Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tidak
hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata satu tetapi juga sebagai
pusat

pemberdayaan

keluarga

dan

masyarakat

sehingga

Puskesmas

dapat

memberdayakan setiap masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya


kesehatan.
Partisipasi atau peran serta masyarakat jelas dirasakan keberadaan dan perannya
dalam segala bidang pembangunan. Di bidang kesehatan, wujud nyata peran serta
masyarakat berupa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang jenisnya
bermacam-macam. Jenis UKBM ini bervariasi sesuai kebutuhan dan perkembangan
masyarakat.
Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5 Setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perseorangan, keluarga dan lingkungannya.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat,
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada
termasuk yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM
yang paling dikenal di masyarakat.
Menurut WHO peran serta masyarakat merupakan prasyarat utama untuk
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Yang dimaksud dengan peran serta
masyarakat disini adalah suatu proses individu, keluarga atau kelompok masyarakat
dalam ikut bertanggungjawab atas kesehatan dan kesejahteraan demi keluarga dan
masyarakat,

serta

peningkatan

kemampuannya

untuk

berkomunikasi

dalam

pembangunan melalui penghayatan keadaan dan masalah dengan lebih baik sehingga
masyarakat termotivasi untuk memecahkan masalahnya dan secara khusus menjadi
upaya peningkatan peran serta masyarakat yang diwujudkan dalam program
pembangunan kesehatan masyarakat kota dan desa melalui pendekatan Primary
Health Care.

1.2

Batasan Masalah

Makalah ini membahas mengenai peran serta masyarakat dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3

Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum


Makalah ini dibuat untuk mengetahui gambaran peran serta masyarakat dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
2.

Untuk mengetahui peran serta aktif masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta
masyarakat dan upaya kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

3.
4.

Pauh.
Untuk mengetahui UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh.
Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat kelancaran pelaksanaan
UKBM di wilayah kerja Puskesmas Pauh.

1.4

Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur,laporan tahunan dan tengah semester Puskesmas Pauh, serta diskusi dengan
pemegang Program Promosi Kesehatan dan Pimpinan Puskesmas Pauh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Peran Serta Masyarakat

2.1.1 Definisi
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya serta wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
lintas sektor, dan lembaga terkait.1,4

2.1.2 Dasar Hukum Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan pada
umumnya dan penbangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti dengan
dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan. 5,8
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
Pasal 8
Pemerintah

bertugas

menggerakkan

peran

serta

masyarakat

dalam

menyelenggarakan

pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial

sehingga pelayanan

kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin.


Pasal 71

1.

Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan

2.

upaya kesehatan beserta sumber daya masyarakat.


Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat yang

3.

bergerak di bidang kesehatan agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Ketentuan mengenai syarat dan tatacara peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

2.1.3 Tujuan Peran Serta Masyarakat


Tujuan program peran serta masyarakat adalah 4
1.

Meningkatkan peran, kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non

2.

pemerintah yang memiliki visi sesuai


Meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non

3.

pemerintah dan masyarakat


Memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan
melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.

2.1.4

Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat 4


1.

2.

Manfaat kegiatan yang dilakukan


Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi
masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.
Adanya kesempatan
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan
serta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan

3.

yang akan dilakukan.


Memiliki keterampilan
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang
yang mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang

4.

tersebut akan tertarik untuk berperan serta.


Rasa memiliki
Rasa memiliki akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah
diikutsertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuhkembangkan dengan baik,

5.

maka peran serta masyarakat dapat dilestarikan.


Faktor tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokohtokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta, maka mereka
akan tertarik pula untuk berperan serta.

2.1.5 Lingkup Peran Serta Masyarakat


Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak
terbatas. Namun demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat
dikelompokkan menjadi : 4
1.

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan


oleh masyarakat umum.

2.

Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)


4

3.

Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

4.

Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)

5.

Kemitraan LSM dan dunia usaha.

6.

Dana sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)

7.

Peran wanita pembangunan kesehatan

8.

Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan

9.

Kader kesehatan.

2.1.6 Prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat


Kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu kesehatan seharusnya
tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan di
arahkan melalui tiga macam utama, sebagai berikut. 1,4
a. Kepemimpinan
b.

