lele Tetapi dengan syarat kolam comberan itu tidak mengandung larutan
air sabun ataupun deterjen.
Di kampung-kampung yang jauh dari kota, agaknya orang tidak terlalu
banyak mempergunakan sabun dan deterjen sehari-harinya. Maka kolam
comberan yang dibuat di belakang atau samping rumah dapat dipakai
untuk memelihara berbagai jenis ikan. Ikan yang dipelihara di
pecomberan gemuk-gemuk karena limbah yang ditampung jus mengandung
sisa-sisa nasi, lauk-pauk yang tidak termakan. Bahkan kotoran manusia
(tinja) juga terbuang ke dalam kolam tersebut sehingga juga dimakan
oleh ikan yang dipelihara.
Ikan lele justru lebih cocok dipelihara di dalam pecomberan yang kotor
tetapi tidak mengandung sabun, dibanding dengan jenis ikan lain.
Karena ikan lele tahan hidup dalam keadaan air tergenang. Ikan lele
dapat menyembul ke permukaan air untuk mengambil napas dari
udara. Lagipula ikan lele tahan terhadap keadaan air yang agak busuk
sekali pun.
Sejak dahulu, penduduk di perkampungan sekitar kota Jakarta, banyak
yang memelihara lele di pecomberan. Tetapi dewasa ini sudah sedikit
kita temukan orang memanfaatkan pecomberan karena sekarang banyak
dipakal deterjen atau sabun colek yang sangat keras sehingga lele
tidak mungkin hidup di tempat pecomberan yang menampung limbahnya.
Beberapa tahun terakhir ini, seorang penduduk di desa Siwarak,
Ungaran-Jawa Tengah, Bapak Mulyono Blanten, telah membuat kolam
comberan khusus untuk memelihara ikan lele di pekarangan rumahnya.
Usaha itu telah berlanjut menjadi usaha rumah tangga yang cukup
lumayan hasilnya.
Konstruksi kolam/bak
Untuk menampung air limbah rumah tangga, dibuat kolam dengan menggali
tanah sedalam 75 cm - 80 cm, lebar 2 m, panjang 4 m. Dapat juga
ukurannya diperkecil menjadi panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan dalam 75
cm. Kolam itu dasar dan dindingnya disemen (ditembok) supaya tidak
bocor. Tinggi tembokan dindmg tegaknya dilebihi sampai 25 cm di atas
permukaan tanah. Bibir
tembokan itu dibuat sedikit menjorok ke dalam
supaya lele sukar melompatinya. Pada salah satu dinding sisi dipasang
pipa sebagai lubang pelimpasan air, jika terjadi hujan lebat, agar bak
tidak terlalu penuh dan luber (Gambar 13).
Lele suka bersembunyi di tempat gelap dan teduh maka di dasar bak
dipasang batu-batu atau genting tersusun sedemikian rupa sehingga lele
dapat bersembunyi di bawah/di sela-selanya.
Di sekitar kolam ditanami tanaman sebagai peneduh, misalnya keladi dan
singkong yang daun dan umbinya bermanfaat. Untuk sementara dapat juga
sebagian bak ditutup dengan meletakkan anyaman bambu di atasnya Supaya
air tidak mudah limpas, maka pengisian bak sebaiknya hanya sedalam 50
cm saja, lagipula supaya Lele tidak mudah melompat keluar. Bak/kolam
semen yang baru saja dibuat dinetralkan dulu dengan merendam sabut
kelapa secukupnya selama 2 - 3 hari, seperti telah diuraikan pada bab
di muka.
yang tidak dapat membusuk seperti plastik dan bahan-bahan kaleng dan
kaca/gelas.
Pupuk kandang yang terdiri atas kotoran berbagai jenis hewan, baik
sekali untuk pupuk kolam.
Kompos, hasil pembusukan dan fermentasi bahan- bahan organik ini
terkenal bagus untuk pupuk yang dapat memperbanyak organisme hewani di
kolam.
Cara pemupukan
Cara pemakaian pupuk organik di kolam ialah :
Diaduk dan dibenamkan di dalam lumpur dasar kolam secara merata.
Dionggokkan di sudut-sudut kolam di dekat tempat pemasukan air. Pupuk
itu dimasukkan ke dalam keranjang yang tidak terlalu kedap lubanglubangnya. Keranjang berisi pupuk itu direndam dengan pancang yang
ditancapkan di kolam agar tetap di tempatnya. Atau dibuat bilah-bilah
bambu atau kayu agar pupuk itu tidak berserakan. Pupuk organik itu
akan membusuk sedikit demi sedikit. Dalam prose pembusukan itu akan
dihasilkan unsur-unsur hara di dalam air.
Unsur hara ini terutama akan menyuburkan pertumbuhan plankton nabati.
Plankton nabati adalah makanan dari zooplankton (jasad renik hewani)
dan larva serangga serta cacing-cacing. Zooplankton dan cacing-cacing
adalah makanan ikan lele.
Zooplankton dan larva serangga serta cacing-cacing dapat juga secara
langsung memakan bahan organik yang membusuk. Bau pupuk yang membusuk
di dalam kolam dapat menarik serangga-serangga untuk bertelur.
Pupuk organik untuk kolam ikan lele dapat digunakan dalam dosis
tinggi, yaitu 10 ton per ha per tahun Pemupukan dapat dilakukan 2 x
per tahun, masing- masing sebanyak 5 ton per ha.
Pemupukan sebaiknya diatur bertahap. Pemupukan pertama ialah pada
waktu persiapan kolam atau sebelum ikan ditebarkan. Dosis pemupukan
pertama 3 ton per ha, atau 30 kg per are (1 are = 100 m2). Sisanya,
sebanyak 2 ton dipakai sebagai pupuk susulan; atau sebulan sekali
kolam diberi pupuk lagi sebagai tambahan, masing-masing 10 % dari
dosis, yakni 0,5 ton per ha atau 50 kg per are. Dalam jangka waktu
pemeliharaan 5 bulan dilakukan 4 kali pemupukan susulan masing-masing
berselang 1 bulan.
Pengaturan pemberian pupuk demikian itu didasarkan atas perhitungan
bahwa pupuk kandang akan membusuk perlahan-lahan, dan dalam 1 bulan
sudah mulai habis. Tetapi jika ditambah dengan pemupukan susulan
kesuburan kolam akan tetap dapat dipertahankan.
Mengenai pupuk buatan seperti UREA, TSP, DS, tidak dianjurkan untuk
kolam ikan lele karena pupuk buatan itu tidak secara langsung
menumbuhkan organisma pakan lele melainkan memperbanyak fitoplankton
saja. Pada umumnya pupuk kalsium atau kapur kerapkali dipergunakan
untuk kolam ikan. Dengan pengapuran, kolam dapat dipertahankan supaya
keadaan pH stabil. Penggunaan kapur untuk kolam lele terutama
ditujukan untuk pemberantasan penyakit, karena kapur hanya berguna
untuk memperbaiki asimilasi fosfat dan nitrat (unsur-unsur hara yang
penting dalam pertumbuhan fitoplankton). Sedangkan fitoplankton kurang