KONSEP DASAR
I.
Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
kesehatan RI. 1988).
Pengertian asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan / dipusatkan pada
keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan
melalui perawatan sebagai saran atau penyalur (Nasrul Effendi , 1997).
B. Tipe / bentuk keluarga (Murwani, 2007)
1.
Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
2.
3.
4.
5.
Keluarga
berkomposisi
(Composite
Family),
adalah
keluarga
C. Tugas Keluarga
Tugas keluarga menurut (Friedman ,1998)
1.
2) Peran perkawinaan.
Minuchin (1974) menekankan pentingnya hubungan peran
suami atau istri yaitu kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara
suatu hubungan perkawinan kokoh. Anak-anak terutama dapat
mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana
suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara
suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah
satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran informal
1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2) Inisiator kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan
kelompok.
3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari konflik
dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan
mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian "setengah
jalan".
4) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan kegiatankegiatan keluarga, berfungsi - mengangkat keterikatan / keakraban
10
Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak.
c) Memenuhi kebutuhan grzi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2.
Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Mcmberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
d) Memberikan identitas keluarga.
3.
Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4.
Fungsi Ekonomi
a) Mencari
sumber-sumber
pcnghasilan
untuk
pemenuhan
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang
misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
11
5.
Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan
anak
untuk
memberikan
pengetahuan,
Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
7.
Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,
merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
8.
Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah didunia ini.
12
9.
Fungsi rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi
ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing - masing anggotanya.
Definisi
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran / penyalur (Bailon dan Maglaya,1978).
2.
13
keluarga,
merencanakan
asuhan
keperawatan
dan
Pengkajian Keluarga
Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan
keluarga ke dalam tahap tahap meliputi identifikasi data, tahap dan
riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga dan koping keluarga.
2.
Mengidentifikasi Data
Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun
sosial yang merupakan sistem integrasi dan kesanggupan untuk
mengatasinya (Friedman, 1998).
Pengumpulan data pada keluarga dengan Thypoid difokuskan
pada komponen komponen yang berkaitan dengan Thypoid.
14
3.
Data Identitas
a) Usia
Usia sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada
usia 3 19 tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anakanak usia sekolah dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan
yang belum tentu bersih dalam pengolahan bahan makanan, dari
pada makan dirumah. Anak usia sekolah rata rata tidak tahu
penyebab dari penyakit thypoid abdominalis, ini diperburuk
dengan para orang tua tidak memperhatikan pola jajan dari anak
anak mereka.
b) Jenis Kelamin
Pada pria lebih bresiko terkena penyakit thypoid ataupun
terpapar dengan kuman salmonella typhi dibandingkan wanita
karena aktivitas di luar rumah lebih banyak pria dari pada wanita.
(Artikel mahasiswa Fak.kedokteran, 2008).
c) Lingkungan
Penyakit thypoid merebak didaerah yang kebersihan
lingkungannya kurang diperhatikan, misalnya saja didaerah yang
kumuh atau kotor dan banyak lalat. Banyaknya lalat didaerah
yang kumuh akan menjadi perantara pindahnya kuman ke
manusia, dimana penyebaran salmonella thypi ini melalui
muntahan, urine, dan kotoran dari penderita yang kemudian
terbawa oleh lalat, lalat itu megontaminasi makanan, minuman,
15
Hubungan (genogram).
Dalam anggota keluarga penularan kuman salmonella
thypi melalui 2 sumber yaitu adanya anggota keluarga yang saat
itu sedang menderita penyakit thypoid dan adanya anggota
keluarga dengan carier (orang yang sembuh dari penyakit thypoid
dan terus mengeksresi salmonella thypi, tinja dan air kemih
selama lebih dari satu tahun. (Artikel mahasiswa Fakultas
16
2.