Pengorganisasian

c. Pendanaan.
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut.
1.

Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal


mempunyai wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).

2.

Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi,


mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang
baik.

3.

Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakan pola


yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang
memadai. Dana sehat pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola
KUD untuk masyarakat anggota KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid
sekolah dan lain-lain

2.1.7

Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan sebagai berikut: 1

1.

Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedokteran, implementasi program


kesehatan masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran. Kesehatan
masyarakat sangat erat kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat yang
bersangkutan.

2.

Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak
mungkin menerapkan suatu keharusan yang sifatnya mutlak.

2.1.8 Tingkatan Peran Serta


Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah.
Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan, dan motivasi. Berbagai
tingkatan partisipasi atau peran serta masyarakat antara lain: 4
1.
2.

Peran serta karena perintah atau karena terpaksa.


Peran serta karena imbalan, baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan

3.
4.
5.

kedudukan.
Peran serta karena rasa ingin memiliki.
Peran serta karena kesadaran, tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan.
Peran serta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab.

2.1.9 Wujud Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk: 4
1.

Tenaga,

seseorang

berperan

serta

dalam

kegiatan

kelompok

dengan

menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat, peralatan, dan


2.

sebagainya.
Materi, seseorang

berperan

serta

dalam

kegiatan

kelompok

dengan

menyumbangkan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut,


misalnya uang, pinjaman tempat, dan sebagainya.
2.1.10 Peran Kader Masyarakat sebagai Wujud Peran Serta Masyarakat
Kader posyandu adalah warga masyarakat yang terlibat dalam seksi 7 dan
seksi LKMD (Tim penggerak PKK) yang tegabung dalam Pokja IV yang membidangi
masalah kesehatan dan KB dan aktif dalam kegiatan posyandu. Kader gizi adalah
anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dan mampu melaksanakan upaya
peningkatan gizi keluarga (UPGK) serta mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut
serta dalam kegiatan UPGK.

Masih banyak conton-contoh lain tentang macam atau jenis kader di


masyarakat, seperti kader UKS (disekolah), kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik),
dan lain-lain.4
2.2

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

2.2.1 Definisi
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas,
lintas sektor, dan lembaga terkait. 3
2.1.2 Tujuan Terbentuknya UKBM 3
1.

Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM

2.

Meningkatnya kemampuan pemimpin/Tokoh masyarakat dalam merintis dan


mengembangkan UKBM

3.

Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam


penyelenggaraan UKBM

4.

Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam


menggali,

menghimpun,

dan

mengelola

pendanaan

masyarakat

untuk

menumbuhkembangkan UKBM.
2.1.3 Tingkat Perkembangan UKBM 3
Pada umumnya, UKBM dibagi berdasarkan tingkat perkembangannya menjadi 4
strata, yaitu:
1. Pratama, yaitu UKBM yang baru dibentuk.
2. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya masih
rendah.
3. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya sudah
tinggi.
4. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur, cakupannya tinggi dan >50%
masyarakatnya telah menjadi anggota dana sehat.
2.1.5 Sasaran UKBM
Sasaran UKBM, yaitu: 3
1.

Individu atau tokoh masyarakat berpengaruh


7

2.
3.

Keluarga
Kelompok masyarakat: generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja, dan

4.
5.

lain-lain.
Organisai masyarakat: organisai profesi, LSM, dan lain-lain.
Masyarakat umum: desa, kota dan pemukiman khusus.

2.2.3 Jenis-jenis UKBM


2.2.3.1 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu adalah salah saru bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan
penanggulangan diare, terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang
langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan
kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksi permasalahan
gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan
anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.6

Prinsip dasar posyandu:


a) Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat
perpaduan

antara

pelayanan

profesional

dan

non

profesional

(oleh

masyarakat).
b) Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi. Imunisasi,
penangulangan diare) maupun lintas sektoral .
c) Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos
imunisasi, pos kesehatan, dan lain-lain).
d) Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5
tahun, ibu hamil, PUS).
e) Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.

Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
a) Meja 1 : Pendaftaran
8

b) Meja 2 : Penimbangan
c) Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
d) Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pemberian oralit, vitamin A ,dan tablet besi
e)Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.6

Klasifikasi Posyandu6
Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:
a) Posyandu Pratama (Warna Merah)
Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bias rutin tiap bulan dan
kader aktifnya terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan
kali dalam satu tahun. Posyandu pratama dinilai gawat. Intervensi nya antara
lain:pelatihan kader, penyegaran kader, dan penambahan jumlah kader.
b) Posyandu Madya (Warna Kuning)
Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah
kader kurang lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi,
Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan
posyandu sudah lebih baik tetapi masih rendah cakupan nya, untuk itu perlu di
lakukan penggerakan masyarakat secara intensif, serta penambahan program
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
c) Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader
lima orang atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah
ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih
sederhana.
d) Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program
tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat
menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
serta mampu berswasembada.

2.2.3.2 Kelurahan Siaga / Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)


Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang dibangun
berdasarkan swadaya masyarakat. Dikepalai oleh bidan/dokter/perawat setempat

(berdomisili di lokasi Poskeskel). Poskeskel melayani kesehatan masyarakat secara


umum sebagai perpanjangan dari Puskesmas. Poskeskel akan membawahi beberapa
Posyandu di lingkungannya.3
Kegiatan poskeskel lainnya

merupakan

pengembangan

dari

promosi

kesehatan,penyehatan lingkungan dan sebagai revitalisasi berbagai UKBM


2.2.3.2.1 Fungsi Poskeskel 3
1. sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. sebagai wahana pelayanan dasar, guna lebih mendekatkan pelyanan kepada
masyrakat serta untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
3. sebagai wahana pembentukan jejaring berbagai UKBM yang ada di kelurahan
4. sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan pasca bencana
2.2.3.2.2 kegiatan pengembangan pelayanan kesehatan Poskeskel3
1. pengamatan epidimiologis sederhana terhadap penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB,dan factor risikonya(termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil
2. penanggulangan penyakit dan pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensi
3. promosi kesehatan peningkatan keluarga sadar gizi dan PHBS
2.2.3.3 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman atau ladang
yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan
dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam
bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat
tradisional.3

Fungsi TOGA adalah:3


1.

Menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan


meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala atau keluhan dari beberapa

2.
3.
4.

penyakit yang ringan


Memperbaiki gizi masyarakat
Upaya pelestarian dan memperindah lingkungan
Menambah penghasilan keluarga.

2.2.3.4 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasionil PHC di lingkungan pekerja,
merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
10

terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh masyarakat


pekerja atau kelompok kerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dan
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.3
UKK menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang ini. Pertumbuhan
industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak, yang biasanya tetap
diiringi oleh banyaknya tenaga kerja informal. Salah satu wujud UKK adalah
dibentuknya Pos Upaya kesehatan Kerja (Pos UKK) di sektor informal dan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor formal.3
Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
1. Pertemuan Tingkat Pekerja (ptp) : mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di
tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah
masyarakat pekerja
2. Survey Mawas Diri (SMD) : pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah
kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai
kesehatan kerja
3. Musyawarah Masyarakat Pekerja (MMP) : mengenal masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas puskesmas, aparat
pemerintah
4. Membentuk Pos UKK : menentukan pengurus pos UKK, jadwal kegiatan, rencana
kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja
5. Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil SMD,
menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan
6. Penyuluhan UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi,
risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah, penyakit
dan kecelakaan akibat kerja
7. Pemeriksaan Kesehatan, p3k dan p3p : membantu petugas kesehatan, pemeriksaan
ksehatan umum, pengadaan dan pengelolaan kartu kunjungan, formulir status
kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada
penyakit ringan
8. Upaya Rujukan : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak
bisa tertangani.
9. Pencatatan Pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
10. Kerjasama Lintas Sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK,
pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu
kesulitan pekerja

11

11. Mengelola Sumber Keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan


pengeluaran pos UKK
12. Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja : integrasi kegiatan ekonomi yang
menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi),
pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
13. Membina Kemampuan Diri : meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan
penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan
kegiatan secara kontinyu

2.2.3.5 Pos kesehatan Persantren (Poskestren)


Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren dalam
bidang kesehatan secara berkala.Kegiatan dari poskestren adalah :3
1.
2.
3.

