Aspek Tanah Hampir Fix
Aspek Tanah Hampir Fix
Disusun Oleh:
1. Nanik Indah D. W
2. Nur Izzatul Maulidah
3. Nevi Linda P
4. Nurul Farida
5. Nevi Anggraini P
6. Nurhayati Rosyidah
7. Nanik Yuliana
8. Nurlaili Hayati M
9. Nanang Wahyu Prajaka
10. Naning Kurniasari
11. Nur Azizah L.E.S
12. Nadia Ulfa Savitri
13. Nur Fisca Putrisiwi
115040201111064
115040201111339
115040200111054
115040213111049
115040201111020
115040213111008
115040200111059
115040201111175
115040200111163
115040201111211
115040213111007
115040201111131
115040200111177
KELAS L
Latar Belakang
Pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan
suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi
manusia. Untuk mendapatkan produksi yang optimal seperti yang diharapkan,
banyak hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani. Untuk mengetahui
bagaimana teknik dan perlakuan yang tepat dalam bertani, maka sudah
barang tentu kita harus mengetahui ban memahami sifat, dan kejadian apa
saja yang terjadi baik pada tanaman itu sendiri maupun pada lingkungan
sekitarnya. Untuk dapat memahami bagaimana hubungan yang terjadi antara
suatu organisme dengan lingkungannya, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap
pertanian, maka kita perlu mempelajari manajemen ekosistem, yakni siatu ilmu
yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi didalam merancang, mengelola, dan
mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari, yang disana akan
dipelajari tentang agroekosistem. Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan,
mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan
lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri
mauun yang merugikan.
Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat
berbagai komponen, baik abiotic sampai dan biotik. Di dalam agroekosistem
juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi
satu
sama
lain.
Dalam
kondisi
normal
akan
terjadi
keseimbangan
1.2. Tujuan
a) Untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi lahan di Lahan Cangar,
b) Untuk mengetahui tingkat kesuburan di Lahan Cangar,
c) Untuk mengetahui kadnungan unsure yang terkandung dalam tanah,
khususnya di Lahan Cangar.
1.3. Manfaat
Harapannya dalam kegiatan praktikum ini dapat memberikan manfaat
dan pemahaman tentang Manajemen Agrosistem di Lahan Cangar khusunya
dalam hubungannya aspek tanah berupa aspek Kimia Tanah, Biologi Tanah
dan Fisika Tanah.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Tanah dan Kesehatan tanah
2.1.1 Kualitas Tanah
Kualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang
menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik dan
produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan.
Menurut (Dikti,1991)Kualitas tanah adalah kapasitas suatu tanah untuk
berfungsi dalam batas-batas ekosistem untuk melestarikan produktivitas biologi,
memelihara kualitas lingkungan, serta meningkatkan kesehatan tanaman dan
hewan. (Henry,1992) mengusulkan bahwa kualitas tanah adalah ukuran kondisi
tanah dibandingkan dengan kebutuhan satu atau beberapa spesies atau dengan
beberapa kebutuhan hidup manusia.
Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikatorindikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks
kualitas tanah. Indeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan
nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. Indikator-indikator kualitas tanah dipilih
dari sifat-sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah.
Gambar 1. Tanah
Indikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia
dan biologi tanah yang dapat menggambarkan kondisi tanah).Indikator-indikator
kualitas tanah harus :
1.
Menunjukkan proses-proses yang terjadi dalam ekosistem,
2. Memadukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan proses biologi
tanah,
3. Dapat diterima oleh banyak pengguna dan dapat diterapkan di
berbagai kondisi lahan,
4. Peka terhadap berbagai keragaman pengelolaan tanah dan
perubahan iklim, dan
mengontrol air hujan, salju yang mencair, dan larinya air irigasi. Air dan aliran
massa terlarut menutupi lahan baik dipermukaan maupun di dalam tanah.
b)
Menyangga keberlangsungan hidup tanaman dan hewan.
Diversitas dan produktivitas hayati tergantung pada tanah.
c)
Menyaring bahan-bahan polutan atau racun yang potensial.
Mineral dan mikroba dalam tanah peka dalam menyaring, menyangga,
mendegradasi, dan mendetoksifikasi bahan organik dan anorganik.
d)
Daur nutrisi. karbon, nitrogen, fosfor dan berbagai unsur hara
disediakan, ditransformasi, dan didaur ulang oleh tanah.
e)
Meningkatkan struktur. Kestabilan tanah berperan untuk
menopang bangunan di atasnya dan fosil arkeologi yang tersimpan dalam
tanah yang berhubungan dengan perilaku manusia purba (Anang,2003).
2.2 Kriteria Indicator dalam Pengelolaan Agroekosistem yang Sehat dan
Berkelanjutan
Pengelolaan
pertanian
berwawasan
lingkungan
dilakukan
melalui
hara
yang
tanaman
untuk
pertumbuhan
perkembangannya
dan
diperoleh
kimia.
Pada
lahan
pertanian diketahui sumber unsur hara berasal dari bahan organik, karena
pada lokasi tersebut banyak ditemukan seresah yang merupakan sumber
bahan organic selain itu aplikasi pupuk kandang juga menambah
ketersediaan unsur hara yang berfungsi ganda, diserap oleh tanaman dan
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
sistem
pertanian
yang
diolah
secara
intensif
dengan
larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam
jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
Untuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu
agroekosistem maka apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka
pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman
yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentu.
c) Ketersediaan Unsur Hara
Unsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : Bahan
organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian
pupuk kimia.
Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur
haranya berasal dari input-input kimiawi berupa pupuk anorganik, petani
kurang menerapkan tambahan bahan organic seperti aplikasi pupuk kandang
dan seresah dari tanaman yang diusahkan., sehingga petani sangat
berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal penggunaan pupuk kimia
berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun. Terkadang
nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang diusahakan dan
petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak mengandung
unsure hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsure N maka
petani mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsure
N yang kurang tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya.
2. Dari Segi Fisika Tanah
a)
kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah
sedang sampai tinggi. Selain itu, Nilai BI untuk tekstur berpasir antara 1,5
1,8 g / m3, Nilai BI untuk tekstur berlempung antara 1,3 1,6 g / m 3 dan Nilai
BI untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 g / m3 merupakan nilai BI yang
dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami
pemadatan. Bobot isi tanah di lahan dengan pengolahan intensif biasanya
memiliki nilai BI tinggi karena tanah telah mengalami pemadatan akibat
penggunaan alat-alat berat untuk pengolahan tanahnya. Sedangkan untuk
nilai BJ tanah, Pada tanah secara umum nilainya BJ antara 2,6 2,7 g.cm-3,
bila semakin banyak kandungan BO, nilai BJ semakin kecil. Pada lahan
dengan pengolahan intensif memiliki BJ bisa lebih dari 2,6 apabila
pemadatan tanah yang terjadi amat tinggi. Apabila nilai BJ terlalu tinggi juga
berpengaruh terhadap penentuan laju sedimentasi serta pergerakan partikel
oleh air dan angin.
b)
c)
Erosi Tanah
Erosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah
tersebut
menggambarkan
kerusakan
tanah
akibat
pemakaian bahan kimia yang intensif. Untuk itu perlu suatu manajemen
untuk mengelola agroekosistem untuk memperbaiki kualitas tanah.
Sehingga bisa mencapai agroekosistem yang berkelanjutan.
Agroekosistem
merupakan
ekosistem
yang
dimodifikasi
dan
(productivity),
kestabilan
(stability),
keberlanjutan
III. METODE
3.1 Deskripsi Lokasi Praktikum
Praktikum Manajemen Agroekosistem kali ini dilakukan di daerah Cangar,
Kabupaten Malang. Terdapat berbagai jenis sayuran yang ditanam disana
menggunakan sistem pertanian organik seperti
(komoditi utama), lombok udel, kubis, sawi, dan selada dll. Pada pengamatan
manajemen agroekosistem indicator tanah diberikan 2 perlakuan pengamatan
yaitu perlakuan pengamatan pada tanaman semusim (non pohon) dan tanaman
tahunan (dengan pohon) dengan memiliki parameter yang yang sama yaitu dari
segi fisika, kimia dan biologi tanahnya.