17
2.
keluarga
dan
interaksi
dengan
masyarakat
18
Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi
Adanya komunikasi yang terbuka antara keluarga sangat
berpengaruh terhadap kesembuhan penyakitnya, karena dengan
komunikasi yang terbuka dapat mengetahui masalah kesehatan
keluarga secara dini.
b) Struktur Pengambilan Keputusan
Kekuasaan
dalam
keluarga
sangat
berpengaruh
terhadap
19
4.
Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit mengakibatkan penderita thypoid tidak mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan, sehingga dapat
menimbulkan terjadinya komplikasi lebih lanjut.
b) Fungsi Sosial
Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang thypoid dan cara
penanggulangannya.
2.
20
3.
Memodifikasi Lingkungan
Ketidakmampuan keluarga memelihara dan memodifikasi lingkungan
dapat beresiko untuk dilihat dari kebiasaan Nn. A yang tidak sehat
yaitu menjalankan diit yang salah dan memelihara kuku yang panjang
serta keadaan tempat sampah yang terbuka.
4.
Fungsi Reproduksi
Dalam keluarga penyakit thypoid merupakan penyakit yang dapat
ditularkan kepada anggota keluarga yang lain.
5.
Fungsi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang rendah menyebabkan penyakit thypoid tidak
diperhatikan perawatan ataupun pengobatannya, sementara penyakit
thypoid juga sering diderita oleh kalangan ekonomi menengah
kebawah.
K. Pengkajian Fokus
1.
Biodata Keluarga
Fokus pengkajian untuk Biodata keluarga berkaitan dengan umur,
jenis kelamin, dan jumlah anggota keluarga yang ada pada keluarga.
Umur sangat berkaitan dengan kejadian thypoid yaitu pada usia 3 19
tahun. Dan thypoid juga lebih sering menyerang anak anak usia
sekolah dasar, ini dikarenakan mereka lebih suka jajan yang belum
tentu bersih dalam pengolahan bahan makanan, dari pada makan
dirumah. Anak usia sekolah rata rata tidak tahu penyebab dari
21
Riwayat Keluarga
Thypoid bisa disebabkan karena adanya riwayat keluarga yang pernah
menderita penyakit thypoid. Mengingat penularan salmonella thypi
salah satunya adalah pasien dengan carier orang yang sembuh dari
demam thypoid dan terus mengekspres salmnella thypi dalam tinja
dan air kemih selama lebih dari satu tahun.
3.
Karakteristik Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyebab terjadinya
Thypoid, yaitu lingkungan yang kotor akan beresiko tinggi untuk
terkena penyakit thypoid.
4.
22
23
24
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik demam typoid pada anak biasanya lebih ringan
daripada orang dewasa. Masa tunas: 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari
jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman
yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodmoral, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala., pusing
dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang. Menyusul manifestasi klinik
yang biasa ditemukan ialah :
1.
Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu
tubuh berangsur - angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam
minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam; pada
minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.
2.
25
3.
Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walapun tidak berapa dalam,
yaitu apatis sampai somnolen, jarang sopora koma atau gelisah
(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan ).
Disamping gejala gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya.
Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu
bintik bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit
yang dapat ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak
besar ( Ngastiyah, 1997 ).
E. Komplikasi
Dapat terjadi :
1.
26
c) Peritonitis
Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi
usus. Ditemukan gejala abdomen akut, nyeri perut yang hebat,
dinding abdomen tegang (defense muscular) dan nyeri tekan.
2.
Di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia),
yaitu meningitis, kolesistitis, ensefolopati. Terjadi karena infeksi
sekunder yaitu bronkopneumonia (Ngastiyah, 1997).
F. Penatalaksanaan
Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu:
1.
Perawatan
Pasien demam thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk
isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut
sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14
hari.
Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadi
komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pasien
dilakuakan secara
pasien.
Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya
harus di ubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari
komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
27
Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Bila
kesadaran menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.
Jika kesadaran dan nafsu makan baik dapat juga di berikan makanan
lunak.
Beberapa penelitian manunjukan bahwa pemberian makanan
padat dini, yaitu nasi dengan lauk- pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat di berikan dengan aman.
3.
Obat
Obat obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah:
a) Kloramfenikol
Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam
lebih cepat dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis untuk
orang dewasa 4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari
bebas demam. Dengan penggunan kloramfenikol, demam pada
demam tifoid turun rata-rata setelah 5 hari.
b) Tiamfenikol
Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypid sama
dengan kloramfenikol komplikasi pada hematologis pada
28
Fluorokinolon
Fluorokinolon efektif untuk untuk demam thypoid, tetapi dosis
dan lama pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.
29
Obat-obat Simtomatik:
a) Antipiretika
Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien
demam thypoid, karena tidak dapat berguna.
b) Kortikosteroid
pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid oral atau
parenteral dalam dosis yang menurun secara bertahap (Tapering
off) selama
2.
Pemeriksaan Leukosit
Pada demam thypod terdapat Leukopenia dan Limfositosis relatif ,
tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada
kebanyakan kasus demam thypoid, jumlah leukosit pada sediaan
darah tepi berada dalam batas normal, malahan kadang-kadang
30
Biakan Darah
Biakan darah positif memastikan demam thypoid tetapi biakan darah
negatif tidak menunjukan demam thypoid. Hal ini disebabkan karena
hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor :
a.
31
b.
c.
d.
e.
bio farma
Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibobodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella
terdapat dalam serum pasien demam tifoid, juga pada orang yang
32
b.
c.
33
34
H. Pahway
Saluran pencernaan
Limfoid plague payeri
Di ileum terminalis
Usus
Proses infeksi
Merangsang
peristaltik usus
Lamina propia
Diare
Kuman berkembangbiak
Konstipasi
Keterbatasan aktifitas
Kelemahan fisik
Jaringan tubuh
Peradangan usus
Peradangan
Nyeri tekan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Hipermetabolisme
Output berlebihan
I. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Hipertermi
b/d
peningkatan
tingkat
metabolisme,
penyakit,
Diagnosa Keperawatan 1
Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
absorbsi nutrient, status hipermetabolik, secara medik masukan
dibatasi, takut makan dapat menyebabkan diare ditandai dengan
penurunan berat badan, penurunan lemak, subkutan/ massa otot,
tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan membrane
mukosa pucat.
35
Tujuan
Intervensi
36
rasa
kesempatan
diinginkan
untuk
/
kontrol
pada
memilih
dinikmati,
pasien
makanan
dapat
dan
yang
meningkatkan
masukan.
h) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai
makan diet.
Rasional : Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan
oleh takut makanan akan menyebabkan eksaserbasi
gejala.
i)
menyebabkan
malabsorsi/kehilangan
nutrient.
j)
inii
mengistirahatkan
saluran
GI
Diagnosa Keperawatan 2
Hipertermi
b/d
peningkatan
tingkat
metabolisme,
penyakit,
37
Tujuan
Intervensi
membantu
(penggunaan
alcohol
mengurangi
/
air
demam.
es
mungkin
dapat
pertumbuhan
berguna
organisme,
dalam
dan
membatasi
meningkatkan
38
Diagnosa keperawatan 3
Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d hiperperistaltik, diare lama, iritasi
kulit/ jaringan, ekskoriasi fisura perirektal, fistula.ditandai dengan
laporan nyeri abdomen kolik/ kram/ nyeri menyebar, perilaku
berhati-hati, gelisah, nyeri wajah, perhatian diri sendiri.
Tujuan
: Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
rasa
nyaman terpenuhi
Intervensi
39
hubungan
petunjuk
verbal
untuk
ulang
faktor-faktor
yang
meningkatkan
atau
menghilangkan nyeri.
Rasional : Dapat menunjukan dengan tepat pencetus dan
faktor pemberat seperti stress, tidak toleran
terhadap makanan atau mengidentifikasi terjadinya
komplikasi.
e) Izinkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman, mis, lutut
fleksi
Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan
rasa kontrol.
f)
40
41