Anda di halaman 1dari 2

Mengakali Rumah Hadap Barat

Ditulis oleh : Reiny Dwinanda


Diterbitkan pada harian REPUBLIKA, 6 Januari 2008
Mengakali Rumah Hadap Barat Banyak hal bisa dilakukan untuk mengusir panas. Mulai dari memasang kisikisi sampai membuat bukaan serong.
Bicara tentang rumah ideal, para pakar arsitektur kerap menyebut arah selatan sebagai orientasi rumah paling oke.
Persoalannya, kondisi yang mendekati sempurna itu biasanya sukar untuk dicapai. Terlebih, di area padat seperti
perkotaan dan pinggirannya, di mana peluang untuk mendapatkan lokasi yang oke itu harus dibayar mahal. Hunian
yang menghadap selatan menjadi favorit karena beberapa hal mendasar, utamanya pencahayaan yang teduh serta
aliran angin yang memadai. Bagaimana jika rumah Anda 'terpaksa' menghadap ke arah lain?
Pengalaman Catur Wicaksono menggambarkan suka duka tinggal di rumah yang menghadap ke arah barat. Sejak
mentari mencapai puncaknya, segenap penghuni rumah pegawai BUMN itu kipas-kipas kegerahan. Kondisi itu
berlanjut hingga sang surya terbenam. ''Coba saja bayangkan berapa jam kami 'bersauna' tiap harinya,'' ayah tiga
anak ini berseloroh satir. Adakah jalan keluar bebas gerah bagi Catur dan keluarga lain yang tempat bernaungnya
menghadap ke barat?
Ternyata, banyak hal yang bisa dilakukan, baik saat proses desain ataupun ketika rumah sudah telanjur berdiri. Nah,
saran dari arsitek, Denny Setiawan, berikut ini patut Anda pertimbangkan.

Kisi-kisi
Siang hari, pada pukul 14.00 hingga 16.30 WIB, cahaya matahari akan langsung masuk ke dalam rumah dan kondisi
taman depan rumah akan sangat panas. Kalau sudah begitu, mereka yang tak tahan panas bisa tak betah berlamalama di dalam rumah. ''Sebagai solusi, pasang kisi-kisi kayu atau besi sebagai sun-shading,'' kata Denny. Kisi-kisi
bertindak sebagai secondary skin bagi rumah. Ia akan menghalangi panas matahari menerobos ke ruang privat
Anda. Dari segi estetika, keberadaan kisi-kisi ini bagus juga. ''Bahan kayu dan besi yang berkualitas biasanya tahan
lebih dari 10 tahun,'' tutur Denny yang berkomitmen menjalankan studio berbasis arsitektur hijau.
Plafon tinggi
Plafon yang tinggi mendatangkan kesan lapang pada rumah. Selain itu, udara di dalam ruang juga akan menjadi
lebih dingin dengan adanya plafon yang tinggi. Mengapa bisa begitu? Ya, sebab hawa panas selalu naik ke atas.
''Ketika tempat berkumpulnya hawa panas jauh dari permukaan lantai, otomatis hawa panas tidak mengganggu
aktivitas penghuni rumah,'' jelas pendiri Studio Denny Setiawan ini. Meski demikian, bukan berarti Anda disarankan
untuk membangun plafon setinggi mungkin. Anda cuma perlu membangunnya dengan ketinggian proporsional.
Sirkulasi silang
Plafon tinggi saja belum cukup untuk membuat rumah yang menghadap barat lebih adem untuk dihuni. Anda masih
perlu mempersiapkan sirkulasi silang. Artinya, harus ada bukaan di dua dinding yang berbeda. Dengan begitu,
pertukaran udara lebih lancar. ''Tanpa adanya cross ventilation, plafon tinggi tak ada gunanya,'' ungkap pria yang
lahir di Jakarta, 31 Desember ini. Intinya, tiap ruang harus bersentuhan langsung dengan udara luar. Tiap ruang
mesti punya jendela. ''Sayangnya, banyak rumah yang kini dibangun penuh, tak menyisakan taman belakang. Itulah
yang membuat rumah makin gerah,'' komentar Denny yang karyanya terpilih untuk dimuat dalam buku 125 Desain
Fasade yang diterbitkan Imelda Akmal Architecture Writer.
Vegetasi

Lingkungan yang terjaga keasriannya berperan besar dalam menentukan suhu di luar dan dalam ruang. Jadi, jangan
remehkan fungsi vegetasi di halaman rumah. Bagaimana jika halaman depan tidak cukup luas untuk menanam
pohon-pohon rindang?Pohon tak cuma bisa ditanam secara horisontal. Cobalah untuk merambatkannya ke atas.
''Dengan memanfaatkan vegetasi sebagai dinding, penghuni rumah akan mendapatkan pasokan oksigen plus
peredam panas yang baik,'' papar Denny.
Coba saja tambahkan tanaman rambat sebagai tirai di muka rumah dan rasakan perbedaan suhu sesudah
pemasangannya. Niscaya, yang hijau-hijau ini akan meredam panas mentari. ''Itu bisa diredam dengan adanya kisikisi yang ditanami pohon,'' urai Denny. Tak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perbaikan. Dengan dana
yang tak pula berlebihan, Anda dapat mewujudkan taman vertikal yang memanjakan mata serta menyejukkan
atmosfer sekitar rumah. Cantik dan fungsional, bukan?
Penyejuk udara
Menggunakan mesin penyejuk udara (AC) memang solusi singkat yang dipilih banyak orang. Tetapi, pilihan itu
mendatangkan masalah baru. Siap-siap bengkak tagihan listrik Anda. Di samping itu, adanya kompresor AC di luar
ruang akan membuat udara sekeliling menjadi lebih panas. Tinggal di iklim tropis, hunian tak semestinya dibangun
dengan mengandalkan AC sebagai pengusir hawa panas. Masih banyak cara lain yang bisa ditempuh dan tidak
berdampak buruk bagi dompet Anda, juga lingkungan hidup. ''Ayo, peduli sesama. Sayangi anak cucu dengan
mengemat energi,'' ajak Denny.
Tata ruang
Ingin nyaman seharian di rumah yang menghadap ke peraduan sang surya? Cermati tepat tidaknya pembagian
ruang di hunian Anda. Usahakan agar ruang utama alias ruang yang dijadikan tempat beraktivitas, tidak diposisikan
di area yang lama terkena panas. Dengan begitu, Anda tak akan terlalu merasa gerah saat menjalani hari di ruang
keluarga atau kamar tidur. Nah, sebagai gantinya, posisikan area servis di bagian depan. Panas yang menyengat
dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian atau menerangi dapur serta area mencuci. Agar tampak depan
rumah tidak terlihat berantakan, diperlukan kamuflase. ''Kasih saja taman vertikal,'' cetus Denny, alumnus Universitas
Bina Nusantara.
Bukaan serong
Hunian yang homy hendaknya diwujudkan sejak tahap desain. Untuk itu, pastikan Anda meminimalkan jendela yang
menghadap barat. Ubahlah orientasi jendela ke utara atau selatan. Bukaan yang menyerong 30 derajat hingga 45
derajat dapat menghasilkan rumah yang lebih teduh. Dengan begitu, panas matahari tidak secara langsung
menyeruak ke ruang-ruang pribadi Anda. ''Prinsipnya, cahaya matahari memang diperlukan, tetapi panasnya harus
kita buang,'' tandas Denny. Trik yang simpel, bukan?
Diposkan oleh [ sDs .. ] di 05:37 1 komentar:

Anda mungkin juga menyukai