pauh
adalah 82 %, pencapaian ini belum mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan
yaitu sebesar 85 %. Dari hasil diskusi dengan pemegang program, penyebab tidak
tercapainya target D/S di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah pencatatan SIP posyandu
belum semua terlaksana, kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan yang masih
kurang, dan kurangnya dukungan lintas sektoral terhadap pelaksanaan Posyandu.
4.3. TOGA
Dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Pauh terdapat 209 KK yang
memiliki TOGA, dimana KK dengan TOGA terbanyak terdapat di kelurahan Cupak Tangah,
yaitu sebanyak 32 KK dan kelurahan Lambung Bukit dan Binuang sebanyak 17 KK sebagai
kelurahan dengan TOGA paling sedikit.
Dari hasil diskusi dengan pemegang program, permasalahan utama adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang jenis tanaman serta pemakaian TOGA sebagai tanaman
obat keluarga. Selain itu belum adanya pedoman baku dari DKK Padang tentang pembinaan
TOGA juga masih menjadi kendala lain.
4.4. PHBS
Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa pencapaian rumah tangga yang menerapkan
PHBS di wilayah kerja puskesmas Pauh hanya 76,19 %. Angka ini masih belum mencapai
target dari yang ditentukan oleh kemenkes , yaitu 80 %. Dari hasil diskusi, permasalahan
yang dihadapi adalah belum tercatatnya KK yang menerapkan PHBS dan masih kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya PHBS.
4.5. UKBM lainnya
21
Untuk UKBM lainnya seperti poskeskel, posbindu, UKS, Saka bakti husada, dan
Poskestren juga telah terlaksana, namun masih memerlukan pengembangan dan inovasi yang
lebih baik. Untuk pelaksanaan UKS sendiri masih terkendala dalam hal penyesuaian jadwal
dengan jadwal sekolah yang merupakan target utama dalam UKS. Tingginya minat siswa
masih tidak diimbangi dengan peran serta guru dan pihak sekolah dalam hal kerjasama lintas
sektoral. Selain itu pemantauan jangka panjang terhadap program UKS ini masih terkendala
dalam hal kurangnya sumber daya manusia/tenaga kesehatan di puskesmas. Banyaknya
tenaga puskesmas yang memiliki double job sehingga program UKS ini seperti mati suri
apabila tidak dilakukan pemantauan secara continue.
Pelaksanaan Saka bakti Husada di wilayah kerja Puskesmas Pauh juga telah
terlaksana. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Persami atau
Perjusami yang dilakukan oleh pihak sekolah atau kecamatan. Untuk pelaksanaan program
ini sangat membutuhkan dukungan kerjasama lintas program.
Pelaksaaan Poskestren tidak dapat dilakukan secara rutin karena di wilayah kerja
Puskesmas Pauh tidak ada sekolah pesantren yang merupakan sasaran dari program ini.
Namun demikian, dalam menghadapi pesantren ramadhan, puskesmas biasanya mendapat
undangan dari pihak pelaksana program pesantren ramadhan untuk mengisi materi kesehatan.
Sehingga program ini pun juga memerlukan kerjasama lintas program yang lebih baik.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Jumlah kader di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 280 orang, dimana jumlah
kader aktif sebanyak 261 orang.
22
5.1.2. Permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pauh adalah kesibukan dari masing-masing kader dan kurangnya motivasi
dari kader sendiri sebagai pemegang peran aktif sebagai agen kesehatan di
masyarakat.
5.1.3. UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah Posyandu, TOGA, Kelurahan
siaga, PHBS, UKS, Posbindu, dan Saka Bakti Husada.
5.1.4. Permasalahan yang menghambat kelncaran pelaksanaan UKBM di wilayah kerja
Puskesmas Pauh antara lain adalah kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi,
kurangnya kemampuan dan pengetahuan kader, kurangnya jumlah sumber daya
manusia/ tenaga kesehatan di puskesmas dan kurangnya dukungan lintas sektoral.
5.2. Saran
5.2.1. Mensosialisasikan kembali fungsi dan peranan posyandu ke masyarakat.
5.2.2. Melakukan penyuluhan kembali ke masyarakat mengenai pentingnya PHBS dalam
keluarga.
5.2.3. Memberikan reward kepada kader untuk meningkatkan motivasi dan mengadakan
pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader.
5.2.4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral melalui promosi dan rapat lintas sektoral,
untuk mendapatkan dukungan dana maupun tenaga dari lintas sektor.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. ARRIF: Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat. Padang: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat; 2006.
2. Pusat Promosi Kesehatan . Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Suplemen. Jakarta:
Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia;
http://www.promosikesehatan.com.
23
2011.
Available
from:
Kesehatan).
Available
from:
http://syakira-
blog.blogspot.com/2009/01/peranserta-masyarakat-kader-kesehatan.html.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Available
from:
http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf.
6. Sembiring Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha
Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat.
Available
from:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf.
7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Tahunan 2013. Padang. 2013. Available from:
http://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2013/04/lap-tahunan-yes-10.pdf.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Available
from: www.hukor.depkes.go.id.
9. Indikator
Kinerja
SPM
Kota
Padang
tahun
2013.
Available
http://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2013/03/data-spm-2013.pdf.
10. Laporan Tahunan 2013 puskesmas Pauh.
11. Lokakarya Mini Semester 1 Tahun 2014 Puskesmas Pauh.
24
from: