Pengajaran
dan
Pendidikan.
Pengajaran
bersifat
terkait
dengan
termaktub
mencerdaskan
dalam
Paragraf
kehidupan
Keempat
bangsa
Pembukaan
warga
negara
harus mendapatkan
seperti
apa
yang
diharapkan,
keberhasilan
dibidang
kepada
peserta
didik.
Jadi
peserta
didik
hanya
pemerintah
dalam
membangkitkan
semangat
C. Tujuan
1. Mengetahui dunia pendidikan dalam menumbuhkan rasa cinta
tanah air pada generasi muda.
2. Mengetahui peran pemerintah dalam membangkitkan semangat
nasionalisme pada generasi.
D. Manfaat
Dari tujuan di atas maka manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Dunia pendidikan lebih lagi memberikan pembelajaran yang
menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Pemerintah lebih lagi memberikan prasarana dalam menumbuhkan
semangat nasionalisme pada generasi
E. Pembahasan
Di tengah tekanan pemerintah Belanda dan propaganda betapa
pentingnya mempelajari bahasa Belanda dan modernisasi, seorang
putra Indonesia menjabarkan arti pendidikan bagi bangsanya sendiri,
secara komprehensif. Tidak hanya berpikir dan bicara, Soewardi
Surjaningrat, nama tokoh itu, juga mengimplementasikan suatu
tindakan nyata, yaitu mendirikan perguruan Taman Siswa, yang
mempunyai visi dan sistem yang bertentangan dengan pemerintah
Belanda pada saat itu.
1. Pendidikan yang Berakar dari Budaya Indonesia
Anak-anak Indonesia harus dididik dalam suatu sistem
pendidikan yang berakar dari budaya sendiri. Demikian dasar
pemikiran yang mendorong berdirinya Taman Siswa. Pada saat itu
pemerintah Belanda diikuti oleh tokoh-tokoh politik Indonesia
menyatakan betapa pentingnya mempelajari bahasa Belanda.
Selain itu pemerintah juga akan mengajarkan modernisasi kepada
bangsa Indonesia yang pada waktu itu masih tertinggal (karena
dijajah tentunya). Selain mendirikan sekolah-sekolah dengan visi
ke-Belanda-annya, pemerintah juga membuat penilaian kepada
sekolah pribumi. Sekolah yang dianggap layak akan diberi subsidi
dan pengakuan dari pemerintah Belanda. Sekolah yang belum
layak berlomba-lomba untuk mendapatkan kelayakan ini dan siswasiswanya dihimbau untuk mengikuti ujian negara di sekolah
Belanda sebagai peserta tamu, karena warga negara yang
berijasah negara akan lebih mudah diterima di jenjang yang lebih
tinggi ataupun departemen pemerintahan.
Pendiri Taman Siswa ini, yang kemudian dikenal dengan Ki
Hajar Dewantoro, menekankan bahwa tidaklah penting untuk
memiliki ijasah dari pemerintah dan tidaklah harus menjadi pegawai
pemerintah untuk dapat hidup layak di negeri sendiri. Pada saat itu
paradigma bahwa Indonesia adalah suatu bangsa, diajarkan pada
dan
bertindak.
Bertentangan
dengan
sekolah
educational
dignity,
atau
keanggunan
pendidikan.
diterapkan, demi
tercapainya
tujuan
pendidikan
itu
sendiri.