Tinjauan Pustaka 2
ANESTESIA INHALAS! PADA PASIEN ANAK
Aldy Heriwardito
Peserta PPDS | Anestesiologi dan Terapl Intensif
Pembimbing,
aw
Dr. Andi Ade W, Sp.An
DEPARTEMEN ANESTESIOLOG! DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA,
RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO
JAKARTA 2008Pendahuluan
‘Anestesia inhalasi merupakan anestesia yang paling sering digunakan dalam praktik
anestesia. Dengan sedikit tambahan opioid dan pelumpuh otot sudah dapat tercapai trias
anestesia dengan baik. Beragam jenis anestesia inhala
juga berkembang mulai dari eter
hingga turunannya seperti halotan, isofluran, sevofluran dan desfluran. Setiap jenis
anestesia memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.”
Pada anestesia anak, anestesia inhalasi lebih sering digunakan terutama pada anak
yang takut pada pemasangan jalur intravena. Dengan anestesia inhalasi induksi dapat
dilakukan terlebih dahulu sehingga pemasangan akses intravena lebih mudah. Pasien anak
meliputi 12 % dari seluruh total operasi dalam praktik anestesi. Pemahaman mengenai
anestesia inhalasi pada pasien anak perlu diketahui oleh setiap dokter anestesiologi.”
‘Aspek keamanan penting untuk diperhatikan saat induksi dengan anestesia inhalasi
mengingat belum adanya jalur intravena. Teknik yang tepat harus diketahul oleh dokter
anestesiologi untuk menghindari terjadinya komplikasi yang berat, seperti bradikardia,
\gospasme, bahkan henti jantung. Jenis agen inhalasi yang tepat juga berperan terhadap
aspek keamanan.?
Seorang anak tidak sama dengan seorang dewasa kecil. Perbedaan utama adalah
terdapatnya aspek tumbuh kembang pada anak. Oleh karena itu, pengaruh aneste:
inhalasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak perlu diperhatikan.”
Pada makalah ini penulis akan membahas penggunaan anestesia inhalasi pada
anestesia anak, mulai dari induksi, rumatan, maupun saat bangun. Selain itu, penulis akan
membahas efek lain yang disebabkan anestesia inhalasi, seperti pengaruhnya pada
perkembangan otak, hipertermia maligna, dan interaksinya dengan soda lime.
Farmakokinetik Anestesi inhalasi pada Anak
Selama pertumbuhan, terdapat perubahan dari fungsi kardiopulmoner. Pada bayi,
curah jantung dan ventilasi alveolar lebih besar dibanding dengan orang dewasa sesuai
berat badannya. Perubahan ini secara signifikan mempengaruhi farmakokinetik anestesia
inhalasi. Curah jantung bayi dapat mencapai 250 mi/kg/menit, lebih kurang tiga kali dari
jumlah volume darah bayi (80 mi/kg). Jumlah ini jauh lebih besar dibanding curah jantung
‘orang dewasa (70 mi/kg/menit). Besarnya curah jantung ini akan menurunkan kenaikankonsentrasi zat inhalasi dalam alveoli.’*
Ventilasi alveolar pada pasien anak cukup besar jika dibandingkan dengan kapasitas
fungsional residu (gambar 1). Konsentrasi alveoli yang cepat meningkat bertolak belakang
dengan curah jantung yang besar, dimana mempercepat zat anestesia inhalasi berpindah
dari aveoli, Curah jantung ini terdistribusi pada organ yang kaya pembuluh darah. Jumlah
pembuluh darah yang kaya vaskularisasi tidak banyak, sehingga aliran vena masih banyak
mengandung zat anestesia inhalasi. Fenomena ini akan berpengaruh pada penggunaan zat
anestesia yang mudah larut namun tidak berpengaruh pada zat anestesia inhalasi yang tidak
22
bmudab larut
‘Gambar 1. Perbandingan antara ventilasi alveolar pasien anak dan dewasa.”
