Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERENCANAAN
INDONESIA
IAP
newsletter IAP
06
Menyambut Kebangkitan Kota
Menengah Indonesia
12
Inovasi Kesepakatan dengan
Warga di Kota Makassar
20
Kolom: Indonesia Most
Livable City Index 2014
DAFTAR ISI
04
06
12
16
17
18
20
21
PENASIHAT
Bernardus Djonoputro
Vera Revina Sari
PEMIMPIN REDAKSI
Adriadi Dimastanto
REDAKSI
Raja Malem Tarigan
Reka Masa
Yogie Syahbandar
Dea Desita
DESAIN
Swastomo, DA
DITERBITKAN OLEH
IAP
IKATAN AHLI
PERENCANAAN
INDONESIA
Kalau kita menilik berbagai tantangan yang ada di depan kita, kita
bukan hanya dihadapkan pada permasalahan tata ruang semata,
namun secara kesuluruhan argumen tentang urbanitas Indonesia,
dengan berbagai masalah-masalah penting dan genting yang akan
kita harus hadapi sebagai planners.
Pembangunan kota sporadis, salah satunya. Sebagai contoh
Jakarta. Dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030, jelas
diamanatkan pertumbuhan kota mengarah ke pusat-pusat
pertumbuhan timur dan barat. Namun, tilik laporan yang
dikeluarkan oleh Perusahaan-perusahaan Konsultan Property
internasional, yang secara gamblang menekankan pertumbuhan
sektor komersial dan perkantoran ke arah selatan. Leluasanya
konsultan property meng endorse pertumbuhan, merupakan
potensi konflik lapangan dengan pemerintah dan akan
mempengaruhi kewibawaan produk perencanaan. Ini adalah
sebuah pertarungan klasik antara rencana dan kapital.
Lalu dimana kita bisa berperan? Bagaimana sikap kita?
Indonesia akan memasuki puncak era urbanisasi sekaligus pada
masa tinggi nya produktivitas. Peluang tercipta nya kemakmuran
datang bersamaan dengan risiko tidak terpenuhinya kebutuhan
warga. Lebih dari 30 kota-kota kita akan tumbuh diatas 1 juta
penduduk, sebuah fenomena yang perlu menjadi perhatian kita
bersama.
Bagaimana kita mengusung sustainability dalam konteks
kekinian Indonesia? Bagaimana kita mengatasi Konflik, yang
begitu gamblang ada di depan kita?
Potensi konflik ruang menjadi perhatian kita bersama, untuk
segera melangkah maju, dan tidak status quo. Langkah-langkah
BKPRN perlu mendapatkan masukan dan para perencana harus
bahu membahu memberikan jalan keluar inovatif. Potensi konflik
karena berkepanjangannya status holding zone sangat rentan
terhadap penyelewengan.
Dalam rangka persiapan pekerjaan besar penyusunan 6.000 lebih
RDTR dan aturan zoning diseluruh Indonesia, tentu merupakan
tantangan sendiri bagi para perencana. Mulai hari ini, sepanjang
sejarah peradaban baru Indonesia, kita memasuki era baru.
Walaupun masih cukup banyak propinsi dan kota/kabupaten yang
masih berjuang untuk menyusun perda RTRW nya, namun boleh
di bilang pekerjaan policy kita sudah tuntas. Kini saat nya kita
memasuki era perencanaan detail, zoning regulations. Apakah
3,000 planners kita sudah siap? Bagaimana dengan suplly tenaga
urban designers dan planners dalam 5 tahun ke depan? Apakah
akan mencukupi kebutuhan kita untuk bertransformasi menuju
tahap perencanaan selanjut nya?
Selain menempatkan Sertifikasi IAP sebagai tema utama perjuangan kita ke depan, perencana akan perlu
untuk lebih kompetitif di pasar pekerjaan yang semakin kompleks. Seperti kita ketahui bersama, sebentar
lagi kita akan menyambut era baru keterbukaan pasar, yang bernama Asean Free Trade. Perencana sebagai
salah satu profesi penting akan harus segera bersiap untuk menghadapinya. Nah, apakah kita akan diam
saja, dan seluruh sebelas pemain kita akan menjadi penjaga gawang?
