Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil analisa
instrumen dan titrimetri sebagai berikut :
Tabel IV.1 Analisa pH, TDS, Turbidity, Total Hardness, dan Mikrobiologi
Setelah Jar Test
Parameter
Keadaan

pH

Sesudah Jar Test

7,23

TDS
468
ppm

Turbidit

Total

Mikrobiolog

Hardness

1,41 NTU

390 mg/L

i
8.800
sel/mm3

Tabel IV.1 Analisa pH, TDS, Turbidity, Total Hardness, dan Mikrobiologi
Sesudah Penambahan Biocide
Keadaan

Pp
m
4
ppm
6

Sesudah
Penambaha
n Biocide

ppm
8
ppm
10
ppm
12
ppm

pH
7,7
7,6
7,56
7,73
7,63

TDS
636
ppm
624
ppm
636
ppm
643
ppm
640
ppm

Turbidit

Total

Mikrobiolog

Hardness

0,7 NTU

780 mg/L

i
5.600

0,64 NTU

350 mg/L

0,51 NTU

530 mg/L

0,68 NTU

680 mg/L

0,59 NTU

270 mg/L

IV-1

sel/mm3
4.800
sel/mm3
3.200
sel/mm3
2.400
sel/mm3
1.600
sel/mm3

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Tabel IV.3 Analisa Parameter Fisika


Analisa
Parameter

Hasil Analisa

Warna

Tidak Berwarna

Bau

Sedikit Berbau

Rasa

Normal

IV.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan pengolahan air sanitasi yang telah
dilakukan, dapat disampaikan analisa mengenai pH, TDS, Turbidity,
total hardness, dan mikrobiologi. Untuk sampel air yang digunakan
dalam proses sanitasi adalah sampel air danau Unair Kampus C
dengan konsentrasi penambahan tawas sebesar 25 ppm. Dimana
biocide yang ditambahkan sebesar 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, dan
12 ppm.
Pemilihan sampel air dengan penambahan tawas sebesar 25
ppm, dipilih karena hasil analisa dari pengolahan sampel menunjukan
bahwa turbidity atau kekeruhan dari sampel dengan penambahan
tawas sebesar 25 ppm merupakan turbidity atau kekeruhan yang
paling kecil. Karena alasan tersebut dipilihlah sampel dengan
penambahan tawas sebanyak 25 ppm, sebagai sampel untuk percobaan
pengolahan air sanitasi.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, diperoleh
hasil analisa sebagai berikut :

IV-2

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

A. Analisa Secara Kimia

Analisa pH
7.73

7.75
7.7

7.7
7.63

7.65

pH

7.6

7.6

7.56

7.55
7.5
7.45
3

10

11

12

13

Konsentrasi Biocide (ppm)


Grafik IV.1 Hubungan Konsentrasi Biocide dengan pH Sampel
Hasil analisa dari pH berdasarkan percobaan baik setelah jar test
dan setelah penambahan biocide mengalami kondisi yang fluktuatif.
Untuk kondisi dari pH sampel yang dipilih setelah jar test, 0.25 ppm,
didapatkan bahwa pH setelah jar test adalah 7.23. Jika dibandingkan
dengan baku mutu air bersih dari Permenkes No.
416/MEN.KES/PER/IX/1990 mengenai syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air pH sampel setelah perlakuan jar test sudah sesuai dengan
baku mutu air bersih.
Hasil analisa untuk sampel dengan penambahan biocide pada
konsentrasi 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; 10 ppm; dan 12 ppm, didapatkan
IV-3

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan


bahwa pH masing-masing konsentrasi yang dihasilkan sebesar 7,7; 7,6;
7,56; 7,73; dan 7,63. Dari data sebelumnya dapat dikatakan bahwa pH
setelah penambahan biocide mengalami kenaikan dibandingkan dengan
sampel setelah pengolahan jar test. Berdasarkan Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum
pH untuk air minum yaitu 6.5-8.5. pH dari sampel setelah
penambahan biocide telah sesuai dengan range pH tersebut.

Analisa TDS
643

645
640

640
636

636

635
630

TDS (ppm)

624

625
620
615
610
3

10 11 12 13

Konsentrasi Biocide (ppm)

IV-4

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.2 Hubungan Konsentrasi Biocide dengan TDS Sampel


Hasil analisa untuk sampel dengan penambahan biocide pada
konsentrasi 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; 10 ppm; dan 12 ppm, didapatkan
bahwa total zat padat terlarut (TDS) masing-masing konsentrasi yang
dihasilkan sebesar 636 ppm; 624 ppm; 636 ppm; 643 ppm; dan 640
ppm. Dari data sebelumnya dapat dikatakan bahwa TDS setelah
penambahan biocide mengalami kenaikan dibandingkan dengan sampel
setelah pengolahan jar test. Berdasarkan Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum
TDS untuk air minum yaitu 500 ppm. TDS dari sampel setelah
penambahan biocide tidak sesuai dengan range TDS tersebut.