3.2 Alat dan Bahan
1
Lapangan
a Alat
1 Ring
2 Meteran 50 m
diameter pohon
Plastik
4
5
6
7
8
9
kascing
Balok kayu
: sebagai alas saat memukul ring
Palu
: untuk memukul balok kayu
Cetok
: untuk mengambil sampel
Spidol permanent : Untuk memberi label
Tali Rafia
: Untuk membatasi plot pengamatan
Pisau
: Untuk mengambil dan membersihkan tanah
dari ring
10 Penggaris
kascing
11 Timbangan
bahan
12 Kamera
: Dokumentasi
Bahan
1 Tanah
: sample tanah kering, indicator fisika
2 Seresah : indicator biologi
3 Cacing
: indicator biologi
4 Kascing : indicator biologi
5 Dokumentasi daun yang terdefisiensi unsur hara: indicator kimia
Laboratorium
a Alat
batas ring
Kaleng
Timbangan Digital
Oven
C-organik
Buku tulis
Alat tulis
Timbangan
Buret
Gelas Ukur
Pipet
pH tanah
Buku tulis
Alat tulis
Timbangan
Labu erlemenyer
Fial film
pH tanah
pH Meter
: Untuk mengukur pH
Stopwatch
: Untuk mengukur waktu
4 Seresah, cacing dan kascing
Timbangan
: menimbang BB dari seresah (+BKO),
pengovenan
Kamera
Oven
: dokumentasi
: mengoven seresah untuk memperoleh
nilai BKO
Nampan
penimbangan
membungkus
seresah
untuk
Bahan
1 Bobot Isi an Bobot Jenis Tanah
Sample Tanah dalam ring
: Sebagai obyek yang di uji
Air
:Sebagai
pencampur
dalam
pengukuran BJ
2
C-organik
K2Cr2O7
H2SO4
H3PO4
: Sebagai pengikat Fe dalam proses titrasi
Indicator difenilamin : sebagai indikator warna bahan organik
dalam tanah.
Air
:
sebagai
penetralisir
reaksi
kimia
yang
dihasilkan oleh
pH tanah
Tanah praktikum
: sebagai obyek yang di uji
Air
: sebagai campuran dalam tanah
Seresah :
Seresah akan menambah kandungan bahan organic tanah apabila
nantinya mengalami proses pelapukan/dekomposisi. Bahan organik
organic
sisa
makanan
cacing
dan
kotoran
cacing)
seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah tang terlalu besar akibatnya
c
IV. PEMBAHASAN
4.1 Data
Data Pengamatan Cangar Tanaman Tahunan
Aspek Biologi
Parameter
Keanekaragaman
Hasil
Pohon
rerumputan
Pohon Cemara, perakaran dalam
22 ekor
1 ekor
Frame 1= 7 cm , frame 2= 3,5 cm
pinus,
pohon
cemara,
BERAT AWAL
BERAT (g)
SUB SAMPEL
BKO
1264.9
50
17.7
294.6
50
14.3
220.9
50
8.8
654,0
50
12.2
86.7
50
9.0
79.2
50
9.8
(g)
Frame 1
A. SERESAH
B. RANTING
C. LAIN
Frame 2
A. SERESAH
B. RANTING
C. LAIN
Aspek Fisika
Parameter
Berat isi
Berat jenis
Porositas total
Hasil
0. 6478 gr / cm3
-
dan
Aspek Kimia
Parameter
C-Organik
pH (derajat keasaman tanah)
eH (potensial redoks)
EC (daya hantar listrik)
Hasil
13,7%
5,699
79,3
-
Hasil
Wortel, bit, kubis
Tidak ada, perakaran dangkal
7 ekor
5 ekor
Kw 1= 33,9 g
Kw 2= 66,2 g
Kw 3= 17,8 g
Kw 4= 23,7 g
Kw 5= 7,3 g
1 cm
Ketebalan seresah
Tabel Seresah
Indikato
r
Seresah
Plot
1
2
3
4
5
BB
13 gr
14.8 gr
13.9 gr
17.3 gr
8.1 gr
BKO
10,1 gr
11.3 gr
10.9 gr
15.2 gr
6.2 gr
Aspek Fisika
Parameter
Berat isi
Berat jenis
Porositas total
Aspek Kimia
Hasil
0,66 g/cm3
2,02 g/cm3
68 %
Parameter
C-Organik
pH (derajat keasaman tanah)
eH (potensial redoks)
EC (daya hantar listrik)
Hasil
2,04%
6,46
-
4.2 Pembahasan
Dari praktikum lapang yang diadakan dilahan Kebun Percobaan Cangar
Universitas Brawijaya dilakukan pengamatan pada lahan semusim dan lahan
tahunan. Dari hasil analisa lapang dan laoratorium didapatkan hasil bahwa secara
umum kondisi tanah dilahan Cangar cukup baik. Namun apabila dibandingkan
antara kondisi tanah lahan tanaman tahunan dan tanaman semusim maka tanah
tahunan lebih sehat daripada tanaman semusim.