Saya berprinsip, kita harus jemput bola. Take the lead! Salah satu posisi diplomasi dan negosiasi yang
harus kita ambil adalah dengan membawa pusat gravitasi pembahasan dan negosiasi, ada disini, di
Indonesia. Dan IAP akan menjadi leading sector nya. Saya berharap teman-teman semua sama optimis
nya dengan saya. Perlu saya laporkan bahwa saat ini beberapa draft tentang Mutual Recognition
Agreements untuk profesi Perencana sudah beredar di Negara-negara ASEAN. Kami telah mengambil
langkah proaktif, dan akan mengumpulkan pra pemimpin Ikatan Ahli Perencanaan di Negara-negara Asean
untuk bertemu di Indonesia dalam waktu dekat.
Sekali lagi selamat, dan mari bahu membahu membangun IAP.
Salam IAP Jaya
Bernardus Djonoputro
Ketua Umum IAP
INTERNATIONAL NETWORK
PROFESI
PERENCANA
DAN AEC 2015:
SUATU
PENGANTAR
Andy Simarmata
Ketua IAP Bidang Kerjasama Internasional
dan Isu Global
Tahun 2015 merupakan periode waktu dimana negaranegara anggota ASEAN akan memasuki masa liberalisasi
perdagangan barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja yang
dinamakan ASEAN Economy Community (AEC). Salah
satu mekanisme untuk memfasilitasi proses tersebut
adalah dengan melaksanakan Mutual Recognition
Agreements (MRA), khususnya dalam hal mobilisasi
layanan profesional. 'MRA merupakan kesepakatan antara
negara-negara ASEAN untuk mengakui dan menerima
secara bersama-sama beberapa atau semua aspek dari
hasil penilaian terhadap para tenaga profesional' (Husaini,
2013). Tenaga ahli profesional yang telah memenuhi
persyaratan yang disepakati dalam MRA, selanjutnya akan
dapat bekerja dan berpraktek di negara manapun di
ASEAN. Dalam bidang jasa konstruksi, terdapat dua jenis
profesi yang sudah menyepakati MRA, yaitu Arsitek dan
Engineer.
Bagaimana dengan profesi perencana kota sendiri?
Menurut Nurzamiati, Kabid Kompetensi Konstruksi
Bapekon Kementerian PU, tahun 2012 Malaysia penah
mengusulkan pembentukan MRA, namun dipandang
belum perlu karena tidak semua negara meregulasi bidang
ini (Nurzamiati, 2014:11). Walaupun demikian, bidang
perencanaan kota sendiri dalam ASEAN Framework
Agreement on Services (AFAS) memiliki kode MRA yang
telah disiapkan atau central product classification (CPC),
yaitu CPC-86741. Sehingga sekarang pertanyaannya,
apakah kebutuhan untuk melaksanakan MRA-urban
planning services masih belum diperlukan?
Setidaknya ada dua isu utama yang perlu dicermati apabila
MRA akan dilaksanakan, yaitu (1) mobilitas perencana
kota yang telah mendapatkan pengakuan dan penerimaan
bersama dari hasil penilaian yang dilakukan diantara
negara anggota ASEAN, dan (2) pertukaran pengetahuan
dan informasi mengenai keahlian, standar kompetensi dan
kualifikasi perencanaan kota.
Dalam hal mobilitas perencana kota, setidaknya ada
beberapa hal yang kemudian perlu untuk dikaji secara
mendalam, yaitu antara lain: a) rasio supply vs demand
perencana kota, b) jenjang kualifikasi perencana yang akan
disepakati, c) pasar tenaga profesional di perencanaan
kota, d) kelembagaan chartered professional planner dan
e) kesenjangan billing rate antar negara. Sementara dalam
hal pertukaran pengetahuan, hal-hal yang perlu dikaji
antara lain a) ruang lingkup pekerjaan perencanaan kota,
b) standar kompetensi yang digunakan bersama, dan c)
mekanisme penilaian chartered professional planner
secara bersama.
