Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN
TERJADINYA PREEKLAMPSIAEKLAMPSIA
Oleh :
Apri Rahmadani, Herlambang
Noerjasin, Aywar Zamri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
preeklampsia-eklampsia di RSUD Raden
Mattaher Jambi tahun 2012. Untuk
mencapai tujuan penelitian, metode
penelitian yang dipakai yaitu kasus
kontrol ( case control study) dengan
matching berdasarkan umur sampel. Dari
hasil
uji
analisis
Chi-Square
menunjukkan
hubungan
antara
primigravida
dan riwayat hipertensi
dengan
terjadinya
preeklampsiaeklampsia (p=0,000). Riwayat hipertensi
merupakan faktor yang paling dominan
yang
mempengaruhi
preeklampsiaeklampsia (OR=17,697). Akan tetapi,
tidak ditemukan adanya hubungan antara
riwayat keluarga (p=1) dan kehamilan
ganda (gemelli) (p=0,612) dengan
terjadinya
preeklampsia-eklampsia.
Kesimpulan yang didapat adalah adanya
hubungan antara primigravida dan
riwayat hipertensi dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
tahun 2012.
Kata kunci : Preeklampsia; eklampsia;
faktor-faktor yang mempengaruhi.
Pendahuluan
Preeklampsia merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas
maternal dan perinatal di seluruh
dunia.1,2 Menurut WHO, UNFPA dan
UNICEF,
preeklampsia-eklampsia

merupakan penyebab utama masalah


kesehatan di negara berkembang. Setiap
tahun, diperkirakan 50.000 kematian ibu
di seluruh dunia3 dan mempengaruhi 5%
- 7% kehamilan di seluruh dunia.2
Kejadian preeklampsia merupakan
kejadian yang bervariasi sesuai dengan
populasi yang diteliti.4 Kematian yang
diakibatkan oleh preeklampsia di negaranegara maju telah turun.5 Akan tetapi,
berbeda pada negara berkembang seperti
Kolombia yang mencapai 42% kematian
ibu akibat preeklampsia.6 Tetapi, tetap
saja merupakan alasan utama bayi
prematur.5,6
Asia
Tenggara
mengalami
penurunan angka kematian ibu dan anak
selama dua dekade terakhir. Akan tetapi,
di Indonesia yang tergabung dalam
ASEAN (Ascociation of Southeast Asian
Nations) mengalami penurunan angka
kematian tersebut masih lambat yang
memiliki tingkat kematian 50 per 1000
kelahiran dibanding dengan negaranegara
lainnya
seperti
Brunei
Darussalam,
Singapura,
Malaysia
memiliki angka kematian di bawah 10 per
1000 kelahiran.7
Pemerintah telah berupaya untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1991 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Namun, untuk mencapai 102 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2015
sebagai tujuan MDGs perlu upaya keras.8
Penyebab utama kematian ibu disamping
perdarahan adalah preeklampsia.7

Gambar 1: Penyebab Kematian Ibu Di


ASEAN.7
Preeklampsia didefinisikan secara
umum sebagai hipertensi dan proteinuria
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
yang
sebelumnya
normal2
yang
1
disebabkan oleh banyak faktor. Pada
kondisi berat, preeklamsia dapat menjadi
eklampsia dengan penambahan gejala
kejang-kejang.9,11 Preeklampsia disebut
juga dengan penyakit teori. Teori yang
dewasa ini banyak dikemukakan sebagai
sebab preeklampsia adalah iskemia
plasenta. Akan tetapi, teori ini tidak
dapat menerangkan semua hal yang
berhubungan dengan penyakit itu.10
Rupanya tidak hanya satu faktor,
melainkan
banyak
faktor
yang
menyebabkan terjadinya preeklampsia

dan eklampsia (multiple causation).


Faktor-faktor yang menyebabkan hal
tersebut
diantaranya
nulipara,
primigravida, genetik, kehamilan ganda,
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, riwayat hipertensi, dan
obesitas.11,12
Wilson et al menyatakan jika
bentuk-bentuk hipertensi diketahui sejak
dini dan ditangani secara tepat maka
penyebab morbiditas dan mortalitas
akibat hipertensi dapat dikurangi.
Apabila anak yang lahir dari ibu
preeklampsia ketika dewasa memiliki
peningkatan risiko hipertensi dan
kardiovaskular
serta
kemungkinan
peningkatan
preeklampsia
pada
kehamilan mereka sendiri.5
Metode penelitian
Desain penelitian ini adalah survey
analitik dengan pendekatan kasus control
dan
matching
berdasarkan
usia.
Penelitian dimulai pada 20 Maret 2012
dan pengambilan data di bangsal
Obstetric dan Ginekologi RSUD Raden
Mattaher Jambi pada 2 - 30 januari
2013. Sampel penelitian berjumlah 152
sampel, yang terdiri dari 76 kasus dan 76
kontrol ibu hamil menjalani rawat inap di
bangsal Obstetri dan Ginekologi RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2012.
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah rekam medik. Data
dianalisis menggunakan uji analilis ChiSquare dan Odds Ratio (OR).