Pos obat pondok pesantren


Santri husada (kader kesehatan di kalangan santri)
Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah

4.

kesehatan secara berkala, bekerja sama dengan puskesmas setempat.


Upaya kesehatan lingkungan di sector pondok pesantren.

2.2.3.6 Pos Binaan Terpadu (Posbindu)


Posbindu berbeda dengan posyandu, karena posbindu dikhususkan unutk
pembinaan pada orang tua, baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang
sudah memasuki masa lansia.2
Program posbindu ini diperuntukkan untuk usia 45 tahun ke atas dengan
pembagian 45 tahun sampai 59 tahun adalah usia pralansia, 60 sampai 70 tahun usia
lansia, dan 70 tahun keatas adalah lansia yang beresiko. Posbindu ini diharapkan bagi
usia pralansia adalah untuk mempersiapkan dalam memasuki usia lansianya agar tetap
produktif, mandiri dan bisa berperan aktif.2

Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu diantaranya:2,3


1.
2.
3.

Pendataan Sasaran, masyarakat yang berusia diatas 18 tahun


Pemeriksaan Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, maka setiap satu bulan sekali
diadakan pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah,

4.
5.
6.
7.
8.

penimbangan berat badan, dan pemberian obat-obatan yang diperlukan.


Penyuluhan, dilaksanakan setiap 1 bulan sekali.
Olah raga atau kesehatan jasmani
Olahraga yang dilakukan di posbindu yaitu senam lansia, jalan kaki.
Pemberian makanan tambahan
Pemeriksaan laboratorium darah pada pasien yang beresiko.
12

9.

Pembinaan pada keluarga lansia unutk meningkatkan kemampuannya


mengatasi masalah kesehatan lansia.

2.2.4

Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)


Bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain adalah sebagai
berikut2,3
1.

Suatu karya bhakti Hasuda (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda
khususnya pramuka dalam bidang kesehatan.

2.

Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD), merupakan wujud peran


serat masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

3.

Pemberantasan Penyakit Menular melalui pendekatan pembangunan kesehatan


masyarakat desa(P2M-PKMD) merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam
penangulangan penyakit menular yang banyk di derita penduduk setempat.

4.

Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL), merupakan wujud peran serta


masyarakat dalam program menyediakan air bersih dan perbaikan lingkungan
pemukiman. Melalui kegiatan ini diharapkan cukupan penyediaan air bersih dan
rumah sehat menjadi semakin tinggi.

5.

Pos kesehatan pondok pesantren (Poskestren), merupakan wujud partisipasi


masyarkat pondok pesantren dalam bidang kesehatan. Biasanya dalam poskestren
ini muncul kegiatan, antara lain pos obat pondok pesantren (POP), santri hasada
( kader kesehatan di kalangan santri), pusat informasi kesehatan di pondok
pesantren, dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar pesantren.

BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1. Peran serta masyarakat di Puskesmas Pauh
Tabel III.1.1
Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Tahun 2013
No Kelurahan
Jujumlah (orang)
Posyandu
1
Limau Manis Selatan
40
10
2
Cupak Tangah
32
8
3
Piai Tangah
32
8
4
Pisang
48
12
13

5
6
7
8
9

Kapalo Koto
Limau Manis
Binuang Kp Dalam
Koto Luar
Lambung Bukit
Puskesmas

28
28
28
32
12
140

7
7
7
8
3
70

Grafik III.1.2
Peran Serta Aktif Masyarakat (Kader) Menurut Kelurahan Tahun 2013
Pada Bulan april Promkes Puskesmas PAUH juga melaksanakan kegiatan
penyegaran kader posyandu yang di bina sebanyak 140 Kader dari 70 Posyandu yang
ada di wilayah kerja Puskesmas PAUH.
Tabel III.1.3
Peran Serta Aktif Masyarakat (kader) Menurut Kelurahan Triwulan I 2014

14

3.2. Posyandu Puskesmas Pauh


Tabel III.2.1
Tabel Strata Posyandu Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kelurahan