Usia juga memiliki pengaruh pada farmakodinamik zat anestesia. Anak dengan usia
yang lebih muda memili
tabel 1.7
‘Tabel 1. Besarnya MAC dan metabolisme berbagai zat anestesia inhalasi
Sevofluran Desfluran __Isofluran Halotan, N20.
MAC
Preterm : : 13 - -
Term neonate 33 91 16 09 -
1-6mo 32 94 185 12 -
Children 25 61 1,16 09 :
Adult 20 60 116 0,76 104
Metabolisme 2% 0,02% 1% 20% Absent
Se CETt 'Induksi Anestesia dengan Anestesia Inhalasi
Induksi adalah usaha untuk memulai anestesia, dengan anestesia inhalasi pasien
langsung menghirup gas anestesia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa induksi
dengan anestesia inhalasi adalah upaya yang dapat kita lakukan bila pasien tidak dapat
dilakukan pemasangan jalur intravena. Induksi seperti ini disebut steal induction. Jenis gas
anestesi yang dapat digunakan adalah sevofluran dan halotan. Sevofluran memiliki bau yang
lebih dapat diterima oleh pasien anak. Iritasi terhadap jalan nafas juga lebih kecil. Dari segi
tingkat keamanan sevofluran memiliki efek kardio depresi lebih kecil. Halotan dapat
digunakan dengan tingkat konsentrasi yang berbeda-beda antara 2,5-5%. Diperlukan
pengalaman yang cukup untuk mengetahui waktu yang tepat untuk dilakukan intuba:
tka
tidak pasien dapat terjadi henti jantung.”
Persiapan untuk induksi dengan gas anestesia membutuhkan waktu dua menit. Tiga
langkah penting yang harus dilakukan adalah priming gas anestesia pada mesin, oksigenisasi
pada paru pasien, dan psikologi pada pikiran pasien. Agar induksi dapat dilakukan dengan
cepat sirkuit anestesia dijenuhkan terlebih dahulu dengan gas anestesiaa. Pasien dajak
untuk menarik nafas dengan dalam agar induksi dapat cepat terjadi. Hal ini dapat ditakukan
pada pasien anak yang sudah cukup besar untuk diberikan pengertian.?
Dengan sevofluran konsentrasi yang digunakan untuk induksi sebesar 5-8 vol %,
dapat menurunkan tekanan darah akan tetapi tidak pernah dilaporkan terjadinya henti
Jantung, walaupan pada pasien yang diintubasi dan diventilasi. Halotan juga lebih sering
menimbulkan gejala aritmia dibanding sevofluran. Hal ini dapat segera hilang jika stimulasi
bedah dihentikan dan hiperkarbia diperbatki. Berikut adalah keuntungan dan kerugian
penggunaan halotan dan sevofluran terlihat pada tabel 2.?>
Tabel 2. Prokontra penggunaan sevofiuran dan halotan.?
In favour of sevoflurane In fivour of halothane
Cardiovascular safety +44 =
Lack of airway irritation +44 ys
Ease of induction +++ +
Emergence behaviour = 44
EEG phenomena - ++
Low costs - 444
‘The cardiovascular safety and the lack of airway irritation favour sevoflurane.Dengan sevofluran induksi dapat dilakukan dengan lebih aman. Dimana sevofluran
dibuka pada konsentrasi dua kali MAC dan N;O pada konsentrasi 70 % yang telah
dijenuhkan, kemudian pasien disungkup dan dibiarkan dengan nafas spontan. Pemberian
ventilasi positif dapat berbahaya, mengingat saat induksi jalur intravena belum terpasang.
Pemberian ventilasi positif dapat meningkatkan tekanan intratorakal dan menurunkan end
diastolic volume, pada keadaan yang berat dapat menimbulkan bradikardia hingga henti
jantung.* Meskipun demikian dengan sevofluran belum pernah dilaporkan terjadinya henti
jantung saat induksi, hal ini berbeda dengan penggunaan halotan. Tanda vital harus
dimonitor. Pemasangan pulse oximeter harus dilakukan segera saat pasien ada di meja
operasi.?