Dari segi aspek biologi
Dari aspek biologi di kedua tempat ditemukan seresah, namun seresah
yang paling banyak ditemukan pada lahan tanaman tahunan. Tebal seresah tanah
tahunan dari 3,5-7 cm. Dan tebal seresah pada tanaman semusim hanya 1 cm.
Pada tanah tahunan memang tidak ditemukan kascing namun jumlah cacing yang
ditemukan lebih banyak daripada tanaman semusim yaitu 22 ekor dan cacing pada
tanah semusim yaitu 7 ekor. Banyaknya cacing yang ditemukan mengindikasikan
bahwa tanah itu sehat, cacing berfungsi untuk memperbaiki porositas dan kascing
berfungsi sebagai sumber pupuk alami.
Biota tanah memiliki peranan penting dalam siklus hara didalam tanah.
Sehingga dalam jangka panjang dapat sangat mempengaruhi keberlanjutan
produktifitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah.
Cascing (pupuk organik bekas cacing) mempunyai kadar hara N,P, dan K 2,5 kali
kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total
dan pori drainase cepat meningkat 1,15 kali). (Irawan,2002)
Dari segi aspek kimia
Dari aspek kimia yang diamati meliputi kandungan C-organik, pH, EH, dan
EC. Namun yang diamati hanya C-organik, pH dan Eh. Dari hasil laboratorium
diperoleh data yang berbeda antara tanah semusim dan tanah tahunan. Untuk
kandungan C-organik yang ditanah tahunan lebih tiggi dibandingkan dengan tanah
semusim. Pada tanah tahunan diperoleh C-organik sebesar 13,7% dan tanah
semusim yaitu 2,04%. Untuk pH pada kedua tempat sebenaranya sudah cukup baik
yaitu pada tanah tahunan sebesar 5,69 sedangkan tanah semusim sebesar 6,46.
Sedangkan pH tanah yang baik mempunyai rentang dari 5-7. Untuk eH pada tanah
tahunan diperoleh 79,3 sedangkan pada tanah semusim tidak dilakukan perhitungan
eH.
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan
binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.
Pada lahan pertanian di Cangar, terdapat seresah daun yang merupakan sumber
bahan organik. Menurut (Hardjowigeno,2007) tanah yang sehat memiliki kandungan
bahan organik sekitar 5 %, sedangkan tanah yang tidak sehat kandungan bahan
organiknya rendah.
pH tanah di daerah Cangar yang tahunan adalah 5,69 dan semusim 6,46
hal ini disebabkan karena banyaknya seresah yang akan menjadi BO dan BO dapat
menurunkan pH karena bersifat asam. Tanah bersifat masam disebabkan karena
berkurangnya Kation Kalsium,Magnesium, Kalium dan Natrium. Tetapi dengan pH
yang masam, belum tentu kebutuhan tanaman terhadap tanah tidak cocok, hal itu
tergantung pada jenis tanamannya.
Dari segi aspek fisika
Dari segi aspek fisika dilakukan pengamatan berat isi, berat jenis dan
porositas. Namun pada tanah tahunan dilakukan pengamatan berat isi saja. Untuk
berat isi pada kedua tempat diperoleh nilai yang hampir sama yaiu sebesar 0,64
g/cm3 dan 0,66 g/cm3. Pada tanah semusim berat jenis yang ditemukan sebesar 2,02
g/cm3. Sedangkan untuk BJ tanah, menurut literatur, menytakan bahwa keadaan
tanah secara umum nila Bj antara 2,6-2,7 g/m3. Bila semakin banyak kandungan BO,
maka nilai BJ semakin kecil. Dan porositasnya cukup baik yaitu 68%. Porositas yang
baik akan mempengaruhi infiltrasi dan perakaran tanaman.
Hubungan antara Tanah, BP dan HPT
Semuanya aspek antara tanah, budidaya pertanian dan hama dan penyakit
tanaman sebenarnya saling berhubungan. Tanah yang baik adalah tanah yang
memiliki bahan organik yang tinggi, bahan organik ini berfungsi untuk menyuburkan
tanah dan sebagai sumber makanan musuh alami. Di lahan Cangar Tanaman
tahunan berupa pohon pinus ini juga dapat digunakan sebagai sumber seresah yang
berasal
dari
dedaunan
dan
ranting-ranting
yang
rontok.
Seresah
yang
dan Nilai BI untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 g / m3 merupakan nilai BI yang
dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami
pemadatan.