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

0
0
0
0

1
1
3
2

4
5
6
3

3
2
3
2

Limau Manis
0
Binuang
kp
0
Dalam
Koto Luar
0
Lb Bukit
0
Jumlah
0

1
1
14

5
1
37

2
1
19

Limau

Manis

Selatan
Cupak Tangah
Piai Tangah
Pisang
Kapalo Koto

15

Dari data diatas menunjukan strata Posyandu Puskesmas Pauh pada tahun
2013 adalah Strata Mandiri 19 (27,14%), Strata Purnama 37 (52,85 %) dan Strata
Madya 14( 20%)
Tabel III.2.2
Pencapaian D/S dan N/D Tahun Triwulan I 2014

Dari data diatas menunjukan pencapaian D/S, N/D Triwulan I 2014 Puskesmas Pauh
adalah D/S 82.03 dan N/D 76.3 .

16

3.3. TOGA
Tabel III.3.1
Strata Toga Menurut Kelurahan Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kelurahan
Limau

Manis

Selatan
Cupak Tangah
Piai Tangah
Pisang
Kapalo Koto
Limau Manis
Binuang
kp

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

35

15
40
30
20
37

0
5
5
0
7

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

10
3
44

0
0
0

0
0
0

35
Dalam
Koto Luar
45
Lb Bukit
29
PUSKESMAS 266

Grafik III.1.3
Strata Toga Menurut Kelurahan Triwulan I 2014
Dari data di atas menunjukan bahwa Strata toga Pratama sebanyak 266 dan Strata
Madya sebanyak 44 sedangkan purnama dan mandiri masih 0.
3.4. Pos Kelurahan Siaga
Tabel III.4.1
17

Data Kelurahan Siaga Triwulan I 2014

No Kelurahan

Limau

Jumlah Jumlah Sarana Poskesdes

Kondisi Kelsi
Tdk

Bidan

Bangunan

Alat

Aktif

Dilatih

Ada

Ada

Blm

Aktif

Blm

Manis

Sltan

cpk tgh

kap koto

piai tgh

Lm

koto lua
binuang

V
V

kp

dalam

Pisang

lb bukit

Puskesmas

11

V
V
3

Selama tahun 2013 Program Promkes juga telah melaksanakan pembentukan


Kelurahan Siaga di tingkat Kecamatan dan dilanjutkan ditingkat Kelurahan yaitu
pembentukan Organisasi Kelurahan Siaga pada 9 Kelurahan dengan kegiatan
pendataan Survei Mawas Diri

(SMD), PHBS, dan Musyawarah Masyarakat

Kelurahan (MMK) dengan masalah perilaku yang tidak sehat tertinggi yaitu
Kebiasaan merokok, Kurangnya Konsumsi sayuran dan buah, cpts serta memberantas
jentik nyamuk.

3.5. Penyuluhan masyarakat dan PHBS

18

Tabel III.5.1
kegiatan penyuluhan masyarakat tahun 2013
Kegiatan

Jan

Fe

Ma Apri Me Juni

Jul

35
8

25
8

15
8

30
8

27
8

28
8

32
7

Gedung
1.
Posy. 70

70

70

70

70

70

Balita
2.
Posy. 13

13

13

13

13

Lansia
3. SD
4. SLTP
5. SMU
6.