DuBois melakukan penelitian dengan membandingkan teknik induksi dengan
menaikkan secara bertahap konsentrasi sevofluran (2%, 4%, 6%, 8 %) dalam oksigen 100 %,
konsentrasi 8 % sevofluran dalam oksigen 100 %, dan konsentrasi 8 % sevofiuran dalam
oksigen dan N20 perbandingan 1:1. Tidak
fidapatkan perbedaan yang bermakna antara
ketiga teknik tersebut. Akan tetapi penggunaan N20 dalam induksi dapat mengurangi
terjadinya agitasi saat induksi.”
‘abel 3. Keuntungan dan kerugian penggunaan NO?
‘Arguments for eliminating
Anguments for using nitrous oxide nitrous oxide
Induction of Mask induction is much easier with the use of Mask induction is feasible with-
anaesthesia nitrous oxide out nitrous oxide
Maintenance of No longer needed for pharma-
anaesthesia ‘cokinetic reasons together with
sevoflurane or desflurane
Special clinical Unique properties for sedation of co-operative
situations children during brief interventions (eg. local
anaesthetic injections, catheter removal)
Toxicity and Long experience with the drug, side-effects only Preexisting vitamin BI2
complications after long-term application deficiency makes patients more
vulnerable to toxicity 22
Cost and Nitrous okide is already available in most
environment workplaces. including appropriate scavenging
systems
N20 juga dapat digunakan pada awal induksi agar pasien tenang. Sembari dilakukan
komunikasi terus menerus dengan pasien sebagai pengalih perhatian, sungkup muka
didekatkan dengan hidung pasien tanpa menyentuh kulit dengan konsentrasi 70%. Dalamwaktu dua menit, biasanya pasien sudah tersedasi. Dengan cara ini saturasi harus terus
dimonitor. Kehadiran orantua pasien saat induksi juga banyak membantu mengurangi
agitasi saat induksi.?
Sevofluran memiliki kelarutan yang lebih rendah dibandingkan halotan. Oleh karena
sifat ini dengan sevofluran konsentrasi alveolar lebih cepat tercapal. Akan tetapi pada suatu
penelitian yang membandingkan sevofluran 8 vol % dan halotan 5 vol %, memiliki kecepatan
induksi sama, demikian pula dengan skor perlawanan pasien.”
Halotan adalah gas anestesia yang relatif murah. Meskipun mulai ditinggalkan
karena menginduksi terjadinya hepatitis fulminan, halotan masih merupakan pilihan gas
anestesia untuk induksi. Teknik lain yang aman untuk menggunakan halotan adalah dengan
memnaikkan konsentrasi halotan 0,5 % setiap dua sampai tiga kali pasien inspirasi.
Konsentrasi harus segera diturunkan 1,5- 2 % setelah pasien teranestesia. Bila menggunakan
halotan sebagai induksi sebaiknya diberikan sulfas atropin 0,01 sampai 0,02 mg/kg.
Pemberian sulfas atropin diperlukan untuk mencegah terjadinya bradikardia. Pediatric
Perioperative Cardiac Arrest melaporkan 37% pasien anak yang menjalani operasi
mengalami henti jantung dan 66 % diantaranya disebabkan oleh halotan.*
Desfluran dan isofluran tidak digunakan untuk induksi, karena kedua gas ini mem
sifat iritasi pada saluran nafas. Pada 50 % pasien diinduksi dengan desfluran mengalami
henti nafas, sapsme laring, maupun batuk. Isofluran tidak dapat digunakan sebagai induksi
oleh karena sebab yang sama. Akan tetapi pada orang dewasa, isofluran dapat digunakan
untuk induksi dengan teknik single breath induction.”