Sedangkan untuk nilai BJ tanah, menurut Widiarto (2008) menyatakan
bahwa, Pada tanah secara umum nilainya BJ antara 2,6 2,7 g.cm-3, bila semakin
banyak kandungan BO, nilai BJ semakin kecil.
b) Kedalaman efektif tanah
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh
akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati
penyebaran akar tanaman. Banyakya perakaran, baik akar halus maupun akar
kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah, dan bila tidak
dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman
solum tanah
c) Erosi Tanah
Erosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke
tempat lain. Meningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup
tanah dan kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah.
Erosi tersebut umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur
dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu erosi mengakibatkan
terjadinya kemunduran sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
3. Dari Segi Biologi Tanah
a) Keanekaragaman biota dan fauna tanah, ditunjukkan dengan adanya
kascing
Biota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah,
sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas
lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah
melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik
bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran
cacing) mempunyai kadar hara N, P dan K 2,5 kali kadar hara bahan organik
semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat
meningkat 1,15 kali).
Cacing jenis penggali tanah yang hidup aktif dalam tanah, walaupun
makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akarakar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam
mencampur seresah yang ada di atas tanah dengan tanah lapisan bawah, dan
meninggalkan liang dalam tanah. Kelompok cacing ini membuang kotorannya
dalam tanah, atau di atas permukaan tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan
karbon (C) dan hara lainnya dari pada tanah di sekitarnya.
Penyebab Ketidak seimbangan kandungan hara dalam tanah
Penyebab terjadinya ketidak seimbangan hara dalam tanah adalah adanya
unsur hara yang sulit diserap secara langsung oleh akar tanaman dan kurangnya
mikroorganisme yang ada didalamnya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
unsur hara dalam tanah.
Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Ketersediaan Bahan Organik
Tanah.
1. Mikroorganisme
Cacing merupakan salah satu contoh dari mikroorganisme dalam tanah.
Semakin besar populasi cacing maka semakin besar pula bahan-bahan biomasa
yang dapat didekomposisi oleh cacing tersebut. Maka bahan organik yang tersedia
dalam tanah juga akan tinggi.
2. Vegetasi
Semakin banyak vegetasi yang tumbuh di tanah maka diasumsikan akan
banyak pula biomasa yang dihasilkannya. Dan dengan kata lain maka biomasa
tersebut akan terurai dan menjadi bahan organik tanah. Jadi dapat disimpulkan
semakin banyak vegetasi yang ada maka semakin tinggi pula bahan organik yang
terkandung dalam tanah.
3. Seresah
Serasah adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan
yang telah mati seperti guguran daun , ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit
kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan
sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi. Serasah berfungsi sebagai
penyimpanan air sementara secara berangsur akan melepaskan ke tanah bersama
dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan
menaikkan kapasitas penyerapan. Semakin tinggi seresah yang ada di tanah maka
semakin tinggi pula bahan organik yang ada.
Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Pemadatan Tanah
1. terlalu banyak menggunakan pupuk kimia
2. kurangnya penggunaan pupuk organik
3. pengolahan lahan yang tidak efektif
tanah.Kemampuannya
yang
dapat
menggali
bermanfaat
dalam
menggemburkan tanah. lorong lorong yang dibuatnya dalam tanah ( terutama pada
lapisan top soil ) memungkinkan masuknya udara sehat ke dalam tanah dan
terdesaknya kelebihan zat CO2 ke luar dalam tanah
Hubungan Antara Populasi dan Biomassa Cacing Tanah Dengan Bahan
Organik Tanah
Bahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan
organik tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang
sehat memiliki kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang
tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah.
Cacing tanah merupakan kelompok fauna tanah, berperan penting dalam
memperbaiki produktivitas tanah melalui peningkatan perkolasi-infiltrasi dan
mengurangi erosi tanah, perbaikan agregasi dan aerasi tanah, pengendalian dan
DAFTAR PUSTAKA
Anang. 2003. Resiliensi Tanah Terdegradasi. Makalah Pengantar Falsafah
Sains. IPB. Bogor. Hal. 36-42.
DIKTI. 1991. Kesuburan Tanah. Dir.Jen DIKTI. Jakarta. Hal. 97-127.
Hairiah. 2000. Species and Variable Differences In tolerance Modification
Contrains. Diakses dari www.rudyct. Com.