10
3
2
7

9
5
1
8

11
4
1
9

1
2
1

2
3
1

2
3
1

Ags

Se

Ok

No

De

35
5

28
8

25
6

30
7

27
5

70

70

70

70

70

70

13

13

13

13

13

13

13

13
3
2
7

12
3
1
6

10
5
6
8

8
2
4
6

16
3
3
6

11
4
4
8

12
5
3
7

10
4
2
8

1
3
1

2
2
1

3
0
1

4
0
1

2
2
1

4
3
1

3
4
1

2
2
1

Dalam
Gedung
1. Individu
2. Kelompok
Luar

14
3
3
10

Kel.Pntesial
7. Remaja
3
8. Kel. PKK
4
9.
Siaran 1
Kellg

Tabel III.5.2
Data perilaku hidup bersih dan sehat ( phbs) tahun 2013
No

Kelurahan

Pisang

Binuang

Jml KK

Jumlah RT
di Survey

Rumah
Tangga yang

1587

210

Ber PHBS
146

Kp 1288

210

145

19

%
Sehat
69.52%
69.5%

RT

Dalam
3

Piai Tangah

988

210

137

65.23%

Cupak Tangah

1521

210

150

71.42%

Kapalo Koto

1293

210

150

71.42%

Koto Luar

1741

210

141

67.14%

Lambung Bukit

851

210

130

61.90%

Limau

210

146

69.52%

Selatan
Limau Manis

1149

210

140

66.66%

12.452

1.890

1.440

76.19%

Manis 2043

Jumlah

Data pembinaan PHBS menurut tatanan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun
2013 pada Puskesmas Pauh berjumlah 1890 Rumah Tangga. Dari jumlah tersebut
rumah tangga sehat yang telah dibina adalah 1440, dan rumah tangga tidak sehat yang
dibina adalah 450. Jumlah sekolah keseluruhan 46, yang dibina PHBS adalah 4
sekolah. Jumlah tempat kerja keseluruhan adalah 64, yang dibina PHBS adalah 38
tempat kerja. Jumlah sarana kesehatan yang dibina PHBS adalah 8.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Peran serta masyarakat
Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah kader di sembilan kelurahan di Wilayah
kerja Puskesmas Pauh sebanyak 280 orang dengan jumlah kader paling banyak terdapat di
Kelurahan Limau Manis Selatan yaitu sebanyak 48 orang dan paling sedikit di kelurahan
Lambung bukit sebanyak 12 orang.
Dari hasil diskusi dengan pemegang program promosi kesehatan, dari 280 orang
kader, hanya 261 orang yang aktif. Hal ini dikarenakan kesibukan dari masing-masing kader
20

dan kurangnya motivasi dari kader sendiri sebagai peran aktif sebagai agen kesehatan di
masyarakat.
4.2. Posyandu
Dari gambar 3.1 dapat diketahui bahwa strata Posyandu Puskesmas Pauh pada Januari
Maret 2014 yang terbanyak adalah Strata Purnama sebanyak 53 %, sedangkan target yang
ditentukan oleh dinas kesehatan adalah 40 %, sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian
unit posyandu dengan strata purnama di wilayah kerja puskesmas pauh sudah mencapai
target.
Dari tabel 3.2 menunjukkan pencapaian D/S pada triwulan I 2014 di Puskesmas Pauh
adalah 82 %, pencapaian ini belum mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan
yaitu sebesar 85 %. Dari hasil diskusi dengan pemegang program, penyebab tidak
tercapainya target D/S di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah pencatatan SIP posyandu
belum semua terlaksana, kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan yang masih
kurang, dan kurangnya dukungan lintas sektoral terhadap pelaksanaan Posyandu.
4.3. TOGA
Dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Pauh terdapat 209 KK yang
memiliki TOGA, dimana KK dengan TOGA terbanyak terdapat di kelurahan Cupak Tangah,
yaitu sebanyak 32 KK dan kelurahan Lambung Bukit dan Binuang sebanyak 17 KK sebagai
kelurahan dengan TOGA paling sedikit.
Dari hasil diskusi dengan pemegang program, permasalahan utama adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang jenis tanaman serta pemakaian TOGA sebagai tanaman
obat keluarga. Selain itu belum adanya pedoman baku dari DKK Padang tentang pembinaan
TOGA juga masih menjadi kendala lain.
4.4. PHBS
Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa pencapaian rumah tangga yang menerapkan
PHBS di wilayah kerja puskesmas Pauh hanya 76,19 %. Angka ini masih belum mencapai
target dari yang ditentukan oleh kemenkes , yaitu 80 %. Dari hasil diskusi, permasalahan
yang dihadapi adalah belum tercatatnya KK yang menerapkan PHBS dan masih kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya PHBS.
4.5. UKBM lainnya

