Anda di halaman 1dari 7

Impaksi Gigi

1. Definisi
Impaksi gigi adalah gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya.
Hal ini dapat terjadi karena ketidaktersediaan ruangan yang cukup pada rahang untuk
tumbuhnya gigi dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut.
Secara umum impaksi adalah keadaan jika suatu gigi terhalang erupsi untuk mencapai
kedudukan yang normal. Impaksi gigi dapat berupa gigi yang tumbuhnya terhalang
sebagian atau seluruhnya oleh gigi tetangga, tulang atau jaringan lunak sekitarnya.
Gigi yang impaksi dibedakan menjadi dua keadaan yaitu,
1). Impaksi penuh atau impaksi total adalah gigi yang sama sekali tidak tumbuh di
atas permukaan gusi sehingga sama sekali tidak terlihat kecuali bila
menggunakan rontgen.
2). Impaksi sebagian adalah gigi yang sebagian tumbuh ke permukaan gusi dan tidak
mencapai garis oklusi
2. Klasifikasi Impaksi Gigi
Untuk kebutuhan dan keberhasilan dalam perawatan gigi yang impaksi maka
diciptkanlah berbagai jenis klasifikasi. Beberapa diantaranya sudah umum dijumpai yaitu
klasifikasi menurut Pell dan Gregory, George Winter dan Archer.
A. Klasifikasi Menurut Pell dan Gregory (1933)
a. Berdasarkan hubungan letak gigi molar ketiga terhadap ramus mandibula dan
distal molar kedua bawah.

Klas I
: Dimana terdapat ruangan yang cukup untuk ukuran
mesiodistal mahkota gigi molar ketiga bawah antara ramus

mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua bawah.


Klas II
: Ruangan antara permukaan distal gigi molar kedua
bawah dan ramus mandibula lebih kecil dari ukuran mesiodistal

mahkota gigi molar ketiga bawah.


Klas III: Semua gigi molar ketiga bawah terletak dalam ramus
mandibula.

b. Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang.

Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal.
Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis

oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua.
Posisi C : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis
servikal molar kedua.

Gambar 1. Klasifikasi impaksi molar ketiga rahang bawah menurut Pell dan Gregory
Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan.Misalnya, Klas I tipe B
artinya terdapat ruangan yang cukup untuk ukuran mesiodistal mahkota gigi molar ketiga
bawah antara ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua bawah dan posisi
molar ketiga berada dibawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.
B. Klasifikasi Menurut George Winter
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.Gigi
impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar
kedua. Posisi-posisi meliputi:
1) Vertikal
2) Horizontal
3) Inverted
4) Unusual
5) Mesioangular
6) Distoangular
7) Buccoangular
8) Linguoangular
C. Menurut Archer (1975)
Impaksi pada molar ketiga rahang atas (menurut Archer 1975) dapat diklasifikasikan
menjadi
1). Mesioangular
2). Distoangular
3). Vertikal
4). Horizontal
5). Bukoangular
6). Linguoangular
7). Inverted

Gambar 2. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Rahang Atas Menurut Archer (1975)
Impaksi pada molar ketiga rahang atas juga dapat diklasifikasikan (Archer
1975) berdasarkan kedalaman impaksi terhadap molar kedua. Klasifikasi ini dibagi ke
dalam tiga kategori

Kelas A : Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua.

Kelas B : Bagian terendah gigi molar ketiga berada diatas garis oklusal molar
kedua tapi masih dibawah garis servikal molar kedua.

Kelas C : Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar
kedua atau lebih dalam, bersebelahan atau lebih dalam lagi dari akarnya.

Gambar 3. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Rahang Atas Menurut Archer (1975). Dilihat
Dari Kedalaman Impaksi Terhadap Molar Kedua
3. Cara Menegakkan Diagnosa Impaksi
Ada banyak penderita gigi impaksi.Terkadang diketahui adanya gigi impaksi pada
seseorang diawali karena adanya keluhan, namun tidak semua gigi impaksi menimbulkan
keluhan dan kadang-kadang penderita juga tidak mengetahui adanya kelainan pada gigi
geliginya.Untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi impaksi dapat diketahui dengan
pemeriksaan klinis, meliputi:
1). Keluhan
Keluhan yang ditemukan dapat berupa prikoronitis dengan gejala-gejala:

Rasa sakit di region tersebut


Pembengkakan
Bau mulut
Pembesaran limfonodi sub mandibular
2). Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Ekstra Oral


Pada pemeriksaan ekstra oral yang menjadi perhatian adalah:
o Adanya pembengkakan
o Adanya pembesaran limfenode (KGB)
o Adanya parastesi

Pemeriksaan Intra Oral.


Pada pemeriksaan intra oral yang menjadi perhatian adalah:
o Keadaan gigi, erupsi atau tidak
o Adanya karies, perikoronitis
o Adanya parastesi
o Warna mukosa bukal, labial dan gingival
o Adanya abses gingival
o Posisi gigi tetangga, hubungan dengan gigi tetangga
o Ruang antara gigi dengan ramus (pada molar tiga mandibula)

3). Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan dengan foto rontgen panoramik.

4. Beda Impaksi Gigi dengan Gigi Tidak Erupsi


Gigi tidak erupsi adalah gigi yang tidak menembus mukosa mulut (termasuk gigi
dengan atau tanpa penutupan akar). Semua gigi tidak erupsi nukanlah impaksi.
Kegagalan gigi untuk erupsi dapat dikarenakan adanya crowding lokal atau
keseluruhan. Crowding yang berlebihan dapat disebabkan karena kurang berkembangnya
sebagian atau keseluruhan rahang, atau mungkin timbul akibat gigi yang besar sehingga
banyak mengambil ruangan pada ukuran rahang normal. Pada banyak kasus dapat terjadi
impaksi dan penempatan gigi yang salah.

Gigi tidak erupsi yang multiple terjadi pada kondisi seperti hiperparatiroid dan
cleidocranial dysostosis, meskipun kadang-kadang tidak disebabkan karena adanya
penyakit sistemik. Kejadian ini dapat isebabkan karena faktor keturunan.
Gigi tidak erupsi yang tunggal mungkin terjadi karena beberapa penyebab, seperti
adanya crowding pada lengkung gigi yang terkena atau karena retensi gigi susu
terdahulunya, kehilangan gigi molar susu lebih awal, adanya kista dentigerous, tumor,
celah alveolar atau gigi supernumerary. Sekitar 75% gigi supernumerary adalah tidak
erupsi.

Gambar 4. Rontgen Periapikal Pasien dengan Multiple Uneruption Teeth

DAFTAR PUSTAKA
1. Alamsyah RM, Situmarong N. Dampak gigi molar tiga mandibula impaksi terhadap
kualitas hidup mahasiswa universitas sumatera barat. Dentika Dental Journal
2005;10(2):73-4
2. Chanda MH, Zahbia ZN. Pengaruh bentuk gigi geligi terhadap terjadinya impaksi gigi
molar ketiga rahang bawah. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi 2007;6(2):65-6
3. Pederson GW. Buku ajar praktis bedah mulut 2 nd ed. Alih Bahasa: Purwanto,
Basoeseno. Jakarta: EGC; 1996,hal.61-3

4. Balaji SM. Oral and maxillofacial surgery. Delhi: Elsevier; 2009,p.233-5


5. Fragiskos D. Oral surgery. Editor: Schroder GM, Heidelberg. Alih Bahasa:
Tsitsogianis H. Berlin: Springer;2007,p.155

Anda mungkin juga menyukai