Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pendahuluan
Talasemia merupakan gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan
pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Italia antara tahun
1925 sampai 1927. Talasemia berasal dari bahasa Yunani, yaitu thalasa yang artinya
laut. Yang dimaksud dengan laut adalah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. 2
Talasemia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal
resesif berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini terjadi
akibat kelainan sintesis hemoglobin dimana terjadi pengurangan produksi satu atau
lebih rantai globin yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin.
Sindrom resesif autosomal dibagi menjadi talasemia alfa dan talasemia beta. Pada
talasemia alfa terjadi pengurangan sintesis rantai alfa, sedangkan talasemia beta
terjadi pengurangan sintesis rantai beta. 7
Penyakit ini meliputi gejala klinis yang paling ringan (heterozigot) disebut
Talasemia Minor atau Trait dan yang paling berat (homozigot) disebut Talasemia
Mayor. Bentuk heterozigot diturunkan salah satu orang tua yang menderita Talasemia
sedangkan bentuk homozigot diturunkan kedua orang tua yang menderita Talasemia.
Secara klinis Talasemia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: Talasemia Mayor,
Talasemia Minor dan Talasemia Intermedia.
B. Klasifikasi
Talasemia merupakan kelainan sintesis hemoglobin yang heterogen akibat
pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin. Hal tersebut menyebabkan
ketidakseimbangan produksi rantai globin.
Secara klinis terdapat tiga klasifikasi anemia, antara lain :
1. Talasemia minor/trait
2. Talasemia intermedia
3. Talasemia mayor
Secara genetik atau rantai hemoglobin, antara lain :
1. Talasemia alfa
2. Talasemia beta
3. Talasemia dengan structural variant
Thalassemia Alfa
Thalassemia alfa terjadi saat terjadi mutasi gen yang menyebabkan
berkuranganya sintesis dari satu atau lebih empat rantai globin alfa. Produksi rantai
globin alfa dikendalikan oleh dua gen pada masing-masing kromosom 16. 5
Thalasemia alfa merupakan hasil dari defisiensi atau tidak adanya sintesis
rantai globin alfa, sehingga rantai globin beta berlebih. Penurunan produksi biasanya
disebabkan oleh delesi satu atau lebih dar gen. 3 Dimana, keparahan thalassemia alfa
bergantung dari jumlah gen alfa yang didelesi atau yang disfungsional (lebih jarang). 7
Delesi gen tunggal akan menyebabkan karier talasemia alfa (minor) dengan
mikrositosis dan biasanya tidak terdapat anemia. Delesi tiga gen dapat menyebabkan
produksi HbH yang signifikan dimana memiliki empat rantai beta. Thalassemia alfa
intermedia atau yg disebut dengan penyakit HbH dapat menyebabkan anemia
mikrositik, hemolisis, dan splenomegali. Delesi empat gen menyebabkan produksi Hb
Barts memiliki empat rantai gama. Thalassemia alfa mayor dengan Hb Barts
biasanya disertai dengan hidrops fetalis. 3
Patofisiologi thalassemia alfa ini sebanding dengan jumlah gen yang terkena.
Pada homozigot (-/-) tidak ada rantai alfa yang di produksi. Sebagian besar pasien
lahir mati dengan tanda-tanda hipoksia intrauterine. Bentuk heterozigot thalassemia
dan delesi homozigot thalassemia berhubungan dengan anemia hipokromik ringan. 2
Thalassemia Beta
Thalassemia beta merupakan kelainan hemoglobin yang memiliki banyak
bentuk mutasi gen. hampir dari dua ratur bentuk mutasi gen terjadi pada jenis
thalassemia ini. Secara garis besar, mutasi gen pada thalassemia beta dibagi menjadi
dua kelompok bentuk, yaitu delesi dan non-delesi.