21

Untuk UKBM lainnya seperti poskeskel, posbindu, UKS, Saka bakti husada, dan
Poskestren juga telah terlaksana, namun masih memerlukan pengembangan dan inovasi yang
lebih baik. Untuk pelaksanaan UKS sendiri masih terkendala dalam hal penyesuaian jadwal
dengan jadwal sekolah yang merupakan target utama dalam UKS. Tingginya minat siswa
masih tidak diimbangi dengan peran serta guru dan pihak sekolah dalam hal kerjasama lintas
sektoral. Selain itu pemantauan jangka panjang terhadap program UKS ini masih terkendala
dalam hal kurangnya sumber daya manusia/tenaga kesehatan di puskesmas. Banyaknya
tenaga puskesmas yang memiliki double job sehingga program UKS ini seperti mati suri
apabila tidak dilakukan pemantauan secara continue.
Pelaksanaan Saka bakti Husada di wilayah kerja Puskesmas Pauh juga telah
terlaksana. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Persami atau
Perjusami yang dilakukan oleh pihak sekolah atau kecamatan. Untuk pelaksanaan program
ini sangat membutuhkan dukungan kerjasama lintas program.
Pelaksaaan Poskestren tidak dapat dilakukan secara rutin karena di wilayah kerja
Puskesmas Pauh tidak ada sekolah pesantren yang merupakan sasaran dari program ini.
Namun demikian, dalam menghadapi pesantren ramadhan, puskesmas biasanya mendapat
undangan dari pihak pelaksana program pesantren ramadhan untuk mengisi materi kesehatan.
Sehingga program ini pun juga memerlukan kerjasama lintas program yang lebih baik.

BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Jumlah kader di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 280 orang, dimana jumlah
kader aktif sebanyak 261 orang.

22

5.1.2. Permasalahan yang menghambat kelancaran peran serta masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pauh adalah kesibukan dari masing-masing kader dan kurangnya motivasi
dari kader sendiri sebagai pemegang peran aktif sebagai agen kesehatan di
masyarakat.
5.1.3. UKBM aktif di wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah Posyandu, TOGA, Kelurahan
siaga, PHBS, UKS, Posbindu, dan Saka Bakti Husada.
5.1.4. Permasalahan yang menghambat kelncaran pelaksanaan UKBM di wilayah kerja
Puskesmas Pauh antara lain adalah kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi,
kurangnya kemampuan dan pengetahuan kader, kurangnya jumlah sumber daya
manusia/ tenaga kesehatan di puskesmas dan kurangnya dukungan lintas sektoral.
5.2. Saran
5.2.1. Mensosialisasikan kembali fungsi dan peranan posyandu ke masyarakat.
5.2.2. Melakukan penyuluhan kembali ke masyarakat mengenai pentingnya PHBS dalam
keluarga.
5.2.3. Memberikan reward kepada kader untuk meningkatkan motivasi dan mengadakan
pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader.
5.2.4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral melalui promosi dan rapat lintas sektoral,
untuk mendapatkan dukungan dana maupun tenaga dari lintas sektor.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. ARRIF: Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat. Padang: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat; 2006.
2. Pusat Promosi Kesehatan . Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Suplemen. Jakarta:
Kementrian

Kesehatan

Republik

Indonesia;

http://www.promosikesehatan.com.
23

2011.

Available

from:

3. Pramudho Kodrat. Pengembangan UKBM Melalui Poskesdes. Available from:


http://buk.depkes.go.id/index.php.
4. Peran Serta Masyarakat (Kader

Kesehatan).

Available

from:

http://syakira-

blog.blogspot.com/2009/01/peranserta-masyarakat-kader-kesehatan.html.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Available

from:

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf.
6. Sembiring Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha
Peningkatan

Kesehatan

Masyarakat.

Available

from:

http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf.
7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan Tahunan 2013. Padang. 2013. Available from:
http://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2013/04/lap-tahunan-yes-10.pdf.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Available
from: www.hukor.depkes.go.id.
9. Indikator
Kinerja
SPM
Kota

Padang

tahun

2013.

Available

http://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2013/03/data-spm-2013.pdf.
10. Laporan Tahunan 2013 puskesmas Pauh.
11. Lokakarya Mini Semester 1 Tahun 2014 Puskesmas Pauh.

24

from:

Anda mungkin juga menyukai