Analisa Turbidity

IV-5

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan


643

645
640

640
636

636

635
630

Turbidity (NTU)

625

624

620
615
610
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Konsentrasi Biocide (ppm)

Grafik IV.3 Hubungan Konsentrasi Biocide dengan Turbidity Sampel


Hasil analisa untuk sampel dengan penambahan biocide pada
konsentrasi 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; 10 ppm; dan 12 ppm, didapatkan
bahwa kekeruhan (Turbidity) masing-masing konsentrasi yang
dihasilkan sebesar 0,7 NTU; 0,64 NTU; 0,51 NTU; 0,68 NTU; dan 0,59
NTU. Dari data sebelumnya dapat dikatakan bahwa Turbidity setelah
penambahan biocide mengalami penurunan dibandingkan dengan
sampel setelah pengolahan jar test. Berdasarkan Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum
IV-6

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan


kekeruhan untuk air minum yaitu 5 NTU. Turbidity dari sampel setelah
penambahan biocide sesuai dengan range Turbidity tersebut.

Analisa Total Hardness


900
800

780
680

700

530

600
500

Total Hardness (mg/L) 400

350
270

300
200
100
0
2

10 12 14

Konsentrasi Biocide (ppm)

IV-7

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Grafik IV.4 Hubungan Konsentrasi Biocide dengan Total Hardness


Sampel
Hasil analisa untuk sampel dengan penambahan biocide pada
konsentrasi 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; 10 ppm; dan 12 ppm, didapatkan
bahwa total zat padat kesadahan (Hardness) masing-masing
konsentrasi yang dihasilkan sebesar 780 mg/L; 350 mg/L; 530 mg/L;
680 mg/L; dan 270 mg/L. Dari data sebelumnya dapat dikatakan
bahwa Total Hardness setelah penambahan biocide mengalami
kenaikan dibandingkan dengan sampel setelah pengolahan jar test.
Berdasarkan Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum Total Hardness untuk air minum yaitu
500 mg/L. Total Hardness dari sampel setelah penambahan biocide
pada konsentrasi 4 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm tidak sesuai dengan range
Total Hardness tersebut. Sedangkan Total Hardness dari sampel setelah
penambahan biocide pada konsentrasi 6 ppm dan 12 ppm telah sesuai
dengan range Total Hardness tersebut.

Analisa Mikrobiologi

IV-8

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

Turbidity (NTU)
Konsentrasi Biocide (ppm)

Grafik IV.5 Hubungan Penambahan Konsentrasi Biocide dengan


Jumlah Bakteri Sampel
Hasil analisa untuk sampel dengan penambahan biocide pada
konsentrasi 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; 10 ppm; dan 12 ppm, didapatkan
bahwa Mikrobiologi masing-masing konsentrasi yang dihasilkan
sebesar 5.600 sel/mm3; 4.800 sel/mm3; 3.200 sel/mm3; 2.400
sel/mm3; dan 1.600 sel/mm3. Dari data sebelumnya dapat dikatakan
bahwa Mikrobiologi setelah penambahan biocide mengalami penurunan
dibandingkan dengan sampel setelah pengolahan jar test. Berdasarkan
Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan
kualitas air minum Mikrobiologi untuk air minum yaitu 0. Mikrobiologi
dari sampel setelah penambahan biocide tidak sesuai dengan range
IV-9

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan


Mikrobiologi tersebut. Hal ini dikarenakan konsentrasi biocide yang
kurang.

Analisa Bakteri

Gambar IV.1 Gambar Bakteri


Sampel yang dianalisa adalah sampel air danau UNAIR Kampus C
dengan penambahan tawas 25 ppm dan penambahan biocide sebesar 4
ppm. Berdasarkan analisa dari bakteri yang ada pada sampel, seperti
gambar diatas, bahwa bakteri yang terdapat pada sampel berbentuk
melingkar dengan dikelilingi lapisan tipis di bagian luarnya, dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri
protozoa kaki semu (pseudopodia) dengan bentuk coccus (bulat), akan
tetapi nama dan jenis spesiesnya secara tepat belum dapat diketahui.
Berikut adalah contoh lain dari protozoa kaki semu yang hidup di air

IV-10

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan


Gambar IV.2 Iodamoeba butschlii

B. Analisa Secara Fisika


Dari analisa sampel diatas analisa secara fisika dapat meliputi
beberapa parameter:
Warna
Analisa warna pada sampel air danau Unair Kampus C sesuai
dengan standar SNI 01-0220-1987 yang mengatakan bahwa warna
yang ada pada air minum yaitu tidak berwarna, tetapi pada standar
PERMENKES NOMER 492/MENKES/PER/IV/2010 belum melakukan
pengujian parameter.
Bau
Analisa bau pada sampel air danau Unair Kampus C tidak sesuai
dengan standar SNI 01-0220-1987 dan PERMENKES NOMER
492/MENKES/PER/IV/2010 yang mengatakan bahwa bau yang ada
pada air minum yaitu tidak berbau.
Rasa
Analisa rasa pada sampel air danau Unair Kampus C sesuai
dengan standar SNI 01-0220-1987 dan PERMENKES NOMER
492/MENKES/PER/IV/2010 yang mengatakan bahwa rasa yang ada
pada air minum yaitu tidak berasa.

IV-11

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV-12

Program Studi D3 Teknik Kimia


Labolatorium Pengolahan Air Industri
Kimia

Anda mungkin juga menyukai