Hasil dan Pembahasan


1. Karakteristik sampel
Tabel 1. Karakteristik sampel pada kasus
Karakteristik Responden
Umur
20-35 tahun
<20 tahun dan > 35
tahun
Primigravida
Multigravida
Primigavida
Riwayat Keluarga
Tidak
Ada
Riwayat
Keluarga
Ada Riwayat Keluarga
Riwayat Hipertensi Tidak
Ada
Riwayat
Hipertensi
Ada Riwayat Hipertensi
Kehamilan Ganda Kehamilan Tunggal
(Gemelli)
Kehamilan
Ganda
(Gemelli)

Jumlah
58
18

%
76,3
23,7

44
32
75

57,9
42,1
98,7

1
44

1,3
57,9

32
73

42,1
96,1

3.9

Jumlah

58
18

76,3
23,7

65
11
76

85,5
14,5
100

73

96,1

3
75

3,9
98,7

1,3

Tabel 2. Karakteristik sampel pada kontrol


Karakteristik Responden
Umur
20-35 tahun
<20 tahun dan > 35
tahun
Primigravida
Multigravida
Primigavida
Riwayat Keluarga
Tidak
Ada
Riwayat
Keluarga
Riwayat Hipertensi Tidak
Ada
Riwayat
Hipertensi
Ada Riwayat Hipertensi
Kehamilan Ganda Kehamilan Tunggal
(Gemelli)
Kehamilan
Ganda
(Gemelli)

Berdasarkan tabel di atas,


disimpulkan
bahwa
karakteristik
sampel dalam penelitian ini meliputi;
umur, primigravida, riwayat keluarga,
riwayat hipertensi, kehamilan ganda
(Gemelli). Hasil penelitian menemukan

bahwa karakteristik sampel penelitian


pada kasus didominasi oleh umur 2035 tahun yang berjumlah 58 (76,3%),
multigravida berjumlah 44 (57.9%),
tidak ada riwayat keluarga berjumlah
75 (98,7%), tidak ada riwayat

hipertensi berjumlah 44 (57,9%),


kehamilan tunggal berjumlah 73
(96,1%). Karakteristik sampel yang
paling dominan pada kasus sama
dengan karektristik yang dominan
pada kontrol. Tetapi, sedikit berbeda
pada jumlah dan persentasenya.
Karateristik yang paling dominan
pada kontrol yaitu umur 20-35 tahun

berjumlah 58 (76,3%), multigravida


berjumlah 65 (85,5%), tidak ada
riwayat keluarga berjumlah 76
(100%), tidak ada riwayat hipertensi
berjumlah 73 (96,1%).
kehamilan
tunggal berjumlah 75 (98,7%).

2. Hubungan primigravida dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia


Tabel 3. Hubungan primigravida dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsiaeklampsia
Kasus
Kontrol
n
%
N
%
Primigravia
Total
Uji Chi-square

Primigravid
a
Multigravida

32

42,1

11

44
76

57,9
100

65
76

Hasil penelitian menemukan


ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia
yang
primigravida
lebih
banyak
jumlahnya pada kelompok kasus
yang berjumlah 32 (42,1%) dari
pada kelompok kontrol yang
berjumlah 11 (14,5%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara primigravida
dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia di Rumah Sakit Umum
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
dan ibu yang primigravida memiliki
resiko 4,298 kali mengalami
terjadinya preeklampsia-eklampsia
dibandingkan dengan ibu yang
multigravida (p=0,000. OR=4,298).
Hasil ini sama dengan teori
yang
menyebutkan
seorang
primigravida
berisiko
untuk
terjadinya
preeklampsiaeklampsia.13,14 dan didapat hal yang

14,5

0,000

OR

(95%
CI)

4,298

1,961
9,419

85,5
100
sama pada penelitian Tsania Q,
yang menyebutkan ada hubungan
yang signifikan antara primigravida
serta memiliki risiko (1,5 kali) untuk
mengalami preeklampsia-eklampsia