Induksi dengan halus dan aman pada pasien anak sulit tercapai dengan baik. Dimana
induksi dengan inhalasi merupakan standar untuk pasien dibawah enam tahun. Pasien tidak
kooperatif dikarenakan ketakutan akan sungkup muka dan bau yang tidak sedap dari gas
anetesia. Keadaan ini membuat dokter anestesiologi harus memaksa pasien anak yang
berontak dengan sungkup muka. Oleh karena itu diciptakan set mulut yang lebih nyaman
dan tidak menakutkan bagi pasien anak untuk menghirup gas anestesia (Gambar 2).*
Jika dibandingkan dengan induksi secara intravena diduga lebih sedikit mengalami
agitasi saat bangun dibanding dengan secara inhalasi. Dengan anestesia inhalasi stress saat
induksi juga jauh berkurang meskipun setelah pemasangan jalur intravena diberikan
midazolam. Dalam keadaan darurat jarum intraoseus harus disiapkan jika melakukan induksi
dengan inhalasi.?Gambar 2. Alat baru untuk induksi dengan anestesia inhalasi*
Rumatan dengan Anestesia Inhalasi
‘Sebagai rumatan, anestesia inhalasi cukup sering digunakan. Selain karena praktis,
kedalaman anestesia dapat dikendalikan dan dengan cepat dapat dihentikan. Konsentrasi
gas anestesia dalam tubuh dapat dipantau dari konsentrasi end tidal. Menggunaken gas
anestesia yang kelarutannya rendah juga memiliki keuntungan pasien pulih lebih cepat. Gas
anestesia juga memiliki proteksi terhadap jantung dan otak. Hal ini sangat bermanfaat pada
pasien bedah jantung anak. Efek yang tidak menyenangkan dari gas anestesia adalah mual
pasca operasi dan agitasi saat bangun.”
Rumatan intravena tidak tergantung dengan mesin anestesia, ini merupakan
keuntungan jika anestesia harus dilakukan diluar kamar operasi, seperti di MRI atau CT scan.
Propofol merupakan pilihan untuk rumatan dengan intravena. Akan tetapi propofol dapat
memblok respirasi pada penggunaan yang lama pada anak-anak, yang disebut sindrom infus
Propofol. Lama paparan terhadap propofol yang dimaksud lebih dari 150 dan 300 menit.
Telah diteliti pula bahwa penggunaan propofol dalam waktu lama akan mengakibatkan
asidosis pada anak.”
Kekurangan yang paling penting pada rumatan dengan intravena adalah tidak dapat
diketahui secara pasti konsentrasi plasma. Meskipun dengan pompa infus dengan
komputerisasi, konsentrasi plasma hanya perkiraan saja. Bila terjadi diskoneksi atau
kegagalan dalam fungsi pompa intravena tidak ada alat yang mengingatkan ahli
anestesiologi. Berbeda dengan anestesia inhalasi, end tidal dapat diketahui dengan cepatsehingga kegagalan funy
nestesia dapat diketahui dengan cepat. Penggunaan monitor
hipnosis perlu dilakukan jika menggunakan anestesia intravena, mengingat ketidak pastian
ini terutama anak di atas 1 tahun.”
Semua gas anestesia dapat digunakan sebagai rumatan. Setiap gas memili
kelebihan dan kekurangan masing-masung. Sevofluran memiliki koefisien partisi yang sama
dengan NO. Keuntungan penggunaan sevofluran adalah depresi otot jantung yang minimal.
Perlu diperhatikan dalam penggunaan sevofluran adalah hasil metaboliknya berupa flour
yang berbahaya pada pemakaian jangka panjang. Hasil metabolisme bereaksi dengan CO2
absorben dan menghasilkan compound A. Pada binatang coba compound A toksik untuk
ginjal. Demikian pula dengan teknik low flow, toksisitas pada ginjal tetap terjadi.®
Penggunaan sevofluran juga berkaitan dengan agitasi saat bangun. Pemberian
midazolam dan Klonidin per oral atau epidural, ketorolak, atau fentanil dapat mengurangi
insiden agitasi. Beberapa laporan juga menunjukkan adanya gerakan mirip kejang setelah
menggunakan sevofluran.®
Campuran gas antara sevofluran dan NzO dapat digunakan untuk membuat pasien
tetap normokarbia walaupun dengan nafas spontan. Hal ini ditunjukkan pada gambar 3.
‘Akan tetapi anak rentan terjadi hipoksi, nafas spontan dalam anestesia akan menurunkan
kapasitas residu fungsional.’”