Delesi gen globin beta, paling sedikit 17 delesi yang berbeda yang hanya
dijumpai pada thalssemia beta. Delesi ini mencakup kurang lebih 50% allel
thalassemia beta. Bentuk homozigot delesi ini menghasilkan peningkatan HbA 2 dan
HbF. Sedangkan pada mutasi non delesi globin beta mencakup proses transkripsi,
prosesing, dan translasi, berupa mutasi titik (point mutations). Bentuk mutasi lainnya
ialah mutasi yang diwariskan secara dominan (dominantly inherited beta
thalassemia), varian globin beta tidak stabil, thalassemia beta tersembunyi, mutasi
thalasemia beta yang tidak terkait kluster gen globin beta, dan bentuk-bentuk
bervariasi thalassemia beta (variant forms of beta thalassemia). 6
Thalassemia beta terjadi akibat mutasi gen pada rantai globin beta pada
kromosom 11. Mutasi tersebut dapat mengakibatkan penurunan produksi rantai globin
beta maupun tidak ada produksi. 5 Anemia pada thalasemia jenis ini disebabkan oleh
berkurangnya produksi dan pemendekan umur eritrosit karena terjadi pengrusakan di
lien dan oksidasi membran sel akibat pelepasan heme dari denaturasi hemoglobin dan
penumpukan besi pada eritrosit.
Hampir semua anak dengan thalassemia beta homozigot dan heterozigot,
memperlihatkan gejala klinis sejak lahir, gagal tumbuh, kesulitan makan, infeksi
berulang, dan kelemahan umum. 2
C. Etiologi dan Faktor Resiko
1. Mutasi gen beta-globin pada kromosom 16
2. Adanya pembawa gen/carier thalassemia
3. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai berkurang alfa
4.
D. Epidemiologi
Talasemia ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah,
India sampai Asia Tenggara.
hanya 1,7% memiliki trait talasemia alfa atau beta. Talasemia banyak mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dan terjadi sekitar 4.4 setiap setiap 10.000 kelahiran
hidup. Talasemia alfa sering pada keturunan Afrika dan Asia Tenggara, sedangkan
talasemia beta paling umum terjadi pada orang Mediterania, Afrika, dan keturunan
Asia Tenggara. 3
Data talasemia di Indonesia melaporkan tingginya kasus talasemia disebabkan
oleh migrasi dan percampuran penduduk. Keseluruhan populasi ini menjadi hunian
kepulauan Indonesia yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Nias,
Sumba, dan Flores. Data Talasemia di Sumatera Utara melaporkan populasi carrier di
Sumatera Utara khususnya Medan mencapai 7.69% yang terdiri dari Talasemia Alfa
3.35% dan Talasemia Beta 4.07% yang terdistribusi pada berbagai suku di Medan
yaitu: Batak, Cina, Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Aceh.
Anamnesis
-
Pemeriksaan Fisik
-
Pucat
hemopoiesis
ekstramedular,
dan
penumpukan
besi.
Kadar Hb menurun
MCH menurun
MCHC menurun
Retikulosit meningkat
Pada thalassemia beta trait biasanya menunjukkan kurang atau tidak adanya
HbA, peningkatan HbA2 atau HbF. Penderita thalassemia beta mayor umumnya
terdiagnosis saat bayi, seperti pucat, gelisah, keterlambatan perkembangan, dan
pembesaran perut, serta ikterus juga bisa didapatkan. Penderita dengan anemia
mikrositik tetapi gejala lebih ringan yang muncul belakangan dapat dikatakan
menderita thalassemia beta intermedia. 3
G. Penatalaksanaan
H. Penutup
Thalassemia adalah suatu masalah yang semakin meningkat dan harus diberi
perhatian. Thalassemia merupakan kelompok kelainan genetic heterogen, yang timbul
akibat berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta.1 Jika sifat talasemia
telah terdiagnosa, maka hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
sifat genetic untuk thalassemia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hoffbrand AV., Pettit JE., Moss PAH. Kapita Selekta: Hematologi. Ed. 4.
2.
3.
4.
2014
David Surface. Cooleys Anemia Foundation: What is Thalassemia Trait?. New
York State Departement of Health. [Accessed 2013 April 09]. Available at:
5.
http://www.cooleysanemia.org/updates/pdf/WhatIsThalTrait.sm.pdf
Langlois S., Ford JC., Chitayat D. Joint SOGC-CCMG Clinical
Practice Guideline: Carrier Screening fot Thalassemia and
6.
7.