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
PERKOTAAN
Menyambut
Kebangkitan Kota
Menengah Indonesia
Dhani M Muttaqin
Ketua IAP Bidang Kerjasama Kelembagaan
3
6
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
4
7
NEWSLETTER IAP
Aspect
Physical/Urban design
Environment
Security & Safety
Economy
Social & Cultural
Transportation
Public utilities
Public Health
Education Facilities
NEWSLETTER IAP
PENUTUP
10
NEWSLETTER IAP
Bibliography
Barber, Benjamin, If Mayors Ruled the World: Dysfunctional
Nations, Rising Cities, 2013
Indonesia Association of Planners (IAP), Indonesia Most
Livable City Index, 2011
Katherina, Luh Kitty, Fenomena Urbanisasi pada Kota
Menengah di Indonesia, 2014
Mahbubani, Kishore, The New Asian Hemisphere: The
Irresistible Shift of Global Power to the East, 2008.
McKinsey Global Institute, The Archipelago Economy:
Unleashing Indonesias Potential, 2012
McKinsey Global Institute, Urban World: Cities and The Rise of
the Consuming Class, 2012
Muttaqin, Dhani, Jakarta: Diplomatic Capital City, 2012
World Bank, Indonesia, The Rise of Metropolitan Region, 2012
NEWSLETTER IAP
11
PERKOTAAN
Inovasi Kesepakatan
dengan Warga
di Kota Makassar
Bernardus Djonoputro
Praktisi Perkotaan dan Ketua Umum IAP
12
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
13
14
NEWSLETTER IAP
CITIZEN CHARTER
DAMPAK
LINGKUNGAN
SOSIALISASI
KE MASYARAKAT
PELAYANAN
PUBLIK
PRODUK
RENCANA
TATA
RUANG
PERKOTAAN
DESAIN TEKNIS
ENGINEERING
DAMPAK
SOSIAL
NEWSLETTER IAP
15
PENGEMBANGAN WILAYAH
PENGEMBANGAN WILAYAH
Agung MH Dorodjatoen
Bidang Advokasi Isu Pengembangan Wilayah PN IAP
Emil Dardak
Wakil Sekjen PN IAP Bidang Governance, Financing & Knowledge Management
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
17
4
REPORTASE KEGIATAN
18
3
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
19
4
KOLOM: MLCI
INDONESIA
MOST LIVABLE CITY INDEX 2014
Memasuki dekade kedua abad 21, kota-kota di
indonesia mengalami berbagai persoalan yang
berujung pada menurunnya kualitas lingkungan
perkotaan. Permasalahan lingkungan, sosial,
kependudukan, infrastruktur, lapangan kerja,
merupakan isu perkotaan yang seringkali bermunculan
di ruang publik, baik dalam bentuk media ataupun
diseminasi publik. Selain persoalan yang bersifat fisik,
kota-kota indonesia juga menghadapai persoalan tata
kelola manajemen perkotaan yang tidak efisien.
Banyak kota mengalami permasalahan tidak
memadainya kualitas tata kelola kawasan perkotaan
yang disebabkan oleh minimnya kapasitas
kelembagaan dan SDM pengelola kota di indonesia.
Dalam rangka turut mewujudkan kondisi kawasan
perkotaan yang nyaman, IAP sebagai organisasi
profesi di bidang perencanaan wilayah dan kota
melaksanakan survey Most Livable City Index (MLCI)
yang telah diselenggarakan pada tahun 2009, 2011
dan 2014.
AGENDA
What can be learnt from this process?