Halotan merupakan gas anestesia yang poten. Halotan memiliki kelarutan yang
tinggi. Penggunaan halotan dapat digunakan untuk tindakan-tindakan yang membutuhkan
MAC yang berlipat karena kebocoran saat tindakan seperti bronkoskopi. Dengan lima
persen halotan berarti memberikan 5,75 kali MAC. Pada bronkoskopi, kebocoran yang
terjadi tidak membuat pasien mudah bangun, karena jumlah gas yang diberikan dalam
jumlah yang besar:
Penggunaan halotan juga perlu diperhatikan karena 20 % dimetabolisme di hati.
Halotan juga diduga menyebabkan hepatitis fulminan dengan insidens 1:80000. Insiden ini
meningkat pada anak yang menjalani operasi berulang kali dengan halotan. Terdapat
laporan kematian akibat hepatitis ini pada pasien anak.®
Seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah halotan menyebabkan depresi otot
jantung dan meningkatkan insiden terjadi aritmia. Aritmia disebabkan oleh adanya
katekolamin endogen maupun eksogen. Insiden aritmi pada halotan juga dikaitkan dengan
anestesia yang dangkal atau hiperkapnea. Karena sifatnya yang sangat mendepresi ototjantung penggunaan pada pasien anak juga perlu diperhatikan, terutama pada pasien yang
memiliki kelainan jantung bawaan.®
400
-O HALO
350 - SEVO
300
250
200
1 (mLkg-t min-1)
150 .
t :
100 Tt
50
°
Aw M10 M15
Gambar 3. Perbandingan yang bermakna penurunan indeks kardiak.”
\sofluran memiliki keunggulan yang lebih banyak dibandingkan dengan halotan.
Isofluran lebih sedikit mendepresi otot jantung, menmpertahankan laju jantung, dan
menutunkan metabolisme otak. Pada pasien remaja sering menyebabkan hipertensi, Hal ini
‘mungkin disebabkan iritasi saluran nafas dan menyebabkan pelepasan katekolamin.®
Desfluran memiliki koefisien partisi yang sama dengan N20. Karena sifatnya ini
desfluran sangat ideal sebagai gas rumatan anestesia, terutama pada operasi-operasi yang
lama. Dengan menggunakan desfluran diharapkan tidak terjadi akumulasi obat dan pasien
dapat bangun lebih cepat. Desfluran sangat cocok untuk operasi yang membutuhkan
Penilaian status neurologis dengan cepat, seperti operasi bedah syaraf. Desfluran juga
meningkatkan insiden agitasi saat bangun.°
Delirium dan Agitasi saat Bangun
Praktik anestesia saat ini tidak hanya mementingkan kondisi pasien saat
intraoperatif, akan tetapi seluruh aspek perioperatif termasuk saat pasien bangun. Demikian
pula anestesia pada anak. Pencegahan nyeri pasca operasi merupakan hal yang standar
untuk diperhs
n. Ruang pulih seharusnya merupakan ruangan yang tenang, dimana
pasien tidak merasa kesakitan, menangis atau agitasi. Sevofluran dan desfluran selainmemiliki banyak keuntungan, juga memiliki kekurangan yaitu meningkatnya insiden agitasi
dan delirium saat pasien bangun.”
Agitasi
pada anak. Hal
lak berkaitan dengan nyeri pasca operasi. Insiden agitasi ini meningkat
pertama kali dilaporkan oleh Aono, dimana pada pasien yang telah
diyakini bebas nyeri pasca operasi, pasien dilakukan blok regional, terdapat peningkatan
insiden agitasi setelah penggunaan sevofluran dibandingkan dengan halotan. Meningkatnya
insiden agitasi ini terutama pada anak berusia kurang dari 6 tahun, akan teta|
idak terjadi
pada pasien berusia tiga sampai lima bulan. Demikian pula dengan penggunaan desviuran
dilaporkan oleh Davis tahun 1994. Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang
membJandingkan sevofluran dan propofol sebagai rumatan seperti ditunjukkan tabel 4.2*
‘abel 4. Perbandingan kejadian ikutan antara rumatan dengan propofol dan sevofluran.*
Postoperative adverse events.
