ANALISIS KASUS
Pasien seorang anak perempuan bernama Siti Auliyah berusia 5 bulan
berkebangsaan Indonesia, beragama Islam, bertempat tinggal di Lubuk Linggau
Utara II, Kota Lubuk Linggau dirawat di IKA B RSMH Palembang.
Sejak usia 2 bulan, pasien terlihat kejang, mata mendelik ke atas, berputarputar, tangan dan kaki kaku. Frekuensi 15x/hr, lama <1 menit, inter- dan post-iktal
anak menangis. Demam (-), pasien tidak dibawa berobat. Saat usia 3 bulan, kejang
bertambah sering (f = 15-20x/hr, lama <1 menit, inter and post-iktal menangis).
Kejang kadang disertai demam, kadang tidak. Pasiena dibawa ke SpA, diberi obat
kejang. Kejang berkurang. Saat usia 4 bulan, pasien kejang ( f = 10x/hr), tidak mau
minum, kelihatan lemas dan dirawat di RS Linggau 7 hari, pulang kontrol 4 hari.
Pasien kejang kembali dan dirawat di RS Siti Aisyah 11 hari, pulang kontrol dan
disarankan kontrol. 6 jam SMRS, pasien kejang frek 10x/hr, kejang umum tonik
klonik dengan durasi <1 menit, BAB dan BAK biasa. Ibunya menderita TB 3 bulan
sebelum pasien masuk RSMH dan masih berobat. Pada pemeriksaan fisik, keadaan
umum ditemukan status linkar kepala 38 cm, demam (+), gizi buruk, iga gambang
(+), auskultasi paru didapatkan ronki basah kasar nyaring pada kedua lapangan paru.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini, diagnosis epilepsi
+ craniosinotosis+ marasmus kondisi V + kontak TB + suspek trakeomalasia dapat
ditegakkan.
Hasil pemeriksaan darah yaitu Hb dan Ht menurun, trombosit meningkat, LED
meningkat. Hitung leukosit menunjukkan eosinofil, limfosit dan monosit meningkat,
neutrofil batang dan neutrofil segmen menurun. Ureum meningkat dan kalsium
menurun. Dari hasil lab ini, dapat ditegakkan diagnosis anemia ec penyakit kronis.