Hairiah, Kurniatun, dkk. 2004. Ketebalan Seresah sebagai Indikator Daerah Aliran
Sungai (DAS) Sehat. FP-UB. Malang
Hardjowigeno, Saswono. 2007. ILMU TANAH. Akademika Pressindo. Jakarta
Henry. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UGM Press. Yogyakarta. 245 Hal.
Irawan,B dan T. Pranaji .2002.Kebijakan Pemberdayaan Lahan Kering Untuk
Mendukung Pengembangan Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor
Lampiran
1
Buat pembatas plot besar (20mx20m) untuk pengamatan dengan menggunakan tali
raffia
Plot 2
Plot 3
Plot 5
Plot 1
Plot 4
Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi
sampai rata
Beri label
2) Cara kerja di Labotarium
Biologi Tanah
a
Tanaman Tahunan
- Seresah
Ambil seresah yang akan di oven
catat hasilnya
-
Cacing
Keluar cacing daari plastic
Timbang berat cacing
Hitung jumlah cacing yang diperoleh
Catat hasil
-
Kascing
Mengeluarkan kascing dari plastic
Mengukur diameter kascing
Dokumentasi
Tanaman Musiman
- Seresah
Ambil seresah masing-masing plot yang akan di oven
catat hasilnya
-
Cacing
Keluar cacing daari plastic
Timbang berat cacing
Kascing
Mengeluarkan kascing dari plastic
Mengukur diameter kascing
Dokumentasi
Fisika Tanah
BI BJ
Siapkan alat dan bahan
Timbang hasilnya
Kimia Tanah
C-Organik
Ambil erlenmeyer 500 ml
Ambil sampel tanah sebanyak 0.5 gram yang lolos ayakan 0.5 mm
Tambah K2Cr2O7 10 ml
Tambah H2SO4 20 ml
Difenilamina 30 tetes
pH
Timbang 10 gram sampel tanah
Tambahkan aquadest 10 ml
Kocok + 1 jam
Hasil pH
Laboratorium
Biologi Tanah
Ambil seresah yang akan di oven
Timbang seresah
%KA = BB BK x 100%
BK
= 10,3 3, 625 x 100 %
3,625
= 184, 134
C-Organik
COrganik=
ml blangko0,5
100
COrganik=
10,2 0,5
100
24,6
2,841
5,1
= 13,7 %
pH
Potensial redoks
= 5,699
= 79.3
Plot 2:
BBBKO
%KA =
BB
BBBKO
%KA =
BB
x 100%
x 100%
1310.1
13
14.811.3
14.8
Plot 3:
Plot 4:
Plot 5:
BBBKO
%KA =
BB
BBBKO
%KA =
BB
BBBKO
%KA =
BB
x 100%
x 100%
x 100%
13.910.9
13.9
17.315.2
17.3
8.16.2
8.1
ASPEK FISIKA
-
Diameter
Panjang
( cm )
4,5
( cm )
5,3
Massa Total
Tb +K
To + K
292,7
151,5
Vt
84,25
BI
K
6,5
( g / cm3 )
1,72
To
Rumus BI :
BKO
BI= Vt
%KA =
BJ
x 100%
145
84,25
1,71
BBBKO
BKO
286,2145
145
Labu
Labu + To +
Bobot
To
100 ml
74,34 gr
165,64 gr
Jenis
2,298
gr/cm3
Bobot Jenis =
=
( Labu+ )Labu
Bobot Jenis =
20
8,7
= 2,298 gr / cm3
a. % Porositas
% Porositas = 1 -
Bobot Isi
Bobot Jenis
X 100 %
BobotIsi
1. % Porositas = 1 - BobotJenis
=1-
1,72 gr /cm3
2,298 gr /cm 3
X 100 %
X 100 %
= 25,16 %
ASPEK KIMIA
C-Organik
COrganik=
(mlblangkomlsample) 100+%KA
mlblangko 0,5
100
( 107) 100+97,37
10 0,5
100
74,3454,34
100(165,6474,34)
3
1,9737
5
0,6 1,9737=1,185
%Bahanorganik=
100
%C Organik
58
100
1,185=2,04
58
pH = 6,46
Dokumentasi Kascing
Plot
Dokumentasi
1. Quadran 1
Gambar 5
2. Quadran 2
Gambar 6
3. Quadran 3
Gambar 7
4. Quadran 4
Gambar 8
Dokumentasi Erosi
Jenis Erosi
Erosi Percikan
Dokumentasi
Gambar 9
pohon