Adverse events Sevoflurane Propofol
tn 24m 22)
Agitation (grades 3 and 4) M24" 2122
Nausea or vomiting 224 0:22
*P<0.08 compared with propofol
Sikap negatif saat bangun ini diduga disebabkan oleh ansietas sebelum operasi. Pada
masa perioperatif yang menimbulkan kecemasan pada anak juga akan menimbulkan agitasi
saat bangun. Beberapa laporan dari orang tua bahwa terdapat keluhan agitasi saat bangun
dari tidur setelah pasien pasien menjalani operasi. Akan tetapi tidak ada bukti yang jelas
bahwa masa agitasi ini memiliki pengaruh pada jangka panjang.”
Tabel 5.Pemberian fentanil satu mikro per kilogram berat badan 10 menit sebelum tindakan selesai.?
Group P Group FP
(r= 16) (1 = 16) value
Agitation’ 956%) 2 (12%) 0.02
Time to hospital discharge, 113(50) 13243) (0.29
min [65-225] [70-224]Terdapat beberapa cara untuk mengurangi insiden agita: intaranya pemberian
intravena atau klonidin kaudal, intravena dexmeditomidin, opioid, dan ketamin. Dalam
praktik klinis merubah sevofluran ke isofluran mengurangi insiden agitasi sering dilakukan,
akan tetapi cara ini belum dibuktikan dari penelitian. Pemberian opioid merupakan terapi
yang awal untuk mengatasi agitasi ini. Selain itu sedasi juga perlu diberikan pada dosis yang
kecil, seperti thiopental satu sampai dua milligram per kilogram berat badan atau propofol
setengah sampai satu milligram per kilogram berat badan.”?
Tabel 6. Berbagai cara dan teknik untuk mencegah terjadinya agitasi pasaca anestesia dengan
sevofluran atau desfluran.”
Drug or technique Efficacy ‘Comments
Midazolam No Delayed recovery; indicated for relieving
anxiety during induction anyway; reduces
postoperative negative behavioural
changes
Yes, even in the The use of opioids in pain-free patients is
absence of pain questionable
Yes Causes sedation of questionable quality:
increased incidence of airway compli-
cations possible
Clonidine Yes Causes sedation of unknown quality and
relevant haemodynamic side-effects
Dexmedetomidine Yes Not yet widely available
Replacement of Yes The advantages of an inhalation technique
sevoflurane by for maintenance are lost
propofol
Pengaruh Anestesia Inhalasi pada Otak
Gambaran normal EEG (Electro Encephalo Gram) berubah sesuai masa
perkembangan. Gambaran gelombang spike dan tajam dapat diinterpretasi sebagai
gelombang epilepsy pada orang dewasa, akan tetapi gelombang ini dianggap normal pada
anak-anak. Gelombang EEG berubah sesuai kedalaman dan jenis anestesia yang digunakan.
Dengan halotan gelombang akan tampak melambat dan tumpul. Sedangkan pada anestesia
dengan sevofluran gambaran akan tetap gelombang tajam yang tersupresi pada 1,5 -2 MAC.
Dengan halotan supresi gelombang terjadi saat kardiovaskular tidak stabil. Kemampuan gas,anestesia untuk mensupresi gelombang listrik otak menunjukkan gas anestesia tersebut
dapat mengurangi konsumsi oksigen dan memiliki efek proteksi pada otak.”2°
Kejang singkat pada induksi dengan sevofluran dilaporkan pertama kali tahun 1992.
Dan kejang ini berkorelasi dengan gelombang epiletiform. Gelombang ini sama dengan
gelombang yang ditunjukkan pada penggunaan enfluran. Kejadian ini dikaitkan dengan sifat,
sevofluran yang menstimulasi kardiovaskular saat induksi. Pada operasi bedah syaraf,
sevofluran terbukti dapat digunakan dan tidak berkaitan dengan insiden kejang pasca
operasi. Kejadian agitasi saat bangun juga diduga berhubungan dengan gelombang EEG ini,
akan tetapi belum ada bukti yang jelas. Demikian pula dengan pengaruh jangka panjang
akibat adanya gelombang ini.”