(p= 0,000, OR=1,500).15 serta penelitian


yang dilakukan Rozikhan tentang faktorfaktor risiko terjadinya preeklampsia
berat di RS Dr. H. Soewondo Kendal
menyimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara paritas khususnya
primigravida
dengan
kejadian
preeklampsia (p=0,031. OR = 2,2 ).16

3. Hubungan riwayat keluarga dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia


Tabel 4. Hubungan riwayat keluarga dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsiaeklampsia
Kasus
Kontrol
n
%
N
%
1
1,3
0
0
75 98,7 76
100
76 100
76
100

Riwayat
Ada Riwayat keluarga
Tidak Ada Riwayat Keluarga
keluarga
Total
Uji Fisher
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia
hampir
sama jumlahnya baik pada kasus
maupun pada kontrol yaitu pada
kasus ada riwayat keluarga 1
(1,3%) hampir sama pada kontrol 0
(0%). Dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara
riwayat keluarga dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
(p=1,000).

1,000

Hasil ini berbeda teori Chesley dan


Coper
yang
menyebutkan
bahwa
kecenderungan faktor genetik sangat
mungkin diturunkan.11 Hal ini seseuai
dengan penelitian Rozikhan tentang
faktor-faktor
risiko
terjadinya
preeklampsia berat di RS Dr. H.
Soewondo
Kendal
tahun
2007
menyimpulkan bahwa ada hubungan
yang
signifikan
antara
riwayat
keluarga/keturunan dengan kejadian
preeklampsia-eklampsia (p=0,001)(0R=
5,8).16

4. Hubungan riwayat hipertensi dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia


Tabel 5. Hubungan riwayat hipertensi dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia
Kejadian
Preeklampsiaeklampsia
Kasus
Kontrol
N
%
n
%

Riwayat
Hipertensi

Total

Ada
Riwayat
Hipertensi
Tidak Ada
Riwayat
Hipertensi

32

42,1

OR

(95%
CI)

0,000

17,69
7

5,11561,224

3,9

44

57,9

73

96,1

76

100

76

100

Uji Chi-square
Hasil penelitian menemukan
ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia
yang
memiliki riwayat hipertensi lebih
banyak jumlahnya pada kelompok

kasus yang berjumlah 32 (42,1%)


dari pada kelompok kontrol yang
berjumlah 3 (3,9%). Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
hubungan antara riwayat hipertensi
dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia di Rumah Sakit Umum
Raden Mattaher Jambi tahun 2012
dan ibu yang memiliki riwayat
hipertensi akan resiko 17,697 kali
mengalami
terjadinya
preeklampsia-eklampsia
dibandingkan dengan ibu yang
tidak ada riwayat hipertensi
(p=0,000, OR=17,697).
Hasil penelitian ini hampir sama
dengan penelitian Rozikhan tentang
faktor-faktor
risiko
terjadinya

preeklampsia berat di RS Dr. H.


Soewondo
Kendal
yang
menyimpulkan
bahwa
ada
hubungan yang signifikan antara
riwayat hipertensi dengan kejadian
preeklampsia-eklampsia serta ibu
hamil yang mengalami hipertensi
mempunyai risiko 2,98 kali untuk
terjadi
terjadi
preeklampsiaeklampsia dibandingkan dengan
seorang ibu hamil yang tidak ada
riwayat hipertensi(p=0,042, OR=
2,98).16
Hal ini sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa salah
satu faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia-eklampsia
adalah
riwayat hipertensi. Bahaya yang
spesifik pada kehamilan yang
disertai oleh hipertensi adalah
resiko timbulnya preeklampsia yang
mungkin hampir dijumpai 25%
pada wanita ini. Hipertensi dapat
menyebabkan hipertropi ventrikel
dan dekompensatio kordis, cedera
serebrovaskular, atau kerusakan
intrinsik ginjal.11

5. Hubungan kehamilan ganda (Gemelli) dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia


Tabel 6. Hubungan kehamilan ganda (Gemelli) dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia

Kehamilan
Ganda
(Gemelli)
Total
Uji Fisher

Kehamilan Ganda (Gemelli)

Kejadian Preeklampsiaeklampsia
Kasus
Kontrol
N
%
N
%
3
3,9
1
1,3

Kehamilan Tunggal

73

96,1

75

98,7

76

00

76

100

Hasil penelitian menemukan


ibu yang mengalami terjadinya
preeklampsia-eklampsia
hampir
sama jumlahnya baik pada kasus
maupun pada kontrol yaitu pada