PEMERINTAH
Pemerintah Perlu memberikan perhatian lebih tidak
hanya pada aspek hard infrastructure tetapi juga
kepada pembangunan quality of life yang ditentukan
juga oleh suasana kota yang bersifat sosial. MLCI
juga dapat dijadikan early warning system terhadap
proses pembangunan yang dilaksanakan
80.0
69.38
70.0
64.4
60.5
60.0
50.0
40.0
63.37
69.3
61.7
71.12
67.39
61.64 61.58 61.67
65.48
64.79
59.53
58.96
62.14
58.55
SEKTOR SWASTA
MLCI dapat dijadikan pedoman bagi sektor swasta
dalam melakukan Investasi terutama pada kota-kota
yang tidak lagi menjadikan aspek kebutuhan dasar
sebagai penentu kelayakhunian
30.0
20.0
10.0
0.0
20
3
NEWSLETTER IAP
NEWSLETTER IAP
21
4
3.0
61.5
71.3
71.0
67.3
65.9
59.1
60.5
59.8
55.4
TRANSPORTASI UMUM
90.0
81.9
80.0
75.0
74.8
68.3
67.0
70.0
60.0
58.4
62.3 62.3
57.8
64.4
67.5
63.8
56.6
73.0
58.0
71.0
71.3
67.3
65.9
63.0
61.4
55.7
75.0
61.5
60.3
57.3 57.3
50.0
59.1
59.8
60.5
55.4
54.1
50.7
50.0
40.0
Kualitas Angkutan
20.0
10.0
0.0
75
70.0
68.3
65.3
68
64.82
61.3
58.7
61.25
58.17 58.75
55.8
54.4
54.25
50
52.50
48.67
50.0
40.88
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
80.0
75.0
75.0
70.0
70.0
60.0
66.0
54.5
56.0
57.8
66.5
66.0
61.6
60.5
57.3
56.3
53.7
53.0
50.0
56.5
46.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
80.0
71.3
70.0
60.5
60.0
52.1
50.0
56.8
55.5
52.8
58.6
57.9
56.8
54.5
50.0
50.3
52.0
53.3
47.3
42.8
80.0
75
70.0
63.3
62.8
60.0
Ketersediaan Angkutan
30.0
60.0
61.75
59.5
55.4
56.7
56.9
56.61
56.75
56.25
57.75
53.75
52.58
50
50.0
46.62
40.0
30.0
59.00
20.0
10.0
0.0
22
3
NEWSLETTER IAP
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
NEWSLETTER IAP
23
4
Photo Courtesy:
Cover: www.luxuryestate.com
Back Cover: vl3e.deviantart.com
h.6:www.panoramio.com
h.12: www.makassarkota.go.id
h.13: www.panoramio.com
h.19: www.ifhp.org
1 Republika
(http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/14/07/08/n8do
qq2-pertumbuhan-penduduk-dan-ketersedian-pangan-soalserius), diakses 6 Agustus 2014
2 Kompas,
(http://sains.kompas.com/read/2013/10/17/1329560/Kendali
kan.Penduduk.atau.Korban.Iklim.Akan.Meningkat), diakses 6
Agustus 2014
3 The World Bank,
(http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL?order=wba
pi_data_value_2013+wbapi_data_value+wbapi_data_valuelast&sort=desc), diakses 6 Agustus 2014
4 Kompas
(http://nasional.kompas.com/read/2014/01/29/1656015/Perta
mbahan.Jumlah.Penduduk.Jadi.Beban.Pemerintah), diakses 6
Agustus 2014
5 Kompas
(http://health.kompas.com/read/2014/06/12/1520380/Progra
m.KB.Jalan.di.Tempat), diakses 6 Agustus 2014
6 Detik
(http://finance.detik.com/read/2014/06/18/144837/2611780/
4/demi-program-kb-pemerintah-anggarkan-rp-28-triliun),
diakses 6 Agustus 2014
IAP
IKATAN AHLI
PERENCANAAN
INDONESIA