Pada penelitian binatang coba anestesia inhalasi berbahaya bagi perkembangan otak
neonates. Paparan yang lama terhadap halotan mengurangi densitas sinaps dan
berpengaruh pada perilaku binatang coba (tikus). Pemberian 75 9% NzO, 0,75 % isofluran
dan midazolam menyebabkan apoptosis yang kemudian hilangnya memori dan kemampuan
belajar. Akan tetapi penelitian itu tidak dapat di langsung diterapkan pada manusia
karenaperkembangan otak tikus hanya terjadi selama dua minggu, sedangkan pada manusia
terjadi selama beberapa tahun.”Kesimputan
Anestesia inhalasi sering digunakan pada pasien anak sehingga seorang dokter
anestesiologi harus menguasai teknik tersebut. Proses induksi sering dilakukan dengan
anestesia inhalasi, terutama bila belum terpasang jalur intravena, namun tetap harus
dilakukan dengan memperhatikan aspek keamanan. Anestesia inhalasi merupakan alternatif,
anestesia rumatan. Kelebihan teknik ini dibandingkan dengan anestesia rumatan intravena
adalah terhindarnya sindrom infus propofol. Sevofluran dan desfluran sebagai anestesia
rumatan dapat menyebabkan agitasi saat bangun. Hal ini dapat dihindari dengan pemberian
midazolam, opioid atau klonidin. Selain itu, anestesia inhalasi diduga dapat mengganggu
perkembangan otak pasien anak namun hipotesis ini masih memerlukan penelitian lebih
fanjut.
Saran
Seorang dokter anestesiologi harus menguasai berbagai teknik anestesia sel
dapat menggunakannya secara tepat guna, termasuk anestesia inhalasi.Daftar Pustaka
1
6.
10.
Andrew JJ. inhaled anesthetic and delivery system. Dalam: Miller RD, penyunting.
Anesthesia. Edisi 5. Philadelphia: Churcill Livingstone, 2004. h.174-206.
Johr M, Berger TM. Paediatric anesthesia and inhalation agent. Best practice &
research clinical anaesthesiology 2005; 19: 501-22.
Philip JH. How to make sevoflurane work for you - VIMA. Diunduh dari
‘etherweb_bwh.harvard.edu/education/resources/ambulatory_anesthesia/How_JHP_uses_S
‘evo.paf tanggal 19 Juni 2008.
Motoyama EK, dkk. Induction of anesthesia and maintenance of the airway in infant
and children. Dalam: Smith’s anesthesia for infants and children. Hardbound, 2005.
319-472.
.Sigston PE, Jenkins AMC, Jackson EA, Sury MRJ, Mackersie AM, Hatch DJ. Rapid
inhalation induction in children: 8% sevoflurane compared with 5 % halothane.
British Journal of Anesthesia 1997; 78: 362-5.
Cote CJ. Pediatric anesthesia. Dalam: Miller RD, penyunting. Anesthesia. Edisi 5.
Philadelphia: Churcill Livingstone, 2004. h.2089-118.
Wodey E, Pladys P, Copin C, Lucas MM, Chaumont A, Carre P, dkk. Comparative
hemodynamic depression of sevoflurane versus halothane in infants: An
echocardiographic study. Anesthesiology 1997; 87: 795-800.
Picard V, Dumont L, Pellegrini M. Quality of recovery in children: sevoflurane versus
propofol. Acta Anaesthesiol Scand 2000; 44: 307-10.
Cravero JP, Beach M, Thyr B, Whalen K. The effect of small dose fentanyl on the
‘emergence characteristics of pediatric patients after sevoflurane anesthesia without
surgery. Anesth Analg 2003; 97:364 -7.
Koemer IP, Brambrink AM. Brain prote
Anaesthesiol 2006; 19: 481-6.
n by anesthetic agents. Curr Opin