Anda di halaman 1dari 5

Pahlawan-Pahlawan Nasional

Disusun Oleh:
Maulana A. Fadhil
IV-C / 13

Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini
diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik didefinisikan
sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga
masyarakat lainnya." atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan
negara." Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh
seorang individu, yakni:

Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:

Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/


perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang


pembangunan bangsa dan negara.

Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan


masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya


(tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.

Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.

Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.

Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.

Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak
nilai perjuangannya.

Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap
tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau
bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut.
Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian
diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri dari dua
akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah
menerima sebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh
Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di
ibukota Indonesia Jakarta. Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada
tanggal 10 November.

Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan


Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekrit Presiden No. 241 Tahun
1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis
bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya. Gelar ini digunakan saat
pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti
nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga
dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban
kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil
presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran
mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
151 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru
adalah Abdul Wahab Hasbullah, Djamin Ginting, Muhammad Mangundiprojo, dan Sukarnipada
tahun 2014. Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia,
dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis,
meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana
menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, dan seorang
uskup.
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan,
tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran
menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan
menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.

Pahlawan Nasional Indonesia


Nama

Lahir

Wafat

Keterangan

Penetapan

Provinsi
asal/pengusul

Abdul Halim

1911

1988

Aktivis

2008

Sumatera Barat

2002

Sumatera Utara

1999

Kalimantan

kemerdekaan dan
politisi, Perdana
Menteri
Indonesia
Abdul Haris

1918

2000

Nasution

Jenderal Angkata
n Darat, dua kali
diangkat sebagai
Kepala Staf
Angkatan Darat

Abdul Kadir

1771

1875

Bangsawan
dari Melawi,

Barat

menawarkan
pengembangan
ekonomi,
melakukan
perlawanan
terhadap pasukan
kolonial Belanda
Abdul Malik

1908

1981

Karim

Sarjana Islam dan

2011

Sumatera Barat

1959

Sumatera Barat

1974

D.I. Yogyakarta

2014

Jawa Timur

2005

Sulawesi Selatan

2009

Jawa Barat

penulis

Amrullah
Abdul Muis

1883

1959

Politisi,
kemudian penulis

Abdul

1909

1947

Tokoh awal

Rahman

dalam Angkatan

Saleh

Udara, terbunuh
ketika membawa
keperluan
medis karena
ditembak oleh
Belanda

Abdul

1888

1971

Tokoh Islam,

Wahab

salah seorang

Hasbullah

pendiri Nadhlatul
Ulama

Andi

1918

1947

Bangsawan Bugis,

Abdullah

memimpin

Bau

penyerangan

Massepe

melawan pasukan
Belanda
selama Revolusi
Nasional, seorang
putra dari Andi
Mappanyukki

Achmad
Subarjo

1896

1978

Aktivis
kemerdekaan dan
menteri

pemerintahan
Adam Malik

1917

1984

Jurnalis dan

1998

Sumatera Utara

2007

Sumatera Barat

aktivis
kemerdekaan, Wa
kil Presiden
Indonesia ketiga
Adnan
Kapau Gani

1905

1968

Aktivis
kemerdekaan
yang menjadi
menteri
pemerintahan,
menyeludupkan
senjata untuk
mendukung Revo
lusi Nasional

Anda mungkin juga menyukai