0,620

kasus yang mengalami kehamilan


ganda 3 (3,9%) hampir sama pada
kontrol
1
(1,3%).
Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara kehamilan ganda

dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia


di
RSUD
Raden
Mattaher Jambi tahun 2012
(p=0,620).
Hasil penelitian ini hampir
sama dengan penelitian Rozikhan
tentang
faktor-faktor
risiko
terjadinya preeklampsia berat di RS
Dr. H. Soewondo Kendal yang
menyimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara
kehamilan ganda dengan terjadinya
preeklampsia berat (p=0,651).16 Hal
ini berbeda dengan teori yang
menyebutkan kehamilan ganda
(Gemelli) memperlihatkan kejadian
preeklampsia 13% yang secara

bermakna tinggi. Selain itu wanita


dengan kehamilan ganda dan
hipertensi
akibat
kehamilan
memperlihatkan prognosis neonatus
yang lebih buruk dari pada mereka
dengan janin tunggal.11

Kesimpulan:
Adanya hubungan antara
primigravida
dan
riwayat
hipertensi dengan terjadinya
preeklampsia-eklampsia di Rumah
Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi tahun 2012.

Daftar Pustaka
1. Solomon, Caren G. Seely, Ellen W.
Hypertension
in
Pregnancy.
Endocrinol Metab Clin N Am 35
(2006) 157-171.
2. Huppertz,
Berthold.
Placental
Origins
of
Preeklampsia:
Challenging the Current Hipothesis.
Hypertension 2008;51;970-975.
3. WHO, Priority medicines for
mothers and children 2011. (serial
online) 2011 Mar (diakses 31 Okt
2012); 2 (4). Diunduh dari: URL:
www.who.int/medicines/publications
/A4prioritymedicines.pdf
4. Papageorghiou, A T. Editorial;
Predicting
and
preventing
preeclampsia where to next?.
Ultrasound Obstet Gynecol 2008;
31: 367370
5. Kaplan, Norman M. Kaplans
Clinical Hypertension. Edisi ke-9.
2006. Hal. 734.
6. Noris, Marina. Perico, Norberto.
Renuzzi, Giuseppe. Mechanisms Of
Disease:
Preeclampsia.
Preeclampsia.Natural
Clinical
Practice 2005. Hal. 98-114.
12. Detiana, Prilia. Hamil Aman dan
Nyaman di Atas 30 Tahun . Edisi ke-

7. Acuin, Cecilia S. Khor, Geok L.


Liabsuetrakul, Tippawan. Maternal,
Neonatal, and child health in
Southeast Asia: Towards Greater
Regional Collaboration. Lancet
2011: 377; 516-25.
8. Pritasari, Kirana. Kebijakan dan
Strategi Percepatan Sasaran 5
MDGs Dan Pelayananan Kesehatan
Yang mendukung Revitalisasi KB.
Rakernas Pembangunan KB Tahun
2012, 8 Feb 2012. Jakarta.
9. Levine, Richard J. Karumanchi,
Ananth S. Circulating Angiogenic
Faktor In Preeclampsia. Clinical
Obstetrics And Gynocology. Vol; 48,
Num 2, Jun 2005. Hal. 372386.
10. Farag, Khalid. Hassan, Ismail.
Ledger, William L. Prediction of
Preeclampsia:
Can
IT
Be
Achieved?.
Obstetrical
And
Gynecological Survey. 2004 .Vol;
59. Hal. 6.
11. Leveno, Kenneth J. Gant Norman F.
Cunningham, F G. et.,al. Obstetri
Williams. Edisi ke-21. Jakarta:
EGC; 2005. Hal. 625-673.
1.Yogyakarta: Media
2010. hal. 63-68.

Pressindo;

13. Saifuddin,
Abdul
Bari.
Rachimhadhi,
trijatmo.
Wiknjosastro, Gulardi H. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2010. hal 213-220, 531-556.
14. Dikman Muh A, Kristanto Herman,
Jaya AK, et al.., editors. Pedoman
Pengelolaan Hipertensi Dalam
Kehamilan Di Indonesia. Ed ke-2.
2005.

15. Tsania Q. Hubungan antara


Primigravida
Muda
dengan
Kejadian Preeklamsia di RSUD Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak Tahun
2010. Jakarta; 2010.
16.
17. Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko
Terjadinya Preeklampsia Berat di
Rumah Sakit Dr. H. Soewondo
Kendal. Semarang; 2007.

Anda mungkin juga menyukai